Congratulations!

[Valid RSS] This is a valid RSS feed.

Recommendations

This feed is valid, but interoperability with the widest range of feed readers could be improved by implementing the following recommendations.

Source: http://dahlaniskan.wordpress.com/feed/

  1. <?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?><rss version="2.0"
  2. xmlns:content="http://purl.org/rss/1.0/modules/content/"
  3. xmlns:wfw="http://wellformedweb.org/CommentAPI/"
  4. xmlns:dc="http://purl.org/dc/elements/1.1/"
  5. xmlns:atom="http://www.w3.org/2005/Atom"
  6. xmlns:sy="http://purl.org/rss/1.0/modules/syndication/"
  7. xmlns:slash="http://purl.org/rss/1.0/modules/slash/"
  8. xmlns:georss="http://www.georss.org/georss" xmlns:geo="http://www.w3.org/2003/01/geo/wgs84_pos#" xmlns:media="http://search.yahoo.com/mrss/"
  9. >
  10.  
  11. <channel>
  12. <title>Catatan Dahlan Iskan</title>
  13. <atom:link href="https://dahlaniskan.wordpress.com/feed/" rel="self" type="application/rss+xml" />
  14. <link>https://dahlaniskan.wordpress.com</link>
  15. <description>dahlaniskan.wordpress.com</description>
  16. <lastBuildDate>Thu, 12 Jul 2018 07:39:53 +0000</lastBuildDate>
  17. <language>id-ID</language>
  18. <sy:updatePeriod>
  19. hourly </sy:updatePeriod>
  20. <sy:updateFrequency>
  21. 1 </sy:updateFrequency>
  22. <generator>http://wordpress.com/</generator>
  23. <cloud domain='dahlaniskan.wordpress.com' port='80' path='/?rsscloud=notify' registerProcedure='' protocol='http-post' />
  24. <image>
  25. <url>https://secure.gravatar.com/blavatar/943e13c5e32030364b68e87822cefa7ea7d34a7476b4eaf17bc8b8a4252b2a02?s=96&#038;d=https%3A%2F%2Fs0.wp.com%2Fi%2Fbuttonw-com.png</url>
  26. <title>Catatan Dahlan Iskan</title>
  27. <link>https://dahlaniskan.wordpress.com</link>
  28. </image>
  29. <atom:link rel="search" type="application/opensearchdescription+xml" href="https://dahlaniskan.wordpress.com/osd.xml" title="Catatan Dahlan Iskan" />
  30. <atom:link rel='hub' href='https://dahlaniskan.wordpress.com/?pushpress=hub'/>
  31. <item>
  32. <title>Piala Dunia untuk Celeng</title>
  33. <link>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/12/piala-dunia-untuk-celeng/</link>
  34. <comments>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/12/piala-dunia-untuk-celeng/#comments</comments>
  35. <dc:creator><![CDATA[PramudyaUta]]></dc:creator>
  36. <pubDate>Thu, 12 Jul 2018 00:04:07 +0000</pubDate>
  37. <category><![CDATA[Catatan Dahlan Iskan]]></category>
  38. <guid isPermaLink="false">http://dahlaniskan.wordpress.com/?p=1979</guid>
  39.  
  40. <description><![CDATA[Kamis, 12 Juli 2018 Oleh: Dahlan Iskan Celeng membawa durian runtuh: untuk pemerintah Thailand. Sejak melakukan kudeta militer tiga tahun lalu baru sekali ini dapat pujian internasional. Berhasil menangani pemain bola remaja yang tergabung dalam klub Babi Hutan. Alias Celeng. Sudah tiga tahun tidak ada kebebasan pers di sana. Tidak ada kebebasan bicara. Tidak boleh &#8230; <a href="https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/12/piala-dunia-untuk-celeng/">Baca lebih lanjut <span class="meta-nav">&#8594;</span></a>]]></description>
  41. <content:encoded><![CDATA[<p><strong>Kamis, 12 Juli 2018</strong><br />
  42. Oleh: Dahlan Iskan</p>
  43. <p><img class="featured_image wp-post-image jetpack-lazy-image--handled" title="" src="https://i2.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/9953512-3x2-700x467.jpg?fit=700%2C467" alt="Piala Dunia untuk Celeng" width="700" height="467" /></p>
  44. <p>Celeng membawa durian runtuh: untuk pemerintah Thailand. Sejak melakukan kudeta militer tiga tahun lalu baru sekali ini dapat pujian internasional. Berhasil menangani pemain bola remaja yang tergabung dalam klub Babi Hutan. Alias Celeng.<br />
  45. Sudah tiga tahun tidak ada kebebasan pers di sana. Tidak ada kebebasan bicara. Tidak boleh kumpul-kumpul. Semua dikendalikan secara ketat oleh militer.</p>
  46. <p>Tidak ada lagi demokrasi. Janji lama tinggal janji: akan segera diadakan pemilu yang demokratis. Lagu Brury Pesolima lebih tepat diputar di sana: semangka berdaun kekuasaan.</p>
  47. <p>Maka soal yang tidak ada hubungannya dengan politik pun jadi politik. Wartawan dijauhkan dari mulut gua Tham Luang. Petugas sangat pelit bicara –off the record sekali pun. Sampai kemarin nama-nama pemain bola remaja itu tetap: Celeng 1, Celeng 2 sampai Celeng 12. Disesuaikan dengan urutan penyelamatan. Mirip kode rahasia dalam operasi militer.</p>
  48. <p>Tapi Alhamdulillah. Amitaba. Amitohu: semua anggota Klub Celeng selamat. Hanya berat badan mereka rata-rata turun 2 Kilogram. Sangat kurang makan selama sembilan hari pertama. Demikian juga asisten pelatihnya. Si Kepala Celeng.</p>
  49. <p>Kini, tawaran membanjiri mereka. FIFA mengudang untuk menyaksikan final piala dunia. Di Moskow. Kyle Walker, bintang timnas Ingrris minta alamat: akan kirim jersey tim Inggris. Salah satu remaja tersebut ternyata mengenakan kaus tim nasional Inggris.</p>
  50. <p>Ada juga yang mengenakan kaus tim Real Madrid: tapi belum ada tawaran kiriman jerseynya. Mungkin masih sedih: CR-7 nya pindah ke Juventus. Dengan kontrak 105 juta Euro. Sekitar… ah malas mengkonversikannya ke rupiah. Terlalu banyak nolnya. Yang jelas 15 juta Euro lebih banyak dari kontraknya di Madrid.</p>
  51. <p>Maschester United juga mengundang mereka: untuk nonton Liga Inggris. Di stadion Old Trafford. Bahkan sekalian dengan semua tim penyelamat. MU seperti takut didahului tim Leichester City. Yang pemiliknya orang Thailand.</p>
  52. <p>Messi, Neymar dan pemain dunia lainnya pada posting simpati. Di tweeter mereka masing-masing. Presiden Donald Trump juga. Yang mungkin mengira sepakbola itu mirip lomba ratu kecantikan. Yang tiap peserta membawa dua bola –di dada mereka. Sampai orang Amerika tidak mau menerjemahkan sepakbola dengan foot ball. Sepak bola diterjemahkan menjadi soccer. Yang asal katanya socc: payudara yang bundar –menurut kamus asal-asalan.</p>
  53. <p>”Mereka tidak mungkin ke Moskow,” ujar penguasa Thailand. ”Mereka masih harus di rumah sakit,” tambahnya.</p>
  54. <p>Padahal kalau 12 remaja itu ditanya, saya yakin yang ingin pergi ke Moskow 24. Menyusul Bonita (Bonek Wanita) Via Vallen yang sudah terbang ke Moskow. ”Mereka biar nonton di layar tv saja,” ujar penguasa.</p>
  55. <p>Sebenarnya ada alasan yang lebih mendasar: mereka tidak akan bisa pergi ke luar negeri. Asisten pelatih itu ternyata diketahui tidak punya KTP. Tidak punya kewarganegaraan. Tidak punya negara. Demikian juga tiga di antara remaja itu: tidak punya kewarganegaraan. Tidak mungkin bisa mengurus paspor.</p>
  56. <p>Mereka adalah penduduk pegunungan. Di pojok perbatasan tiga negara: Thailand, Myanmar dan Tiongkok. Mereka dari suku minoritas Thai Lue. Yang sudah berada di situ turun-temurun. Bahkan mungkin sejak sebelum ada negara. Bagi suku ini batas negara itu tidak ada. Semua ini tanah Tuhan.</p>
  57. <p>Ribuan orang yang statusnya mirip mereka itu.</p>
  58. <p>Yang jelas orang tua mereka boleh bepergian di dalam negeri. Termasuk untuk menengok anaknya. Di rumah sakit ibukota propinsi. Dari jarah jauh. Dibatasi oleh kaca jendela.</p>
  59. <p>Mereka sendiri memang bangga dengan julukan Celeng: larinya cepat, pemberani, nekat, dan berlemak. Celeng berbeda dengan babi piaraan: gendut, malas dan banyak lemaknya.</p>
  60. <p>Keberanian itu yang membuat mereka berani bertualang ke gua yang berbahaya itu: panjang (12 km), bercabang-cabang, berliku, naik turun, melebar-menyempit dan ini dia: di beberapa bagian turunnya sangat dalam.</p>
  61. <p>Saat hujan bagian yang rendah itu penuh air. Air mengisolasi bagian-bagian lain: menjadi ruang-ruang yang terpisah.</p>
  62. <p>Hujan musim monsoon sekarang ini menciptakan gambaran itu. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab: siapa yang punya inisiatif pertama. Pernahkah mereka memasuki gua di desanya itu. Mengapa tidak memperhitungkan musim monsoon. Mengapa mereka berada di titik sejauh itu: 4 km dari mulut gua. Adakah air masuk yang membuat mereka menjauh. Atau justru mereka sudah mau keluar tapi terhalang air.</p>
  63. <p>Pertanyaan terpenting adalah: bagaimana perasaan mereka. Selama sembilan hari di dataran hanya seluas 10 meter persegi. Yang sekelilingnya air. Yang air itu bisa terus naik. Mempersempit dataran itu. Bagaimana hidup dalam gelap: sembilan hari. Tanpa tahu bahwa itu sembilan hari. Tidak tahu kapan malam tiba. Tanpa tahu kapan akan ada orang tahu. Mengapa mereka begitu optimis bahwa suatu saat nanti akan ada orang menemukan. Bagaimana mereka mengatasi basahnya badan. Dinginnya udara. Lembabnya cuaca dalam gua. Sumuknya musim monsoon.</p>
  64. <p>Sabarlah. Penguasa di sana tidak bisa diduga. Musim ‘monsoon politik’ tampaknya masih akan lama.(dis)</p>
  65. ]]></content:encoded>
  66. <wfw:commentRss>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/12/piala-dunia-untuk-celeng/feed/</wfw:commentRss>
  67. <slash:comments>5</slash:comments>
  68. <media:content url="https://1.gravatar.com/avatar/d9dabdcd706399db4a3ccb77a0f8075b9e433a6997f5c9c2f2968a013495f2ba?s=96&#38;d=https%3A%2F%2F1.gravatar.com%2Favatar%2Fad516503a11cd5ca435acc9bb6523536%3Fs%3D96&#38;r=G" medium="image">
  69. <media:title type="html">pramudyaputrautama</media:title>
  70. </media:content>
  71.  
  72. <media:content url="https://i2.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/9953512-3x2-700x467.jpg?fit=700%2C467" medium="image">
  73. <media:title type="html">Piala Dunia untuk Celeng</media:title>
  74. </media:content>
  75. </item>
  76. <item>
  77. <title>Tim Celeng Happy Ending</title>
  78. <link>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/11/tim-celeng-happy-ending/</link>
  79. <comments>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/11/tim-celeng-happy-ending/#respond</comments>
  80. <dc:creator><![CDATA[PramudyaUta]]></dc:creator>
  81. <pubDate>Wed, 11 Jul 2018 00:00:15 +0000</pubDate>
  82. <category><![CDATA[Catatan Dahlan Iskan]]></category>
  83. <guid isPermaLink="false">http://dahlaniskan.wordpress.com/?p=1944</guid>
  84.  
  85. <description><![CDATA[Rabu, 11 Juli 2018 Oleh: Dahlan Iskan Mulai besok 12 remaja pegunungan pedalaman Thailand ini sudah tidak akan dipanggil Celeng 1, Celeng 2, Celeng 3 sampai Celeng 12 lagi. Para remaja itu memang tergabung dalam klub sepakbola di desa mereka. Nama klubnya: Wild Boars. Alias babi hutan. Alias celeng. ”Celeng 2 sudah keluar dari mulut &#8230; <a href="https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/11/tim-celeng-happy-ending/">Baca lebih lanjut <span class="meta-nav">&#8594;</span></a>]]></description>
  86. <content:encoded><![CDATA[<p><strong>Rabu, 11 Juli 2018</strong><br />
  87. Oleh: Dahlan Iskan<br />
  88. <img class="featured_image wp-post-image jetpack-lazy-image--handled" title="" src="https://i0.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/celeng-1.jpg" alt="Tim Celeng Happy Ending" width="700" /></p>
  89. <p>Mulai besok 12 remaja pegunungan pedalaman Thailand ini sudah tidak akan dipanggil Celeng 1, Celeng 2, Celeng 3 sampai Celeng 12 lagi.</p>
  90. <p>Para remaja itu memang tergabung dalam klub sepakbola di desa mereka. Nama klubnya: Wild Boars. Alias babi hutan. Alias celeng.</p>
  91. <p>”Celeng 2 sudah keluar dari mulut gua,” begitu kode yang resmi dipakai tim penyelamat.</p>
  92. <p>”Celeng 1 sedang diperiksa dokter.”</p>
  93. <p>Di rumah sakit pun nama-nama asli mereka disembunyikan. Diganti celeng nomor berapa.</p>
  94. <p>Penguasa Thailand yang tidak demokratis memang  berhasil merahasiakan semua itu. Menunggu selesainya penyelamatan 12 celeng dan asisten pelatih mereka itu. Dari dalam gua Tham Luang.</p>
  95. <p>Penyelamatan itu sudah sukses besar. Kemarin sore. Semua yang terperangkap sudah dilarikan ke rumah sakit ibukota provinsi Chiang Rai.</p>
  96. <p>Siapa Celeng 1 yang sesungguhnya segera tidak menjadi rahasia. Demikian juga Celeng-Celeng nomor berikutnya.</p>
  97. <p>Elon Musk, bos besar Tesla, ikut hadir di perbatasan Thailand-Myanmar-Yunnan itu.  Dua hari di sana. Bahkan ikut masuk gua. Sampai ke rongga 3. Dua kilometer dari mulut gua. Rongga 3 ini belakangan sudah diubah menjadi posko. Pos penyelamatan terdekat.</p>
  98. <p>Elon Musk sampai menciptakan kapal selam mini. Yang bahannya dari material liquid. Yang terbukti cocok untuk kendaraan angkasanya. Tapi kapal selam Elon Musk ini tidak sampai perlu dipakai.</p>
  99. <p>Missi yang awalnya diperkirakan mustahil itu selesai dalam tiga hari. Atau 17 hari sejak mereka terjebak di dalam gua 23 Juni lalu.</p>
  100. <p>Padahal semula diperkirakan sangat sulit. Paling cepat empat hari. Bahkan sudah disiapkan skenario terburuk: tiga bulan. Menunggu selesainya musim monsoon.</p>
  101. <p>Mereka masuk terowongan: 23 Juni.</p>
  102. <p>Ditemukan penyelam Inggris: 2 Juli.</p>
  103. <p>Seorang penyelamat tewas: 6 Juli.</p>
  104. <p>Penyelamatan pertama 4 remaja: 8 Juli.</p>
  105. <p>Penyelamatan kedua, 2 remaja: 9 Juli.</p>
  106. <p>Penyelamatan ketiga, 4 remaja: 10 Juli siang.</p>
  107. <p>Penyelamatan terakhir: 2 remaja dan asisten pelatih: 10 Juli sore.</p>
  108. <p>Semua remaja itu ditutup matanya. Saat dikeluarkan dari gua. Tidak ada hubungannya dengan petak umpet. Melainkan untuk melindungi mata mereka. Setelah 15 hari dalam gua. Sembilan hari di antaranya dalam kegelapgulitaan.</p>
  109. <p>Setelah tiba di rumah sakit tutup mata itu diganti kaca mata hitam. Sampai mata mereka dinyatakan sehat untuk melihat cahaya di luar gua.</p>
  110. <p>Untung saja mereka remaja. Olahragawan pula. Kondisi badannya cukup baik. Hanya dua yang parunya terganggu. Sedang asisten pelatihnya, yang dikeluarkan terakhir, juga dalam keadaan sehat.</p>
  111. <p>Mereka adalah celeng-celeng perkasa. Tidak sia-sia mereka mengadopsi nama binatang yang sudah mulai ada di dunia sejak 2.500 juta tahun lalu itu.</p>
  112. <p>Ketika Celeng 12 berhasil dikeluarkan dari gua selesailah drama remaja dalam gua labirin ini.</p>
  113. <p>Celeng, awalnya hanya ada di kepulauan Sunda. Mencakup Indonesia sampai Malaysia. Tapi akhirnya sampai juga ke Thailand.</p>
  114. <p>Bahkan di Shangrila, Yunnan Utara, saya melihat celeng yang digembala bersama domba: makanan celeng itu juga hanya rumput belaka.</p>
  115. <p>Saya khawatir nama kode itu akan terus terbawa menjadi nama mereka sampai tua. (dis)</p>
  116. ]]></content:encoded>
  117. <wfw:commentRss>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/11/tim-celeng-happy-ending/feed/</wfw:commentRss>
  118. <slash:comments>0</slash:comments>
  119. <media:content url="https://1.gravatar.com/avatar/d9dabdcd706399db4a3ccb77a0f8075b9e433a6997f5c9c2f2968a013495f2ba?s=96&#38;d=https%3A%2F%2F1.gravatar.com%2Favatar%2Fad516503a11cd5ca435acc9bb6523536%3Fs%3D96&#38;r=G" medium="image">
  120. <media:title type="html">pramudyaputrautama</media:title>
  121. </media:content>
  122.  
  123. <media:content url="https://i0.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/celeng-1.jpg" medium="image">
  124. <media:title type="html">Tim Celeng Happy Ending</media:title>
  125. </media:content>
  126. </item>
  127. <item>
  128. <title>Tim yang Sama untuk Gua yang Sama</title>
  129. <link>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/10/tim-yang-sama-untuk-gua-yang-sama/</link>
  130. <comments>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/10/tim-yang-sama-untuk-gua-yang-sama/#comments</comments>
  131. <dc:creator><![CDATA[PramudyaUta]]></dc:creator>
  132. <pubDate>Tue, 10 Jul 2018 00:00:31 +0000</pubDate>
  133. <category><![CDATA[Catatan Dahlan Iskan]]></category>
  134. <guid isPermaLink="false">http://dahlaniskan.wordpress.com/?p=1946</guid>
  135.  
  136. <description><![CDATA[Selasa, 10 Juli 2018 Oleh: Dahlan Iskan Kenapa nama empat remaja itu dirahasiakan? Yang berhasil diselamatkan tahap satu itu? Dari jebakan gua Tham Luang, di pedalaman Thailand itu? Tentu karena yang sembilan lagi masih belum berhasil dikeluarkan. Agar tidak banyak pertanyaan: mengapa, mengapa, mengapa… Lebih seribu wartawan juga tidak bisa dapat bocoran. Media hanya memanggil &#8230; <a href="https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/10/tim-yang-sama-untuk-gua-yang-sama/">Baca lebih lanjut <span class="meta-nav">&#8594;</span></a>]]></description>
  137. <content:encoded><![CDATA[<p><strong>Selasa, 10 Juli 2018</strong><br />
  138. Oleh: Dahlan Iskan<br />
  139. <img class="featured_image wp-post-image jetpack-lazy-image--handled" title="" src="https://i0.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/disway-thaicaverescue2.jpg" alt="Tim yang Sama untuk Gua yang Sama" width="700" /><br />
  140. Kenapa nama empat remaja itu dirahasiakan? Yang berhasil diselamatkan tahap satu itu? Dari jebakan gua Tham Luang, di pedalaman Thailand itu?</p>
  141. <p>Tentu karena yang sembilan lagi masih belum berhasil dikeluarkan. Agar tidak banyak pertanyaan: mengapa, mengapa, mengapa…</p>
  142. <p>Lebih seribu wartawan juga tidak bisa dapat bocoran. Media hanya memanggil mereka Remaja 1, Remaja 2, Remaja 3 dan Remaja 4. Yang pasti: keempatnya sehat. Kuat.</p>
  143. <p>Rupanya untuk tahap satu dipilih yang paling sehat yang diselamatkan dulu. Yang menjamin suksesnya evakuasi ini. Untuk menaikkan moral secara umum.</p>
  144. <p>Ibarat adu tendangan penalti. Penendang pertama harus sekelas Messi.</p>
  145. <p>Semua itu serba spekulasi. Wartawan memang diisolasi. Mereka memang diberitakan berkumpul di depan mulut gua.</p>
  146. <p>Tapi yang disebut ‘di depan mulut gua’ itu adalah satu kilometer dari mulut gua. Wartawan diisolasi di sebuah sekolahan di situ. Sekolah diliburkan. Tim sepakbola remaja desa itu lagi jadi berita dunia. Sejak mereka terperangkap dalam gua.</p>
  147. <p>Bocoran paling berharga hanya: dari empat remaja itu yang tiga orang dilarikan dengan helikopter. Ke rumah sakit Chiang Rai. Ibukota propinsi. Yang jaraknya 70 km dari gua. Hanya memerlukan penerbangan 15 menit.</p>
  148. <p>Seorang lagi, dinaikkan ambulan. Sejauh kurang satu jam perjalanan. Wartawan tidak bisa melihatnya. Hanya mendengar ngoeng…. ngoeng… sirine ambulan. Atau deru helikopter.</p>
  149. <p>Wartawan juga tidak tahu: kapan pemain sepakbola remaja lainnya itu diselamatkan. Hujan musim monsoon terus berderai.</p>
  150. <p>Sepanjang hari Senin kemarin. Memang hujannya hanya renyai-renyai. Tapi cukup menganggu.</p>
  151. <p>Rencananya Senin kemarin dituntaskan. Semua remaja dan asisten pelatihnya itu harus sudah bebas.</p>
  152. <p>Persiapan sudah lebih baik. Remaja yang tersisa dilatih. Latihan bagaimana melakukan perjalanan penyelamatan. Sejauh 4 km.</p>
  153. <p>Di dalam gua juga tidak lagi gelap. Sudah ada penerangan darurat. Juga sudah ada makanan. Minuman. Oksigen.</p>
  154. <p>Tali sepanjang 4 km juga sudah dibentang. Antara lokasi remaja itu dengan mulut gua. Tali ini sangat penting untuk pegangan. Juga untuk arah.</p>
  155. <p>Setiap dua penyelam akan menggandeng satu remaja.</p>
  156. <p>Dari pengalaman penyelam Inggris yang hebat itu diperlukan waktu 4 jam: dari mulut gua ke lokasi remaja itu. Untuk kembali ke mulut gua diperlukan waktu lima jam lagi.</p>
  157. <figure id="attachment_6009" class="wp-caption alignnone"><figcaption class="wp-caption-text"></figcaption></figure>
  158. <figure id="attachment_6009" class="wp-caption alignnone"><img class="size-large wp-image-6009 jetpack-lazy-image jetpack-lazy-image--handled" src="https://i2.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/ilustrasiabc.jpg" alt="" width="700" /><figcaption class="wp-caption-text">Ilustrasi proses penyelamatan dengan cara menyelam dipandu seutas tali. (image courtesy abc news)</figcaption></figure>
  159. <p>Penyelamatan empat remaja pertama hari Minggu lalu memberikan banyak pelajaran.</p>
  160. <p>Waktu itu bisa dipercepat satu jam. Ini karena air di dalam gua agak berkurang: oleh pompa raksasa dan oleh hujan yang kelelahan.</p>
  161. <p>Tapi semua itu tidak bisa untuk patokan. Ada dua kesulitan di dalam gua. Kesulitan pertama, ada bagian gua yang menyempit. Hampir hanya pas untuk ukuran badan. Penyelam Inggris itu harus melepaskan tabung oksigen. Agar bisa lolos dari bagian yang menyempit itu.</p>
  162. <p>Kesulitan kedua, ada satu lokasi yang dasar guanya menanjak. Menanjaknya tidak begitu berat. Tapi di ujung tanjakan itu tiba-tiba curam.<br />
  163. Menuruninya harus hati-hati. Juga licin.</p>
  164. <p>Jadi, kapan sisa delapan remaja itu?</p>
  165. <p>Sampai jam makan siang kemarin belum ada penyelam yang terjun ke dalam genangan di mulut gua. Atau sengaja dirahasiakan. Tapi perjalanan p/p itu memakan waktu sekitar 9 jam.</p>
  166. <p>Kalau pun kemarin siang ada tim yang memasuki gua, hasilnya baru diketahui tadi malam. Saat disway.id sudah deadline.</p>
  167. <p>Rasanya penyelamatan ini akan berhasil: tim yang kemarin  diminta masuk gua lagi. Merekalah yang sudah tahu lika-likunya. Agar tidak ada kesalahan baru.</p>
  168. <p>Sebanyak 50 penyelam dari 18 negara kumpul di mulut gua. Yang ini, mulut gua beneran. Demikian juga 13 orang dokter.</p>
  169. <p>Satu dokter bertanggungjawab satu remaja. Pemeriksaan pertama adalah pernafasan. Lalu suhu badan.</p>
  170. <p>Baru setelah itu dilarikan ke rumah sakit. Yang paling dikhawatirkan adalah virus kelelawar. Di dalam gua biasanya banyak tahi kelelawar.</p>
  171. <p>Kalau tadi malam penyelamatan ini sukses maka luar biasa. Bagaimana 12 remaja berkumpul di satu dataran yang hanya 10 m2, yang dikelilingi air, yang setiap saat airnya bisa naik, yang gelap gulita, selama 9 hari 9 malam, tidak ada kabar dari luar, tidak ada kepastian apakah keberadaan mereka diketahui. Dan seterusnya.</p>
  172. <p>Maka, seperti kemarin, setelah membaca disway.id jam 5 pagi ini cepat-cepatlah cari info. Begitu dapat lantas gantian: beritahulah saya. Seperti kemarin: jam 5 pagi saya sudah diberitahu pembaca disway. Bahwa sudah ada empat remaja yang diselamatkan.</p>
  173. <p>Ketika saya menulis ini ada kabar baru dari Thailand: sudah delapan yang berhasil diselamatkan. Amitaba. Amitohu.</p>
  174. <p>Saya setuju dengan para pembaca disway: asisten pelatih itu luar biasa. Bisa mengendalikan remaja asuhannya itu begitu sabar dan tawakkal. Tawakkal ala Budha.</p>
  175. <p>Saya ikut berdoa untuk mereka. Tapi mungkin ada juga yang berdoa mudah-mudahan tim sepakbola mereka tidak bisa mengalahkan Indonesia. (dis)</p>
  176. <p><em>Catatan admin: Prioritas penyelamatan anak yang terkuat terlebih dahulu merupakan rencana awal dari otoritas Thailand. Namun, pada detik terakhir ada skenario baru setelah Dr Richard Harris, seorang anaesthetist dan expert cave diver berhasil menjangkau dan melakukan pemeriksaan medis pada ke-12 anak dan pelatihnya.</em></p>
  177. <p><em>Setelah melakukan check-up, Dr Harris menemukan bahwa beberapa anak terlalu lemah kalau harus tetap berada di gua, meskipun sudah menjalankan program pemulihan di daklam gua. Dr Harris lalu mendesak pemerintah Thailand untuk secepat mungkin mengeluarkan anak-anak yang paling lemah. Skenario mana yang akhirnya dijalankan masih simpang siur.</em></p>
  178. ]]></content:encoded>
  179. <wfw:commentRss>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/10/tim-yang-sama-untuk-gua-yang-sama/feed/</wfw:commentRss>
  180. <slash:comments>2</slash:comments>
  181. <media:content url="https://1.gravatar.com/avatar/d9dabdcd706399db4a3ccb77a0f8075b9e433a6997f5c9c2f2968a013495f2ba?s=96&#38;d=https%3A%2F%2F1.gravatar.com%2Favatar%2Fad516503a11cd5ca435acc9bb6523536%3Fs%3D96&#38;r=G" medium="image">
  182. <media:title type="html">pramudyaputrautama</media:title>
  183. </media:content>
  184.  
  185. <media:content url="https://i0.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/disway-thaicaverescue2.jpg" medium="image">
  186. <media:title type="html">Tim yang Sama untuk Gua yang Sama</media:title>
  187. </media:content>
  188.  
  189. <media:content url="https://i2.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/ilustrasiabc.jpg" medium="image" />
  190. </item>
  191. <item>
  192. <title>Drama Remaja Dalam Gua</title>
  193. <link>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/09/drama-remaja-dalam-gua/</link>
  194. <comments>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/09/drama-remaja-dalam-gua/#respond</comments>
  195. <dc:creator><![CDATA[PramudyaUta]]></dc:creator>
  196. <pubDate>Mon, 09 Jul 2018 00:00:24 +0000</pubDate>
  197. <category><![CDATA[Catatan Dahlan Iskan]]></category>
  198. <guid isPermaLink="false">http://dahlaniskan.wordpress.com/?p=1950</guid>
  199.  
  200. <description><![CDATA[Senin, 09 Juli 2018 Oleh: Dahlan Iskan Ini seperti kisah-kisah petualangan remaja ala Enid Blyton. Sejumlah anak remaja masuk gua. Terjebak di dalamnya. Berhari-hari. Orang tua mereka cemas. Pahlawan tidak segera datang. Tapi ini sungguhan. 12 remaja beneran ini sudah dua minggu terjebak dalam gua beneran. Terperangkap. Minggu kemarin lebih 1.000 wartawan beneran berkumpul di &#8230; <a href="https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/09/drama-remaja-dalam-gua/">Baca lebih lanjut <span class="meta-nav">&#8594;</span></a>]]></description>
  201. <content:encoded><![CDATA[<p><strong>Senin, 09 Juli 2018</strong><br />
  202. Oleh: Dahlan Iskan<br />
  203. <img class="featured_image wp-post-image jetpack-lazy-image--handled" src="https://i0.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/disway-thai-cave.jpg" alt="Drama Remaja Dalam Gua" width="700" /><br />
  204. Ini seperti kisah-kisah petualangan remaja ala Enid Blyton. Sejumlah anak remaja masuk gua. Terjebak di dalamnya. Berhari-hari. Orang tua mereka cemas. Pahlawan tidak segera datang.</p>
  205. <p>Tapi ini sungguhan. 12 remaja beneran ini sudah dua minggu terjebak dalam gua beneran. Terperangkap.</p>
  206. <p>Minggu kemarin lebih 1.000 wartawan beneran berkumpul di depan gua. Sejak beberapa hari sebelumnya. Tagihan tilpon saya pasti membengkak. Kisah ini terlalu dramatik untuk dilewatkan. Saya harus menuliskannya. Dari jarak jauh. Dari Samarinda.</p>
  207. <p>Drama ini bermula tanggal 23 Juni lalu. Hari Sabtu. Saat Korea Selatan melawan Mexico. Di babak penyisihan Piala Dunia Russia.</p>
  208. <p>Saat itu satu tim sepakbola remaja di pedalaman Thailand giat berlatih. Kampung mereka di pegunungan. Sulit dijangkau. Di perbatasan antara Thailand dan Myanmar. Dekat kampung mereka ada gua terkenal: Tham Luang.</p>
  209. <p>Panjangnya 10 km. Bercabang. Berbelok. Mulut guanya kecil. Di dalamnya melebar-menyempit. Dasar guanya naik-turun.</p>
  210. <p>Pelatih 12 anak itu lagi absen. Hari itu tim diasuh asisten pelatih berumur 25 tahun: Ekapol. Nama panjangnya sulit dieja: Ekapol Chanthawong.<br />
  211. Sebelum sesi latihan Ekapol mengajak anak asuhnya rekreasi sambil bertualang: masuk gua. Ini penting. Untuk pembentukan kekuatan mental  pemain sepakbola.</p>
  212. <p>Salah seorang remaja itu, Pheeraphat, dipesani khusus oleh orangtuanya: habis latihan agar cepat pulang. Malam itu adalah malam ulangtahunnya yang penting: sweet seventeen. Umurnya 16 tahun. Tapi dihitung 17 untuk tahun Thailand. Yang punya kalender sendiri.</p>
  213. <p>Orang tua Pheeraphat sudah masak-masak. Dan beli kue ultah. Juga sudah mengundang kerabat.<br />
  214. Tapi sampai matahari tenggelam Pheeraphat belum pulang. Tamu mulai berdatangan. Kepanikan mulai muncul. Ditelepon tidak ada nada sambung.</p>
  215. <p>Sesama orang tua saling terhubung. Sama-sama bingung. Sama-sama gagal kontak. Satu-satunya anggota tim yang bisa tersambung mengecewakan: hari itu ia tidak ikut latihan.</p>
  216. <p>Pelatih utama tim sepakbola desa itu ikut panik. Tapi juga gagal mengontak asistennya. ”Sejak pagi saya sudah berpesan padanya agar hati-hati. Agar naik sepedanya di posisi paling belakang. Untuk bisa mengawasi anak asuh,” ujar sang pelatih pada para orang tua.</p>
  217. <p>Sampai tengah malam tidak ada kabar. Usia anak-anak itu antara 11 sampai 16 tahun. Kepanikan kian tinggi. Hujan deras tidak henti-hentinya. Pegunungan itu kian mencekam.</p>
  218. <p>Bulan Juli-Agustus adalah musim moonson. Kita, di negara tropis, hanya mengenal musim kemarau dan musim hujan. Dunia belahan utara dan selatan hanya mengenal empat musim: dingin, semi, panas, gugur.</p>
  219. <p>Tapi di belahan dunia tertentu mengenal musim moonson: India, Pakistan, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Kamboja, Vietnam, Tiongkok bagian selatan. Yakni di wilayah antara dua musim dan empat musim.</p>
  220. <p>Di musim moonson seperti ini hujan, badai, banjir dan taifun hampir terjadi setiap hari. Simaklah berita tv. Selalu ada banjir besar di negara-negara itu.</p>
  221. <p>Musim moonson adalah musim yang paling tidak enak di wilayah-wilayah tersebut. Kebalikan dari kenyamanan di Sumba. Bukan saja terlalu basah. Tapi udaranya juga sangat humid. Sumuk. Kemringet. Hen men. Swety. Jangan ke Thailand dan sekitarnya di musim seperti ini. Ke Sumba saja.</p>
  222. <p>Sampai sekian hari itu tidak ada yang tahu kalau anak mereka sebenarnya terjebak di dalam gua. Tidak ada yang mendengar rencana ke gua. Tidak ada yang menyangka anak mereka diajak ke gua di musim moonson.</p>
  223. <p>Keesokan harinya keberadaan mereka masih gaib. Hujan masih tercurah dari langit yang hitam. Hari-hari berikutnya tetap gaib. Satu negara ikut heboh. Mistis ikut mewarnai.</p>
  224. <p>Akhirnya ada yang menemukan sepeda mereka. Di mulut gua. Yang tergenang air.</p>
  225. <figure id="attachment_5994" class="wp-caption alignnone"><img class="size-full wp-image-5994 jetpack-lazy-image jetpack-lazy-image--handled" src="https://i0.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/36019_THAmissingboyscavedivers20182506AP_1529983329573.jpg" alt="" width="700" /><figcaption class="wp-caption-text">Sepasang sepatu bola tergeletak di dekat sepeda di mulut goa Tham Luang (Image via AP /AP)</figcaption></figure>
  226. <p>Hampir dipastikan 12 remaja dan satu asisten pelatih itu ada di dalam gua. Kalau begitu masihkah mereka hidup? Bagaimana cara memasuki gua yang mulutnya tertutup air? Apakah mereka punya makanan? Seberapa jauh mereka memasuki gua?</p>
  227. <p>Diskusi publik pun beralih: dari di mana mereka ke bagaimana cara menolong mereka. Tiap hari berita di Thailand didominasi drama gua ini. Seperti tidak ada piala dunia di sana. Tim Prancis, tim Inggris kalah populer dengan tim sepakbola desa pegunungan ini.</p>
  228. <p>Ketika drama ini menjadi berita internasional tim penyelamat dunia turun tangan. Memperkuat tim penyelamat bentukan pemerintah. Anggota tim umumnya para penyelam. Dari angkatan laut. Dan profesional.</p>
  229. <p>Penyelamat dari berbagai negara tertantang. Mereka berdatangan. Menawarkan pertolongan. Terkumpul tim penyelamat dari sembilan negara: Tiongkok, Australia, Inggris, Russia, Amerika dan sebagainya. Bahkan bos besar Tesla ikut turun tangan: Elon Musk. Ia menawarkan alat pendeteksi. Bagaimana keadaan alam di dalam gua. Juga menawarkan mega baterai.</p>
  230. <p>Hari silih berganti. Jalan keluar tidak segera ditemukan. Publik gemes. Orang tua mereka pada lemes.</p>
  231. <p>Akhirnya didatangkan pompa raksasa. Untuk menguras air di mulut gua.</p>
  232. <p>Pompa bekerja 24 jam sehari. Air yang dipompa keluar sudah mencapai 128 juta liter. Mulut gua tidak juga terbuka. Hujan moonson tidak kunjung berhenti.</p>
  233. <p>Maka muncul ide melakukan pertolongan dalam bentuk lain: mengebor gunung di atas gua itu. Tujuannya: agar ada udara masuk. Siapa tahu mereka kekurangan oksigen. Yang akan membuat mereka mati lemas.</p>
  234. <p>Satu tim pendahuluan mencari lokasi pengeboran. Mereka menaiki terjalnya gunung. Kendaraan mereka tergelincir. Masuk jurang. Semua mengalami cedera. Meski tidak ada yang tewas.</p>
  235. <p>Pada hari kesepuluh datang pahlawan baru: dua penyelam penyelamat dari Inggris. Nama mereka: Richard Stanton dan John Volanthen. Umur 50 dan 40 tahun. Yang satu petugas pemadam kebakaran. Satunya lagi teknisi internet. Tapi keduanya kompak: lebih menyukai petualangan dan penyelamatan.</p>
  236. <p>Keduanya menjauh dari wartawan. Ketika banyak yang ingin populer, keduanya tidak mau diwawancara. ”Saya ke sini untuk berbuat. Bukan untuk bicara,” katanya singkat.</p>
  237. <p>Lalu menyelam.<br />
  238. Memasuki mulut gua.<br />
  239. Lenyap ke dalam kegelapan.</p>
  240. <p>Berhasil! Keduanya menemukan 12 remaja itu. Dan asisten pelatih mereka.</p>
  241. <figure id="attachment_5996" class="wp-caption alignnone"><img class="size-full wp-image-5996 jetpack-lazy-image jetpack-lazy-image--handled" src="https://i2.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/382460.jpg" alt="" width="700" /><figcaption class="wp-caption-text">Setim sepakbola ditemukan selamat setelah terperangkap 9 hari di dalam goa (Image via EPA)</figcaption></figure>
  242. <p>Mereka itu terjebak di rongga ketiga di dalam gua itu. Duduk-duduk di atas tanah yang agak tinggi. Dikelilingi genangan air. Luas tanah gundukan itu hanya sekitar 10m2. Sangat sempit. Gelap. Pengap.</p>
  243. <p>Mereka masih hidup. Semua. Masih tidak kelihatan lemah. Atau frustrasi. Atau panik. Padahal sembilan hari sudah. Terjebak di dalam gua. Tanpa tahu apakah akan ada jalan keluarnya.</p>
  244. <p>Dua orang itu membawa makanan. Juga membawa harapan. Keberadaan mereka direkam. Masing-masing menyampaikan pesan kepada orang tua. Dalam bentuk rekaman video.</p>
  245. <p>Mereka juga diminta menulis surat. Untuk masing-masing keluarga. Tapi umumnya hanya menulis pendek. Mengabarkan keadaan mereka baik-baik saja.</p>
  246. <p>Sang asisten pelatih menulis agak panjang: berjanji akan terus bersama anak asuhnya, memperhatikan mereka dan yang utama meminta maaf pada semua orang tua mereka.</p>
  247. <p>Semua itu dibawa ke luar gua. Kegembiraan lantas melanda seluruh negara. Hujat dan caci  berganti puja dan puji.</p>
  248. <figure id="attachment_6014" class="wp-caption alignnone"><img loading="lazy" class="wp-image-6014 size-full jetpack-lazy-image jetpack-lazy-image--handled" src="https://i2.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/tulisan-tangan-pelatih.jpg?resize=653%2C897" alt="" width="653" height="897" /><figcaption class="wp-caption-text">Tulisan tangan dari dalam gua. Baris pertama dari Chanin “Tun” Wiboonrungrueng, 11, menulis: “Ayah, ibu, jangan kuatir aku baik-baik saja. Bilang ke Yord, siap-siap bawakan ayam goreng untuk kumakan.” Baris selanjutnya Ekapol, sang pelatih, menulis: “Untuk semua orangtua, anak-anak sekarang baik-baik saja, Aku berjanji aku akan menjaga mereka sebaik mungkin. Aku juga berterima kasih atas semua support. Aku juga minta maaf ke semua orang tua.” Baris ketiga, Ekapol menulis pesan pada bibi dan neneknya untuk memasak makanan kesukaannya, jadi kalau dia keluar dia bisa memakannya. (Image source: Thai Navy Facebook)</figcaption></figure>
  249. <p>Publik sepakat: mental anak-anak mereka kuat berkat asisten pelatih itu. Asisten itulah yang terus mengajarkan optimisme pada anak asuhnya. Mengajarkan sabar. Mengajarkan doa.</p>
  250. <p>Mengajarkan tenggang rasa. Membagi makanan yang ada sehemat-hematnya. Secara merata. Agar tidak ada yang rebutan makanan. Atau yang kuat dapat makanan lebih banyak.</p>
  251. <p>Makanan itu sangat terbatas. Hanya yang dibeli untuk mengulangtahuni teman mereka: Pheeraphat. Sebelum masuk gua sang asisten membeli makanan kecil untuk ulang tahun itu.</p>
  252. <p>Asisten pelatih ini memang bukan pemuda biasa. Ia ditinggalkan mati ayahnya. Saat umurnya baru 10 tahun. Lalu memutuskan untuk mengabdi di jalan Tuhan: sekolah bikhu Budha. Lalu tumbuh menjadi bikhu remaja.</p>
  253. <p>Tapi ibunya sakit keras. Ia harus merawat ibunya. Ia pamit meninggalkan pagoda. Untuk sembahyang yang sebenarnya: melayani ibunya. Sampai ibunya meninggal dunia.</p>
  254. <p>Lalu jadi pembina remaja di kampungnya.</p>
  255. <p>Publik percaya di dalam gua itu sang asisten terus menguatkan anak-anaknya.</p>
  256. <p>Tim penyelamat Inggris itu justru melihat sang asistenlah yang fisiknya lemah. Diduga ia yang paling sedikit mengambil jatah makannya. Selama sembilan hari itu sang asisten lebih banyak puasa.</p>
  257. <p>Fakta baru kemudian ditemukan. Cadangan oksigen ternyata sangat tipis.</p>
  258. <p>Seorang mantan penyelam angkatan laut Thailand jibaku. Akan masuk ke mulut gua itu. Pemerintah mengijinkan. Atas dasar reputasi orang ini.<br />
  259. Nama: Saman Kunan.<br />
  260. Umur: 38 tahun.<br />
  261. Prestasi: Juara 4 kali lomba petualang. Selalu ikut kejuaraan petualangan. Peraih tropi menyeberangi sungai Kwai.</p>
  262. <p>Dengan oksigen cukup Saman memasuki air di mulut gua. Membawa banyak oksigen untuk para remaja itu.</p>
  263. <p>Satu hari ditunggu. Tidak ada kabar dari Saman. Ternyata Saman meninggal. Kehabisan oksigen. Drama pun bertambah seru. Satu pahlawan telah ikut jadi bintang.</p>
  264. <p>Minggu kemarin ribuan orang berkumpul di depan gua. Wartawannya saja lebih seribu orang. Sudah dua hari ini tidak ada hujan. Hanya mendung menggelayut seperti tersangkut jaring superman.</p>
  265. <p>Kemarin adalah hari terbaik untuk penyelamatan akhir. Kalau tidak, mendung itu akan runtuh. Musim moonson belum lewat. Air dalam gua bisa-bisa naik lagi. Mengancam daratan kecil yang dihuni para remaja itu.</p>
  266. <p><img loading="lazy" class="alignnone size-full wp-image-5997 jetpack-lazy-image jetpack-lazy-image--handled" src="https://i0.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/9953986-3x2-700x467.jpg?resize=700%2C467" alt="" width="700" height="467" /></p>
  267. <p>”Mereka berada 1,5 km dari mulut gua,” ujar penyelam Inggris itu. ”Saya harus menyelam di air sekitar separo dari jarak itu,” tambahnya.</p>
  268. <p>Akankah hari Minggu kemarin menjadi hari kemerdekaan mereka? Kita tunggu beritanya sekarang ini. Saat Anda menjadi pembaca pertama Disway.id Senin subuh ini. (dis)</p>
  269. ]]></content:encoded>
  270. <wfw:commentRss>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/09/drama-remaja-dalam-gua/feed/</wfw:commentRss>
  271. <slash:comments>0</slash:comments>
  272. <media:content url="https://1.gravatar.com/avatar/d9dabdcd706399db4a3ccb77a0f8075b9e433a6997f5c9c2f2968a013495f2ba?s=96&#38;d=https%3A%2F%2F1.gravatar.com%2Favatar%2Fad516503a11cd5ca435acc9bb6523536%3Fs%3D96&#38;r=G" medium="image">
  273. <media:title type="html">pramudyaputrautama</media:title>
  274. </media:content>
  275.  
  276. <media:content url="https://i0.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/disway-thai-cave.jpg" medium="image">
  277. <media:title type="html">Drama Remaja Dalam Gua</media:title>
  278. </media:content>
  279.  
  280. <media:content url="https://i0.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/36019_THAmissingboyscavedivers20182506AP_1529983329573.jpg" medium="image" />
  281.  
  282. <media:content url="https://i2.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/382460.jpg" medium="image" />
  283.  
  284. <media:content url="https://i2.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/tulisan-tangan-pelatih.jpg?resize=653%2C897" medium="image" />
  285.  
  286. <media:content url="https://i0.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/9953986-3x2-700x467.jpg?resize=700%2C467" medium="image" />
  287. </item>
  288. <item>
  289. <title>Trend Baru: Bayar Bagasi Apa Lagi</title>
  290. <link>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/08/trend-baru-bayar-bagasi-apa-lagi/</link>
  291. <comments>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/08/trend-baru-bayar-bagasi-apa-lagi/#comments</comments>
  292. <dc:creator><![CDATA[PramudyaUta]]></dc:creator>
  293. <pubDate>Sun, 08 Jul 2018 00:00:33 +0000</pubDate>
  294. <category><![CDATA[Catatan Dahlan Iskan]]></category>
  295. <guid isPermaLink="false">http://dahlaniskan.wordpress.com/?p=1958</guid>
  296.  
  297. <description><![CDATA[Minggu, 8 Juli 2018 Oleh: Dahlan Iskan Pelopornya: bandara Hongkong. Korbannya: bukan Anda. Sementara ini yang jadi korban adalah perusahaan penerbangan. Entahlah kalau airlines akan meneruskan beban baru ini kepada penumpang. Kelak. Meneruskan atau tidak mestinya saya tidak perlu peduli. Manajemen bandara Hongkong bikin beban baru: untuk bagasi. Satu bagasi sekali pun. Tiap bagasi harus &#8230; <a href="https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/08/trend-baru-bayar-bagasi-apa-lagi/">Baca lebih lanjut <span class="meta-nav">&#8594;</span></a>]]></description>
  298. <content:encoded><![CDATA[<p><strong>Minggu, 8 Juli 2018</strong><br />
  299. Oleh: Dahlan Iskan<br />
  300. <img class="featured_image wp-post-image jetpack-lazy-image--handled" title="" src="https://i2.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/hongkong-airport.jpg" alt="Trend Baru: Bayar Bagasi Apa Lagi" width="700" /></p>
  301. <p>Pelopornya: bandara Hongkong. Korbannya: bukan Anda. Sementara ini yang jadi korban adalah perusahaan penerbangan. Entahlah kalau airlines akan meneruskan beban baru ini kepada penumpang. Kelak.</p>
  302. <p>Meneruskan atau tidak mestinya saya tidak perlu peduli. Manajemen bandara Hongkong bikin beban baru: untuk bagasi. Satu bagasi sekali pun. Tiap bagasi harus dipungut biaya. Ongkos membawanya dari perut pesawat. Ke tempat pengambilan bagasi. Atau dari tempat check-in ke perut pesawat.</p>
  303. <p>Mulai berlaku: tanggal 6 Juli 2018.</p>
  304. <p>Biaya: tiap bagasi HKD 1,32. Atau sekitar Rp 3.000.</p>
  305. <p>Itu memang uang receh. Dan bandara Hongkong rupanya ingin juga mengincar uang receh.</p>
  306. <p>‘Otak uang’ memang beda dengan otak-otak. Kelihatannya Rp 3 ribu rupiah. Tapi lihat perkaliannya: tiap hari ada 80.000 bagasi yang turun di Hongkong. Setahun harus dikalikan 75 juta penumpang. Asumsinya: tiap penumpang membawa satu bagasi.<br />
  307. Hasil perkalian itu: setiap tahun bandara Hongkong bisa dapat tambahan pemasukan sekitar Rp 200 miliar. Tujuh tahun: Rp 1,4 triliun.</p>
  308. <p>Pelajaran baiknya: jangan abaikan uang receh.</p>
  309. <p>Lihatlah: berapa kali Anda terima foto atau video atau ucapan good morning di HP Anda. Biaya kirimnya mungkin hanya Rp 1 rupiah. Tapi coba kalikan. Ratusan miliar rupiah setahun.</p>
  310. <p>Memang bandara Hongkong tidak berurusan dengan penumpang. Bandara memungut itu ke perusahaan penerbangan. Tentu, yang terakhir itu pada protes. Tapi tetap saja tidak akan berani tidak terbang ke Hongkong.</p>
  311. <p>Bandara Hongkong sebenarnya sudah kaya. Bahkan menjadi bandara paling laba di dunia. Lihat angka ini: tahun lalu labanya hampir USD 1,5 miliar. Tepatnya: USD 1,46 miliar. Atau hampir Rp 20 triliun.</p>
  312. <p>Pelajaran terbaik kedua: orang itu kian kaya kian rakus. Kian ingin lebih kaya.<br />
  313. Tujuannya: agar menjadi yang terkaya.<br />
  314. Itu pandangan negatifnya.<br />
  315. Sudut positifnya: agar bisa memberikan pelayanan lebih baik.</p>
  316. <p>Seperti kasus bandara Hongkong ini. Berkat pelayanannya yang hebat jumlah penumpangnya naik terus. Tahun ini akan mencapai 75 juta orang. Kian banyak saja pesawat yang ingin mendarat di Hongkong.</p>
  317. <p>Akibatnya: landasannya kurang. Padahal sudah punya dua landasan. Harus membangun landasan ketiga. Biayanya: HKD 140 miliar. Atau hampir Rp 400 triliun.</p>
  318. <p>Begitu mahal?</p>
  319. <p>Tentu. Bandara Hongkong itu dibangun di pulau kecil. Tanahnya sudah habis. Harus bikin daratan baru. Di laut yang cukup dalam.</p>
  320. <p>Kalau Anda lagi mendarat di Hongkong (dari arah barat), tengoklah ke kiri. Anda tentu melihat: kegiatan proyek di laut itu. Itulah proyek pembuatan landasan ketiga.</p>
  321. <p>Peluang besar: harga pasir membumbung tinggi. Anda bisa jualan pasir ke Hongkong.</p>
  322. <p>Setidaknya bagasi Anda telah ikut mewujudkan landasan ketiga itu.</p>
  323. <p>Tapi saya, tidak akan seperti Anda. tidak ikut menyumbang.</p>
  324. <p>Mengapa?</p>
  325. <p>Saya jarang membawa bagasi.(dis)</p>
  326. ]]></content:encoded>
  327. <wfw:commentRss>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/08/trend-baru-bayar-bagasi-apa-lagi/feed/</wfw:commentRss>
  328. <slash:comments>1</slash:comments>
  329. <media:content url="https://1.gravatar.com/avatar/d9dabdcd706399db4a3ccb77a0f8075b9e433a6997f5c9c2f2968a013495f2ba?s=96&#38;d=https%3A%2F%2F1.gravatar.com%2Favatar%2Fad516503a11cd5ca435acc9bb6523536%3Fs%3D96&#38;r=G" medium="image">
  330. <media:title type="html">pramudyaputrautama</media:title>
  331. </media:content>
  332.  
  333. <media:content url="https://i2.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/hongkong-airport.jpg" medium="image">
  334. <media:title type="html">Trend Baru: Bayar Bagasi Apa Lagi</media:title>
  335. </media:content>
  336. </item>
  337. <item>
  338. <title>Serba Ada di Samarinda</title>
  339. <link>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/07/serba-ada-di-samarinda/</link>
  340. <comments>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/07/serba-ada-di-samarinda/#comments</comments>
  341. <dc:creator><![CDATA[PramudyaUta]]></dc:creator>
  342. <pubDate>Sat, 07 Jul 2018 00:00:21 +0000</pubDate>
  343. <category><![CDATA[Catatan Dahlan Iskan]]></category>
  344. <guid isPermaLink="false">http://dahlaniskan.wordpress.com/?p=1952</guid>
  345.  
  346. <description><![CDATA[Sabtu, 07 Juli 2018 Oleh: Dahlan Iskan Saya video kamar VIP istri saya. Saya kirimkan ke teman saya. Yang di Singapura. Juga yang di Tiongkok. “Benarkah itu rumah sakit di Samarinda?,” ujar mereka. Keduanya pernah ke Samarinda. Hampir sepuluh tahun lalu. Saat Samarinda masih gelap: sering mati lampu. ”Kelihatannya lebih bagus dari kamar Anda di &#8230; <a href="https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/07/serba-ada-di-samarinda/">Baca lebih lanjut <span class="meta-nav">&#8594;</span></a>]]></description>
  347. <content:encoded><![CDATA[<p><strong>Sabtu, 07 Juli 2018</strong><br />
  348. Oleh: Dahlan Iskan<br />
  349. <img class="featured_image wp-post-image jetpack-lazy-image--handled" title="" src="https://i2.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/disway-samarinda.jpg" alt="Serba Ada di Samarinda" width="700" /><br />
  350. Saya video kamar VIP istri saya. Saya kirimkan ke teman saya. Yang di Singapura. Juga yang di Tiongkok. “Benarkah itu rumah sakit di Samarinda?,” ujar mereka.</p>
  351. <p>Keduanya pernah ke Samarinda. Hampir sepuluh tahun lalu. Saat Samarinda masih gelap: sering mati lampu.</p>
  352. <p>”Kelihatannya lebih bagus dari kamar Anda di RS Singapura itu,” ujar teman saya yang Singapura. Dalam bahasa Inggris.</p>
  353. <p>”Hahaha…lebih bagus dari kamar Anda di lantai 10 RS Tianjin …” komentar teman Tiongkok saya. Dalam bahasa Mandarin.</p>
  354. <p>”Padahal tarifnya hanya 25 persennya,” jawab saya. Dengan kepala membesar.</p>
  355. <p>Maka tidak menyesal saya membatalkan ini: membawa istri ke Singapura. Meski sudah terlanjur bikin janji dengan dokter di sana.</p>
  356. <p>Tentu dunia kedokteran tidak boleh hanya adu penampilan fisiknya. Kualitas layanannya ikut menentukan. Juga peralatannya. Dan yang utama kualitas medikalnya.</p>
  357. <p>Saya tentu tidak ingin memperjudikan istri saya. Sekedar untuk kebanggaan kampung halaman. Begitu tiba di RS Wahab Syachrani ini saya kelilingi fasilitasnya. Saya kuat-kuatkan kaki saya. Rumah sakit ini tanahnya 33 ha.</p>
  358. <p>Ternyata memang jauh di atas bayangan saya: kamar operasinya 26! Rumah sakit di daerah yang dulu begitu terpencil punya OK begitu banyaknya. Dengan AC sentral.</p>
  359. <p>Sudah mampu pula melakukan operasi jantung: tiap hari. Punya MRI. Punya CT scan yang 126 slice. Coba tanya di kota Anda: siapa yang punya 126 slice. Masih ada dua lagi yang di bawah itu.</p>
  360. <p>Untuk kanker pun sudah punya petscan. Hanya ada empat rumah sakit di Indonesia yang memiliki petscan. Kota sebesar Surabaya pun belum punya. Bahkan belum ada rencana punya. Baru sebatas ingin punya.</p>
  361. <p>Dengan petscan itu benih kanker sekecil 2 mm pun sudah bisa dideteksi. Sedangkan untuk terapinya jangan kaget: sudah punya radio nuklir. Pasien yang terkena kanker teroid diterapi radio nuklir. Lalu dimasukkan ruang isolasi selama tiga hari.</p>
  362. <p>Ruang ini sangat khusus: terisolasi dari radiasi nuklir. Pembuatan ruangnya harus atas pengawasan Bapeten: badan yang bertanggung jawab untuk keamanan nuklir.</p>
  363. <p>Penggunaannya juga harus seijin Bapeten. RS Wahab Syachrani Samarinda ini punya enam ruang isolasi seperti itu. Enam. Edan.</p>
  364. <p>Saya pun mantap: menyerahkan istri saya pada tim dokter di kampung kelahiran istri saya itu. Yang sudah 40 tahun ditinggalkannya itu.</p>
  365. <p>Saya pun berdiskusi dengan tim dokternya: dokter Boyke Soebhali, dokter Kuntjoro Yakti, dokter Satria Sewu, dokter Moh Furqon dan dokter Teddy Ferdinand Indrasutanto. Juga melihat alat yang bernama FURS: pencari posisi batu ginjal yang bisa fleksibel. Bisa belok-belok mencari di slempitan mana batu itu berada.</p>
  366. <p>Dokter Rachim Dinata, sang kepala rumah sakit, hadir: memperkenalkan dokter-dokter itu. Lalu menyilahkan kami diskusi sendiri. Rachim Dinatalah di balik semua prestasi itu. Ia dokter ahli bedah. Lulusan Universitas Padjadjaran Bandung. Kini dokter Rachim telah membalik dunia: dari kuno ke modern.</p>
  367. <p>Tidak hanya alat dan fisiknya. Tapi juga sistem dan SDM-nya.</p>
  368. <p>Penghasilan dokter di rumah sakit ini empat kali lipat dari penghasilan dokter di rumah sakit kota saya. Dokter Rachim menyebutkan angka-angkanya. Tapi biarlah imajinasi menuliskan angkanya sendiri.</p>
  369. <p>Dokter Rachim menerapkan sistem prestasi. Di atas hirarkhi. Di atas senioritas. Di atas penampilan fisik.</p>
  370. <p>Dokter Boyke misalnya: lebih bertampang rocker daripada dokter. Rambutnya dibiarkan gondrong. Celananya jean. Bawaannya ransel. Mainannya gitar.</p>
  371. <p>Suatu saat pasien yang sok terdidik bertanya padanya: apakah ia mahasiswa yang lagi magang. Si pasien terperanjat ketika akhirnya tahu: yang ditanya itu adalah dokter spesialis urologi.</p>
  372. <p>”Ada empat dokter yang gondrong di sini,” ujar dr Nurliana Andriati Noor. ”Yang penting kegondrongannya tidak menganggu kerja dokternya,” tambah dokter  Nana.</p>
  373. <p>Di akhir diskusi saya putuskan: saya serahkan istri saya kepada tim dokter. Lakukan apa pun yang terbaik menurut dokter. Saya tandatangani dua pernyataan: setuju dibius total dan setuju dilakukan operasi. Jadwal ditetapkan: keesokan harinya. Jam 9 pagi.</p>
  374. <p>Istri saya pernah operasi syaraf tulang belakang. Akibat HNP, 20 tahun lalu. Saya diajak Prof Hafidz Surabaya untuk ikut masuk ruang operasi. Tiga tahun lalu istri saya operasi ganti lutut. Saya diajak dokter Dwikora Surabaya ikut masuk ruang operasi. Kemarin, saya diajak dokter Boyke masuk ruang operasi.</p>
  375. <p>Saya pun bisa melihat bagaimana FURS masuk ke ginjal. Lalu dibelok-belokkan. Memasuki ruang-ruang yang ada di dalam ginjal. Mencari di mana batu itu sembunyi.</p>
  376. <p>Ketemu: satu batu. Lalu FURS itu diajak menjelajah ruang-ruang lain dalam ginjal. Ketemu: satu lagi. Lebih besar. Total: dua batu.</p>
  377. <p>Yang satu batu lagi sudah dikeluarkan di Surabaya dua minggu lalu. Yang posisinya sudah di saluran kencing. Yang sudah bernanah. Yang menyebarkan infeksi ke seluruh tubuh. Yang membuat istri saya koma. Yang memaksa saya mendadak pulang dari Amerika.</p>
  378. <p>Dokter Boyke terus menggerakkan alatnya. Diiringi lagu-lagu barat. Yang ia setel dari stock yang ada di HP-nya.</p>
  379. <p>Anak ‘wedok’ saya, Isna Fitriana, mendekatkan mulutnya ke telinga saya. ”Wow… kegemaran dokter Boyke rupanya sama dengan saya: lagu-lagu Bon Jovi,” bisik anak wedok saya itu.</p>
  380. <p>Ternyata dokter Boyke juga seperti anak saya itu: gemar bersepeda. Bahkan sepedanya sama: merk Wdnsdy. Baca: Wednesday. Yang diproduksi oleh Azrul Ananda. Anak sulung saya.</p>
  381. <p>Oleh dokter Boyke batu yang lebih kecil itu diusik. Dipindahkan dari tempatnya. Dijadikan satu dengan batu yang lebih besar. Saya pikir mau dihancurkan bersamaan. Ternyata tidak. Hanya dibandingkan ukurannya. Lalu batu yang lebih kecil dimasukkan jaring. Yang dipasang di ujung alatnya. Jaring ditarik.</p>
  382. <p>Ternyata ukuran batu itu lebih kecil dari saluran air kencing. Maka batu pun  dikeluarkan. Tidak dihancurkan.</p>
  383. <p>Yang besar pun kemudian dijaring. Dicoba ditarik. Ternyata lebih besar dari saluran kencing. Maka batu itu dikembalikan lagi ke tempat asalnya: akan ditembak dengan laser.</p>
  384. <p>Saya pikir batu itu akan langsung hancur saat dilaser. Ternyata laser itu hanya mencuil-cuil batu. Maka lasernya terus ditembakkan. Ratusan cuilan terlepas dari batu. Lama-lama batunya tinggal secuil. Menembaknya kian sulit. Cuilan terakhir itu lari-lari. Terbawa arus air yang disemprotkan: untuk mendinginkan bagian ginjal di sekitar laser yang sangat panas.</p>
  385. <p>Selesai. Satu jam persis.</p>
  386. <figure id="attachment_5982" class="wp-caption alignnone"><img class="size-full wp-image-5982 jetpack-lazy-image jetpack-lazy-image--handled" title="" src="https://i0.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/WhatsApp-Image-2018-07-06-at-18.19.12.jpeg" alt="" width="700" /><figcaption class="wp-caption-text">Peralatan terkait FURS dan laser di ruang operasi.</figcaption></figure>
  387. <p>Cuilan-cuilan batu itu ukurannya sebutir pasir. Akan keluar bersama air kencing.<br />
  388. Satu jam kemudian istri saya sudah kembali di kamar yang lebih baik dari lantai 10 RS Tianjin tadi.</p>
  389. <p>”Saya ingin lihat batunya,” ujar istri saya. Maka saya serahkan batu yang tidak dihancurkan tadi. Juga satu cuilan batu sebesar pasir hasil tembakan laser.</p>
  390. <p>Istri saya memang sempat berharap dokter Boyke kecele: tidak menemukan batunya. Mengapa? Dua hari sebelumnya istri saya merebus kelapa hijau muda. Lalu meminum airnya. Keesokan harinya dia rebus lagi kelapa hijau muda. Diminum lagi.</p>
  391. <p>Dengan cara itu dia harapkan batu bisa keluar sendiri. Seperti yang banyak dishare di media sosial.</p>
  392. <p>Ternyata fakultas kedokteran  tidak bisa digantikan kelapa hijau rebus.(dis)</p>
  393. <p><em>Foto atas: tim dokter RS WAHAB Syahranie Samarinda melakukan operasi istri saya.</em></p>
  394. ]]></content:encoded>
  395. <wfw:commentRss>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/07/serba-ada-di-samarinda/feed/</wfw:commentRss>
  396. <slash:comments>1</slash:comments>
  397. <media:content url="https://1.gravatar.com/avatar/d9dabdcd706399db4a3ccb77a0f8075b9e433a6997f5c9c2f2968a013495f2ba?s=96&#38;d=https%3A%2F%2F1.gravatar.com%2Favatar%2Fad516503a11cd5ca435acc9bb6523536%3Fs%3D96&#38;r=G" medium="image">
  398. <media:title type="html">pramudyaputrautama</media:title>
  399. </media:content>
  400.  
  401. <media:content url="https://i2.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/disway-samarinda.jpg" medium="image">
  402. <media:title type="html">Serba Ada di Samarinda</media:title>
  403. </media:content>
  404.  
  405. <media:content url="https://i0.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/WhatsApp-Image-2018-07-06-at-18.19.12.jpeg" medium="image" />
  406. </item>
  407. <item>
  408. <title>Perang Itu Dimulai Besok Pagi</title>
  409. <link>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/06/perang-itu-dimulai-besok-pagi/</link>
  410. <comments>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/06/perang-itu-dimulai-besok-pagi/#comments</comments>
  411. <dc:creator><![CDATA[PramudyaUta]]></dc:creator>
  412. <pubDate>Fri, 06 Jul 2018 00:00:54 +0000</pubDate>
  413. <category><![CDATA[Catatan Dahlan Iskan]]></category>
  414. <guid isPermaLink="false">http://dahlaniskan.wordpress.com/?p=1956</guid>
  415.  
  416. <description><![CDATA[Jumat, 06 Juli 2018 Oleh: Dahlan Iskan Nanti malam. Ya. Nanti malam.Pukul 00.00. Perang itu harus dimulai. Sudah tidak ada lagi langkah mundur. Tidak sempat lagi negosiasi. Perang dagang Amerika-Tiongkok ini harus dimulai: Amerika mengenakan tarif masuk 25 persen. Untuk sejumlah barang Tiongkok yang diekspor ke sana. Terutama baja dan alumunium. Yang nilainya mencakup USD &#8230; <a href="https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/06/perang-itu-dimulai-besok-pagi/">Baca lebih lanjut <span class="meta-nav">&#8594;</span></a>]]></description>
  417. <content:encoded><![CDATA[<p><strong>Jumat, 06 Juli 2018</strong><br />
  418. Oleh: Dahlan Iskan<br />
  419. <img class="featured_image wp-post-image jetpack-lazy-image--handled" src="https://i0.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/tradewar2.jpg" alt="Perang Itu Dimulai Besok Pagi" width="700" /><br />
  420. Nanti malam. Ya. Nanti malam.Pukul 00.00. Perang itu harus dimulai. Sudah tidak ada lagi langkah mundur. Tidak sempat lagi negosiasi.</p>
  421. <p>Perang dagang Amerika-Tiongkok ini harus dimulai: Amerika mengenakan tarif masuk 25 persen. Untuk sejumlah barang Tiongkok yang diekspor ke sana. Terutama baja dan alumunium. Yang nilainya mencakup USD 200 miliar.</p>
  422. <p>Tiongkok membalas. Akan mengenakan hal yang sama. Nilai yang sama. Hanya barangnya yang beda: hasil pertanian dan kebun buah.</p>
  423. <p>Mula-mula hanya sebatas ancam-mengancam. Gertak-menggertak. Lalu dicoba negosiasi. Tiongkok kirim delegasi tingkat tinggi ke Washington DC. Dua kali. Amerika kirim delegasi tingkat tinggi juga. Ke Beijing. Dua kali.<br />
  424. Hasilnya seperti Inggris lawan Colombia. Tapi tidak ada perpanjangan waktu. Tidak ada adu penalti.</p>
  425. <p>Belum ada pemenang. Justru kian buruk. Begitu Tiongkok membalas, Presiden Trump naik darah. Seperti merasa dilawan anak kecil yang nakal. Trump mengancam menaikkan lagi tarif itu. Tambah 10 persen lagi.</p>
  426. <p>Tapi Tiongkok juga tidak takut. Hanya beberapa jam kemudian sudah memutuskan: akan memberi balasan yang setara. Kali ini meluas ke barang seperti pesawat terbang. Boeingnya Amerika khawatir. Tidak dibeli Tiongkok lagi.</p>
  427. <p>Presiden Prancis ke Beijing. Prancis punya Airbus. Yang setara Boeingnya Amerika. Kanselir Jerman ke Tiongkok. Presiden India dan Russia menemui Xi Jinping.  Mereka bersekutu: melawan Trump.</p>
  428. <p>Waktu manuver habis. Tanggal 6 Juli pun tiba: saat dimulainya  tarif baru. Nanti malam.</p>
  429. <p>Sama-sama menetapkan mulai perang tanggal 6 Juli tapi ada persoalan teknis. Jam di Tiongkok lebih cepat 12 jam. Tanggal 6 Juli di Beijing masih tanggal 5 Juli di Washington.</p>
  430. <p>Berarti Tiongkok akan memulainya lebih dulu.</p>
  431. <p>Padahal niatnya hanya akan membalas. Ini sensitif: bisa dinilai Tiongkoklah yang memulai perang ini. Padahal Tiongkok selalu mengatakan:  ”Tidak akan pernah menembak lebih dulu. Hanya kalau ada yang memulai barulah membalas menembak.”</p>
  432. <p>Kita lihat saja akhirnya seperti apa. Toh tinggal menunggu beberapa jam lagi.</p>
  433. <p>Siapa yang akan menang? Begitu sulit menjawabnya. Tiongkok bukan Jepang. Yang di masa lalu langsung menyerah. Saat diancam seperti ini. Jepang lantas  membangun pabrik-pabrik mobil di Amerika.</p>
  434. <p>Tiongkok tidak mau menyerah. Entah sampai kapan.</p>
  435. <p>Yang jelas langkah Trump itu bukan hanya menyusahkan Tiongkok. Sahabat-sahabat Trump sendiri ikut terkena. Barang-barang Tiongkok itu tidak semuanya milik Tiongkok.</p>
  436. <p>Taiwan memiliki banyak pabrik di Tiongkok. Yang hasilnya diekspor ke Amerika. Sampai saat ini ada 50.000 perusahaan Taiwan beroperasi di daratan.</p>
  437. <p>Jepang juga demikian: akan  ikut terpukul. Juga Korea Selatan. Semua itu sahabat karib Amerika sendiri.</p>
  438. <p>Seorang analis memprediksi perang dagang ini akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok satu persen.<br />
  439. Di dalam negerinya sendiri Trump kian dilawan pengusaha besar. Yang biasanya selalu di belakang presiden dari partai Republik.</p>
  440. <p>Yang paling keras melawan Trump adalah General Motor. Dan Harley Davidson. Dua pabrik itu harus beli baja lebih mahal.</p>
  441. <p>Para petani kedelai juga marah: harga kedelai turun.</p>
  442. <p>Trump marah pada pengusaha itu: yang tidak mau menderita sedikit di awal perang ini.</p>
  443. <p>Menurut Trump derita itu tidak akan lama. Perang ini, katanya, tidak akan lama. Amerika akan dengan mudah dimenangkannya.</p>
  444. <p>Tapi Trump juga tidak akan lama. Di puncak kekuasaannya. (dis)</p>
  445. ]]></content:encoded>
  446. <wfw:commentRss>https://dahlaniskan.wordpress.com/2018/07/06/perang-itu-dimulai-besok-pagi/feed/</wfw:commentRss>
  447. <slash:comments>1</slash:comments>
  448. <media:content url="https://1.gravatar.com/avatar/d9dabdcd706399db4a3ccb77a0f8075b9e433a6997f5c9c2f2968a013495f2ba?s=96&#38;d=https%3A%2F%2F1.gravatar.com%2Favatar%2Fad516503a11cd5ca435acc9bb6523536%3Fs%3D96&#38;r=G" medium="image">
  449. <media:title type="html">pramudyaputrautama</media:title>
  450. </media:content>
  451.  
  452. <media:content url="https://i0.wp.com/disway.id/wp-content/uploads/2018/07/tradewar2.jpg" medium="image">
  453. <media:title type="html">Perang Itu Dimulai Besok Pagi</media:title>
  454. </media:content>
  455. </item>
  456. <item>
  457. <title>Setelah Istri Membawa Rezeki Scaffolding</title>
  458. <link>https://dahlaniskan.wordpress.com/2016/06/27/setelah-istri-membawa-rezeki-scaffolding/</link>
  459. <comments>https://dahlaniskan.wordpress.com/2016/06/27/setelah-istri-membawa-rezeki-scaffolding/#comments</comments>
  460. <dc:creator><![CDATA[PramudyaUta]]></dc:creator>
  461. <pubDate>Mon, 27 Jun 2016 00:15:51 +0000</pubDate>
  462. <category><![CDATA[Catatan Dahlan Iskan]]></category>
  463. <category><![CDATA[New Hope]]></category>
  464. <guid isPermaLink="false">http://dahlaniskan.wordpress.com/?p=1942</guid>
  465.  
  466. <description><![CDATA[Senin, 27 Juni 2016 Hilangkan kebencian! Kata Mohed. Sekian puluh tahun kemudian, Mohed, yang waktu kecil dididik dengan penuh kebencian, memiliki lebih dari seratus perusahaan. Di seratus negara. Menarik: dia orang Syria. Suku Badui. Yang dulu hidup berpindah-pindah di padang pasir. Kini Mohed tinggal di Prancis Selatan. ”Itulah kunci sukses saya,” ujar Mohed Altrad yang &#8230; <a href="https://dahlaniskan.wordpress.com/2016/06/27/setelah-istri-membawa-rezeki-scaffolding/">Baca lebih lanjut <span class="meta-nav">&#8594;</span></a>]]></description>
  467. <content:encoded><![CDATA[<p><strong>Senin, 27 Juni 2016</strong></p>
  468. <p>Hilangkan kebencian! Kata Mohed.</p>
  469. <p>Sekian puluh tahun kemudian, Mohed, yang waktu kecil dididik dengan penuh kebencian, memiliki lebih dari seratus perusahaan. Di seratus negara.</p>
  470. <p>Menarik: dia orang Syria. Suku Badui. Yang dulu hidup berpindah-pindah di padang pasir. Kini Mohed tinggal di Prancis Selatan.</p>
  471. <p>”Itulah kunci sukses saya,” ujar Mohed Altrad yang tahun lalu terpilih sebagai World Entrepreneur of the Year di Monaco.</p>
  472. <p>Mohed sendiri tidak tahu tanggal lahirnya. Maklum: lahir di padang pasir. Kira-kira saja kini berumur 68 tahun. Anak-anaknyalah yang belakangan memutuskan tanggal berapa Mohed lahir. Agar bisa merayakan ulang tahun sang ayah.</p>
  473. <p>Sejak kecil Mohed tidak punya ibu. Sang ibu meninggal. Ketika umur sang ibu masih remaja. Waktu itu sang ibu terpaksa hamil: diperkosa seorang tokoh sukunya. Lahirlah Mohed.</p>
  474. <p>Tanpa ibu, Mohed diasuh neneknya. Ikut pindah-pindah. Sesuai dengan kebiasaan suku nomaden. Dari satu oase ke gurun yang lain.</p>
  475. <p>Akhirnya Mohed kecil diajak menetap di dekat Kota Raqqa. Kota kecil yang kini sangat terkenal itu: ibu kota Negara Islam Iraq dan Syria (ISIS).</p>
  476. <p>Di Raqqa-lah Mohed ingin sekali sekolah. Seperti teman-temannya. Neneknya melarang. Tapi, Mohed diam-diam berangkat ke sekolah. Jalan kaki 6 kilometer. Tanpa alas kaki.</p>
  477. <p>Setiap pulang Mohed dimarahi. ”Menggembala kambing tidak perlu ijazah,” kata sang nenek. Seperti umumnya anak Badui Arab, sang nenek juga harus menyiapkan sang cucu untuk jadi penggembala yang baik.</p>
  478. <p>Mohed nekat. Di sekolah Mohed menemukan kebahagiaan. Juga menemukan pembebasan jiwanya. Dia menemukan cahaya. Yang akan bisa menerangi kegelapan sejarah kelahirannya. Tiap pagi dia cepat bangun. Agar keberangkatannya tidak dipergoki sang nenek.</p>
  479. <p>Mohed juara sekolah.</p>
  480. <p>Di semua jenjang. Sampai SMA.</p>
  481. <p>Dia selalu dapat beasiswa. Termasuk saat lulus jadi sarjana. Pelajaran fisika dan matematikanya mengungguli seluruh negeri.</p>
  482. <p>Pemerintah pun mengirimnya ke Prancis. Tapi, Mohed hanya bisa bahasa Arab. Maka dia harus belajar bahasa Prancis dulu di Montpellier. Enam bulan Mohed belajar bahasa di kota bibir pantai selatan Prancis ini.</p>
  483. <p>Tentu itu belum cukup. ”Saat harus mulai kuliah di Paris, saya hanya mengerti 10 persen dari apa yang dikatakan profesor saya,” guraunya.</p>
  484. <p>”Tapi sudah cukup untuk mencari pacar gadis asli Prancis,” tambahnya.</p>
  485. <p>Fisika dan matematika memang punya kode-kodenya sendiri. Penguasaan bahasa tidak menentukan. Demikian juga pacaran. Punya bahasa isyaratnya sendiri.</p>
  486. <p>Sang pacar adalah teman kuliahnya sendiri. Sesama dari pantai selatan. Hanya beda kota.</p>
  487. <p>Kawin.</p>
  488. <p>Dari sinilah awal suksesnya. Istri membawa rezeki.</p>
  489. <p>Itu terjadi saat sang istri liburan ke kampung halamannya. Tetangganya berkisah tentang pabrik yang terancam bangkrut di kampung itu. Pabrik <em>scaffolding.</em> Buruhnya demo terus. Atau mogok. Khas Prancis.</p>
  490. <p>Sang istri mendesak Mohed membeli pabrik itu. Hanya 1 dolar. Asal utang-utang di banknya ditanggung.</p>
  491. <p>Saat itu Mohed memang sudah punya tabungan 600.000 dolar. Hasil kerja selama empat tahun di perusahaan minyak di Dubai. Belum cukup. Mohed mengajak tiga temannya berkongsi. Mohed 80 persen.</p>
  492. <p>Di mana kunci suksesnya?</p>
  493. <p>Keterbukaan. Ketulusan. Kesungguhan. Pertaruhan. Merebut kepercayaan buruh. Tidak egoistis. Optimistis. Tidak ada kebencian. Desentralisasi.</p>
  494. <p>Mohed bercerita apa adanya kepada buruh yang suka mogok itu. Bahwa dia mempertaruhkan seluruh tabungan hasil kerjanya selama empat tahun di situ.</p>
  495. <p>Dengan rendah hati dia mengaku dengan tulus: saya tidak tahu bisnis, tidak tahu mengurus pabrik, bahkan tidak tahu <em>scaffolding</em> itu apa dalam bahasa Prancis.</p>
  496. <p>Ketulusannya, kerendahhatiannya, kenekatannya, semua itu meluluhkan hati buruh. Toh kalau pabrik itu tidak dia ambil akan bangkrut juga.</p>
  497. <p>Mohed sendiri berada di pojokan: sukses atau ikut bangkrut. Tidak punya siapa-siapa. Tidak punya apa-apa.</p>
  498. <p>Dia sukses.</p>
  499. <p>Mohed kini menjadi pengusaha <em>scaffolding</em> terbesar di dunia. Terutama sejak mengambil alih perusahaan <em>scaffolding</em> Jerman yang jadi pesaingnya.</p>
  500. <p>Kelihatannya industri ini tidak bergengsi. Bukan pula sesuatu yang tampak modern. Tapi, tiap tahun Mohed mengakuisisi perusahaan <em>scaffolding</em> di negara yang berbeda. Termasuk di Amerika.</p>
  501. <p>Mohed mempertahankan kantor pusatnya di Kota Montpellier. Dengan hiasan Ferrari, Lamborghini, dan sejenisnya.</p>
  502. <p>Dengan hanya 25 staf.</p>
  503. <p>Mohed menganut desentralisasi untuk mengurus anak-anak perusahaannya: sepakati beberapa hal pokok, serahkan gaya ke masing-masing, komunikasikan.</p>
  504. <p>”Mungkin karena saya pernah hidup di padang pasir,” katanya. ”Terbiasa dengan kebebasan penuh.”</p>
  505. <p>Tapi, Mohed tetap sulit tidur. Idenya terlalu banyak. Dia tidak bisa minum-minum di bar, atau rekreasi atau olahraga.</p>
  506. <p>Dia hobi menulis.</p>
  507. <p>Malam-malamnya dia sibukkan dengan menulis. Hasilnya menakjubkan: <em>Badawi</em>. Sebuah novel tebal tentang suku Badui. Lebih tepatnya tentang perjalanan hidupnya.</p>
  508. <p>Novel itu berkembang menjadi trilogi. Sastrawan Montpellier memberinya penghargaan sastra. Juga menulis rekomendasi: agar novel itu dibaca semua anak sekolah.</p>
  509. <p>Wali kota Montpellier ikut bersandar kepadanya. Saat klub bisbol kebanggaan kota itu terancam kesulitan keuangan, sang wali kota merayunya untuk menyelamatkannya. Jadilah Mohed yang tidak pernah berolahraga itu bos pemiliknya. Namanya pun banyak ditempelkan di prasasti gedung itu.</p>
  510. <p>”Biasanya, untuk orang Badui, seumur hidup namanya hanya ditulis satu kali di prasasti,” katanya. ”Yakni saat meninggal dunia. Ditulis di batu nisan.”</p>
  511. <p>Mohed mengungkapkan semua itu saat berpidato di Monaco tahun lalu. Saat dia menerima penghargaan dari Ernst &amp; Young sebagai Entrepreneur of the Year.</p>
  512. <p>Saya pernah menghadiri forum itu, di situ, di hotel itu, tapi bukan tahun itu. Yakni saat saya terpilih sebagai Entrepreneur of the Year Indonesia. Oleh Ernst &amp; Young. Untuk diadu di tingkat internasional di Monaco. Sekalian nonton F1 yang balapannya lewat jalan di depan hotel.</p>
  513. <p>Saya tidak terpilih. Yang terpilih adalah pengusaha alat kesehatan dari Jerman. Bukan dokter. Bukan sarjana. Tapi, bisnis alat kesehatannya mendunia. Bahkan, dia menemukan alat perekam otak. Sangat pantas dia terpilih. Saya bukan apa-apanya.</p>
  514. <p>Tahun lalu Mohed yang terpilih. Juga sangat pantas.</p>
  515. <p>Apalagi, Mohed sangat unik: Islam, Arab, minoritas, lagi terpojok isu imigran, terorisme, dan kebencian.</p>
  516. <p>Maka suara Mohed sangat pantas didengar. Karena itu, pidatonya dikutip media secara luas. Termasuk yang saya jadikan referensi ini.</p>
  517. <p>Ke luar, ke pemerintah Prancis, dia menyarankan banyak hal untuk mengatasi kekerasan, kemiskinan para imigran, dan terorisme. Dia sampai diundang Perdana Menteri Prancis Francois Hollande untuk mendiskusikannya.</p>
  518. <p>Kepada para imigran sendiri dia menyerukan untuk menghapus kebencian. Kepada siapa saja dan apa saja.</p>
  519. <p>Saya ini, katanya, sejak kecil sudah diajari kebencian. Di mana saja ketemu orang Yahudi, saya diajari harus membunuhnya. Sejak kecil terus diajari itu. <strong>(*)</strong></p>
  520. ]]></content:encoded>
  521. <wfw:commentRss>https://dahlaniskan.wordpress.com/2016/06/27/setelah-istri-membawa-rezeki-scaffolding/feed/</wfw:commentRss>
  522. <slash:comments>35</slash:comments>
  523. <media:content url="https://1.gravatar.com/avatar/d9dabdcd706399db4a3ccb77a0f8075b9e433a6997f5c9c2f2968a013495f2ba?s=96&#38;d=https%3A%2F%2F1.gravatar.com%2Favatar%2Fad516503a11cd5ca435acc9bb6523536%3Fs%3D96&#38;r=G" medium="image">
  524. <media:title type="html">pramudyaputrautama</media:title>
  525. </media:content>
  526. </item>
  527. <item>
  528. <title>Pengakuan dari Tangis dalam Pelukan</title>
  529. <link>https://dahlaniskan.wordpress.com/2016/06/20/pengakuan-dari-tangis-dalam-pelukan/</link>
  530. <comments>https://dahlaniskan.wordpress.com/2016/06/20/pengakuan-dari-tangis-dalam-pelukan/#comments</comments>
  531. <dc:creator><![CDATA[PramudyaUta]]></dc:creator>
  532. <pubDate>Mon, 20 Jun 2016 00:00:52 +0000</pubDate>
  533. <category><![CDATA[Catatan Dahlan Iskan]]></category>
  534. <category><![CDATA[New Hope]]></category>
  535. <guid isPermaLink="false">http://dahlaniskan.wordpress.com/?p=1916</guid>
  536.  
  537. <description><![CDATA[Senin, 20 Jun 2016 Awalnya Donald Trump seperti mendapat senjata baru: seorang beragama Islam menembaki orang Amerika di sebuah nite club bernama Pulse di Orlando. Penembakan di Minggu dini hari itu membuat 49 orang tewas. Sangat mengejutkan sekaligus wow: terbesar dalam sejarah Amerika untuk sebuah penembakan yang dilakukan satu orang. Hanya dalam hitungan jam Trump &#8230; <a href="https://dahlaniskan.wordpress.com/2016/06/20/pengakuan-dari-tangis-dalam-pelukan/">Baca lebih lanjut <span class="meta-nav">&#8594;</span></a>]]></description>
  538. <content:encoded><![CDATA[<p><strong>Senin, 20 Jun 2016</strong></p>
  539. <p>Awalnya Donald Trump seperti mendapat senjata baru: seorang beragama Islam menembaki orang Amerika di sebuah nite club bernama Pulse di Orlando. Penembakan di Minggu dini hari itu membuat 49 orang tewas. Sangat mengejutkan sekaligus wow: terbesar dalam sejarah Amerika untuk sebuah penembakan yang dilakukan satu orang.</p>
  540. <div class="td-g-rec td-g-rec-id-content_inlineright"></div>
  541. <p>Hanya dalam hitungan jam Trump sudah mengeluarkan pernyataan. Intinya: benar kan? Dia pun mendukung pernyataannya sendiri: untuk melarang orang Islam datang ke Amerika Serikat (AS). Bahkan, capres dari Partai Republik itu langsung menuduh Presiden AS Barack Obama sengaja membiarkan terorisme. Obama, kata dia, bahkan tidak pernah mau menggunakan kata ”ekstremis Islam” selama ini.</p>
  542. <p>Dengan kejadian ini saja, katanya, sudah cukup alasan Obama harus turun.</p>
  543. <p>Kalangan Islam Amerika sendiri tidak kalah kagetnya: baru saja ada angin sejuk dari Muhammad Ali, kok ada kejadian begini lagi.</p>
  544. <p>Tapi, Amerika tetap lebih rasional. Ketika fakta-fakta baru menunjukkan: ini aksi gila perorangan. Dua senjata yang digunakan dia beli secara resmi. Dia kelahiran Amerika meski bapaknya pelarian dari Afghanistan.</p>
  545. <p>Dia bekerja di perusahaan sekuriti: mula-mula penjaga penjara, lalu satpam sebuah realestat. Sekolahnya pun di college jurusan hukum kriminal. Dia suka menghajar istrinya. Hingga sang istri hanya tahan empat bulan untuk kemudian minta cerai.</p>
  546. <p>Dia tidak memiliki hubungan dengan gerakan teroris. Apalagi dari Timur Tengah. Dia suka marah-marah. Dengan siapa saja, mengenai apa saja. Termasuk mengenai negara leluhurnya: Afghanistan. Begitulah kesaksian teman sekerjanya.</p>
  547. <p>Dia, Omar Mateen, 29 tahun, ganteng. Juga macho. Seperti umumnya orang Afghanistan. Juga punya sisi lembut dan ramah. Seperti yang dialami seorang penghuni kompleks realestat yang dia jaga. Penghuni itu mengalami kesulitan membuka portal dengan kartu otomatisnya. Mateen membantunya dengan sungguh-sungguh.</p>
  548. <p>Memang ada kesaksian dia menunjukkan kegembiraan saat tragedi 11 September di New York. Tapi, itu lebih karena sakit hatinya atas serangan AS ke Afghanistan.</p>
  549. <p>Ini sampai membuat pengkhotbah di masjid terbesar Memphis Jumat lalu, seperti yang saya dengar sendiri, menegaskan: ”Kita, umat Islam Amerika, harus menerima dan bersikap inilah Amerika, negeri kita. Kita lahir di sini, akan mati di sini, anak-cucu kita akan berkembang di sini. Jangan terus berpikir negeri leluhur kita.”</p>
  550. <p>Memang tidak semua orang seperti Trump. Pemilik rumah tempat saya tinggal juga punya komentar spontan. Lebih spontan dari Trump. Tapi berbeda pandangan. ”Mungkin orang ini juga punya kecenderungan gay,” katanya saat melihat breaking news di televisi. Dua jam sebelum Trump berkomentar.</p>
  551. <p>Dia pun menjelaskan aspek kejiwaan mengapa dia punya respons spontan seperti itu. Besoknya ternyata muncul kesaksian baru: istri Mateen membenarkan kecenderungan gay itu. Lalu ada kesaksian lain: Mateen setidaknya 12 kali jadi pengunjung nite club kalangan gay itu. Pernah sampai sangat mabuk.</p>
  552. <p>Pulse Nite Club memang sangat populer. Dan besar. Bangunannya bekas gedung surat kabar besar di Orlando. Pendirinya sudah meninggal karena Aids. Nama Pulse (detak/nadi) diambil terinspirasi dari hilangnya detak jantung si almarhum pendiri.</p>
  553. <p>Muncul lagi fakta dari jurusan lain: seorang anak muda, kulit putih, dari negara bagian di mana saya tinggal, (negara bagian yang paling antigay) membawa senjata otomatis, memarkir mobil di dekat acara parade kebanggaan kaum gay di Los Angeles, mengaku akan mengacaukan acara itu. Indiana, negara bagian itu, tahun lalu mengesahkan perda ”toko-toko boleh tidak melayani pembeli gay atau lesbian”.</p>
  554. <p>Hari kedua setelah penembakan di Pulse, arus diskusi publik pun berubah arah. Hanya satu hari nama Islam banyak dikaitkan. Hanya di hari pertama. Yakni ketika fakta dan kesaksian tersebut belum terungkap. Memasuki hari kedua, justru Trump yang jadi bulan-bulanan. Hillary Clinton dalam pidato khusus menyikapi peristiwa itu menilai Trump bukan jenis warga Amerika seperti yang diinginkan orang Amerika.</p>
  555. <p>Isu pun beralih ke soal upaya pengaturan kepemilikan senjata, ke soal gay dan bahkan ke soal tatanan sosial baru yang harus dibangun. Ada juga seorang pendeta di gereja di California yang berkomentar berlebihan: mestinya lebih banyak lagi gay yang harus mati.</p>
  556. <p>Seperti juga di Islam, di Kristen menjadi gay adalah dosa. Injil, juga Alquran, mengatakan bahwa Tuhan telah menghancurkan negeri yang mempraktikkan gay dan lesbian seperti di zaman Nabi Luth (Alquran) di Kota Sodom dan Gomora (Injil).</p>
  557. <p>Seperti umat Islam, umumnya orang Kristen juga percaya itu. Hanya kalangan tertentu di Kristen dan Islam yang mengatakan bahwa tafsir kitab suci tersebut tidak tepat. Belum lama ini terbit buku yang ditulis seorang pendeta yang menentang tafsir penyebab kehancuran Kota Sodom (dari sini muncul istilah sodomi) dan Gomora itu.</p>
  558. <p>Gambaran lain muncul dari seorang remaja Kristen yang rumahnya dekat Pulse. Dia mengaku awalnya sangat membenci gay. Juga sangat membenci nite club itu. Dia sendiri ternyata tumbuh sebagai remaja yang menyukai laki-laki. Dia pun seperti ajaran agamanya merasa jadi pendosa. Sangat tertekan.</p>
  559. <p>Ketika makin dewasa, dia dirayu temannya untuk masuk nite club tersebut. Sejak itulah dia merasa lepas dari tekanan. Nite club tersebut jadi arena pembebasan bagi dirinya.</p>
  560. <p>Dua hari setelah kejadian di Pulse, seorang wartawan di Orlando melakukan investigasi. Dia memasuki bar gay yang lain. Ingin meliput bagaimana perasaan para gay atas kejadian di Pulse.</p>
  561. <p>Sang wartawan menyaksikan seorang gay merangkul erat seorang bartender. Sambil menangis. Lama sekali.</p>
  562. <p>Sang wartawan terus membuntutinya saat gay tersebut meninggalkan bar. ”Mengapa Anda tadi menangis begitu lama?” tanya sang wartawan. Jawabnya sangat mengejutkan si wartawan.</p>
  563. <p>Dia mengaku sejak remaja sudah menjadi gay. Dia merasa jadi pendosa yang tidak habis-habisnya. Dia sudah berusaha keras untuk tidak menjadi gay. Sampai dia memutuskan memasuki dunia yang sangat laki-laki: jadi tentara.</p>
  564. <p>”Saya baru pulang dari tugas di Afghanistan,” katanya.</p>
  565. <p>Kejutannya adalah: dia mengecam tindakan Mateen itu, tapi dia memahami betapa tertekannya Mateen. <strong>(*)</strong></p>
  566. ]]></content:encoded>
  567. <wfw:commentRss>https://dahlaniskan.wordpress.com/2016/06/20/pengakuan-dari-tangis-dalam-pelukan/feed/</wfw:commentRss>
  568. <slash:comments>13</slash:comments>
  569. <media:content url="https://1.gravatar.com/avatar/d9dabdcd706399db4a3ccb77a0f8075b9e433a6997f5c9c2f2968a013495f2ba?s=96&#38;d=https%3A%2F%2F1.gravatar.com%2Favatar%2Fad516503a11cd5ca435acc9bb6523536%3Fs%3D96&#38;r=G" medium="image">
  570. <media:title type="html">pramudyaputrautama</media:title>
  571. </media:content>
  572. </item>
  573. <item>
  574. <title>Di Saat Ali Meninggal, Komedi Tidak Mati</title>
  575. <link>https://dahlaniskan.wordpress.com/2016/06/13/di-saat-ali-meninggal-komedi-tidak-mati/</link>
  576. <comments>https://dahlaniskan.wordpress.com/2016/06/13/di-saat-ali-meninggal-komedi-tidak-mati/#comments</comments>
  577. <dc:creator><![CDATA[PramudyaUta]]></dc:creator>
  578. <pubDate>Mon, 13 Jun 2016 00:03:15 +0000</pubDate>
  579. <category><![CDATA[Catatan Dahlan Iskan]]></category>
  580. <guid isPermaLink="false">http://dahlaniskan.wordpress.com/?p=1938</guid>
  581.  
  582. <description><![CDATA[Senin, 13 Juni 2016 Muhammad Ali sudah pergi. Tapi, dia tidak pernah meninggal. Itulah kata penutup yang manis dari sambutan seorang komedian terkemuka Amerika Billy Crystal. Dia bukan hanya pemegang 33 award di bidang komedi, tapi juga dianggap adik sendiri oleh almarhum Ali. Jutaan orang menyaksikan secara live siaran tv acara besar di gedung basket &#8230; <a href="https://dahlaniskan.wordpress.com/2016/06/13/di-saat-ali-meninggal-komedi-tidak-mati/">Baca lebih lanjut <span class="meta-nav">&#8594;</span></a>]]></description>
  583. <content:encoded><![CDATA[<p><strong>Senin, 13 Juni 2016</strong></p>
  584. <p><em>Muhammad Ali sudah pergi. Tapi, dia tidak pernah meninggal. </em>Itulah kata penutup yang manis dari sambutan seorang komedian terkemuka Amerika Billy Crystal. Dia bukan hanya pemegang 33 award di bidang komedi, tapi juga dianggap adik sendiri oleh almarhum Ali.</p>
  585. <p>Jutaan orang menyaksikan secara live siaran tv acara besar di gedung basket utama Louisville, kota terbesar di Negara Bagian Kentucky, Jumat sore lalu itu. Gedung basket megah itu hanya dua blok dari Muhammad Ali Center. Museum megah yang dibangun almarhum untuk mengabadikan kehebatan dirinya.</p>
  586. <p>Sepanjang jalan dari gedung basket ke center itu penuh dengan manusia. Melepaskan jenazah Muhammad Ali menuju makam sekitar 10 km dari situ. Pidato Crystal tentu yang paling menarik. Sekitar 15.000 orang yang hadir di gedung itu terbahak-bahak. Termasuk mantan Presiden Bill Clinton, pesepak bola terkemuka dari Inggris David Beckham, bintang film Spike Lee, Whoopi Goldberg, Arnold Schwarzenegger, olahragawan Ray Lewis, Jim Brown, Kareem Abdul-Jabbar, dan masih banyak lagi.</p>
  587. <p>Sambutan komedian itu memang hanya 14 menit. Tapi, saya hitung berapa kali hadirin bertepuk tangan dan tertawa ngakak: 39 kali. Inilah upacara melepaskan jenazah yang unik. Dibuka dengan bacaan Alquran oleh imam dari Memphis, kota besar di Negara Bagian Tennessee, acara itu ditutup dengan doa oleh empat imam dari empat agama: Islam, Kristen, Yahudi, dan aliran kepercayaan suku asli American Indian.</p>
  588. <p>Di tengah-tengahnya banyak sambutan. Termasuk dari pelawak Billy Crystal tadi. Yang menilai Ali sejajar dengan pelukis Picasso yang baru akan lahir setiap seribu tahun satu. Crystal kenal Ali untuk pertama kalinya saat karir lawaknya masih hijau. Saat itu Ali, juara dunia tinju tiga kali, dinobatkan oleh majalah Time sebagai <em>Man of the Year</em>.</p>
  589. <p>Di penobatan itulah Crystal mengisi acara dengan komedinya: menirukan gaya Ali di panggung. Sejak itu karir lawaknya melejit. Dia merasa dipromosikan berkali-kali oleh Ali. Di resepsi itu dia bilang, Ali memang dikenal luas dengan kecepatannya mengayunkan tinju. Tidak ada yang menandingi. ”Hanya saya yang bisa mengalahkan kecepatannya,” ujar Crystal melucu.</p>
  590. <p>”Saya buktikan ketika saya mau tidur. Saya matikan lampu. Saya sudah bisa tidur sebelum cahayanya menjadi gelap.” Sejak malam penobatan itu Ali menganggap Crystal adiknya sendiri. Suatu saat Crystal diajak lari pagi berdua. Di sebuah lapangan golf yang aturannya ketat: tidak boleh dimasuki orang Yahudi.</p>
  591. <p>“Ali,” kata Crystal, ”Anda kan tahu saya Yahudi.” ”Tenang saja. Saya kan Islam,” jawab Ali. Setelah tepuk tangan gemuruh hadirin reda, Crystal berubah wajah menjadi haru. ”Sejak itu Ali tidak pernah lagi mau lari di lapangan golf tersebut,” katanya.</p>
  592. <p>Ali juga bersedia diajak acara pengumpulan dana untuk perdamaian. Aktivisnya para tokoh kesenian, olahragawan, dan ilmuwan. Bahkan, Ali adalah bagian dari upaya perdamaian itu sendiri. Dia menentang perang Vietnam dengan penuh risiko: gelarnya dicopot. Lalu ditambah pula hukumannya: empat tahun tidak boleh naik ring.</p>
  593. <p>Selama menjalani masa sulit itu, Ali terus keliling dunia. Ke universitas-universitas. Dari ceramah ke pidato. Untuk kampanye perdamaian. Ali juga terus memperjuangkan hak-hak orang kulit hitam. Justru di saat posisi orang kulit hitam sangat sulit. Dia memanfaatkan ketenarannya untuk perjuangan menaikkan harkat warga kulit hitam. Yang begitu rendah diri.</p>
  594. <p>”Saya hitam dan saya cantik.” Itulah kata-kata Ali yang amat terkenal. Dia tidak segan mengatakan, ”Saya ini orang kulit hitam.” ”Postur Ali,” ujar Crystal, ”memang gabungan antara keperkasaan dan kecantikan.” Crystal lantas menampilkan gambar-gambar Ali di atas ring. Berbeda dengan bentuk tubuh umumnya petinju.</p>
  595. <p>Ali itu, ucap Crystal, juga humoris. Suatu saat ”kakak-adik” ini menghadiri upacara pemakaman seorang selebriti yang dikenal sebagai MC terkemuka. Begitu terkenalnya, orang sudah langsung tahu siapa dia dari jenis suaranya. Tidak perlu lihat wajahnya.</p>
  596. <p>Selebriti itu sebenarnya botak. Tapi, tidak ada yang tahu. Kecuali teman-teman dekatnya seperti Ali dan Crystal. Sang MC selalu mengenakan rambut palsu yang amat sempurna. Konsisten. Publik tidak ada yang mengira kalau itu rambut palsu.</p>
  597. <p>Di saat ”adik-kakak” ini melayat sang MC, duduknya berjajar di depan peti mayat. Saat itulah, kata Crystal, Ali sempat-sempatnya bertanya kepadanya secara berbisik.  <em> </em>”Apakah mayatnya juga mengenakan rambut palsu,” tanya Ali. ”Saya kira tidak perlu,” jawab Crystal. ”Apakah Tuhan nanti kenal dia?” ”Begitu dia ngomong, Tuhan akan langsung tahu siapa dia.”</p>
  598. <p>Crystal heran bagaimana pertanyaan yang dianggap dosa oleh gereja seperti itu sempat-sempatnya terpikir di saat yang suasananya mestinya begitu duka. Kini, di depan jenazahnya sendiri, Ali tidak bisa lagi melucu. Tapi, jutaan orang tertawa-tawa mendengar kisah kelucuannya. Mungkin kalau Gus Dur meninggal di Amerika, Cak Lontong yang akan menggantikan Crystal. <strong>(*)</strong></p>
  599. ]]></content:encoded>
  600. <wfw:commentRss>https://dahlaniskan.wordpress.com/2016/06/13/di-saat-ali-meninggal-komedi-tidak-mati/feed/</wfw:commentRss>
  601. <slash:comments>7</slash:comments>
  602. <media:content url="https://1.gravatar.com/avatar/d9dabdcd706399db4a3ccb77a0f8075b9e433a6997f5c9c2f2968a013495f2ba?s=96&#38;d=https%3A%2F%2F1.gravatar.com%2Favatar%2Fad516503a11cd5ca435acc9bb6523536%3Fs%3D96&#38;r=G" medium="image">
  603. <media:title type="html">pramudyaputrautama</media:title>
  604. </media:content>
  605. </item>
  606. </channel>
  607. </rss>
  608.  

If you would like to create a banner that links to this page (i.e. this validation result), do the following:

  1. Download the "valid RSS" banner.

  2. Upload the image to your own server. (This step is important. Please do not link directly to the image on this server.)

  3. Add this HTML to your page (change the image src attribute if necessary):

If you would like to create a text link instead, here is the URL you can use:

http://www.feedvalidator.org/check.cgi?url=http%3A//dahlaniskan.wordpress.com/feed/

Copyright © 2002-9 Sam Ruby, Mark Pilgrim, Joseph Walton, and Phil Ringnalda