Congratulations!

[Valid RSS] This is a valid RSS feed.

Recommendations

This feed is valid, but interoperability with the widest range of feed readers could be improved by implementing the following recommendations.

Source: https://massamcrypto.com/feed/

  1. <?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?><rss version="2.0"
  2. xmlns:content="http://purl.org/rss/1.0/modules/content/"
  3. xmlns:wfw="http://wellformedweb.org/CommentAPI/"
  4. xmlns:dc="http://purl.org/dc/elements/1.1/"
  5. xmlns:atom="http://www.w3.org/2005/Atom"
  6. xmlns:sy="http://purl.org/rss/1.0/modules/syndication/"
  7. xmlns:slash="http://purl.org/rss/1.0/modules/slash/"
  8. >
  9.  
  10. <channel>
  11. <title>Berita Harian Sexs Terbaru</title>
  12. <atom:link href="https://massamcrypto.com/feed/" rel="self" type="application/rss+xml" />
  13. <link>https://massamcrypto.com/</link>
  14. <description>Kumpulan Berita Panas. Cerita Sexs Mantap, Cerita Dewasa, Cerita Sex, Cerita Hot, Cinta Terlarang, Cinta Hanya Nafsu</description>
  15. <lastBuildDate>Mon, 21 Jul 2025 16:54:10 +0000</lastBuildDate>
  16. <language>id</language>
  17. <sy:updatePeriod>
  18. hourly </sy:updatePeriod>
  19. <sy:updateFrequency>
  20. 1 </sy:updateFrequency>
  21. <generator>https://wordpress.org/?v=6.8.2</generator>
  22. <item>
  23. <title>CERITA SELINGKUH Cerpen Bokep Bergambar Tiga Ronde Yang Tak Akan Kulupakan</title>
  24. <link>https://massamcrypto.com/cerita-selingkuh-cerpen-bokep-bergambar-tiga-ronde-yang-tak-akan-kulupakan/</link>
  25. <comments>https://massamcrypto.com/cerita-selingkuh-cerpen-bokep-bergambar-tiga-ronde-yang-tak-akan-kulupakan/#respond</comments>
  26. <dc:creator><![CDATA[daza08313@gmail.com]]></dc:creator>
  27. <pubDate>Mon, 21 Jul 2025 16:50:45 +0000</pubDate>
  28. <category><![CDATA[Uncategorized]]></category>
  29. <guid isPermaLink="false">https://massamcrypto.com/?p=3424</guid>
  30.  
  31. <description><![CDATA[<p>Cerita Dewasa – Cerpen Bokep Bergambar Tiga Ronde Yang Tak Akan Kulupakan Aku (sebut saja Aswin), umur hanpir 40 tahun,&#160;[&#8230;]</p>
  32. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/cerita-selingkuh-cerpen-bokep-bergambar-tiga-ronde-yang-tak-akan-kulupakan/">CERITA SELINGKUH Cerpen Bokep Bergambar Tiga Ronde Yang Tak Akan Kulupakan</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  33. ]]></description>
  34. <content:encoded><![CDATA[<p><a href="https://t.me/colmekindosex">Cerita Dewasa</a> – Cerpen Bokep Bergambar Tiga Ronde Yang Tak Akan Kulupakan Aku (sebut saja Aswin), umur hanpir 40 tahun, postur tubuh biasa saja, seperti rata-rata orang Indonesia, tinggi 168 cm, berat 58 kg, wajah lumayan (kata ibuku), kulit agak kuning, seorang suami dan bapak satu anak kelas satu Sekolah Dasar. Selamat mengikuti pengalamanku.</p>
  35. <p>&nbsp;</p>
  36. <p>Cerita yang aku paparkan berikut ini terjadi hari Senin. Hari itu aku berangkat kerja naik bis kota (kadang-kadang aku bawa mobil sendiri). Seperti hari Senin pada umumnya bis kota terasa sulit. Entah karena armada bis yang berkurang, atau karena setiap Senin orang jarang membolos dan berangkat serentak pagi-pagi. Setelah hampir satu jam berlari ke sana ke mari, akhirnya aku mendapatkan bis. Cerpen Bokep Bergambar</p>
  37. <p>&nbsp;</p>
  38. <p>Dengan nafas ngos-ngosan dan mata kesana kemari, akhirnya aku mendapat tempat duduk di bangku dua yang sudah terisi seorang wanita. Kuhempaskan pantat dan kubuang nafas pertanda kelegaanku mendapatkan tempat duduk, setelah sebelumnya aku menganggukkan kepala pada teman dudukku. Karena lalu lintas macet dan aku lupa tidak membawa bacaan, untuk mengisi waktu dari pada bengong, aku ingin menegur wanita di sebelahku, tapi keberanianku tidak cukup dan kesempatan belum ada, karena dia lebih banyak melihat ke luar jendela atau sesekali menunduk.</p>
  39. <p>&nbsp;</p>
  40. <p>Tiba-tiba ia menoleh ke arahku sambil melirik jam tangannya.</p>
  41. <p>“Mmacet sekali ya?” katanya yang tentu ditujukan kepadaku.</p>
  42. <p>“Biasa Mbak, setiap Senin begini. Mau kemana?” sambutku sekaligus membuka percakapan.</p>
  43. <p>“Oh ya. Saya dari Cikampek, habis bermalam di rumah orang tua dan mau pulang ke Pondok Indah,” jawabnya.</p>
  44. <p>Belum sempat aku buka mulut, ia sudah melanjutkan pembicaraan,</p>
  45. <p>“Kerja dimana Mas?”</p>
  46. <p>“Daerah Sudirman,” jawabku. Cerpen Bokep Bergambar</p>
  47. <p>&nbsp;</p>
  48. <p>Obrolan terus berlanjut sambil sesekali aku perhatikan wajahnya. Bibirnya tipis, pipinya halus, dan rambutnya berombak. Sedikit ke bawah, dadanya tampak menonjol, kenyal menantang. Aku menelan ludah. Kuperhatikan jarinya yang sedang memegang tempat duduk di depan kami, lentik, bersih terawat dan tidak ada yang dibiarkan tumbuh panjang. Dari obrolannya keketahui ia (sebut saja Mamah) seorang wanita yang kawin muda dengan seorang duda beranak tiga dimana anak pertamanya umurnya hanya dua tahun lebih muda darinya. Masa remajanya tidak sempat pacaran. Karena waktu masih sekolah tidak boleh pacaran, dan setelah lulus dipaksa kawin dengan seorang duda oleh orang tuanya. Sambil bercerita, kadang berbisik ke telingaku yang otomatis dadanya yang keras meneyentuh lengan kiriku dan di dadaku terasa seer! Sesekali ia memegangi lenganku sambil terus cerita tentang dirinya dan keluarganya. “Pacaran asyik ya Mas?” tanyanya sambil memandangiku dan mempererat genggaman ke lenganku. Lalu, karena genggaman dan gesekan gunung kembar di lengan kiriku, otakku mulai berpikiran jorok. “Kepingin ya?” jawabku berbisik sambil mendekatkan mulutku ke telinganya. Ia tidak menjawab, tapi mencubit pahaku.</p>
  49. <p>&nbsp;</p>
  50. <p>Tanpa terasa bis sudah memasuki terminal Blok M, berarti kantorku sudah terlewatkan. Kami turun. Aku bawakan tasnya yang berisi pakaian menuju kafetaria untuk minum dan meneruskan obrolan yang terputus. Kami memesan teh botol dan nasi goreng. Kebetulan aku belum sarapan dan lapar. Sambil menikmati nasi goreng hangat dan telor matasapi, akhirnya kami sepakat mencari hotel. Setelah menelepon kantor untuk minta cuti sehari, kami berangkat.</p>
  51. <p>&nbsp;</p>
  52. <p>Sesampai di kamar hotel, aku langsung mengunci pintu dan menutup rapat kain horden jendela. Kupastikan tak terlihat siapapun. Lalu kulepas sepatu dan menghempaskan badan di kasur yang empuk. Kulihat si Mamah tak tampak, ia di kamar mandi. Kupandangi langit-langit kamar, dadaku berdetak lebih kencang, pikiranku melayang jauh tak karuan. Senang, takut (kalau-kalau ada yang lihat) terus berganti. Tiba-tiba terdengar suara tanda kamar mandi dibuka. Mamah keluar, sudah tanpa blaser dan sepatunya. Kini tampak di hadapanku pemandangan yang menggetarkan jiwaku. Hanya memakai baju putih tipis tanpa lengan. Tampak jelas di dalamnya BH hitam yang tak mampu menampung isinya, sehingga dua gundukan besar dan kenyal itu membentuk lipatan di tengahnya. Aku hanya bisa memandangi, menarik nafas serta menelan ludah. Cerpen Bokep Bergambar</p>
  53. <p>&nbsp;</p>
  54. <p>Mungkin ia tahu kalau aku terpesona dengan gunung gemburnya. Ia lalu mendekat ke ranjang, melatakkan kedua tangannya ke kasur, mendekatkan mukanya ke mukaku, “Mas..” katanya tanpa melanjutkan kata-katanya, ia merebahkan badan di bantal yang sudah kusiapkan. Aku yang sudah menahan nafsu sejak tadi, langsung mendekatkan bibirku ke bibirnya. Kami larut dalam lumat-lumatan bibir dan lidah tanpa henti. Kadang berguling, sehingga posisi kami bergantian atas-bawah. Kudekap erat dan kuelus punggungnya terasa halus dan harum. Posisi ini kami hentikan atas inisiatifku, karena aku tidak terbiasa ciuman lama seperti ini tanpa dilepas sekalipun. Tampak ia nafsu sekali. Aku melepas bajuku, takut kusut atau terkena lipstik. Kini aku hanya memakai CD. Ia tampak bengong memandangi CD-ku yang menonjol. “Lepas aja bajumu, nanti kusut,” kataku. “Malu ah..” katanya. “Kan nggak ada yang lihat. Cuma kita berdua,” kataku sambil meraih kancing paling atas di punggungnya. Dia menutup dada dengan kedua tangannya tapi membiarkan aku membuka semua kancing. Kulempar bajunya ke atas meja di dekat ranjang. Kini tinggal BH dan celana panjang yang dia kenakan. Karena malu, akhirnya dia mendekapku erat-erat. Dadaku terasa penuh dan empuk oleh susunya, nafsuku naik lagi satu tingkat, “burung”-ku tambah mengencang. Cerpen Bokep Bergambar</p>
  55. <p>&nbsp;</p>
  56. <p>Dalam posisi begini, aku cium dan jilati leher dan bagian kuping yang tepat di depan bibirku. “Ach.. uh..” hanya itu yang keluar dari mulutnya. Mulai terangsang, pikirku. Setelah puas dengan leher dan kuping kanannya, kepalanya kuangkat dan kupindahkan ke dada kiriku. Kuulangi gerakan jilat leher dan pangkal kuping kirinya, persis yang kulakukan tadi. Kini erangannya semakin sering dan keras. “Mas.. Mas.. geli Mas, enak Mas..” Sambil membelai rambutnya yang sebahu dan harum, kuteruskan elusanku ke bawah, ke tali BH hingga ke pantatnya yang bahenol, naik-turun.</p>
  57. <p>&nbsp;</p>
  58. <p>Selanjutnya gerilyaku pindah ke leher depan. Kupandangi lipatan dua gunung yang menggumpal di dadanya. Sengaja aku belum melepas BH, karena aku sangat menikmati wanita yang ber-BH hitam, apalagi susunya besar dan keras seperti ini. Jilatanku kini sampai di lipatan susu itu dan lidahku menguas-nguas di situ sambil sesekali aku gigit lembut. Kudengar ia terus melenguh keenakan. Kini tanganku meraih tali BH, saatnya kulepas, ia mengeluh, “Mas.. jangan, aku malu, soalnya susuku kegedean,” sambil kedua tangannya menahan BH yang talinya sudah kelepas. “Coba aku lihat sayang..” Kataku memindahkan kedua tangannya sehingga BH jatuh, dan mataku terpana melihat susu yang kencang dan besar. “Mah.. susumu bagus sekali, aku sukaa banget,” pujiku sambil mengelus susu besar menantang itu. Putingnya hitam-kemerahan, sudah keras. Cerpen Bokep Bergambar</p>
  59. <p>Kini aku bisa memainkan gunung kembar sesukaku. Kujilat, kupilin putingnya, kugigit, lalu kugesek-gesek dengan kumisku, Mamah kelojotan, merem melek, “Uh.. uh.. ahh..” Setelah puas di daerah dada, kini tanganku kuturunkan di daerah selangkangan, sementara mulut masih agresif di sana. Kuusap perlahan dari dengkul lalu naik. Kuulangani beberapa kali, Mamah terus mengaduh sambil membuka tutup pahanya. Kadang menjepit tangan nakalku. Semua ini kulakukan tahap demi tahap dengan perlahan. Pertimbanganku, aku akan kasih servis yang tidak terburu-buru, benar-benar kunikmati dengan tujuan agar Mamah punya kesan berbeda dengan yang pernah dialaminya. Kuplorotkan celananya. Mamah sudah telanjang bulat, kedua pahanya dirapatkan. Ekspresi spontan karena malu.</p>
  60. <p>Kupikir dia sama saja denganku, pengalaman pertama dengan orang lain. Aku semakin bernafsu. Berarti di hadapanku bukan perempuan nakal apalagi profesional. Kini jari tengahku mulai mengelus perlahan, turun-naik di bibir vaginanya. Perlahan dan mengambang. Kurasakan di sana sudah mulai basah meski belum becek sekali. Ketika jari tengahku mulai masuk, Mamah mengaduh, “Mas.. Mas.. geli.. enak.. terus..!” Kuraih tangan Mamah ke arah selangkanganku (ini kulakukan karena dia agak pasif. Mungkin terbiasa dengan suami hanya melakukan apa yang diperintahkan saja). “Mas.. keras amat.. Gede amat?” katanya dengan nada manja setelah meraba burungku. “Mas.. Mamah udah nggak tahan nikh, masukin ya..?” pintanya setengah memaksa, karena kini batangku sudah dalam genggamannya dan dia menariknya ke arah vagina. Aku bangkit berdiri dengan dengkul di kasur, sementara Mamah sudah dalam posisi siap tembak, terlentang dan mengangkang. Kupandangi susunya keras tegak menantang. Cerpen Bokep Bergambar</p>
  61. <p>Ketika kurapatkan “senjataku” ke vaginanya, reflek tangan kirinya menangkap dan kedua kakinya diangkat. “Mas.. pelan-pelan ya..” Sambil memejamkan mata, dibimbingnya burungku masuk ke sarang kenikmatan yang baru saja dikenal. Meski sudah basah, tidak juga langsung bisa amblas masuk. Terasa sempit. Perlahan kumasukkan ujungnya, lalu kutarik lagi. Ini kuulangi hingga empat kali baru bisa masuk ujungnya. “Sret.. sret..” Mamah mengaduh, “Uh.. pelan Mas.. sakit..” Kutarik mundur sedikit lagi, kumasukkan lebih dalam, akhirnya.. “Bles.. bles..” barangku masuk semua. Mamah langsung mendekapku erat-erat sambil berbisik, “Mas.. enak, Mas enak.. enak sekali.. kamu sekarang suamiku..” Begitu berulang-ulang sambil menggoyangkan pinggul, tanpa kumengerti apa maksud kata “suami”.</p>
  62. <p>&nbsp;</p>
  63. <p>Mamah tiba-tiba badannya mengejang, kulihat matanya putih, “Aduuh.. Mas.. aku.. enak.. keluaar..” tangannya mencengkeram rambutku. Aku hentikan sementara tarik-tusukku dan kurasakan pijatan otot vaginanya mengurut ujung burungku, sementara kuperhatikan Mamah merasakan hal yang sama, bahkan tampak seperti orang menggigil. Setelah nafasnya tampak tenang, kucabut burungku dari vaginanya, kuambil celana dalamnya yang ada di sisi ranjang, kulap burungku, juga bibir vaginanya. Lantas kutancapkan lagi. Kembali kuulangi kenikmatan tusuk-tarik, kadang aku agak meninggikan posisiku sehingga burungku menggesek-gesek dinding atas vaginanya. Gesekan seperti ini membuat sensasi tersendiri buat Mamah, mungkin senggamanya selama ini tak menyentuh bagian ini. Setiap kali gerakan ini kulakukan, dia langsung teriak, “Enak.. terus, enak terus.. terus..” begitu sambil tangannya mencengkeram bantal dan memejamkan mata. “Aduuhm Mas.. Mamah keluar lagi niikh..” teriaknya yang kusambut dengan mempercepat kocokanku. Cerpen Bokep Bergambar</p>
  64. <p>Tampak dia sangat puas dan aku merasa perkasa. Memang begitu adanya. Karena kalau di rumah, dengan istri aku tidak seperkasa ini, padahal aku tidak pakai obat atau jamu kuat. Kurasakan ada sesuatu yang luar biasa. Kulirik jam tanganku, hampir satu jam aku lakukan adegan ranjang ini. Akhirnya aku putuskan untuk terus mempercepat kocokanku agar ronde satu ini segera berakhir. Tekan, tarik, posisi pantatku kadang naik kadang turun dengan tujuan agar semua dinding vaginanya tersentung barangku yang masih keras. Kepala penisku terasa senut-senut,<br />
  65. “Mah.. aku mau keluar nikh..” kataku.<br />
  66. “He.. eeh.. terus.. Mas, aduuh.. gila.. Mamah juga.. Mas.. terus.. terus..”<br />
  67. “Crot.. crot..” maniku menyemprot beberapa kali, terasa penuh vaginanya dengan maniku dan cairannya. Kami akhiri ronde pertama ini dengan klimaks bareng dan kenikmatan yang belum pernah kurasakan. Satu untukku dan tiga untuk Mamah. Cerpen Bokep Bergambar</p>
  68. <p><img fetchpriority="high" decoding="async" class="alignnone size-large wp-image-3425" src="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Cerpen-Bokep-Bergambar-Tiga-Ronde-Yang-Tak-Akan-Kulupakan-630x380.jpg" alt="" width="630" height="380" srcset="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Cerpen-Bokep-Bergambar-Tiga-Ronde-Yang-Tak-Akan-Kulupakan-630x380.jpg 630w, https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Cerpen-Bokep-Bergambar-Tiga-Ronde-Yang-Tak-Akan-Kulupakan-298x180.jpg 298w" sizes="(max-width: 630px) 100vw, 630px" /></p>
  69. <p>Setelah bersih-bersih badan, istirahat sebentar, minum kopi, dan makan makanan ringan sambil ngobrol tentang keluarganya lebih jauh. Mamah semakin manja dan tampak lebih rileks. Merebahkan kepalanya di pundakku, dan tentu saja gunung kembarnya menyentuh badanku dan tangannya mengusap-usap pahaku akhirnya burungku bangun lagi. Kesempatan ini dipergunakan dengan Mamah. Dia menurunkan kepalanya, dari dadaku, perut, dan akhirnya burungku yang sudah tegang dijilatinya dengan rakus. “Enak Mas.. asin gimana gitu. Aku baru sekali ini ngrasain begini,” katanya terus terang. Tampak jelas ia sangat bernafsu, karena nafasnya sudah tidak beraturan. “Ah..” lenguhnya sambil melepas isapannya. Lalu menegakkan badan, berdiri dengan dengkul sebagai tumpuan. Tiba-tiba kepalaku yang sedang menyandar di sisi ranjang direbahkan hingga melitang, lalu Mamah mengangkangiku.</p>
  70. <p>Posisi menjadi dia persis di atas badanku. Aku terlentang dan dia jongkok di atas perutku. Burungku tegak berdiri tepat di bawah selangkangannya. Dengan memejamkan mata, “Mas.. Mamah gak tahaan..” Digenggamnya burungku dengan tangan kirinya, lalu dia menurunkan pantatnya. Kini ujung kemaluanku sudah menyentuh bibir vaginanya. Perlahan dan akhirnya masuk. Dengan posisi ini kurasakan, benar-benar kurasakan kalau barang Mamah masih sempit. Vagina terasa penuh dan terasa gesekan dindingnya. Mungkin karena lendir vaginanya tidak terlalu banyak, aku makin menikmati ronde kedua ini. “Aduuh.. Mas, enak sekali Mas. Aku nggak pernah sepuas ini. Aduuh.. kita suami istri kan?” lalu.. “Aduuh.. Mamah enak Mas.. mau keluar nikh.. aduuh..” katanya sambil meraih tanganku diarahkan ke susunya. Kuelus, lalu kuremas dan kuremas lagi semakin cepat mengikuti, gerakan naik turun pantatnya yang semakin cepat pula menuju orgasme. Cerpen Bokep Bergambar</p>
  71. <p>Akhirnya Mamah menjerit lagi pertanda klimaks telah dicapai. Dengan posisi aku di bawah, aku lebih santai, jadi tidak terpancing untuk cepat klimaks. Sedangkan Mamah sebaliknya, dia leluasa menggerakkan pantat sesuai keinginannya. Adegan aku di bawah ini berlangsung kurang lebih 30 menit. Dan dalam waktu itu Mamah sempat klimaks dua kali. Sebagai penutup, setelah klimaks dua kali dan tampak kelelahan dengan keringat sekujur tubuhnya, lalu aku rebahkan dia dengan mencopot burungku. Setelah kami masing-masing melap “barang”, kumasukkan senjataku ke liang kenikmatannya. Posisinya aku berdiri di samping ranjang. Pantatnya persis di bibir ranjang dan kedua kakinya di pundakku. Aku sudah siap memulai acara penutupan ronde kedua. Kumulai dengan memasukkan burungku secara perlahan. “Uuh..” hanya itu suara yang kudengar. Kumaju-mundurkan, cabut-tekan, burungku. Makin lama makin cepat, lalu perlahan lagi sambil aku ambil nafas, lalu cepat lagi. Begitu naik-turun, diikuti suara Mamah, “Hgh.. hgh.. ” seirama dengan pompaanku.</p>
  72. <p>Setiap kali aku tekan mulutnya berbunyi, “Uhgh..” Lama-lama kepala batanganku terasa berdenyut.<br />
  73. “Mah.. aku mau keluar nikh..”<br />
  74. “Yah.. pompa lagi.. cepat lagi.. Mamah juga Mas.. Kita bareng ya.. ya.. terus..” Dan akhirnya jeritan..<br />
  75. “Aaauh..” menandai klimaksnya, dan kubalas dengan genjotan penutup yang lebih kuat merapat di bibir vagina, “Crot.. crott..” Aku rebah di atas badannya. Adegan ronde ketiga ini kuulangi sekali lagi. Persis seperti ronde kedua tadi.</p>
  76. <p>Pembaca, ini adalah pengalaman yang luar biasa buat saya. Luar biasa karena sebelumnya aku tak pernah merasakan sensasi se-luar biasa dan senikmat ini. Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi, meski aku tahu alamatnya. Kejadian ini membuktikan, seperti yang pernah kubaca, bahwa selingkuh yang paling nikmat dan akan membawa kesan mendalam adalah yang dilakukan sekali saja dengan orang yang sama. Jangan ulangi lagi (dengan orang yang sama), sensasinya atau getarannya akan berkurang. Aku kadang merindukan saat-saat seperti ini. Selingkuh yang aman seperti ini.</p>
  77. <blockquote><p>TAMAT</p></blockquote>
  78. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/cerita-selingkuh-cerpen-bokep-bergambar-tiga-ronde-yang-tak-akan-kulupakan/">CERITA SELINGKUH Cerpen Bokep Bergambar Tiga Ronde Yang Tak Akan Kulupakan</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  79. ]]></content:encoded>
  80. <wfw:commentRss>https://massamcrypto.com/cerita-selingkuh-cerpen-bokep-bergambar-tiga-ronde-yang-tak-akan-kulupakan/feed/</wfw:commentRss>
  81. <slash:comments>0</slash:comments>
  82. </item>
  83. <item>
  84. <title>Kumpulan Cersek Bertemu Dan Bersetubuh Dengan Teman Sma</title>
  85. <link>https://massamcrypto.com/kumpulan-cersek-bertemu-dan-bersetubuh-dengan-teman-sma/</link>
  86. <comments>https://massamcrypto.com/kumpulan-cersek-bertemu-dan-bersetubuh-dengan-teman-sma/#respond</comments>
  87. <dc:creator><![CDATA[daza08313@gmail.com]]></dc:creator>
  88. <pubDate>Mon, 21 Jul 2025 16:33:03 +0000</pubDate>
  89. <category><![CDATA[Uncategorized]]></category>
  90. <guid isPermaLink="false">https://massamcrypto.com/?p=3420</guid>
  91.  
  92. <description><![CDATA[<p>Cerita Dewasa – Kumpulan Cersek Bertemu Dan Bersetubuh Dengan Teman Sma Suatu siang aku jalan-jalan kepusat perbelanjaan buat refresing ya&#160;[&#8230;]</p>
  93. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/kumpulan-cersek-bertemu-dan-bersetubuh-dengan-teman-sma/">Kumpulan Cersek Bertemu Dan Bersetubuh Dengan Teman Sma</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  94. ]]></description>
  95. <content:encoded><![CDATA[<p>Cerita Dewasa – Kumpulan Cersek Bertemu Dan Bersetubuh Dengan Teman Sma Suatu siang aku jalan-jalan kepusat perbelanjaan buat refresing ya liat-liat cewek cantik, begitu aku lagi liat kiri kanan eee tak taunya seseorang menubrukku. Wanita ini sepertinya habis belanja banyak dan tergesa-gesa hingga tak tahunya menubruk orang. Kumpulan Cersek</p>
  96. <p>&nbsp;</p>
  97. <p>Begitu bertabrakan…aku langsung membantu memberesi barang-barangnya yang berserakan. Tak lupa kuucapkan permintaan maafku padanya karena tak sengaja menabraknya….walau sebenarnya dialah yang harus minta maaf padaku Situs Idn Poker.</p>
  98. <p>&nbsp;</p>
  99. <p>“Maaf ..mbak…nggak sengaja nih…”kataku padanya.</p>
  100. <p>“Ya…nggak apa-apa lagi….oya..kamu andy kan….”Katanya padaku.</p>
  101. <p>“Iya..saya andy….dan mbak siapa ya…kok tahu nama saya”</p>
  102. <p>“kamu nggak ingat sama aku ya…teman sma kamu…yang suka jahilin kamu….”Katanya padaku.</p>
  103. <p>“Siapa ya….eeeee….maaf …rani ya….sibunga sma “</p>
  104. <p>“tepat sekali ….tapi tadi kok kamu manggilin aku mbak seh…”</p>
  105. <p>“maaf deh….abis aku nggak tau siapa kamu..” Kumpulan Cersek</p>
  106. <p>“Kenapa..lupa ya sama aku….atau emang udah dilupain ya…”</p>
  107. <p>“ya..gimana ya.. Kamu cantik banget ..beda dengan yang dulu..”Kataku sedikit memujinya.</p>
  108. <p>“Ak kamu ….biasa aja kok…”katanya sambil tersipu malu.</p>
  109. <p>“Oh ya….kita kekafe yuk..buat ngerayain pertemuan kita ini…</p>
  110. <p>“ok deh…tapi kamu yang traktir aku ya…abis aku lagi bokek nih”kataku padanya</p>
  111. <p>“ya..nggak masalah lagi….”</p>
  112. <p>&nbsp;</p>
  113. <p>Aku dan rani pergi kekafe langgananya rani.sampai disana ..kami memilih meja yang paling pojok. Suasana didalam kafe ini sangat sejuk dan nyaman…membuat orang yang berada didalamnya betah untuk duduk berlama-lama.</p>
  114. <p>&nbsp;</p>
  115. <p>“Gimana kabar kamu sekarang andy…..udah berkeluarga ya…”tanya rani padaku.</p>
  116. <p>“Aku seh baik-baik aja….masih sendiri lagi….masih kepengen bebas”</p>
  117. <p>“kalau kamu gimana….udah bekeluarga ya….”Tanyaku padanya.</p>
  118. <p>“Aku udah married….udah 3 tahun”</p>
  119. <p>“asyik dunk….trus suami kamu mana…kok pergi sendirian ….nggak takut digodain sama lelaki iseng”</p>
  120. <p>“ah kamu..biasa aja lagi….laki aku lagi keln…urusan bisnis katanya”</p>
  121. <p>eh…ayo makan..kok didiamin aja nih”</p>
  122. <p>&nbsp;</p>
  123. <p>Kamipun akhirnya menyantap hidangan yang telah tersedia.habis makan,kami jalan-jalan dan pulang kerumah masing-masing</p>
  124. <p>beberapa hari kemudian….rani mengirim sms kehp ku….isinya mengajak aku untuk main kerumahnya.smsnya kubalas….dan aku tanyakan dimana alamat rumahnya..beberapa menit kemudian… rani membalas smsku dan menyebutkan alamat rumahnya.</p>
  125. <p><img decoding="async" class="alignnone size-medium wp-image-3421" src="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Kumpulan-Cersek-Bertemu-Dan-Bersetubuh-Dengan-Teman-Sma-200x135.jpg" alt="" width="200" height="135" /></p>
  126. <p>Aku berangkat kerumah rani…sibunga sma. Tak lama kemudian ..aku sampai didepan rumah mewah.kubaca kembali alamat yang<br />
  127. diberikan oleh rani dan kucocokkan dengan nomor rumah yang tertera didepan pintu…pass..memang benar ini rumahnya.kutekan bel yang ada didepanku.beberapa saat kemudian …pintu pagar terbuka dengan sendirinya.aku masuk, pintu pagarpun ikut tertutup dengan sendirinya. Aku berjakan menuju teras depan dan rani telah menungguku disana.</p>
  128. <p>“Hii..gimana kabar kamu sekarang….”Sapanya padaku.<br />
  129. “Baik saja nih….kamu gimana…kok sepi amat seh…pada kemana nih”<br />
  130. “iya nih…nggak ada siapa-siapa nih dirumah…jadi kesepian.. Makanya aku undang kamu kesini ..buat nemenin aku…”<br />
  131. “nggak salah nih..ntar suami kamu marah lagi”<br />
  132. “ah..nggak apa-apa lagi…. Dia lagi diln sekarang nih…”<br />
  133. “yuk ..masuk….kita ngobrol didalam aja deh” Situs Bandar Ceme</p>
  134. <p>Kamipun masuk kedalam rumahnya rani.wah….benar-benar mewah nih rumah..semua perabotannya sangat mengagumkan.<br />
  135. “Mari..silahkan duduk….jangan malu -malu..anggap saja seperti rumah sendiri”<br />
  136. “thank’s….”Dan akupun duduk<br />
  137. “oya..mau minum apa nih….panas..dingin atau yang hangat..”Kata sinyonya rumah.<br />
  138. “Jadi bingung nih ..milihnya …”kataku padanya.<br />
  139. “Ya…kalau yang panas…teh sama kopi… trus kalau mau yang dingin..ada soft drink..”Balas sirani<br />
  140. “trus kalau aku milih yang hangat gimana”tanyaku lagi. Kumpulan Cersek<br />
  141. “Ya…ada deh…”kata rani sedikit genit.<br />
  142. “Ok deh…kalau gitu..aku minta yang hangat aja deh”kataku coba menggodanya<br />
  143. “ah..kamu ini bisa aja….ntar kalau aku kasih kamu nggak susah nanti”<br />
  144. “ya..tergantung yang ngasih dunk…”</p>
  145. <p>Rani bangkit dari duduknya ….”Bentar ya …aku kebelakang dulu”<br />
  146. ia pergi meninggalkanku diruang tamu yang mewah itu. Rani kembali lagi keruang tamu dengan membawa dua gelas jus orange. Dia meletakkannya datas meja.</p>
  147. <p>“Lho..tadi katanya yang hangat..kok yang itu seh”kataku padanya.<br />
  148. “Yang hangat ntar….so pasti aku kasih deh”<br />
  149. akupun duduk kembali.<br />
  150. “Ran…rumah kamu bagus banget deh….semuanya kamu punya…so pasti kamu bahagia dong dengan suami kamu….”<br />
  151. “Ah ..siapa bilang..dari luarnya saja aku keliatan bahagia”katanya mulai serius<br />
  152. “memang semuanya aku punya ..tapi khan itu nggak menjamin aku bahagia”<br />
  153. “bayangin aja deh .. Dalam satu bulan ..palingan suamiku 3 hari ada dirumah”<br />
  154. “selebihnya<br />
  155. ..ya kesana kemari ..ngurusin bisnis keluarganya yang segudang itu…jadi<br />
  156. kamu bisa bayangin deh..betapa aku sangat kesepian..”</p>
  157. <p>Rani mulai menceritakan semua keluhan yang ada dalam dirinya.kucoba memahami setiap jalan ceritanya sambil sesekali mataku nakal melirik bagian tubuhnya yang sangat menggairahkan sekali. Saat itu,rani mengenakan kaos yang cukup ketat sekali sehingga mencetak seluruh lekuk tubuhnya yang sangat indah itu.dibalik kaos ketat lengan pendek itu. Sepertinya rani tak mengenakan bra…itu terlihat dari tonjolan kecil dipuncak dadanya yang padat dan berisi .perlahan terasa sesuatu bergerak nakal dari balik celana yang kukenakan.</p>
  158. <p>Rani bangkit dari duduknya dan pindah disampingku.tercium bau harum parfumnya yang sangat mengundang gairah.</p>
  159. <p>“Dy..aku kangen banget deh sama kamu….”Katanya padaku<br />
  160. “oya…”kataku padanya.<br />
  161. “Iya nih….apalagi sama…….”Katanya terputus. Kumpulan Cersek<br />
  162. “Sama apa seh ran…..”<br />
  163. “Sama…..sama ini nih….”Katanya sambil meletakkan tangannya diatas gundukan batang kejantananku.</p>
  164. <p>Kontan saja aku terkejut mendengar penuturannya yang begitu spontan.walau sebenarnya aku juga menginginkannya.</p>
  165. <p>Karena tak ada kata-kata yang keluar dari mulutku, rani tak memindahkan tangannya dari atas selangkanganku..malah sebaliknya dia mengelus pelan batang kejantananku yang masih tersembunyi dibalik celana panjang yang kukenakan.</p>
  166. <p>Perlahan ..mukaku dan muka rani makin mendekat. Rani memejamkan matanya sambil merekahkan bibirnya padaku. Kukecup bibirnya yang merah itu. Mulutku bermain dimulutnya yang mungil dan seksi .sesekali lidahku berpilin dengan lidahnya. Rani sangat bergairah sekali menyambut ciuman bibirku dibibirnya.</p>
  167. <p>Sementara itu tanganku tak tinggal diam.kucoba meraba dua bukit kembar yang tumbuh didadanya. Begitu hangat ,padat dan berisi terasa sangat halus sekali kulit dadanya rani. Dua puncak dadanya yang mulai mengeras tak luput dari remasan tanganku. Dan tangan rani semakin liar begerilya diatas gundukan batang kejantananku yang mulai mengeras.</p>
  168. <p>Rani beranjak dari tempat duduknya .perlahan ia mulai membuka satu persatu pakaian yang melekat ditubuhnya. Hingga akhirnya tak sehelai benangpun yang menempel ditubuhnya.kuperhatikan tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Begitu sangat sempurna sekali.dua gundukan bulat menggantung didadanya .ditambah dengan bukit kecil yang ditumbuhi bulu hitam yang<br />
  169. lebat menandakan kalau rani type wanita haus seks</p>
  170. <p>Rani kembali duduk bersimpuh dihadapanku. Kali ini ia mulai membuka celana panjang yang masih kukenakan.begitu celanaku terbuka ..nongollah batang kejantananku yang mulai mengeras dibalik celana dalamku. Namun tak berselang lama celana dalamkupun telah terbuka dan tinggallah penisku yang tegak bak torpedo yang siap meluncur.</p>
  171. <p>Tangannya yang halus itu mulai membelai batang kejantananku.lama kelamaan ukurannya makin membesar .rani mulai menjilat ujung kepala penisku .mulutnya yang mungil itu menjiltai permukaan kulit batang kejantananku hingga sampai kedua buah biji pelerku.beberapa saat lamanya rani menikmati batang kejantananku dengam ciuman-ciuman yang sangat menggetarkan<br />
  172. persendianku.</p>
  173. <p>Sementara kedua tanganku meremasi kepalanya. Hingga sesuatu terasa berdenyut dibatang kejantananku sesuatu yang ingin muncrat dari ujung kepala penisku.aku semakin kuat menjambak rambutnya rani dan menekannya kedalam hingga ujung kepala penisku menyentuh ujung tenggorokannya. Kumpulan Cersek</p>
  174. <p>“Akhhh..ran..aku mau keluar nih”erangku padanya <a href="http://hokijudi99.org/">Agen Idn Poker</a></p>
  175. <p>Beberapa detik kemudian spermaku tumpah didalam mulutnya rani. Tanpa merasa jijik sedikitpun rani menelan setiap tetes spermaku. Dan sambil tersenyum ..rani menjilati sisa- sisa sperma yang masih tersisa dibatang kemaluanku.</p>
  176. <p>Beberapa saat kamipun istirahat setelah aku mencapai orgasme yang pertama. Kemudian aku berdiri dan mengangkat tubuh montok rani dan merebahkannya diatas sofa yang empuk. Kini tiba saatnya bagiku untuk memulai babak permainan berikutnya. Aku membuka kedua kaki rani lebar-lebar.kudekatkan wajahku kepermukaan perutnya yang datar. Dengan penuh nafsu ..aku menjilati setiap permuakaan kulit perutnya yang halus itu.rani menggelinjang hebat merasakan jilatan bibirku dipermukaan kulit<br />
  177. perutnya yang ramping.</p>
  178. <p>Rani merasakan dirinya seolah terbang kesorga kenikmatan saat ujung-ujung lidahku mengelitik organ-organ sensitifnya.ia melupakan sejenak bayangan suaminya yang saat ini sedang berada diluar negri.baginya ,kenikmatan yang kuberikan padanya tak ada bandingnya dengan limpahan materi yang diberikan oleh suaminya. Desahan…erangan dan jeritan rani makin menbuatku bersemangat menusuk-nusuk permukaan vaginanya dengan ujung lidahku.</p>
  179. <p>“Sayang….cepet dunk masukin punyamu. Udah nggak kuat nih”rengeknya padaku.</p>
  180. <p>Akupun memenuhi permintaan rani yang sudah tidak tahan menunggu batang kejantananku yang tegang dan mengeras untuk masuk kedalam vaginanya rani. Aku memegang batang kejantananku dan mengocoknya sebentar kemudian mengarahkannya kelubang vagina rani.</p>
  181. <p>Aku mulai maju mendorong pantatnya rani. Beberapa kali kucoba selalu meleset. Mungkin karena ukuran senjataku yang cukup besar hingga sulit untuk menembus lubang vaginanya yang rapet.namun setelah beberapa kali mencoba,akhirnya batang kejantananku masuk menembus lubang memek nya rani. Kumpulan Cersek</p>
  182. <p>Tanpa membuang waktu lagi,kugerakkan pantatku maju mundur menusuk memeknya rani.dengan penuh nafsu,rani menikmati gerakan penisku yang maju mundur menusuk vaginanya.desiran dan desahan beriringan keluar dari mulutnya yang mungil itu.rani mengimbangi gerakanku dengan memaju mundurkan pantatnya yang bahenol itu. Sekitar tiga pulu menit berlalu,rani merasakan akan mencapai klimaks.</p>
  183. <p>Rani mengangkat pantatnya dan menggelinjang hebat.wajahnya berubah ganas,matanya mendelik saat puncak kenikmatan itu datang. Aku tahu kalau rani akan mencapai klimaknya. Kupercepat gerakan pantatku menusuk vaginanya sampai akirnya puncak kenikmatanna datang.rani mendekap erat tubuhku,vaginanya berkedut-kedut menjepit batang kejantananku. Cairan hangat dan kental merembesi dinding vaginanya.orgasme yang beruntun telah dialami rani sibunga sma.</p>
  184. <p>Untuk beberapa saat ..kubiarkan rani menikmati sisa -sisa orgasmenya ,sebelum kami melanjutkan permainan yang berikutnya. Perlahan rani bangkit dari tidurnya dan duduk diatas sofa empuk itu.akupun duduk disampingnya. Tanganku singgah digundukan<br />
  185. vagina yang ditumbuhi rambut halus itu.kubelai perlahan untuk membangkitkan kembali gairah wanita cantik yang ada disampingku ini. Perlahan terdengar desahan lembut dari mulut rani. Sementara itu mulutku tak lepas dari dua puncak mungil didadanya.</p>
  186. <p>Merasa sudah tepat saatnya bagiku untuk menuntaskan permainan ini… kuangkat rani dan kududukkan ia diatas pahaku. Posisinya kini tepat berada diatas pangkuanku, sehingga dua buah dadanya yang padat membusung tepat berada didepan mulutku. Kugosok-gosok ujung penisku kemulut vaginanya. Kutekan ujung penisku hingga amblas masuk kedalam vaginanya. Kudiamkan perlahan, kunikmati beberapa saat kontolku bersarang dalam memeknya rani. Kumpulan Cersek</p>
  187. <p>Perlahan kugerakkan pantatku naik turun menusuk lubang kemaluannya rani. Gerakanku makin lama semakin cepat membuat tubuh rani bergoyang-goyang diatas pangkuanku. Terdengar erangan kenikmatan dari mulut rani.beberapa kali ia harus memekik kecil tak kala penisku yang makin membesar menyentuh ujung rahimnya. Sementara dua buah gundukan didadanya bergoyang -goyang tak karuan. Kedua tanganku meraih dua gundukan itu dan meremasnya perlahan.</p>
  188. <p>Beberapa menit kemudian terasa sesuatu menyesak dalam batang kejantananku. Mungkin tiba saatnya bagiku untuk orgasme. Dengan diiringi desahan panjang secara bersamaan…aku dan rani mencapai orgasme. Kusemprotkan spermaku yang hangat didalan vagina rani. Beberapa saat kemudian ranipun menyusul.cairan hangat merembesi dinding vaginanya yang hangat itu. Aku memcabut batang kejantananku dari dalam vaginanya rani.</p>
  189. <p>Dengan cepat rani jongkok diselangkanagnku dan menjilat sisa-sisa sperma yang masih menempel dipenisku. Sesaat kemudian rani tersenyum padaku.senyum penuh kepuasam …yang tak pernah ia dapatkan dari suaminya tersayang.aku bangkit dan mengenakan kembali pakaianku. Kulihat jam ditanganku sudah menunjukkan jam sepuluh malam. Akupun pamit pada rani.</p>
  190. <p>Namun sebelum aku pergi meninggalkam rumah rani. Ia memberikan sesuatu buatku sebagai hadiah. Sebuah handphone terbaru dan motor besar. Semula aku menolak pemberiannya, namun ia berharap sekali aku menerima pemberiannya itu. Demi menghibur hatinya rani, kuterima hadiah yang bagiku cukup besar sekali.</p>
  191. <p>Kupergi meninggalkan rani dengan membawa handphone dan sebuah motor besar. Hadiah yang mungkin lebih kecil jika dibandingkan dengan kenikmatan seks yang kudapatkan hari ini…. Dan bahkan akan kudapatkan hari-hari berikutnya bersama wanita cantik yang pernah menjadi bunga sma. Kumpulan Cersek</p>
  192. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/kumpulan-cersek-bertemu-dan-bersetubuh-dengan-teman-sma/">Kumpulan Cersek Bertemu Dan Bersetubuh Dengan Teman Sma</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  193. ]]></content:encoded>
  194. <wfw:commentRss>https://massamcrypto.com/kumpulan-cersek-bertemu-dan-bersetubuh-dengan-teman-sma/feed/</wfw:commentRss>
  195. <slash:comments>0</slash:comments>
  196. </item>
  197. <item>
  198. <title>Tanteku Guru Seksku</title>
  199. <link>https://massamcrypto.com/tanteku-guru-seksku/</link>
  200. <comments>https://massamcrypto.com/tanteku-guru-seksku/#respond</comments>
  201. <dc:creator><![CDATA[daza08313@gmail.com]]></dc:creator>
  202. <pubDate>Mon, 21 Jul 2025 10:37:54 +0000</pubDate>
  203. <category><![CDATA[Uncategorized]]></category>
  204. <guid isPermaLink="false">https://massamcrypto.com/?p=3415</guid>
  205.  
  206. <description><![CDATA[<p>Cerita Dewasa – Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMA, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja&#160;[&#8230;]</p>
  207. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/tanteku-guru-seksku/">Tanteku Guru Seksku</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  208. ]]></description>
  209. <content:encoded><![CDATA[<p><img decoding="async" class="alignnone wp-image-3418 size-full" src="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/xtapo-noomind-8-1.jpg" alt="" width="1112" height="1668" srcset="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/xtapo-noomind-8-1.jpg 1112w, https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/xtapo-noomind-8-1-768x1152.jpg 768w, https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/xtapo-noomind-8-1-1024x1536.jpg 1024w" sizes="(max-width: 1112px) 100vw, 1112px" /></p>
  210. <p>Cerita Dewasa – Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMA, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak.</p>
  211. <p>Ah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Maya (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.Tante Maya ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara.</p>
  212. <p>&nbsp;</p>
  213. <p>Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet).</p>
  214. <p>&nbsp;</p>
  215. <p>Biasanya Tante Maya kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.</p>
  216. <p>&nbsp;</p>
  217. <p>Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Maya ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih).</p>
  218. <p>&nbsp;</p>
  219. <p>Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante.</p>
  220. <p>&nbsp;</p>
  221. <p>Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Maya pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung.</p>
  222. <p>&nbsp;</p>
  223. <p>Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Maya mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.</p>
  224. <p>&nbsp;</p>
  225. <p>Lalu Tante Maya menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Maya, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante ngajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.</p>
  226. <p>&nbsp;</p>
  227. <p>“Dino temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante Maya sambil mulai berjongkok.</p>
  228. <p>&nbsp;</p>
  229. <p>Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. “Serr.. rr.. serr.. psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Maya kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante.</p>
  230. <p>&nbsp;</p>
  231. <p>“Heh kenapa kamu Dino kok diam gitu awas nanti kesambet” kata Tante.</p>
  232. <p>“Ah enggak apa-apa Tante”, jawabku.</p>
  233. <p>“Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya Tante Maya.</p>
  234. <p>“Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku.</p>
  235. <p>&nbsp;</p>
  236. <p>Tante Maya cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.</p>
  237. <p>&nbsp;</p>
  238. <p>“Kamu mau liat Dino? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu”, kata Tante Maya.</p>
  239. <p>&nbsp;</p>
  240. <p>Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante membiarkanku memegang-megang vaginanya.</p>
  241. <p>&nbsp;</p>
  242. <p>“Sudah yah Dino nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi”.</p>
  243. <p>“Iyah Tante”, jawabku.</p>
  244. <p>&nbsp;</p>
  245. <p>Lalu Tante Maya menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain. Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak.</p>
  246. <p>&nbsp;</p>
  247. <p>“Dino, kamu enggak ikut?” tanya mamiku.</p>
  248. <p>“Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kataku.</p>
  249. <p>“Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mami.</p>
  250. <p>“Maya, kamu mau kan tolong jagain si Dino nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mami pada Tante.</p>
  251. <p>“Iya deh Kak aku jagain si Dino tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok” kata Tante.</p>
  252. <p>&nbsp;</p>
  253. <p>Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Maya berdua saja di villa, Tante baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.</p>
  254. <p>&nbsp;</p>
  255. <p>“Kamu sakit apa sih Dino? kok lemes gitu?” tanya Tante sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.</p>
  256. <p>“Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku.</p>
  257. <p>&nbsp;</p>
  258. <p>Tante Maya begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.</p>
  259. <p>&nbsp;</p>
  260. <p>Tunjukan keberuntunganmu dengan bermain Domino Qiu Qiu, Raih uang sebanyak-banyaknya</p>
  261. <p>&nbsp;</p>
  262. <p>“Kepala yang mana Dino atas apa yang bawah?” kelakar Tante Maya padaku.</p>
  263. <p>&nbsp;</p>
  264. <p>“Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?” jawabku polos.</p>
  265. <p>“Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante sambil memegang si kecilku.</p>
  266. <p>“Ah Tante bisa saja” kataku.</p>
  267. <p>“Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku hanya diam saja.</p>
  268. <p>&nbsp;</p>
  269. <p>Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “Tante enggak usah deh Tante biar Dino saja yang ngelap, kan malu sama Tante”</p>
  270. <p>“Enggak apa-apa, tanggung kok” kata Tante Maya sambil menurunkan celanaku dan CDku.</p>
  271. <p>&nbsp;</p>
  272. <p>Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja.</p>
  273. <p>&nbsp;</p>
  274. <p>“Dino mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah”</p>
  275. <p>“Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos.</p>
  276. <p>“Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante .</p>
  277. <p>&nbsp;</p>
  278. <p>Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.</p>
  279. <p>&nbsp;</p>
  280. <p>“Achh.. cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Maya yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing.</p>
  281. <p>&nbsp;</p>
  282. <p>“Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku.</p>
  283. <p>&nbsp;</p>
  284. <p>“Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Maya.</p>
  285. <p>&nbsp;</p>
  286. <p>Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Maya karena Tante tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.</p>
  287. <p>&nbsp;</p>
  288. <p>“Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina Tante yang kurasakan berdenyut-denyut.</p>
  289. <p>&nbsp;</p>
  290. <p>Tante Mayapun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.</p>
  291. <p>&nbsp;</p>
  292. <p>“Croott.. ser.. err.. srett..” muncratlah air maniku dalam mulut Tante Maya, Tante Maya pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante lembab dan agak basah.</p>
  293. <p>&nbsp;</p>
  294. <p>“Enak kan Dino, pusingnya pasti hilang kan?” kata Tante Maya.</p>
  295. <p>“Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..”</p>
  296. <p>“Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Dino?”</p>
  297. <p>“Enggak Tante”</p>
  298. <p>&nbsp;</p>
  299. <p>Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante.</p>
  300. <p>&nbsp;</p>
  301. <p>“Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku jadi salah tingkah</p>
  302. <p>“Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya padaku.</p>
  303. <p>“Tante boleh enggak Dino megang itu Tante lagi” pintaku pada Tante.</p>
  304. <p>&nbsp;</p>
  305. <p>Tante Maya pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante basah entah kenapa.</p>
  306. <p>&nbsp;</p>
  307. <p>“Tante kencing yah?” tanyaku.</p>
  308. <p>“Enggak ini namanya Tante nafsu Dino sampai-sampai celana dalam Tante basah”.</p>
  309. <p>&nbsp;</p>
  310. <p>Dilepaskannya pula celana dalam Tante dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Maya duduk di sampingku</p>
  311. <p>&nbsp;</p>
  312. <p>“Dino pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap” katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Maya dengan tangan yang agak gemetar, Tante hanya ketawa kecil.</p>
  313. <p>“Dino, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante.</p>
  314. <p>&nbsp;</p>
  315. <p>Dia mulai memegang penisku lagi,</p>
  316. <p>&nbsp;</p>
  317. <p>“Dino Tante mau itu nih”.</p>
  318. <p>“Mau apa Tante?”</p>
  319. <p>“Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Maya.</p>
  320. <p>“Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?”</p>
  321. <p>“Tapi Dino enggak bisa Tante caranya”</p>
  322. <p>“Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah” kata Tante padaku.</p>
  323. <p>&nbsp;</p>
  324. <p>Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Maya yang di tumbuhi bulu halus.</p>
  325. <p>&nbsp;</p>
  326. <p>“Dino jilatin donk punya Tante yah” katanya.</p>
  327. <p>“Tante Dino enggak bisa, nanti muntah lagi”</p>
  328. <p>“Coba saja Dino”</p>
  329. <p>&nbsp;</p>
  330. <p>Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Maya di atas dan tanpa pikir panjang Tante pun mulai mengulum penisku.</p>
  331. <p>&nbsp;</p>
  332. <p>“Achh.. hgghhghh.. Tante”</p>
  333. <p>&nbsp;</p>
  334. <p>Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Maya seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.</p>
  335. <p>&nbsp;</p>
  336. <p>&nbsp;</p>
  337. <p>&nbsp;</p>
  338. <p>&nbsp;</p>
  339. <p>&nbsp;</p>
  340. <p>&nbsp;</p>
  341. <p>&nbsp;</p>
  342. <p>Tante Maya pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Maya menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.</p>
  343. <p>&nbsp;</p>
  344. <p>“Kamu tahu enggak mandi kucing Dino” kata Tante Maya.</p>
  345. <p>&nbsp;</p>
  346. <p>Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Maya pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.</p>
  347. <p>&nbsp;</p>
  348. <p>Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah.</p>
  349. <p>&nbsp;</p>
  350. <p>Kulihat payudara Tante Maya mengeras, Tante menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante, langsung Tante kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Maya seperti menjilati es krim.</p>
  351. <p>&nbsp;</p>
  352. <p>“Achh.. uhh.. hhghh.. acch Dino enak banget terus Dino, yang itu isep jilatin Dino” kata Tante sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.</p>
  353. <p>&nbsp;</p>
  354. <p>Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Maya tanpa sengaja tertelan olehku.</p>
  355. <p>&nbsp;</p>
  356. <p>“Dino masukin donk Tante enggak tahan nih”</p>
  357. <p>“Tante gimana caranya?”</p>
  358. <p>&nbsp;</p>
  359. <p>Tante Maya pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Maya pun mengejang hebat.</p>
  360. <p>&nbsp;</p>
  361. <p>“Dino Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh” erang Tante Maya.</p>
  362. <p>&nbsp;</p>
  363. <p>Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Maya mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.</p>
  364. <p>&nbsp;</p>
  365. <p>“Dino nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Maya padaku.</p>
  366. <p>&nbsp;</p>
  367. <p>Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Mayapun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.</p>
  368. <p>&nbsp;</p>
  369. <p>“Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.</p>
  370. <p>“Tante, Dino kayanya mau kencing niih”</p>
  371. <p>&nbsp;</p>
  372. <p>Tante Maya pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang.</p>
  373. <p>&nbsp;</p>
  374. <p>Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Maya menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante yang hebat.</p>
  375. <p>&nbsp;</p>
  376. <p>Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Maya di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.</p>
  377. <p>&nbsp;</p>
  378. <p>“Dino kamu sudah baikan?” tanya Mamiku.</p>
  379. <p>“Sudah mam, aku sudah seger n fit nih” kataku.</p>
  380. <p>“Kamu kasih makan apa Ni, si Dino sampai-sampai langsung sehat” tanya Mami sama Tante.</p>
  381. <p>“Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante Maya.</p>
  382. <p>&nbsp;</p>
  383. <p>Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Maya yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante.</p>
  384. <p>&nbsp;</p>
  385. <p>Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Maya. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik.</p>
  386. <p>&nbsp;</p>
  387. <p>Baru kuketahui bahwa suami Tante ternyata mengalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Maya. Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi simpanan Tante bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku.</p>
  388. <p>&nbsp;</p>
  389. <p>Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante yang nasibnya sama seperti Tante Maya, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda. TAMAT</p>
  390. <p>&nbsp;</p>
  391. <p>Share this:</p>
  392. <p>X Facebook</p>
  393. <p>&nbsp;</p>
  394. <p>Related</p>
  395. <p>&nbsp;</p>
  396. <p>Seks Dengan Tante Di Dapur</p>
  397. <p>July 3, 2018</p>
  398. <p>In &#8220;Cerita Dewasa&#8221;</p>
  399. <p>&nbsp;</p>
  400. <p>&nbsp;</p>
  401. <p>Dapur Hot Karena Tanteku</p>
  402. <p>August 19, 2018</p>
  403. <p>In &#8220;Cerita Dewasa&#8221;</p>
  404. <p>&nbsp;</p>
  405. <p>Diajari Rasa Nikmat Oleh Tante Novi</p>
  406. <p>Diajari Rasa Nikmat Oleh Tante Novi</p>
  407. <p>April 6, 2018</p>
  408. <p>In &#8220;Cerita Dewasa&#8221;</p>
  409. <p>&nbsp;</p>
  410. <p>Cerita DewasaCerita BokepCerita DewasaCerita NakalCerita NgentotCerita Terkini</p>
  411. <p>Unknown&#8217;s avatar</p>
  412. <p>Published by real poker</p>
  413. <p>View all posts by real poker</p>
  414. <p>&nbsp;</p>
  415. <p>Post navigation</p>
  416. <p>Previous</p>
  417. <p>Tubuh Hot Wanita Berkonde</p>
  418. <p>Next</p>
  419. <p>Aku Dijamah Oleh Mantan Muridku</p>
  420. <p>One comment</p>
  421. <p>maria&#8217;s avatarmaria</p>
  422. <p>March 16, 2019 at 8:38 am</p>
  423. <p>FIFAQQ SITUS TERBESAR DAN TERPERCAYA</p>
  424. <p>&nbsp;</p>
  425. <p>BERIKUT HOT PROMO YANG BERLAKU SAAT INI :</p>
  426. <p>BONUS TURN OVER 0.5% , TERBESAR SE INDONESIA</p>
  427. <p>BONUS TERBESAR REFERRAL 20% UNTUK SEUMUR HIDUP</p>
  428. <p>BONUS JACKPOT PULUHAN HINGGA RATUSAN JUTA SETIAP HARINYA</p>
  429. <p>&nbsp;</p>
  430. <p>Info lebih lanjut silahkan hubungi kami di :</p>
  431. <p>LIVE CHAT : FIFAQQ ( Live Chat Customer Service Profesional 24/7 (Nonstop) bersama cs Aldira )</p>
  432. <p>Facebook : FIFAQQ</p>
  433. <p>Whatsup : +855978848376</p>
  434. <p>Pin BBM : D8BB4C1B</p>
  435. <p>LINE : CS_FIFAQQ</p>
  436. <p>Link Resmi : http://www.fifaqq.net</p>
  437. <p>&nbsp;</p>
  438. <p>Like</p>
  439. <p>&nbsp;</p>
  440. <p>Leave a comment</p>
  441. <p>Write a comment&#8230;</p>
  442. <p>&nbsp;</p>
  443. <p>Comment</p>
  444. <p>Cari</p>
  445. <p>Search for:</p>
  446. <p>Search …</p>
  447. <p>Poker Uang Asli</p>
  448. <p>&nbsp;</p>
  449. <p>Togel Online Terpercaya</p>
  450. <p>&nbsp;</p>
  451. <p>&nbsp;</p>
  452. <p>Rekomendasi</p>
  453. <p>Nonton Movie</p>
  454. <p>DominoBet</p>
  455. <p>Domino Qiu Qiu</p>
  456. <p>pokerqq</p>
  457. <p>capsa susun</p>
  458. <p>poker99</p>
  459. <p>Bocoran Togel</p>
  460. <p>Prediksi Bola Lengkap</p>
  461. <p>Cerita Hot</p>
  462. <p>Aku Dijamah Oleh Mantan Muridku</p>
  463. <p>Tanteku Guru Seksku</p>
  464. <p>Tubuh Hot Wanita Berkonde</p>
  465. <p>Terangsang Oleh Bibiku Yang Sedang Tidur</p>
  466. <p style="text-align: right;">Bercinta Sambil Tiduran Sampai Klimaks</p>
  467. <p>Maryone Yang Awalnya Malu-Malu</p>
  468. <p>Keperawanan Direnggut Oleh Preman</p>
  469. <p>Bonus Dari Penjual DVD Blue Film</p>
  470. <p>Sensasi Bercinta Dengan Tante Sebelah Rumahku</p>
  471. <p>Kategori</p>
  472. <p>Berita Dewasa (4)</p>
  473. <p>Cerita Dewasa (254)</p>
  474. <p>Pelajar Nakal (46)</p>
  475. <p>Blog Stats</p>
  476. <p>2,906,896 Viewers</p>
  477. <p>&nbsp;</p>
  478. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/tanteku-guru-seksku/">Tanteku Guru Seksku</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  479. ]]></content:encoded>
  480. <wfw:commentRss>https://massamcrypto.com/tanteku-guru-seksku/feed/</wfw:commentRss>
  481. <slash:comments>0</slash:comments>
  482. </item>
  483. <item>
  484. <title>Mahasiswi Sexy Menikmati Permerkosaan Sekelompok Pemuda Di Kos Yang Gelap</title>
  485. <link>https://massamcrypto.com/mahasiswi-sexy-menikmati-permerkosaan-sekelompok-pemuda-di-kos-yang-gelap/</link>
  486. <comments>https://massamcrypto.com/mahasiswi-sexy-menikmati-permerkosaan-sekelompok-pemuda-di-kos-yang-gelap/#respond</comments>
  487. <dc:creator><![CDATA[daza08313@gmail.com]]></dc:creator>
  488. <pubDate>Mon, 21 Jul 2025 08:09:28 +0000</pubDate>
  489. <category><![CDATA[artikel]]></category>
  490. <category><![CDATA[backlink profil]]></category>
  491. <category><![CDATA[berita]]></category>
  492. <category><![CDATA[blog]]></category>
  493. <category><![CDATA[cerita dewasa]]></category>
  494. <category><![CDATA[colmek video]]></category>
  495. <category><![CDATA[cuan128]]></category>
  496. <category><![CDATA[Uncategorized]]></category>
  497. <category><![CDATA[cara menulis artikel]]></category>
  498. <category><![CDATA[lowongan kerja']]></category>
  499. <category><![CDATA[opinion writing]]></category>
  500. <category><![CDATA[unlock subs]]></category>
  501. <guid isPermaLink="false">https://massamcrypto.com/?p=3411</guid>
  502.  
  503. <description><![CDATA[<p>Pertama-tama perkenankan saya memperkenalkan diri dulu. Biasa teman-temanku memanggilku Nana (nama lengkap/aslinya ga usah disebut yah), lahir tahun 83. Tubuhku&#160;[&#8230;]</p>
  504. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/mahasiswi-sexy-menikmati-permerkosaan-sekelompok-pemuda-di-kos-yang-gelap/">Mahasiswi Sexy Menikmati Permerkosaan Sekelompok Pemuda Di Kos Yang Gelap</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  505. ]]></description>
  506. <content:encoded><![CDATA[<p><a href="https://massamcrypto.com/"><img loading="lazy" decoding="async" class="alignnone wp-image-3412 size-full" src="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Kenikmatan-Nafsu-Segrombolan-Remaja-Terhadap-Mahasiswi-Binal-Di-Kamar-Kosan.jpg" alt="" width="1024" height="597" srcset="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Kenikmatan-Nafsu-Segrombolan-Remaja-Terhadap-Mahasiswi-Binal-Di-Kamar-Kosan.jpg 1024w, https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Kenikmatan-Nafsu-Segrombolan-Remaja-Terhadap-Mahasiswi-Binal-Di-Kamar-Kosan-768x448.jpg 768w" sizes="auto, (max-width: 1024px) 100vw, 1024px" /></a></p>
  507. <p>Pertama-tama perkenankan saya memperkenalkan diri dulu. Biasa teman-temanku memanggilku Nana (nama lengkap/aslinya ga usah disebut yah), lahir tahun 83. Tubuhku cukup jangkung untuk ukuran wanita, terakhir kuukur 172 cm, dengan berat 48kg dan tiga lingkar tubuh 86/60/90. Rambutku lurus sebahu, wajah lonjong ,dan kulit putih karena aku WNI keturunan.</p>
  508. <p>Saat ini masih kuliah di fakultas sastra di salah satu universitas swasta di Bandung dan ngekost tidak jauh dari kampusku. Aku termasuk gadis yang sering ke salon dan modis, maka aku sudah tidak asing dengan tatapan nakal cowok-cowok di kampus kalau aku memakai pakaian yang ketat atau agak seksi, apalagi ketika ngedugem dimana aku memakai pakaian yang lebih terbuka.</p>
  509. <p>Dalam percintaan, secara jujur kuakui aku bukan type yang setia. Aku sudah mempunyai pacar yang sedang kuliah di Amerika sehingga kami jarang bertemu, kami sudah berjalan lebih dari tiga tahun dan aku mencintainya, tapi darah muda dalam diriku melibatkanku dalam beberapa hubungan one night stand dengan teman kuliah maupun teman dugem, bagiku semua itu hanya hubungan badan tanpa merubah perasaanku pada pacarku.</p>
  510. <p>Kisahku ini terjadi pada pertengahan tahun 2014 yang lalu yaitu libur akhir semester. Waktu itu teman kostku sudah banyak yang pulang, di kostku hanya tersisa seorang pria, dan dua wanita termasuk diriku. Yang dua itu tidak pulang karena ikut semester pendek, tapi aku belum pulang karena waktu itu di rumahku tidak ada siapa-siapa berhubung kedua orangtuaku sedang menghadiri pernikahan di kota lain dan kakakku satu-satunya sudah dua tahun yang lalu menikah dan ikut suaminya.</p>
  511. <p>Jadi pemikiranku lebih baik kutunda kepulanganku sampai papa dan mamaku pulang 2-3 hari lagi, daripada kesepian di rumah mendingan kuisi waktuku untuk having fun bersama teman-temanku di Bandung. Malam itu aku ngedugem di salah satu tempat dugem di jalan Cihampelas. Teman-temanku mencekoki minuman sementara aku tidak kuat minum, mereka bilang untuk merayakan kenaikan IPK-ku.</p>
  512. <p>Aku mabuk sehingga dalam perjalanan pulang dengan mobil Ocha aku numpang ke WC di rumah Risa waktu sampai di rumahnya karena tidak tahan mau muntah. Setelah muntah akupun masih pusing-pusing sehingga terpaksa aku minta Risa untuk menginap di rumahnya semalam saja daripada pulang ke kost dalam keadaan sempoyongan, kan ga enak dilihat.</p>
  513. <p>Singkat cerita akupun menginap di rumah Risa malam itu dan baru terbangun besoknya, hari Minggu jam sebelasan. Kepalaku masih agak berat.<br />
  514. “Lu orang sih, nyuruh gua minum terus, aduh kaya mau mati aja kemarin rasanya tau !” omelku pada Risa.<br />
  515. “Hihihi, gapapa lah Na sekali-kali aja, kan kita baru selesai semester nih !” jawabnya tertawa kecil mengingat keadaanku kemarin.</p>
  516. <p>Akhirnya setelah makan sedikit, Risa mengantarku pulang ke kostku di daerah Sukamekar. Kumasuki pintu gerbang kostku, suasanya sepi seperti beberapa hari terakhir. Di depan pos jaga aku berpapasan dengan Gungun, pegawai/ penjaga kostku yang berusia dua puluhlimaan sedang ngobrol-ngobrol dengan dua orang pemuda yang kira-kira sebaya dengannya, aku tidak tahu siapa mungkin temannya yang penduduk sekitar sini. Aku tersenyum kecil sebagai basa-basi dan mereka membalasnya.</p>
  517. <p>Terasa sekali mereka memandangi tubuhku yang masih memakai pakaian seksi semalam berupa sebuah rok putih sejengkal di atas lutut dan tank top berdada rendah yang memperlihatkan sedikit belahan dadaku. Aku mempercepat langkahku ke tangga, di dekat tangga akupun berpapasan lagi dengan pegawai kostku yang lain, si Acep yang masih berusia SMA, sekitar enambelas tahun, orangnya agak culun, berambut cepak dan kerempeng, dia sering bertugas membelikan barang pesanan dan mengantar makanan untuk kami, para penghuni disini.</p>
  518. <p>“Eh…Neng, baru pulang yah !” sapanya sambil cengengesan.</p>
  519. <p>Aku hanya menjawab iya saja lalu menaiki tangga, instingku mengatakan kalau dia berusaha mengintip rokku yang mini ketika aku naik, kugoda dia untuk berani menggodaku,sempat terlihat sekilas olehku ketika sampai di lantai dua dan membelok. Sampai di kamar, aku langsung membuka pakaianku dan masuk ke kamar mandi, langung kubuka shower dan kuguyur tubuhku dengan air dingin, segar sekali rasanya, udara di luar waktu itu lagi panas ditambah lagi panas alkohol masih sedikit terasa dari dalam tubuhku.</p>
  520. <p>Selesai mandi, aku keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan apapun sambil mengelap rambutku dengan handuk. Kuambil celana dalam kuning dan kupakai. Aku tidak menemukan baju barongku yang biasa kupakai tidur di gantungan di pintu, baru ingat kalau baju itu sudah kutaruh di tempat cucian.</p>
  521. <p>Karena malas mencari baju lain di lemari, akupun lantas melempar diriku ke kasur. Biar saja tidur hanya dengan celana dalam, apalagi cuacanya lagi panas, kipas anginnya juga kumatikan. Kututupi tubuhku dengan selimut dan kupeluk guling kesayanganku untuk melanjutkan tidurku yang masih belum puas ditambah masih sedikit pening, maklumlah orang ga kuat minum di suruh minum banyak ya gini nih jadinya.</p>
  522. <p>Entah berapa lama aku tertidur lelap sekali sampai kurasakan ada rasa geli pada tubuhku, secara refleks tanganku menepis dan menggulingkan tubuh ke arah lain. Namun perasaan itu datang lagi dengan lebih hebat, kali ini juga kurasakan pada paha dan dadaku seperti ada yang mengenyot. Kali ini aku terbangun dan kaget sekali melihat ternyata benar-benar ada orang yang sedang mengenyot dadaku dan seseorang lainnya sedang menjilati pahaku</p>
  523. <p>Aku mengedip-ngedipkan mata memperjelas pandanganku, wajah yang tak asing bagiku. Yang dua adalah pegawai kostku, Gungun dan Acep dan dua orang temannya yang kutemui di bawah tadi. apakah aku sanggup melayani empat orang sekaligus mengingat seumur hidup aku selalu bermain konvensional satu lawan satu.</p>
  524. <p>Mungkin sekaranglah waktunya bagiku untuk mencoba rasanya digangbang. Seiring dengan birahiku yang mulai naik, Darahku berdesir dan bulu-buluku merinding ketika tangan-tangan itu menggerayangi tubuhku, ciuman dah jilatan juga menghujani tubuhku. Salah seorang teman Gungun tadi menarik lepas celana dalamku.</p>
  525. <p>Keempat orang itu menelan ludah menyaksikan keindahan tubuhku yang sudah telanjang bulat, terutama Acep sepertinya ini baru pertama kali dia melihat tubuh wanita secara nyata.<br />
  526. “Anjrit, jembutnya lebat banget euy !” kata Gungun sambil merabai kemaluanku yang berbulu lebat tapi rapi, karena sering kucukur rapi tepiannya agar tidak keluar-keluar kalau memakai baju renangku yang seksi.</p>
  527. <p>Teman Gungun yang rambutnya gondrong sebahu menciumi payudaraku, digigit dan disedot-sedotnya putingku yang sensitif. Kuncian mereka terhadapku mengendur dan tangan yang membekap mulutku juga sudah lepas. Kepalaku menggeleng-geleng ketika Gungun mau menciumku, tapi dia lalu memegangi kepalaku sehingga aku tak bisa lagi menghindari mulutnya.</p>
  528. <p>Rangsangan yang datang bertubi-tubi membuatku semakin horny dan mulutku pun membuka menerima serangan lidah Gungun, mau tak mau aku harus beradaptasi dengan bau mulutnya. Kumainkan lidahku mengimbangi lidahnya yang menari-nari di mulutku.</p>
  529. <p>Ketika asyik berciuman dengan Gungun setidaknya ada dua jari yang bermain di vaginaku, aku tidak tahu siapa itu karena aku biasa memejamkan mata kalau berciuman agar lebih menghayati, selain itu tangan yang menggerayangiku ada empat pasang sehingga tidak sempat mengenalinya satu-satu.</p>
  530. <p>Lama juga Gungun menciumiku, itu dia lakukan sambil tangannya menjelajahi lekuk-lekuk tubuhku, hampir lima menit kira-kira, begitu mulutnya lepas aku akhirnya lega bisa kembali menghirup udara segar walau dengan nafas sudah memburu.Ketika kubuka mata, kulihat di sebelah kananku teman Gungun yang matanya besar itu sedang mengenyoti payudaraku dengan rakusnya, dia sudah membuka pakaiannya, aku melihat penisnya yang sudah tegang itu menggantung di selangkangannya, bentuknya panjang dengan kepalanya disunat.</p>
  531. <p>Iihhh…geli sekaligus terangsang membayangkan aku harus mengulum dan dimasuki benda itu. Si Acep sedang menjilat dan meraba tubuh bagian sampingku (sekitar perut, paha, dan dada), dia juga masih memakai kaos oblongnya tapi celananya sudah dibuka, penisnya yang juga bersunat lumayan juga untuk seumuran dia.</p>
  532. <p>Ternyata yang daritadi mengorek vaginaku adalah si pemuda gondrong, kini dia bahkan mendekatkan wajahnya ke sana dan uuhh…lidahnya menyentuh bibir vaginaku dan terasa menggelitik nikmat tubuhku sampai menggeliat karena itu. Aku bingung apa yang kualami saat itu termasuk perkosaan atau bukan, dibilang ya bisa juga karena awalnya mereka yang memaksa, tapi dibilang tidak juga bisa karena toh aku juga mulai menikmatinya.</p>
  533. <p>“Memeknya enak, wangi loh mmm…ssluurrpp !” sahut si gondrong di bawah sana.<br />
  534. “Oh, ya…nanti juga saya mau nyicipin yah, makannya cepet !” kata Gungun.<br />
  535. “Jangan lama-lama yah, nanti kita kebagiannya bau jigong lu” timpal si mata besar</p>
  536. <p>Kini Acep sudah mencaplok payudaraku dengan mulutnya, walau kelihatan culun jilatannya membuat putingku makin menegang. Gungun juga membuka pakaiannya hingga telanjang. Wah, anunya juga ga kalah gede dari kedua temannya, tinggal milik si gondrong saja yang belum kulihat karena dia masih sibuk menjilat vaginaku. Aku harus mengakui enak sekali diperlakukan seperti ini, dalam seks satu lawan satu aku tidak pernah merasakan bagian-bagian sensitifku dimainkan dalam saat bersamaan.</p>
  537. <p>“Uuhh-eeemm….aaahh !” aku tak tahan untuk tidak mendesah ketika lidah si gondrong menyapu bibir vaginaku, bukan cuma itu, jarinya pun ikut keluar masuk di sana.<br />
  538. Hal itu berlangsung sekitar lima menit lamanya, kemudian Gungun mengambil posisinya.<br />
  539. “Hayo sini, saya juga mau rasain, gantian dong !” katanya menyuruh si gondrong menyingkir.</p>
  540. <p>Langsung Gungun melumat bagian selangkanganku itu dengan bernafsu, tangannya memegangi kedua pahaku sambil mengisap dan menjilat, mulutnya terbenam di kerimbunan bulu kemaluanku, gayanya seperti makan semangka saja. Serangannya lebih mantap dari si gondrong yang cenderung monoton, lidah si Gungun sepertinya agak panjang sehingga ketika menyusup ke dalam vagina benda itu menyentuh klitorisku juga menjilati dinding kemaluanku, kontan akupun makin menggelinjang tak karuan.</p>
  541. <p>Ketiga orang lainnya tertawa-tawa dan berkomentar jorok melihat reaksiku, mereka pun makin bersemangat mengerjaiku. Payudaraku sedikit nyeri ketika dipencet-pencet si mata besar dengan gemasnya. Si gondrong yang kini sudah membuka bajunya berlutut di sebelahku memegangi penisnya untuk disodorkan padaku.</p>
  542. <p>“Diisep Neng, enak loh !” suruhnya sambil menggosokkan kepala penis itu ke wajah dan bibirku.</p>
  543. <p>Walau sebenarnya geli dengan kemaluannya yang hitam dengan kepala kemerahan itu, aku tertantang juga untuk mencobanya, maka kugenggam batang itu dengan tangan kiri dan kuawali dengan menyapukan lidah pada kepala penisnya. Dia langsung mendesah keenakan karenanya. Entah kekuatan apa yang membuatku demikian liar, padahal sebelumnya dekat-dekat orang seperti mereka saja aku enggan, apalagi untuk ML.</p>
  544. <p>Awalnya aku sangat tidak nyaman dengan aroma penisnya, namun mau tidak mau aku harus membiasakan diriku. Aku berusaha tidak menghirupnya dan kuemuti dalam mulut sambil sesekali mengocok dengan tangan, kesempatan itulah yang kupakai untuk mengambil udara segar. Sementara rasa geli pada vaginaku kian menjalari tubuhku, rasanya seperti mau pipis.</p>
  545. <p>Tubuhku menggelinjang, aku tidak tahan lagi dan mencapai orgasme pertamaku, dari vaginaku keluarlah lendir yang dijilatinya dengan lahap.<br />
  546. “Eh-eh, gantian dong, saya juga mau ngerasain pejunya si Neng !” kata si Acep</p>
  547. <p>Acep menggantikan posisi si Gungun, dia menjilati sisa-sisa cairan kemaluanku. Jilatannya tidak selihai Gungun, maklum karena dia masih hijau, baru pertama kalinya menikmati wanita. Dia lebih suka menyentil-nyentil klitorisku dengan lidahnya yang memberi rasa geli.</p>
  548. <p>Sekarang Gungun berlutut di sebelah ku dan meraih tanganku digenggamkan ke penisnya. Keras dan hangat, begitulah kesan pertama begitu jari-jariku melingkari batang itu. Mulailah aku mengocok penis itu dengan tangan kiriku dan yang kanan memegangi milik si gondrong sambil mengoralnya. Si mata besar masih menyusu dengan nikmatnya pada payudaraku, sepertinya dia ketagihan dengan payudaraku yang montok itu.</p>
  549. <p>Acep tidak lama menjilati vaginaku, posisinya digantikan oleh si mata besar yang tidak sabar menunggu giliran, karena paling kecil diapun mengalah pada temannya. Si mata besar mencium vaginaku dengan bernafsu dan terkesan terburu-buru. Aku dibuatnya semakin bergairah melayani kedua penis yang menodongku, secara bergantian kukocok dan kuoral menirukan apa yang pernah kulihat di film porno di rumah temanku.</p>
  550. <p>Rasa jijikku pada penis hitam yang kepalanya seperti jamur itu perlahan-lahan sirna. Gungun mengungkapkan ekspresi nikmatnya dengan meremas payudaraku yang digenggamnya, sedangkan si gondrong sambil menekan-nekan penisnya ke mulutku ketika gilirannya dioral seolah tidak rela melepaskannya.</p>
  551. <p>Ditambah lagi Acep sedang asyik memainkan putingku, benda mungil berwarna merah kecoklatan itu dia pilin-pilin dengan jarinya sesekali juga dijilati. Si mata besar pun tidak lama-lama menjilati vaginaku, dia lalu bangkit berlutut diantara kedua pahaku dan menempelkan kepala penisnya di bibir vaginaku.</p>
  552. <p>Kuhentikan sejenak aktivitas terhadap dua penis dalam genggamanku untuk memperhatikan penis si mata besar mendesak memasuki vaginaku. Kutahan nafasku sambil menggigit bibir, proses penetrasi itu kuresapi dalam-dalam. Setelah masuk sebagian dia menghentakkan pinggulnya sehingga penis itu menghujam sampai mentok, spontan aku pun menjerit kecil dan merapatkan pahaku.</p>
  553. <p>“Waaah…enak pisan, sempit oi !” katanya setelah berhasil membobol vaginaku.</p>
  554. <p>Tanpa buang waktu lagi dia menggenjotku, penis itu keluar-masuk vaginaku. Aku meneruskan kocokanku terhadap si gondrong dan Gungun, rasa nikmat yang menjalari tubuhku semakin membuatku bersemangat mengocok kedua penis itu. Si Acep juga makin seru mengisapi payudaraku sampai basah kuyup oleh ludahnya juga oleh ludah orang-orang yang tadi mengisapnya.</p>
  555. <p>Tak lama kemudian, ketika aku sedang mengulum penis Gungun, sesuatu yang basah dan hangat menerpa wajah dan leherku dari samping. Ow, ternyata si gondrong sudah keluar, kulepas sejenak penis Gungun dari mulutku, semprotan berikutnya makin membasahi wajahku begitu aku menengok menghadap todongan benda itu.</p>
  556. <p>“Uhh…isepin yah Neng !” lenguhnya seraya menjejali mulutku dengan penisnya.</p>
  557. <p>Dalam mulutku penis itu masih menyemburkan isinya dan itu kuhisapi tanpa memikirkan rasa jijik lagi walaupun baunya yang agak menyengat, mungkin karena saking terangsangnya sampai tidak sadar aku jadi seliar itu. Sampai sejauh ini ponselku yang kutaruh di meja sana sudah berdering sekali dan dua SMS sudah masuk, kubiarkan saja karena tanggung. Aku dapat merasakan penis si gondrong menyusut dalam mulutku dan pemiliknya terengah-engah.</p>
  558. <p>“Yee, payah lu, belum nojos udah ngecrot !” ledek Gungun pada temannya.<br />
  559. “Enak pisan sih anjrit, sampe ga tahan !” balas si gondrong</p>
  560. <p>Sekarang si mata besar mengajak ganti posisi, mereka lalu membalikkan tubuhku hingga telungkup. Akhirnya ganti posisi juga pikirku, aku sudah gerah daritadi berbaring telentang sambil dikerjai mereka, punggungku panas sekali rasanya dan benar saja keringatku sudah membasahi sprei dibawahku tadi. Perutku diangkat dari belakang hingga posisiku seperti merangkak. Kutengokkan kepalaku ke belakang dan kulihat si mata besar kembali memasukkan penisnya ke vaginaku.</p>
  561. <p>Tusukan-tusukan kembali kurasakan, kali ini lebih cepat dan dalam. Di depanku si Acep berlutut minta giliran merasakan mulutku. Akupun membuka mulut mempersilakan batang itu memasukinya. Kuemut benda itu tanpa menghiraukan lagi baunya, tidak terlalu besar tapi cukup keras, namanya juga barang ABG. Aku melirik ke atas melihat anak itu merem-melek menikmati kulumanku, lucu juga reaksinya yang amatiran itu.</p>
  562. <p>“Gimana Cep, asyik ga diemot kontolnya ?”<br />
  563. “Si Acep udah gede euy !”</p>
  564. <p>Celoteh-celoteh yang ditujukan pada si Acep itulah yang sempat kudengar waktu itu. Sambil terus mengoral Acep, akupun selalu menggoyang pantatku mengikuti genjotan si mata besar, terus terang rasanya enak sekali seperti diaduk-aduk. Payudaraku yang menggelayut sedang dipegang-pegang si gondrong yang sedang mengistirahatkan penisnya. Tangan kananku menggenggam penis si Gungun dan mengocoknya pelan.</p>
  565. <p>“Pelan-pelan aja kocoknya Neng, ga pengen cepet-cepet ngecrot sih !” demikian katanya.<br />
  566. Sibuk sekali aku jadinya dan udara sekitarku serasa makin panas karena dikerubuti empat orang ini, mana badannya lumayan bau lagi. Hanya birahi yang meninggilah yang mengalihkanku dari semua itu.</p>
  567. <p>Sekitar lima belas menit menggenjotku, si mata besar sepertinya mau keluar, kelihatan dari sodokannya yang makin cepat.<br />
  568. “Annjjiiinngg…aaahhh !” lenguhnya panjang diiringi semprotan spermanya di dalam vaginaku yang tak bisa kutolak.</p>
  569. <p>Sialan juga nih orang pikirku, sembarangan main buang di dalam, ga minta ijin atau omong dulu kek padahal gak pake kondom, untung waktu itu aku tidak dalam masa subur, kalo iya kan amit-amit harus hamil sama orang-orang ginian. Begitu penisnya lepas, aku merasa cairan hangat meleleh membasahi paha atasku.</p>
  570. <p>Gungun langsung mengambil alih posisinya menusukkan penisnya padaku seolah dapat membaca apa yang ada dalam hati kecilku yang masih ingin digenjot karena belum mencapai klimaks alias tanggung. Si Acep yang masih kuoral nampaknya makin menikmati saja, tanpa sadar dia memaju-mundurkan pinggulnya seakan sedang menyetubuhi mulutku. Dia mengeluarkan spermanya dalam mulutku saat Gungun menggenjotku dengan ganasnya sehingga aku tidak bisa konsentrasi mengisap penis itu, maka cairan itupun meleleh sebagian di pinggir bibirku.</p>
  571. <p>Setelah Acep melepas penisnya yang telah kubersihkan dari mulutku, lengan Gungun mengangkat dadaku sehingga kini aku berlutut, Gungun tidak berhenti menggenjotku sambil menopang tubuhku dengan lengannya yang melingkari perutku. Si mata besar sambil mengistirahatkan senjatanya menggerayangi payudaraku yang membusung dalam posisi itu.</p>
  572. <p>Si gondrong memintaku kembali mengoral penisnya yang sudah mulai bangkit lagi, sepertinya dia suka dengan pelayanan mulutku. Kugenggam penisnya yang disodorkan padaku, ih…masih lengket-lengket bekas spermanya tadi, sedikit jijik aku dibuatnya namun juga tak kuasa menolaknya. Serta merta kumasukkan benda itu kemulutku, kujilati sisa-sisa spermanya hingga bersih. Di dalam mulutku benda itu semakin mengeras dan bergetar.</p>
  573. <p>“Pelan-pelan aja Neng, buat persiapan ngejos di bawah nanti !” katanya.</p>
  574. <p>Tak lama kemudian tubuhku kembali mengejang, seperti ada yang mau meledak di bawah sana. Aku melepas kulumanku untuk melepaskan desahan yang tak bisa kutahan lagi, lendirku pun kembali keluar bersamaan dengan tubuhku. Orgasme kali ini terasa lebih panjang, Gungun masih menggenjot sampai 2-3 menit kemudian hingga akhirnya diapun menghujam penisnya lebih dalam dan mempererat pelukannya.</p>
  575. <p>Dia menggeram dan memuntahkan spermanya ke dalam vaginaku, hangat kurasakan di dalam sana. Kami break sebentar sekitar lima menitan. Saat itu Gungun dan Acep memperkenalkan dua orang itu kepadaku, yang gondrong namanya Amad dan yang matanya melotot itu namanya Ifud, memang benar keduanya adalah teman mereka yang tinggal di pemukiman penduduk tak jauh dari sini.</p>
  576. <p>Gungun juga bercerita bagaimana mereka bisa masuk sini. Ternyata mereka iseng mengintipku waktu keluar dari kamar mandi tanpa busana tadi lewat lubang angin diatas pintu kamarku dengan memakai bangku tinggi. Tadinya sih hanya sekedar mau ngintip, tapi tak lama kemudian waktu Amad dan Ifud mau pulang mereka ingin ngintip yang terakhir kali dan menemukanku telah terlelap hanya dengan memakai celana dalam dan selimut yang tersingkap.</p>
  577. <p>Situasi kost yang sedang sepi dan nafsu setan mendorong mereka berencana memperkosaku. Maka setelah yakin aku benar-benar tidur, Gungun mencongkel kaca nako yang tepat di sebelah pintu lalu meraih grendel sehingga mereka bisa masuk dan terjadilah seperti ini.</p>
  578. <p>Aku sebenarnya marah mendengar semua itu, lancang sekali mereka berbuat begitu, ini kan pemerkosaan namanya, tapi mau marah gimana juga toh aku menikmatinya, salahku juga berpakaian mencolok di depan mereka. Aku menatapi mereka satu-persatu yang memandangi tubuh telanjangku dengan tatapan kesal sekaligus berhasrat. Tidak tau mau omong apa deh, soalnya perasaanku benar-benar campur aduk sih.</p>
  579. <p>“Bentar yah, mau cuci muka dulu” kataku sambil bangkit dan melangkahkan kakiku dengan gontai ke kamar mandi.</p>
  580. <p>Di sana aku mencuci mukaku dari cipratan sperma agar aroma yang menyengat itu hilang. Keluar dari kamar mandi, kembali aku duduk di kasur dikelilingi mereka. Sudah tanggung untuk dihentikan, jadi kuikuti saja deh permainan mereka. Kali ini si Acep yang masih hijau itu minta diajari cipokan.</p>
  581. <p>“Boleh yah Neng, soalnya saya pengen ngerasain dicium cewek itu kayak apa sih, apalagi cewek cakep kaya Neng” pintanya, mukaku memerah karena malu dan juga tersanjung akan pujiannya.<br />
  582. “Cium-cium-cium !” teman-temannya yang lain menyorakinya<br />
  583. “Sssttt…jangan keras-keras dong, ada yang tau gimana !” kataku memperingatkan sehingga mereka mengurangi volumenya.</p>
  584. <p>Aku memejamkan mataku seperti kebiasaanku berciuman menunggu Acep menciumku, pertama-tama aku merasa bahuku dipegang lalu menempellah bibirnya dengan bibirku. Teknik ciumannya benar-benar amatiran, kaku dan membosankansekali, sehingga aku yang berinisiatif memainkan lidahku baru dia mulai bisa membalasnya, aku melingkarkan tangan memeluknya dan percumbuan kami makin panas.</p>
  585. <p>Selama percumbuan itu juga aku merasakan tangan-tangan lain berkeliaran di sekujur tubuhku, mengelusi punggung, paha, payudara, dll. Tidak jelas siapa yang melakukan karena aku memejamkan mata, yang jelas darahku mulai bergolak lagi karena belaian ditambah kometar-komentar jorok mereka. Ada seseorang memelukku dari belakang dan menjilati leherku, oohh…benar-benar sensasional, demikian rasanya pertama kali dikeroyok.</p>
  586. <p>Lama juga aku berciuman sambil digerayangi, nafasku sampai naik-turun ga karuan karenanya. Setelah itu si Amad gondrong meminta jatahnya, dia berbaring telentang dan menyuruhku membenamkan penisnya pada vaginaku. Akupun naik ke atas penisnya, benda itu kugenggam dan kueluskan pada kemaluanku dulu supaya nafsu si Amad mendidih. Kemudian baru aku mulai menjebloskannya perlahan-lahan.</p>
  587. <p>“Ahhh…eeegghh !” desahku saat memasukkan penis itu, aku memejamkan mata dengan bibir membuka.<br />
  588. Setelah terasa mentok, akupun perlahan menaik-turunkan tubuhku. Amad juga mendesah kenikmatan karena penisnya dihimpit dinding vaginaku.</p>
  589. <p>Gerak naik-turunku semakin cepat sehingga payudaraku ikut bergoncang-goncang. Dengan aku yang memegang kendali, si Amad kelihatan kelabakan, dia mendesah-desah gak karuan. Kelihatan sekali pengalaman seksnya masih dibawahku. Dia julurkan tangannya meraih payudara kiriku, sepertinya dia gemas melihat payudaraku yang juga naik-turun itu.</p>
  590. <p>Dua orang lainnya duduk menonton liveshow kami, Gungun sebelumnya telah turun ke bawah untuk memeriksa keadaan dan berjaga-jaga di pos jaga dekat gerbang. Tak lama kemudian si Ifud mendekatiku dan berdiri di sebelah menyodorkan penisnya yang langsung kugenggam.</p>
  591. <p>Jadilah aku bergaya woman on top sambil mengocoki penis Ifud. Amad, ternyata tidaklah setangguh yang kukira, tampang boleh sangar kaya preman, tapi dia orgasme dalam waktu yang relatif singkat, isi penisnya tertumpah dalam vaginaku. Aku paling senang ML di saat safe seperti ini, bebas dari rasa was-was walau pasanganku buang di dalam.</p>
  592. <p>Tanpa malu-malu lagi, kupanggil si Acep agar menuntaskan birahiku. Aku duduk di kasur membuka kedua pahaku seakan mempersilakan anak itu menusuknya, aku harus membimbing penisnya memasuki vaginaku karena ini pertama kalinya bagi dia.<br />
  593. Setelah kepalanya menekan bibir vaginaku, kusuruh dia mendorong pantatnya.<br />
  594. “Ohhh…yess !” desahku ketika penis perjaka itu menghujam ke dalam.</p>
  595. <p>Selanjutnya yang kurasakan adalah gesekan-gesekan antara penisnya dengan dinding kemaluanku. Acep pun semakin menikmati persetubuhan pertamanya itu dengan makin cepat menusuk-nusukkan penisnya hingga akhirnya kitapun orgasme bersama atas bimbinganku tentang mengatur tempo genjotan.</p>
  596. <p>Sisa waktu sekitar sejam lebih kedepan aku terus disetubuhi mereka baik secara bergilir maupun barengan. Hingga akhirnya kami semua pun kelelahan bersimbah peluh. Wajahku sekali lagi belepotan sperma karena salah seorang membuangnya di sana ketika orgasme.</p>
  597. <p>Sejak itu mereka sering memintaku melakukan hal yang sama lagi, terutama Acep dan Gungun. Terkadang memintanya agak memaksa pula. Memang sih awal-awalnya aku cukup menikmati, tapi lama-lama kesal juga karena mereka makin gak tau diri, misalnya pernah satu malam Gungun mengetuk pintu minta jatah lagi, sehingga mengganggu tidurku.</p>
  598. <p>Aku sampai pernah marah dan mengancam akan melapor ke pemilik kost sehingga mereka agak ngeper, terutama setelah Gungun keceplosan ngomong tentang itu ke pamannya yang menengoknya dari kampung, sehingga pria paruh baya itu juga sempat minta jatah padaku (kalau sempat akan kuceritakan juga).</p>
  599. <p>Aku tidak ingin hal ini tercium kemana-mana, apalagi sampai ‘kecelakaan’ gara-gara mereka, maka kuputuskan setelah sewaku habis bulan itu, aku pindah ke kost lain yang agak jauh dari tempat itu hingga saat ini. Terkadang terbesit di benakku ingin mengulangi lagi keroyokan seperti itu, tapi ah…tidaklah, terlalu berisiko tinggi terhadap imej dan kesehatan nantinya.</p>
  600. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/mahasiswi-sexy-menikmati-permerkosaan-sekelompok-pemuda-di-kos-yang-gelap/">Mahasiswi Sexy Menikmati Permerkosaan Sekelompok Pemuda Di Kos Yang Gelap</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  601. ]]></content:encoded>
  602. <wfw:commentRss>https://massamcrypto.com/mahasiswi-sexy-menikmati-permerkosaan-sekelompok-pemuda-di-kos-yang-gelap/feed/</wfw:commentRss>
  603. <slash:comments>0</slash:comments>
  604. </item>
  605. <item>
  606. <title>Nafsu Terlarang Cerita Gairah Penjaga Kebun Yang Beruntung Dapat Menggenjot Wanita Sewaan Majikannya</title>
  607. <link>https://massamcrypto.com/nafsu-terlarang-cerita-gairah-penjaga-kebun-yang-beruntung-dapat-menggenjot-wanita-sewaan-majikannya/</link>
  608. <comments>https://massamcrypto.com/nafsu-terlarang-cerita-gairah-penjaga-kebun-yang-beruntung-dapat-menggenjot-wanita-sewaan-majikannya/#respond</comments>
  609. <dc:creator><![CDATA[daza08313@gmail.com]]></dc:creator>
  610. <pubDate>Mon, 21 Jul 2025 08:07:52 +0000</pubDate>
  611. <category><![CDATA[Uncategorized]]></category>
  612. <guid isPermaLink="false">https://massamcrypto.com/?p=3406</guid>
  613.  
  614. <description><![CDATA[<p>Fiona, seorang model dan artis papan bawah, yaitu yang biasa kebagian hanya sebagai peran pendukung, namun di usianya yang masih&#160;[&#8230;]</p>
  615. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/nafsu-terlarang-cerita-gairah-penjaga-kebun-yang-beruntung-dapat-menggenjot-wanita-sewaan-majikannya/">Nafsu Terlarang Cerita Gairah Penjaga Kebun Yang Beruntung Dapat Menggenjot Wanita Sewaan Majikannya</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  616. ]]></description>
  617. <content:encoded><![CDATA[<p><a href="https://massamcrypto.com/"><img loading="lazy" decoding="async" class="alignnone wp-image-3409 size-full" src="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/00.jpg" alt="" width="1024" height="591" srcset="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/00.jpg 1024w, https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/00-768x443.jpg 768w" sizes="auto, (max-width: 1024px) 100vw, 1024px" /></a></p>
  618. <p>Fiona, seorang model dan artis papan bawah, yaitu yang biasa kebagian hanya sebagai peran pendukung, namun di usianya yang masih muda, 25 tahun, dia sudah menempati sebuah rumah yang terbilang mewah di sebuah kompleks elite dan sebuah mobil BMW sudah dimilikinya.</p>
  619. <p>Kalau cuma mengandalkan gajinya saja belum tentu dia memiliki semua itu, tidak lain dia dengan menjadi ‘peliharaan’ seorang pejabat pemerintahan yang kaya dan berkuasa yang usianya lebih pantas menjadi ayahnya. Dengan kecantikannya, rambut panjang sedada, tubuh jangkung (172cm) dengan kulit putih mulus, dan wajah Indonya yang mempesona dia menundukkan Pak Michdan, 54 tahun, dalam sebuah jamuan makan malam.</p>
  620. <p>Pak Michdan walau sudah berkeluarga hubungannya dengan istrinya hanyalah sebagai formalitas, sama seperti dirinya, istrinya pun suka selingkuh sana-sini sebagai dampak dari kehampaan hidup di tengah gelimang kemewahan, anak tunggal mereka yang sekolah di luar negeri juga terkenal akan keplayboyannya. Tiga bulan setelah pertemuan mereka, Pak Michdan resmi mengangkat Fiona sebagai simpanannya.</p>
  621. <p>Sebagai wanita simpanan, tugas Fiona sebagian besar adalah memenuhi kebutuhan biologis Pak Michdan yang hobbynya melalap gadis-gadis muda seusianya. Pak Michdan memang nafsu seksnya menggebu-gebu, namun staminanya yang telah dimakan usia tidak mengimbanginya, seringkali Fiona merasa kurang puas, tapi dia tidak enak mengatakannya terus terang.</p>
  622. <p>Libidonya yang cukup tinggi yang belum sepenuhnya terpuaskan oleh Pak Dahlan melibatkannya dalam beberapa affair dengan oknum-oknum tertentu dalam lingkungan kerjanya seperti sutradara, fotografer, dan produser. Suatu hari Pak Michdan sedang pergi ke luar negeri untuk urusan dinas sehingga meninggalkan Fiona selama dua mingguan.</p>
  623. <p>Di saat yang sama Fiona menerima pinjaman sebuah DVD porno dari salah seorang temannya. Alih-alih sedang sepi sedang tidak ada job dan Pak Michdan sedang tidak ada, Fiona menyetel DVD itu di kamarnya. Di film itu dia melihat seorang wanita Asia yang cantik dan berwajah innocent sedang digauli tiga orang pria negro bertampang sangar.</p>
  624. <p>Wanita itu mula-mula menolak tapi lama-lama dia terlihat semakin menikmati digangbang tiga ‘gorila’ itu. Dengan agresifnya dia melayani ketiga penis hitam, panjang, dan berurat itu. Hingga akhirnya sperma ketiga pria itu muncrat membasahinya luar dan dalam, wanita itu bahkan menelan sperma para lelaki itu dan menjilati yang tercecer di badannya.</p>
  625. <p>Tontonan itu membuat jantungnya berdebar-debar, dia sampai orgasme sekali karena mengelus-elus kemaluannya. Dia mulai membayangkan bagaimana rasanya bersetubuh dengan orang-orang kasar dan lower class. Sepertinya ada sensasi lain yang timbul dari hubungan seperti itu karena dia merasa jenuh dengan kehidupan seks yang begitu-begitu saja.</p>
  626. <p>Pemikiran seperti itulah yang mengubah perilaku seksualnya, dia membayangkan sebuah penis hitam panjang menyetubuhinya dan tangan-tangan kasar menggerayangi tubuhnya. Dia menuju ke jendela, dan melihat ke bawah dari kamarnya di lantai dua, diperhatikannya Pak Misno, tukang kebunnya yang berusia 43 tahun sedang membersihkan mobil di halaman depan.</p>
  627. <p>Pria itu mengelapi mobil dengan tangannya yang kokoh berurat, keringatnya terlihat membasahi dahinya, sesekali dia menyeka keringat itu dengan tangannya. Sungguh obsesi itu makin menggodanya membuat jantungnya berdetak makin cepat. Di rumah itu, selain Pak Misno, masih ada juga Mbak Jum, pembantu rumah tangganya.</p>
  628. <p>Dia masih mempertimbangkan kalau-kalau perempuan setengah baya itu mengetahui kalau dia membuat skandal. Sambil merenunginya, Fiona tiduran telentang di ranjang spring-bednya, tangannya mengelus-elus vaginanya sambil terus membayangkan hasrat liarnya, sampai akhirnya dia tertidur tanpa memakai celana.</p>
  629. <p>Bangun-bangun langit sudah menguning dan jam sudah menunjukkan pukul 5.15 sore. Fantasi liar itu masih saja membayanginya. Dia memikirkan beberapa saat tentang niatnya itu, akhirnya dia membulatkan tekad untuk menjalankan fantasinya itu. Fionapun melepas seluruh pakaiannya lalu melilitkan handuk kuning ke tubuhnya. Dipanggilnya Pak Misno melalui intercom yang mengarah ke ruang belakang yang ditempati pembantu.</p>
  630. <p>“Pak Misno, tolong kesini sebentar, kran air disini macet nih keliatannya !”<br />
  631. Sebentar kemudian sudah terdengar ketukan di pintu, dengan dada makin berdebar-debar, Fiona membukakan pintu kamarnya. Muka Pak Misno langsung memerah bercampur gugup melihat penampilan seksi majikannya itu, paha jenjang yang putih mulus itu sungguh membuatnya menelan liur, belum lagi tonjolan dadanya yang membusung itu.</p>
  632. <p>“Ayo Pak, sini, tolong diliat krannya ada yang ga beres !” sahutnya seraya menarik lengan Pak Misno yang berotot itu dan mengajaknya ke kamar mandi. Fiona sebisa mungkin bersikap normal walau gairahnya meningkat, agar tidak memberi kesan murahan pada tukang kebunnya itu.</p>
  633. <p>Sementara Pak Misno terlihat salah tingkah dan matanya sesekali mencuri pandang tubuh Fiona yang indah itu, ingin sekali dia melihat di balik handuk itu, batang kemaluannya menggeliat karenanya.Di kamar mandi mewah yang ada TV-nya itu, Fiona duduk di mulut bathtub dan menyilangkan kakinya sehingga paha mulusnya semakin menampakkan keindahannya pada pria berkumis itu.</p>
  634. <p>“Ini Pak, kran buat bathtubnya ga jalan, ga tau kenapa nih !” katanya<br />
  635. “Bisa kok Bu, ga ada yang macet !” kata pria itu setelah memutar kran dan airnya mengalir<br />
  636. “Ooohh…ya udah, soalnya tadi saya puter-puter berapa kali airnya ga keluar melulu sih, makasih ya Pak !” katanya seraya bangkit berdiri mau mengantarkan Pak Misno ke pintu.</p>
  637. <p>Fiona yang berjalan duluan ke arah pintu dikejutkan oleh tarikan dari belakang yang menyebabkan handuk yang melilit tubuhnya terlepas. Dia terkejut dan secara refleks menutupi bagian dada dan selangkannya dengan kedua tangan.<br />
  638. “Aww…kurang ajar, apa-apaan nih !” jeritnya pura-pura marah pada Pak Misno</p>
  639. <p>Namun Pak Misno dengan cekatan segera menangkap kedua lengan Fiona lalu diangkat ke atas dan dikunci pergelangannya dengan telapak tangannya yang besar dan kokoh, selain itu pria itu juga memepet Fiona hingga punggungnya menempel ke tembok dekat pintu kamar mandi. Nafsu Pak Misno yang sudah lama tidak bertemu dengan istrinya di kampung mendorongnya untuk bertindak lebih dulu sebelum Fiona memulai.</p>
  640. <p>“Aahh, Ibu ini malu-malu, saya tau kok Ibu sengaja ngegodain saya, lagian emang daridulu saya udah kepengen nyicipin Ibu kok, hehehe !” Pak Misno ketawa dekat wajah Fiona.</p>
  641. <p>Mata pria itu seperti mau copot memperhatikan tubuh telanjang Fiona yang sempurna, putih mulus tak bercacat, buah dadanya kencang dan montok dengan perut rata, pada pangkal pahanya nampak rambut-rambut hitam yang lebat menutupi daerah itu.</p>
  642. <p>Fiona sendiri mulai merasa seksi dan terangsang memamerkan tubuh telanjangnya di depan tukang kebunnya itu.<br />
  643. “Pak…enngghh !” desahnya ketika Pak Misno meremas payudara kanannya<br />
  644. “Gini kan yang Ibu mau, mumpung Bapak nggak ada !” katanya dekat telinga Fiona sehingga dengus nafasnya meniup telinga dan tenguknya dan menaikkan gairah Fiona.</p>
  645. <p>“Lepaskan, Pak…eemm !” kata-kata Fiona tidak sempat terselesaikan karena Pak Misno keburu melumat bibir tipisnya dengan bibirnya yang tebal.</p>
  646. <p>Rontaan Fiona, yang pada dasarnya hanya pura-pura itu melemah karena birahinya yang makin meninggi. Ketika Pak Misno melepas kuncian pada kedua pergelangannya, dia serta merta melingkarkan lengannya ke leher pria itu sambil membalas ciumannya dengan panas, lidah mereka beradu, saling belit dan saling jilat.</p>
  647. <p>Tangan Pak Misno bergerak ke belakang mengelus punggung, terus turun meremas bongkahan pantatnya. Sementara nafas mereka sudah memburu dan terasa hembusannya pada wajah masing-masing. Puting Fiona yang berwarna kemerahan mengeras akibat gesekan-gesekan jari Pak Misno.</p>
  648. <p>Dia semakin terangsang, tanpa menghiraukan bau keringat dan mulut Pak Misno dia mencumbu pria itu dengan penuh gairah. Mulut Pak Misno kini mulai turun ke dagunya, lalu menurun lagi hingga badannya membungkuk dan berhenti di payudara kirinya. Puting itu dikenyotnya dengan gemas, dihisap dan sesekali digigit-gigit kecil sehingga Fiona makin mendesah.<br />
  649. “Sshhh…ahh…jangan Pak !” desahnya.</p>
  650. <p><img loading="lazy" decoding="async" class="alignnone wp-image-3407 size-full" src="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Fiona-2.jpg" alt="" width="1024" height="1378" srcset="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Fiona-2.jpg 1024w, https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Fiona-2-768x1034.jpg 768w" sizes="auto, (max-width: 1024px) 100vw, 1024px" /></p>
  651. <p>Penolakan yang tidak sunggu-sungguh itu malah memicu Pak Misno untuk mempergencar serangan-serangan erotisnya.<br />
  652. “Ohhh…eengghh !” lenguh Fiona panjang dengan tubuh bergetar saat dirasakannya telapak tangan kasar itu menyentuh daerah kewanitaannya.</p>
  653. <p>Pak Misno memainkan jari-jarinya pada bibir vagina majikannya itu membuat daerah itu basah. Fiona tersentak, tubuhnya serasa kesetrum ketika jari tukang kebunnya telah masuk lebih dalam dan menyentuh klitorisnya. Tubuhnya seolah kehilangan tenaga, hanya bisa bersandar ke dinding dan pasrah atas perlakuan Pak Misno.</p>
  654. <p>Ciuman Pak Misno kini merambat turun hingga dia berjongkok dan wajahnya tepat di depan kemaluan Fiona. Dia diam mematung dan pasrah saja saat mulut tukang kebunnya menyentuh kemaluannya yang berbulu lebat. Lidah Pak Misno menyentuh bibir kemaluannya, sehingga tubuhnya bergetar, tanpa sadar Fiona juga menempelkan kemaluannya itu makin dekat ke mulut Pak Misno.</p>
  655. <p>Pak Misno menyedot-nyedot vagina Fiona dengan nikmatnya, lidahnya menyusup masuk mengais-ngais bagian dalam kemaluannya, sementara tangannya sibuk mengelusi paha mulus dan pantatnya yang bulat. Fiona menahan nikmat sambil menggigit bibir dan meremasi rambut Pak Misno.</p>
  656. <p>Lidah hangat itu memain-mainkan klitorisnya sehingga rangsangan dari sana merambat ke seluruh tubuh Fiona membuat tubuhnya bergetar. Terbesit perasaan malu mengingat perbedaan status mereka yang demikian kontras, namun nafsu mengalahkannya, dia sudah tidak peduli pada semua itu, toh dirinya juga sudah sering melakukannya, ini hanya sekedar variasi dari kehidupan seksualnya.</p>
  657. <p>Fiona kini menaikan satu kakinya ke pundak Pak Misno dan menikmati permainan lidahnya yang lihai. Sekitar sepuluh menitan Pak Misno mengerjai kemaluannya hingga tubuhnya mengejang dan vaginanya mengeluarkan cairan orgasme. Pak Misno masih menjilati vagina Fiona, cairan itu dia jilati dengan lahap.</p>
  658. <p>Puas melahap vagina majikannya, Pak Misno bangkit berdiri dan melepaskan pakaiannya satu-persatu. Fiona menatapi tubuhnya yang berotot dengan kulit sawo matang itu, terlebih ketika Pak Misno melepaskan celana dalamnya, mata Fiona terpaku pada penis yang telah menegang sebesar pisang ambon itu. Pak Misno meraih tangan Fiona dan menggenggamkannya pada penisnya.</p>
  659. <p>“Gimana Bu, gede kan, gimana dibanding sama punya Bapak ?”<br />
  660. Tanpa diperintah Fiona berlutut sehingga penis itu menodong ke wajahnya, benda itu terasa keras sekali dan sedikit berdenyut-denyut. Tanpa malu-malu lagi, Fiona mulai menjilati penis yang digenggamnya itu, buah zakar hingga ujung penisnya tak luput dari sapuan lidahnya, sesekali benda itu dibelai dengan pipinya sampai pemiliknya melenguh keenakan.</p>
  661. <p>Setelah batang itu basah dan mencapai ketegangan maksimal, dia mulai menjilati dan mencium bagian kepalanya yang seperti jamur itu, kemudian dia membuka mulutnya dan memasukkan batang itu hingga mentok, itupun tidak masuk seluruhnya karena terlalu besar untuk mulut Fiona yang mungil.</p>
  662. <p>Kepalanya maju-mundur mengemut penis hitam besar itu sambil tangan satunya memijati payudaranya sendiri. Sebelum mencapai klimaks, Pak Misno menyuruh majikannya berhenti dan mengangkat tubuhnya hingga berdiri.<br />
  663. “Nanti aja Bu, jangan buru-buru, ntar kurang kerasa enaknya !” katanya</p>
  664. <p>“Kita main di bak aja yah Pak, airnya udah penuh tuh !” ajak Fiona melihat ke arah bathtub yang airnya sudah mulai meluap.Fioana pun lalu berjalan ke arah bathtub, diambilnya sabun cair dari pinggir bak, ditumpahkan sedikit lalu diaduknya air itu dengan tangannya hingga berbusa.</p>
  665. <p>Keduanya pun masuk ke bathtub itu, bagi Pak Misno ini pertama kalinya dia merasakan mandi di kamar mandi mewah itu bersama wanita secantik Fiona. Fiona duduk dan menyandarkan punggungnya pada tubuh Pak Misno yang mendekapnya dari belakang. Pak Misno lalu mengguyur wajah dan rambut majikannya itu dengan air hingga basah.</p>
  666. <p>“Saya udah suka sama Ibu dari pertama ketemu dulu, apalagi kalau ngeliat Ibu di majalah atau di tivi, enak yah Bu jadi orang terkenal gini ?” kata Pak Misno sambil membelai rambut panjang Fiona.</p>
  667. <p>“Ah, Bapak kan cuma liat dari luarnya aja, sebenernya dunia saya ini ga seindah itu kok Pak, bisa dibilang munafik, kita ngapain aja harus jaga imej, susah jadi diri sendiri, hidup emang ga ada yang kurang, tapi masih belum happy, yah tapi ginilah Pak kalau kerja begini, mau gimana lagi !” jawab Fiona menghembuskan nafas panjang.</p>
  668. <p>“Ssshhh…!” desisnya lirih ketika tangan Pak Misno membelai payudaranya di bawah air sana<br />
  669. “Bu, Ibu pertama kali ngentot kapan sih ?” tanya Pak Misno lagi.</p>
  670. <p>Fiona terdiam, teringat kembali mimpi buruknya dimasa lalu ketika masih SMA, keperawanannya direnggut seorang pria teman sekolahnya yang lalu memutuskannya tak lama setelahnya dan belakangan ketahuan bahwa pria itu memakai dirinya untuk taruhan dengan teman-temannya tentang berhasil tidaknya mengambil keperawanan dirinya.</p>
  671. <p><img loading="lazy" decoding="async" class="alignnone wp-image-3408 size-full" src="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/0.jpg" alt="" width="1536" height="1024" srcset="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/0.jpg 1536w, https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/0-768x512.jpg 768w" sizes="auto, (max-width: 1536px) 100vw, 1536px" /></p>
  672. <p>“Pak, tolong jangan ungkit masalah pribadi yah, saya ga suka” ucapnya dengan nada serius seraya menarik wajah Pak Misno dan mencium bibirnya untuk mengalihkan pembicaraan itu.</p>
  673. <p>Pria itu membalas ciuman majikannya dengan ganas pula sambil meremas-remas payudaranya. Fiona menggenggam penis Pak Misno yang telah mengeras di bawah air sana, memegangnya saja Fiona sudah nafsu karena keras dan tonjolan urat-uratnya terasa di tangannya. Dikocoknya batang itu sebentar sebelum diarahkan ke vaginanya.</p>
  674. <p>“Sshhh…eemmm…eenggh !” desahnya ketika batang itu melesak ke dalam vaginanya.<br />
  675. Pak Misno pun sama-sama mendesah merasakan himpitan dinding vagina Fiona pada kemaluannya. Mulailah Fiona menaik-turunkan tubuhnya, dengan posisi demikian penis itu lebih terasa tusukannya. Sambil menikmati genjotan, lidah Pak Misno berpindah-pindah pada telinga, leher, dan pundak Fiona.</p>
  676. <p>“Ssshh…oohh terus Bu !” Pak Misno menggeram, tangannya yang kokoh terus memijati payudara majikannya.<br />
  677. Goyangan mereka makin liar, terlihat dari air yang makin beriak, demikian halnya dengan desahan mereka yang makin menceracau.</p>
  678. <p>Fiona makin menekan-nekan tubuhnya seiring dengan orgasmenya yang hampir tiba. Klentitnya makin bergesekan dengan penis Pak Misno yang berurat itu sampai akhirnya dia tidak bisa menahan diri lagi, tubuhnya mengejang dalam pelukan tukang kebunnya.</p>
  679. <p>“Aahhh…ahhh…saya keluar Pak !” erangnya mengekspresikan kenikmatan luar biasa yang didapatnya, kenikmatan berbeda yang tidak pernah dia dapatkan dari ‘suami’nya maupun teman-teman kencan lainnya.</p>
  680. <p>Pak Misno masih belum menunjukkan tanda-tanda klimaks, dia masih bersemangat menggenjot Fiona. Mereka berganti posisi, sekarang Fiona duduk di bersandar bathtub itu sambil membuka kedua kakinya, tangannya berpegangan pada bibir kanan dan kiri bathtub.</p>
  681. <p>Setelah memposisikan diri diantara kedua paha itu, kembali Pak Misno menusukkan senjatanya ke liang vagina Fiona. Pria itu maju-mundur sambil memegangi betis Fiona, sentakkan tubuhnya menciptakan ombak mini di bak itu. Gumaman dan desahan keluar dari mulut Fiona menikmati sodokan Pak Misno yang demikian nikmatnya. Terkadang Pak Misno menggerakkan pinggulnya sehingga penisnya bergerak seperti mengaduk vagina majikannya.</p>
  682. <p>Genjotan-genjotan Pak Misno begitu dahsyat sampai Fiona mendesah sejadi-jadinya mencurahkan segala hasrat liar yang selama ini terpendam.Urat di kening dan tubuh pria itu semakin menonjol yang berarti nafsunya telah diubun-ubun. Tiba-tiba dia menusukkan penisnya lebih dalam sambil mendesah panjang, beberapa kali senjatanya menembak di dalam rahim Fiona.</p>
  683. <p>Setelah itu frekuensi genjotannya makin turun dan turun hingga akhirnya dia menjatuhkan diri mendekap tubuh majikan cantiknya itu dengan penis masih menancap. Mereka berpelukan mesra menikmati momen-momen pasca orgasmenya, nafas mereka yang menderu-deru terasa hembusannya.</p>
  684. <p>“Gimana Bu, puas ga ?” tanya Pak Misno<br />
  685. Dengan wajah memerah, Fiona mengaku ini adalah permainan ternikmatnya karena mengandung sensasi kasar dan liar yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Mendengar itu, Pak Misno juga tersenyum karena dapat memuaskan nyonya majikannya itu.</p>
  686. <p>Mereka lalu mandi bersama, Pak Misno menggosok-gosok tubuh Fiona dengan telapak tangannya, sesekali dia remas lembut payudara dan putingnya. Pundak, leher dan punggungnya juga digosok dan dipijati. Fiona merem-merem keenakan dibuatnya.<br />
  687. “Eemmhh…enak Pak jadi rileks nih” katanya ketika tukang kebunnya itu mengkramas rambutnya disertai pijatan lembut.</p>
  688. <p>Setelah memandikan majikannya, Pak Misno minta Fiona gantian memandikannya. Permintaan yang langsung diturutinya tanpa keberatan. Fiona memanjakan tukang kebunnya itu dengan pijatan-pijatan tangan halusnya, sesekali juga penisnya dikocok pelan.</p>
  689. <p>Sungguh Pak Misno nyaris tidak mempercayai apa yang sedang dialaminya saat itu, mimpipun dia tidak pernah membayangkan bercinta dengan wanita secantik dan sekelas Fiona. Pelayanan yang didapat dari istrinya di kampung yang biasa-biasa saja jelas berbeda jauh dari yang satu ini. Fiona juga melakukan Thai massage yaitu dengan menggosok-gosokkan payudaranya ke punggung Pak Misno yang telah licin oleh sabun.</p>
  690. <p>“Asyik Bu, iya terus gitu mijitnya !” katanya sambil menggerakkan tangan ke belakang meremas pantat Fiona.<br />
  691. Kemudian Fiona menjulurkan wajahnya di samping pria itu dan merekapun berciuman lagi..<br />
  692. “Udahan yuk Pak mandinya !” kata Fiona setelah merasa cukup berendam karena airnya sudah mulai mendingin.<br />
  693. Dia berdiri dan meyiram shower ke tubuhnya untuk membersihkan busa-busa sabun, kemudian dia keluar dari bak dan melap tubuhnya dengan handuk.</p>
  694. <p>“Aww…!!” jeritnya terkejut karena tiba-tiba tubuhnya diangkat ketika sedang handukan. “Bapak nakal ih !” senyumnya nakal dalam gendongan Pak Misno.<br />
  695. Tubuh Fiona kemudian dibawanya keluar kamar mandi dan ditelentangkan di ranjang, dia sendiri naik ke atas tubuh wanita itu menindihnya.</p>
  696. <p>“Boleh mulai sekarang saya panggil Ibu pake nama ?” tanyanya di dekat wajah Fiona.<br />
  697. “Boleh aja, tapi tolong kalau di depan orang lain jaga sikap yah”<br />
  698. Habis menjawab kembali bibirnya dilumat oleh Pak Misno, tangan kasarnya kembali menjelajahi tubuh mulusnya.</p>
  699. <p>Ciuman itu mulai turun ke lehernya, sapuan lidahnya sempat terasa disana, kemudian pundak hingga ke payudaranya. Desahan keluar dari mulutnya ketika Pak Misno menyapukan lidahnya pada putingnya, pria itu juga mengenyoti payudaranya.<br />
  700. “Ahh…Pak…sakit !” rintihnya dengan mendorong kepala Pak Misno karena pria itu menggigit putingnya dengan gemas sehingga meninggalkan bekas memerah.</p>
  701. <p>Namun rasa sakit itu tertutup dengan sensasi nikmat yang mulai kembali melandanya. Secara bergantian pria itu melumat kedua payudaranya sampai basah oleh ludahnya. Fiona merasakan penis Pak Misno sudah keras lagi saat bersentuhan dengan pahanya. Tak lama kemudian Pak Misno memasukkan lagi penisnya ke dalam vagina Fiona, dia menggenjotnya sambil menindih gadis itu.</p>
  702. <p>Fiona benar-benar mengakui kehebatan tukang kebunnya ini, betapa tidak, tadi di kamar mandi baru saja orgasme tapi sekarang sudah siap tempur lagi. Pria itu mampu membuatnya melayang lebih tinggi, tidak seperti ‘suami’nya yang tidak bisa memuaskannya secara penuh.</p>
  703. <p>Hubungan terlarang itu tetap berlanjut hari-hari berikutnya. Dua hari setelah kejadian itu Fiona memberhentikan Mbak Jum agar bisa lebih leluasa melakukan kegilaannya. Fiona bahkan ingin mencoba berhubungan dengan orang-orang lower class lainnya yang baginya memberi sensasi tersendiri.</p>
  704. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/nafsu-terlarang-cerita-gairah-penjaga-kebun-yang-beruntung-dapat-menggenjot-wanita-sewaan-majikannya/">Nafsu Terlarang Cerita Gairah Penjaga Kebun Yang Beruntung Dapat Menggenjot Wanita Sewaan Majikannya</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  705. ]]></content:encoded>
  706. <wfw:commentRss>https://massamcrypto.com/nafsu-terlarang-cerita-gairah-penjaga-kebun-yang-beruntung-dapat-menggenjot-wanita-sewaan-majikannya/feed/</wfw:commentRss>
  707. <slash:comments>0</slash:comments>
  708. </item>
  709. <item>
  710. <title>Cerita Devina Part 1 : Bos Muda Kiranya Sedang ML Bersama Salah Satu Rekan Kerjaku Yang Membuat Gairahku Naik</title>
  711. <link>https://massamcrypto.com/cerita-devina-part-1-bos-muda-kiranya-sedang-ml-bersama-salah-satu-rekan-kerjaku-yang-membuat-gairahku-naik/</link>
  712. <comments>https://massamcrypto.com/cerita-devina-part-1-bos-muda-kiranya-sedang-ml-bersama-salah-satu-rekan-kerjaku-yang-membuat-gairahku-naik/#respond</comments>
  713. <dc:creator><![CDATA[daza08313@gmail.com]]></dc:creator>
  714. <pubDate>Mon, 21 Jul 2025 07:53:50 +0000</pubDate>
  715. <category><![CDATA[artikel]]></category>
  716. <category><![CDATA[backlink profil]]></category>
  717. <category><![CDATA[berita]]></category>
  718. <category><![CDATA[blog]]></category>
  719. <category><![CDATA[cerita dewasa]]></category>
  720. <category><![CDATA[colmek video]]></category>
  721. <category><![CDATA[cuan128]]></category>
  722. <category><![CDATA[Uncategorized]]></category>
  723. <category><![CDATA[backlink profile]]></category>
  724. <category><![CDATA[cara menulis artikel]]></category>
  725. <category><![CDATA[lowongan kerja']]></category>
  726. <category><![CDATA[mandi wajib]]></category>
  727. <category><![CDATA[opinion writing]]></category>
  728. <category><![CDATA[pbn website]]></category>
  729. <guid isPermaLink="false">https://massamcrypto.com/?p=3403</guid>
  730.  
  731. <description><![CDATA[<p>Perkenalkan namaku Devina merupakan seorang admin di salah satu perusahaan di Surabaya. Aku merupakan seorang Janda beranak satu yang ku&#160;[&#8230;]</p>
  732. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/cerita-devina-part-1-bos-muda-kiranya-sedang-ml-bersama-salah-satu-rekan-kerjaku-yang-membuat-gairahku-naik/">Cerita Devina Part 1 : Bos Muda Kiranya Sedang ML Bersama Salah Satu Rekan Kerjaku Yang Membuat Gairahku Naik</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  733. ]]></description>
  734. <content:encoded><![CDATA[<p><a href="https://massamcrypto.com/"><img loading="lazy" decoding="async" class="alignnone wp-image-3404 size-full" src="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Cinta-Dua-Anak-Remaja-SMU-Dalam-Menikmati-Kepuasan-Persetubuhan-Terlarang.png" alt="" width="1020" height="593" srcset="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Cinta-Dua-Anak-Remaja-SMU-Dalam-Menikmati-Kepuasan-Persetubuhan-Terlarang.png 1020w, https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Cinta-Dua-Anak-Remaja-SMU-Dalam-Menikmati-Kepuasan-Persetubuhan-Terlarang-768x446.png 768w" sizes="auto, (max-width: 1020px) 100vw, 1020px" /></a></p>
  735. <p>Perkenalkan namaku Devina merupakan seorang admin di salah satu perusahaan di Surabaya. Aku merupakan seorang Janda beranak satu yang ku titipkan pada mamaku di kota Solo. Umurku masih 24 tahun, usia yang terbilang cukup muda untuk ukuran seorang janda.</p>
  736. <p>Berkulit cerah, mulus, langsing dengan tinggi badan 165 cm dengan ukuran bra 32b, sangatlah idaman untuk setiap pria yang melihatnya. Bahkan cukup banyak juga rekan kerja yang menggodaku. Aku baru bercerai dengan mantan suamiku sekitar 3 taun lalu ketika anakku berusia 1 taun.</p>
  737. <p>Setelah bercerai dengan mantan suamiku Aku memutuskan pindah ke Surabaya untuk mencari nafkah biaya anakku yang masih kecil. Hanya bermodalkan ijasah SMA, aku nekat melamar kerja disalah satu perusahaan cukup besar di kota Surabaya.</p>
  738. <p>Pada awalnya aku bekerja di perusahaan ini biasa-biasa saja dan lancar tanpa hambatan dan bekerja seperti biasa layaknya bagian administrasi. Namun semua berubah ketika pada penghujung tahun, dimana banyak sekali pekerjaan yang harus dikerjakan karena terkejar deadline laporan akhir taun perusahaan, sehingga mengharuskanku bekerja lembur di kantor.</p>
  739. <p>Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 10 malam, ku lihat sekelilingku sudah tidak ada orang. Aku berniat untuk membuat kopi di dapur kantor, namun baru memasuki koridor aku melihat lampu ruangan atasanku yang tak lain adalah anak dari pemilik perusahaan ini, masih menyala.</p>
  740. <p>“Apa dia ikutan lembur juga ?” Kataku dalam hati, tapi tunggu sebentar suara apa ini ? Aku coba mendekati ruangan atasanku tersebut, bermaksud menguping sebentar karena ada suara-suara seperti desahan orang sedang ML.</p>
  741. <p>Aku coba mengintip dari kaca yang memang kebetulan di dalam ruangan terebut di tutupi tirai yang agak sedikit ada celah, sehingga aku bisa mengintip apa yang sedang terjadi di dalam ruangan tersebut.</p>
  742. <p>Aku cukup terkejut dengan apa yang ku lihat di ruangan tersebut, ternyata Anak boss ku sedang ML dengan salah satu teman kerja ku..</p>
  743. <p>“Oh.. pak enak terusss.. ahhh.. terus pak.. kontol bapak enak banget..” desah si perempuan tersebut.<br />
  744. “Memek kamu juga enak kok sayang..” jawab anak boss ku<br />
  745. “Ohh.. terus pak puasin aku, kontol pacarku gak bisa kaya kontol bapak..”</p>
  746. <p>Cukup kaget juga aku ketika itu, melihat batang kejantanan milik anak bossku terus mengaduk-aduk liang senggama milik teman kerjaku yang memang sering berpakaian seksi setiap ke kantor. Namun tiba-tiba aku teringat dengan tugas-tugas pembukuan akhir taun yang harus segera ku lanjutkan, aku bergegas menuju dapur kantor untuk membuat kopi agar rasa kantuk ku hilang.</p>
  747. <p>Ketika aku selesai membuat kopi, dan bergegas kembali ke meja kerjaku. Tiba-tiba pintu ruangan atasanku tersebut terbuka, tampaklah mereka berdua yang sudah kembali mengenakan pakaian masing-masing. Atasanku bernama Andrian dan temanku yang bernama santi tersenyum ketika melihatku.</p>
  748. <p>Santi : Loh.. masih di kantor aja dev ?<br />
  749. Aku : Masih nih san, kerjaan masih numpuk gak tau deh kapan kelarnya.. ku jawab sambil tersenyum lesu..<br />
  750. Andrian : Semangat ya dev, saya tunggu laporan akhir taunnya.<br />
  751. Aku : Iya Pak, akan segera saya selesaikan secepatnya..</p>
  752. <p>Ketika kembali ke meja kerja, aku mulai tidak konsentrasi mengingat kejadian yang aku lihat barusan antara Pak Andrian dan Santi temanku. Memikirkan hal tersebut nafsuku mulai bangkit. Ku tengok sekelilingku sudah benar-benar sepi tidak ada seorangpun.</p>
  753. <p>Aku mulai membayangkan kontol Pak Andrian yang ukurannya memang cukup besar walau samar-samar ku lihat barusan. Tanganku mulai ku masukan ke sela-sela rok kerjaku dan mengusap-usap bibir vaginaku. Aku yang ketika itu mengenakan roko bahan berwarna hitam dan tankop putih dengan ditutupi blazer, memudahkanku untuk bermasturbasi saat itu,</p>
  754. <p>Tanganku yang satunya ku masukan ke tanktopku untuk meremas payudaraku untuk menambah rasa nikmat yang kurasakan sambil membayangkan batang kejantanan milik atasanku tersebut, maklum sudah cukup lama juga aku tidak disentuh.</p>
  755. <p>Namun tidak berapa lama aku di kagetkan oleh satpam yang sedang keliling mengecek keadaan kantor. Dan untungnya entah sadar atau tidak sadar posisiku membelakanginya sehingga mudah-mudahan ia tidak menyadari bahwa barusan aku sedang bermasturbasi.</p>
  756. <p>“Eh.. Mbak Devina belum pulang mbak ?” tanya si satpam<br />
  757. “Belom nih pak, bentar lagi baru mau pulang nih, lagi mau beres-beres barangku dulu.” Jawabku agak panik<br />
  758. “Ya udah saya temenin deh mbak, takut mbaknya ketakutan disini sendirian hahaa..” Timpal Pak Anto seraya sedikit tertawa</p>
  759. <p>“Ah ga usah pak, saya gak takut yang begitu-begitu.. Palingan juga yang ada setannya takut godain orang sibuk sama kerjaan,setannya juga takut Pak di minta bantuan kerjain kerjaan saya..” Candaku pada si satpam<br />
  760. Namun si satpam tetap menungguku di depan ruangan kantorku yang memang khusus bagian staff-staff administrasi.</p>
  761. <p>Tapi tiba-tiba si Satpam langsung mengaggetkanku dengan sebuah pertanyaan yang membuatku gugugp.<br />
  762. “Mbak, tadi Pak Andrian begituan lagi ya sama Mbak Santi ?” Tanya Pak Anto</p>
  763. <p>Oh ya sedikit Gambaran Pak Andrian belum terlalu tua, umurnya masih 30 tahun, namun karena dia adalah atasan sekaligus anak pemilik perusahaan ini maka kami semua mamanggil beliau dengan sebutan Pak, Wajahnya cukup ganteng maklum ia adalah keturuan Chinese, begitupun aku.</p>
  764. <p>“Ehmm.. maksud Pak Anto gimana ?” Tanyaku bingung<br />
  765. “Itu loh mbak, masa mbak gak tau.. kan tadi mbak sendiri juga ngintip toh ? piye sih Mba Devina suka pura-pura aja hehehe”Jawab Pak Anto</p>
  766. <p>“Husss Pak, gak bolehin ngomongin orang ah.. biar aja itu urusan mereka..” Jawabku dengan tergesa-gesa sambil berjalan menuju lift berbarengan dengan Pak Anto.</p>
  767. <p>Pak Anto ini kira-kira berumur 35 tahun, yang ku dengar ia sudah memiliki istri dan 2 orang anak yang masih kecil juga. Namun, tiba-tiba Pak Anto kembali membuka pembicaraan hal yang cukup mengagetkanku.</p>
  768. <p>“Mbak.. tadi saya juga gak sengaja liat mbak lagi anu..” belum sempat menyelesaikan ucapannya aku langsung memotong ucapan Pak Anto.</p>
  769. <p>“Anu apa Pak ? Orang saya ga ngapa-ngapain kok” Jawabku dengan cukup cepat agar ia tak berpikri yang macam-macam apa lagi kondisi di kantor saat ini hanya tinggal aku berdua saat ini dengan Pak Anto</p>
  770. <p>“Ah, masa sih Mbak orang saya liat sendiri kok mbak, tangan mbak masuk ke bajunya mbak.. hehehe” Seraya tersenyum mesum.<br />
  771. “Oh.. Shit !!” gerutuku dalam hati</p>
  772. <p>“Gapapa lagi mbak, gak usah malu sama-sama udah dewasa ini, saya juga sering kok mbak coli di toilet Pos satpam tiap abis ngintip mereka gituan sambil bayangin mbak santi..” sambil memasang muka senyum lanjut Pak Anto.</p>
  773. <p>“Ah bapak makin malem makin ngaco aja” Jawabku ketus<br />
  774. “Mbak, saya jadi nafsu juga deh mbak liat mbak kaya tadi..” sambil mulai mencoba mencium bibirku.</p>
  775. <p>“Pak Jangan ada CCTV.. Nanti jadi bahan omongan” ku dorong tubuh Satpam tersebut.<br />
  776. Ya memang ada CCTV di dalam lift.. dan aku tak mau ini menjadi aibku di kantor<br />
  777. “Ya udah mbak gimana kalo kita cari ruangan kosong aja ?” Ajak Pak Anto</p>
  778. <p>Setelah kejadian di lift ketika Pak Anto yang tiba-tiba mencium bibirku, aku hanya diam saja entah karena sudah terbawa nafsu karna melihat apa yang dilakukan oleh Pak Andrian dan Santi, atau karena aku masih kaget atas apa yang barusan terjadi terutama ketika Pak Anto memergokiku melakukan masturbasi di kantor.</p>
  779. <p>Ketika pintu lift terbuka Pak Anto langsung menuntun tanganku membawaku pada sebuah ruangan yang biasa di gunakan istirahat oleh OB di kantor kami. Aku yang masih terdiam langsung di manfaatkan oleh Pak Anto ketika memasuki ruangan tersebut. Pak Anto yang memang sudah nafsupun langsung memeluk dan mencium bibirku.</p>
  780. <p>Pak Anto berupaya memasukan lidahnya ke dalam mulutku dan mencari-cari lidahku, Namun aku tidak membalasnya. Tangan Pak Anto mulai melepaskan blazerku. Aku mulai tersadar ketika tangan Pak Anto mulai menyelinap masuk ke dalam tanktopku. Aku berusaha menghindar dari ciuman Pak Anto yang cukup panas.</p>
  781. <p>“mmhhh.. Pak udah Pak.. Aku gak mau kaya gini Pak..” Kataku pada Pak Anto.<br />
  782. “Nikmatin aja Mbak, saya tau kok mbak juga tadi sange ngeliat Pak Andrian begituan..” Jawab Pak Anto sambil terus meremas-remas payudaraku</p>
  783. <p>“Jangan ah pak ahhh…” Desahku ketika puting susuku di pelintir oleh jari Pak Anto Namun aku tetap mencoba pura2 menghindar meskipun nafsu sudah tinggi…….</p>
  784. <p>“Udah mbak, ga usah ngeles wong putingmu aja udah keras gini kok.. heheh sange jg kan mbak ?” Kata Pak Anto sambil terus memainkan tangannya di payudaraku.</p>
  785. <p>“Pak, please jangan di lanjut… mmmhhh” Pak Anto langsung mendaratkan kembali bibirnya di bibirku untuk membungkam penolakanku yang cuman pura pura..</p>
  786. <p>Pak Anto memepetkan tubuhku ke tembok sambil terus mencium bibirku, tangannya yang satu lagi mulai mengelus pahaku, terus naik ke atas hingga ke pangkal pahaku.</p>
  787. <p>Tangan Pak Anto tidak berenti disitu saja, tangannya mulai mengelus-ngelus vaginaku dari luar celana dalamku. Ia tahu bahwa memekku sudah basah karna perlakuan tangan dan jari2nya di payudaraku tadi.</p>
  788. <p>Aku sudah mulai terbawa oleh nafsu karena permainan tangannya Pak Anto di bagian-bagian sensitif tubuhku. Ciuman Pak Anto mulai turun ke leher sambil tangan nya mulai menarik ke atas tanktopku.</p>
  789. <p>“Ahhh.. Geli pakk.. Udah cukup Pak..” tolakanku pada Pak Anto, namun ia tau bahwa tubuhku tidak menolak untuk disentuh olehnya sehingga ia tidak menghiraukanku dan tetap melakukan aktifitasnya. Ia mulai melepaskan kaitan BH ku dan menaikan BH ku agar Payudaraku bisa terlihat dengan jelas olehnya..</p>
  790. <p>“Wih mbak, Susu mbak bagus banget biar kecil juga…” Puji Pak Anto<br />
  791. Pak Anto yang kagum dengan payudaraku langsung mencaplok dadaku dengan mulutnya..</p>
  792. <p>Aku yang sudah terbawa nafsu, hanya mampu merespon dengan desahan-desahan yang malah membuat nafsu Pak Anto semakin bertambah..</p>
  793. <p>“sssst ahhhh gelii pak…” desahku ketika iya memainkan putingku dengan lidahnya, sedangkan tangannya yang satu lagi sudah mulai menyusup ke dalam celana dalamku untuk memainkan klitorisku..</p>
  794. <p>“Ohhh Pakk.. enak banget.. terus pak.. terus..” desahku yang mulai tidak karuan.<br />
  795. “Hehehe tadi minta berenti, kok sekarang minta terus mbak ?” tanya Pak Anto kepadaku<br />
  796. “Udah pak terusin enak..” kataku sambil mengelus2 kepalanya Pak Anto agar tetap menjilat dan memainkan putingku yang semakin mengeras.</p>
  797. <p>Tak lama setelah itu iya melepaskan bibirnya dari payudaraku, dan mengambil sebuah matras yang cukup besar untuk alas tidur di ruangan tersebut, tanpa aba-aba aku pun langsung duduk di sebelah Pak Anto yang sudah menungguku dan siap menggarapku.</p>
  798. <p>Kini Tanpa ragu, aku langsung mencium bibir Pak Anto dengan ganas, lidah kami saling berbelit dan semakin panas. Tangan Pak Anto mencoba melepas tanktop dan BH ku yang masih menggantung di badanku, aku merespon dengan mengangkat tanganku untuk memudahkannya melepas tanktopku.</p>
  799. <p>Pa Anto langsung mendorongku ke matras agar aku berbaring dan kembali mencium bibirku, dan turun terus ke leher, membuatku semakin terangsang, tangannya pun tak tinggal diam , tangan yang kirinya mulai menurunkan celana dalam ku, dan memainkan memekku dengan jarinya..</p>
  800. <p>“Ssstt ahhhh.. Pak.. Terus Pak.. ohhh.. teruss..”<br />
  801. Ketika ciumannya mulai sampai ke perut iya melorotkan rok ku sekaligus celana dalamku, ciuman dan jilatanya terus turun ke bawah ke arah memekku.<br />
  802. “Bersih banget mbak, meki mbak gak ada bulunya hehee..” Kata Pak Anto memuji</p>
  803. <p>Aku hanya bisa mendesah dan tidak merespon ucapannya.. hanya bisa terus mendesah nikmat apa lagi ketika lidahnya memainkan klitorisku, sambil jari2nya keluar masuk di mekiku. Baru saja sebentar memekku dimainkan oleh Pak Anto, rasanya aku sudah mulai merasakan ingin orgasme.</p>
  804. <p>“OHHH PAK enak banget… Teruss Paakk..”Desahku yang mulai tak karuan karena kenikmatan yang ku dapat di bagian bawah..<br />
  805. “Wangi banget mbak meki mbak, saya suka banget hehe nikmatin mbak..”</p>
  806. <p>“Iya Pak… ahhhh terus pak terusss… aku mau keluar Pak…” yang tak lama kemudian aku menggapai orgasme yang pertama dari permainan lidah dan tangan Pak Anto.</p>
  807. <p>Pak Anto dengan lahapnya menyantap semua cairan cintaku yang keluar..<br />
  808. “Hehehe enak ya mbak ? Udah crot aja giliran aku ya mbak di bikin enak.” Kata Pak Anto kepadaku sambil memberiku waktu beristirahat setelah menggapai orgasme yang pertama dan membuka seluruh pakaian dinasnya..</p>
  809. <p>“Wow, bagus banget badannya..” Pikirku dalam hati, memang jika dilihat dari tampang biasa-biasa saja, tapi badannya sungguh membuatku terpukau apa lagi ketika iya mulai membuka celana panjangnya. Aku penasaran dengan ukuran kontol yang dimiliki oleh satpam ini.</p>
  810. <p>Setelah membuka seluruh pakaiannya hingga hanya tersisa celana dalamnya saja, Pak Anto langsung membaringkan tubuhnya disebelahku dan memelukku.</p>
  811. <p>“Udah istirahatnya mbak? Yuk Mulai lagi ?” Kata Pak Anto berbisik ditelingaku, aku hanya menjawabnya dengan senyuman saja sebagai tanda terima kasih telah memberikanku orgasme tadi.</p>
  812. <p>Pak Anto langsung menyerang bibirku lagi, kami Frech Kiss dengan panasnya, Aku terus mencoba mengimbangi permainan lidahnya. Tangan Pak Anto kembali meremas-remas payudaraku untuk menaikan kembali gairahku, namun kali aku tidak mau kalah dengan Pak Anto. Aku merespon permainan tangan Pak Anto dengan mengelus-elus kejantanannya dari luar celana dalamnya.</p>
  813. <p>“Wow, tegang walau belum begitu keras tapi lumayan besar” Pikirku.<br />
  814. Aku yang mulai tak sabar melepaskan ciuman Pak Anto dibibirku dan pindah bangun dari matras untuk melepaskan celana dalamnya, Pak Anto yang sadar akan service apa yang akan ku berikan iya hanya berbaring siap menerima rangsangan2 yang ku berikan.</p>
  815. <p>Aku langsung membuka celana dalam milik Pan Anto, terlihatlah Kontol Pak Anto yang walau belum tegang maksimal, namun cukup besar ukurannya. Langsung ku genggam batang kontol itu dan ku kocok2 dengan tanganku.<br />
  816. “Tanganmu, mulus banget mbak, hehehe..” Kata Pak Anton kepadaku</p>
  817. <p>Aku tidak menjawab dan langsung mencium bibir Pak Anto sambil tangan kiriku terus mengocok-ngocok kontol milik Pak Anto. Ciumanku mulai turun ke lehernya untuk menambah rangsangan-rangsangan kepada Pak Anto, dan terus turun hingga puting susunya, Ukuran kontol Pak Anto yang sedang ku kocok mulai semakin membesar sehingga tanganku, kalo boleh ku tebak ukurannya sekitar 15cm.</p>
  818. <p>Terus mendapat rangsangan seperti itu dariku tidak membuat Pak Anto diam saja, tangannya kembali meremas-remas kedua payudaraku, kadang jari2nya memainkan puting susuku juga. Namun tak lama kemudian ia memintaku untuk mengulum penisnya.<br />
  819. “Mbak.. sepongin kontolku dong..” Pinta Pak Anto kepadaku</p>
  820. <p>Namun permintaanya ku tolak karena memang aku belum pernah melakukan oral seks kepada mantan suamiku pun aku tidak pernah melakukan oral seks.</p>
  821. <p>“Maaf Pak, tapi aku gak bisa.. dan belum pernah juga..” Jawabku<br />
  822. “Gpp mbak di coba..” Pinta Pak Anto memelas<br />
  823. “Ga mau pak, aku jijik kalo nyepong gitu.. ” Jawabku terkekeh</p>
  824. <p>Sambil aku menaiki tubuh Pak Anto dan mulai menggesek-gesekkan kepala kontol Pak Anto ke bibir vaginaku untuk merangsang memekku agar basah lagi, setelah mulai basah aku langsung memasukan kontolnya ke dalam memekku. Cukup besar sehingga aku harus pelan-pelan ketikan memasukan batangnya ke dalama memek milikku. Ketika seluruh batang kontolnya masuk semua ke dalam memekku, Aku langsung menaik turunkan pantatku untuk memberikan kepuasan kepada Pak Anto.</p>
  825. <p>Pak Anto terlihat sangat menikmati goyanganku, sehingga iya terlihat merem melek menikmati goyangan-goyanganku. Tangannya langsung menyambar payudaraku, dan meremas-remas payudaraku untuk menambah rasa nikmat yang ku terima darinya.</p>
  826. <p>Sekitar 10 menit aku bermain dan bergoyang di atas kontol milik Pak Anto, Pak Anto langsung membalikan posisiku yang semula di atas kini berada dibawahnaya, dan tanpa menunggu lama Pak Anto langsung memaju mundurkan pantatnya dengan cepat sehingga menimbulkan suara Paha dan pantatku beradu.. Plok.. Plok.. Plok..</p>
  827. <p>“Ahhhh Pakk.. Enakk banget… Ohhhh sssshhhhh…” Desahku menerima setiap hujaman kontol milik satpam kantorku ini.<br />
  828. “Gila mbak, memekmu masih sempit gini.. pedahal mbak kan udh punya anak ya ?” Kata Pak Anto.</p>
  829. <p>“mmmhhhh, ahhhh bukan mekiku yang sempit Pak… ahhhh tapi emang kontol bapa aja yang gedeeee… aahhhh terus Pakk puasin mekiku..” Racau ku tak karuan.</p>
  830. <p>Aku terus mendesah desah nikmat sambil memperhatikan otot-otot tubuh milik Pak Anto yang sedang menggagahiku, berbeda dengan suamiku yang sama sekali tak memiliki otot, hanya memiliki gumpalan-gumpalan lemak.</p>
  831. <p>Masih belum ada tanda-tanda dari Pak Anto untu mengeluarkan laharnya, Ia memintaku berganti posisi lagi, kali ini dengan gaya Doggy Style, Aku langsung menungging hanya berpangku pada tangan dan lututku di atas matras, Pak Anto tanpa ingin membuang waktu, iya langsung mengarahkan kontolnya ke dalam memekku.</p>
  832. <p>Dengan posisi doggy style rasanya tusukan kontolnya ke dalam memekku semakin dalam, sehingga membuaku benar-benar merasakan kenikmatan.<br />
  833. “sssthhh ahhh pakkk terus Pak, sodokin yang dalem pak kontolmu..” Desahku</p>
  834. <p>“Iya mbak.. nikmatin aja mbak.. Enak mbakk memekmu… ohhh legitt gak kaya memek istriku..” Desah Pak Anto sambil terus menusuk-nusuk mekiku dengan kontolnya yang besar.</p>
  835. <p>“Ohh pakk.. genjot terus pak.. ” desahku yang tak lama kemudian Pak Anto menarik pundakku dan menolehkan wajahku untuk mencium bibirku sambil tanganbya meremas-remas payudaraku dari belakang..</p>
  836. <p>Ohhh… sungguh nikmat bukan main bercinta dalam posisi seperti ini..<br />
  837. Setelah puas menciumku, iya membawaku berbaring dengan posisi menyamping, sambil terus memaju mundurkan kontolnya sambil mendekap tubuhku lebih erat.. sedangkan aku hanya mendesah-desah kenikmatan.</p>
  838. <p>“ohhh… pakk aku gak kuat pak mau keluarrr…”Desahku sambil terus menerima kenikmatan dari Pak Anto<br />
  839. “Sabar mbak, aku juga bentar lagi keluar..”<br />
  840. “Ohhh Pakk teruss pak aku keluar Pak..”</p>
  841. <p>“Aku keluarin pejunya di dalem boleh mbak..” tanya Pak Anto<br />
  842. “Sssshhhh jangan Pak, aku gk pake KB, aku takut hamil Pak..”Pintaku memelas<br />
  843. “Ahhhhhhhh…. aku keluar Pak…..” Desahku lemas sedangkan Pak Anto masih terus memompa mekiku dengan cepat..</p>
  844. <p>Aku juga merasakan bahwak kontol milik Pak Anto mulai berkedut2 seperti akan mengeluarkan peju.. untung nya Pak Anto langsung mencabut dan mengeluarkan pejunya di luar, kalo tidak bisa saja aku hamil lagi dan mengandung anak dari Pak Anto..</p>
  845. <p>Kami masih dalam posisi berpelukan, Pak Anto mengucapkan terima kasih kepadaku.<br />
  846. “Makasih ya mbak, udah bikin aku puas..” Katanya kepadaku sambil tangannya yang mulai memainkan kembali payudaraku<br />
  847. “Sama-sama mas.. kontol mas juga enak banget.. gede lagi..” jawabku</p>
  848. <p>Iya membalikan mukaku dan mencium bibirku.<br />
  849. “Lain kali main lagi ya mbak..” Ajaknya<br />
  850. “HUss gak ah.. kamu mainnya lama kuat banget… pokonya jangan sampe ada yang tau kejadian malem ini ya mas.. aku gk mau jadi bahan gosip orang-orang kantor..”Kataku</p>
  851. <p>“Pokonya beres Mbak.. ini rahasia kita berdua.. asalkan aku msh dapet jatah aja hehehe”<br />
  852. Setelah melihat jam aku langsung terkaget dan mulai beres-beres karena takut kemalaman sampai kostan. Saat ini jam sudah menunjukan pukul 12 malam. Setelah beres-beres, aku dan Pak Anto langsung bergegas keluar ruangan, untung saja temannya Pak Anto yang jaga di post tidak tahu dan tidak curiga apa yang sudah kami lakukan barusan..</p>
  853. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/cerita-devina-part-1-bos-muda-kiranya-sedang-ml-bersama-salah-satu-rekan-kerjaku-yang-membuat-gairahku-naik/">Cerita Devina Part 1 : Bos Muda Kiranya Sedang ML Bersama Salah Satu Rekan Kerjaku Yang Membuat Gairahku Naik</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  854. ]]></content:encoded>
  855. <wfw:commentRss>https://massamcrypto.com/cerita-devina-part-1-bos-muda-kiranya-sedang-ml-bersama-salah-satu-rekan-kerjaku-yang-membuat-gairahku-naik/feed/</wfw:commentRss>
  856. <slash:comments>0</slash:comments>
  857. </item>
  858. <item>
  859. <title>Dengan Rasa Malu Padaku Adik Iparku Yang Bohay Selalu Minta Kerokan</title>
  860. <link>https://massamcrypto.com/dengan-rasa-malu-padaku-adik-iparku-yang-bohay-selalu-minta-kerokan/</link>
  861. <comments>https://massamcrypto.com/dengan-rasa-malu-padaku-adik-iparku-yang-bohay-selalu-minta-kerokan/#respond</comments>
  862. <dc:creator><![CDATA[daza08313@gmail.com]]></dc:creator>
  863. <pubDate>Mon, 21 Jul 2025 07:50:43 +0000</pubDate>
  864. <category><![CDATA[artikel]]></category>
  865. <category><![CDATA[backlink profil]]></category>
  866. <category><![CDATA[berita]]></category>
  867. <category><![CDATA[blog]]></category>
  868. <category><![CDATA[cerita dewasa]]></category>
  869. <category><![CDATA[colmek video]]></category>
  870. <category><![CDATA[cuan128]]></category>
  871. <category><![CDATA[Uncategorized]]></category>
  872. <category><![CDATA[backlink profile]]></category>
  873. <category><![CDATA[cara menulis artikel]]></category>
  874. <category><![CDATA[sewa mobil belitung]]></category>
  875. <category><![CDATA[unlock subs]]></category>
  876. <guid isPermaLink="false">https://massamcrypto.com/?p=3400</guid>
  877.  
  878. <description><![CDATA[<p>Aku masih ingat beberapa waktu yang lalu aku sempat mengantarkan adik iparku mengikuti test di sebuah perusahaan di Surabaya. Pada&#160;[&#8230;]</p>
  879. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/dengan-rasa-malu-padaku-adik-iparku-yang-bohay-selalu-minta-kerokan/">Dengan Rasa Malu Padaku Adik Iparku Yang Bohay Selalu Minta Kerokan</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  880. ]]></description>
  881. <content:encoded><![CDATA[<p><a href="https://massamcrypto.com/"><img loading="lazy" decoding="async" class="alignnone wp-image-3401 size-full" src="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Tanpa-Rasa-Malu-Denganku-Adik-Iparku-Yang-Mesum-Minta-Kerokan.jpg" alt="" width="680" height="1024" /></a></p>
  882. <p>Aku masih ingat beberapa waktu yang lalu aku sempat mengantarkan adik iparku mengikuti test di sebuah perusahaan di Surabaya. Pada saat adik iparku sebut saja Novi memasuki ruangan test di perusahaan tersebut, aku dengan setia menunggu di ruang lobi perusahaan tersebut.</p>
  883. <p>Satu setengah jam sudah aku menunggu selesainya Novi mengerjakan test tersebut hingga jam menunjukkan pukul 11 siang, Novi mulai keluar dari ruangan dan menuju lobi. Aku tanya apakah Novi bisa menjawab semua pertanyaan, dia menjawab, “Bisa Mas..”</p>
  884. <p>“Kalau begitu mari kita pulang” pintaku.<br />
  885. “E.. sebelum pulang kita makan dulu, kamu kan lapar Novi.” Kemudian Novi menggangguk.<br />
  886. Setelah beberapa saat Novi merasa badannya agak lemas, dia bilang, “Mas mungkin aku masuk angin nich, habis aku kecapekan belajar sih tadi malam.</p>
  887. <p>” Aku bingung harus berbuat apa, lantas aku tanya biasanya diapakan atau minum obat apa, lantas dia bilang,<br />
  888. “Biasanya dikerokin Mas..” “Wah.. gimana yach..” kataku.<br />
  889. “Oke kalau begitu sekarang kita cari losmen yach untuk ngerokin kamu..</p>
  890. <p>” Novi hanya mengangguk saja. Lantas aku dan Novi mencari losmen sambil membeli minyak kayu putih untuk kerokan. Kebetulan ada losmen sederhana, itulah yang kupilih.</p>
  891. <p>Setelah pesan kamar, aku dan Novi masuk ke kamar 11 di ruang atas. “Terus gimana cara Mas untuk ngerokin kamu Nov”, tanyaku. Tanpa malu-malu dia lantas tiduran di kasur, sebab si Novi sudah menganggapku seperti kakak kandungnya. Aku pun segera menghampirinya.</p>
  892. <p>“Sini dong, Mas kerokin..” Dan astaga si Novi buka bajunya, yang kelihatan BH-nya saja, jelas kelihatan putih dan payudaranya padat berisi. Lantas si Novi tengkurap dan aku mulai untuk menggosokkan minyak kayu puih ke punggungnya dan mulai mengeroki punggungnya.</p>
  893. <p>Hanya beberapa kerokan saja.. Novi bilang, “Entar Mas.. BH-ku aku lepas sekalian yach.. entar mengganggu Mas ngerokin aku.” Dan aku terbelalak.. betapa besar payudaranya dan putingnya masih memerah, sebab dia kan masih perawan. Tanpa malu-malu aku lanjutkan untuk mengeroki punggungnya.</p>
  894. <p>Setelah selesai semua aku bilang, “Sudah Nov.. sudah selesai.” Tanpa kusadari Novi membalikkan badannya dengan telentang. “Sekarang bagian dadaku Mas tolong dikerik sekalian.” Aku senang bukan main. Jelas buah dadanya yang ranum padat itu tersentuh tanganku. Aku berkali-kali berkata, “Maaf Dik yach.. aku nggak sengaja kok..” “Nggak apa-apa Mas.. teruskan saja.”</p>
  895. <p>Hampir selesai kerokan dadanya, aku sudah kehilangan akal sehatku. Aku pegang payudaranya, aku elus-elus. Si Novi hanya diam dan memejamkan matanya.. lantas aku ciumi buah dadanya dan kumainkan pentilnya. Novi mendesis, “Mas.. Mas.. ahh.., ah ah ahh..” Terus aku kulum putingnya, tanganku pun nggak mau ketinggalan bergerilnya di vaginanya. Pertama dia mengibaskan tanganku dia bilang,</p>
  896. <p>“Jangan Mas.. jangan Mas..” Tapi aku nggak peduli.. terus saja aku masukkan tanganku ke CD-nya, ternyata vaginanya sudah basah sekali. Lantas tanpa diperintah oleh Novi aku buka rok dan CD-nya, dia hanya memejamkan matanya dan berkata pelan.</p>
  897. <p>“Yach Mas..” Kini Novi sudah telanjang bulat tak pakai apa-apa lagi, wah.. putih mulus, bulunya masih jarang maklum dia baru umur 20 tahun. Lantas aku mulai menciumi vaginanya yang basah dan menjilati vaginanya sampai aku mainkan kelentitnya, dia mengerang keenakan, “Mas.. ahh.. uaa.. uaa.. Mas..”</p>
  898. <p>Dan mendesis-desis kegirangan, tangan Novi sudah gatal ingin pegang penisku saja. Lantas aku berdiri, kubuka baju dan celanaku kemudian langsung saja Novi memegang penisku dan mengocok penisku. Aku suruh dia untuk mengulum, dia nggak mau,</p>
  899. <p>“Nggak Mas jijik.. tuh, nggak ah.. Novi nggak mau.” Lantas kupegang dan kuarahkan penisku ke mulutnya. “Jilatin saja coba..” pintaku. Lantas Novi menjilati penisku, lama-kelamaan dia mau untuk mengulum penisku, tapi pas pertama dia kulum penisku, dia mau muntah</p>
  900. <p>“Huk.. huk.. aku mau muntah Mas, habis penisnya besar dan panjang.. nggak muat tuh mulutku.” katanya.<br />
  901. “Isep lagi saja Nov..” Lantas dia mulai mengulum lagi dan aku menggerayangi vaginanya yang basah. Lantas aku rentangkan badan Novi.</p>
  902. <p>Rasanya penisku sudah nggak tahan ingin merenggut keperawanan Novi. “Novi.. Mas masukkan yah.. penis Mas ke vaginamu”, kataku. Novi bilang, “Jangan Mas.. aku takut” katanya. Aku turuti saja kemauannya, aku tidurin dia dan kugesek-gesekkan penisku ke vaginanya. Dia merasakan ada benda tumpul menempel di vaginanya,</p>
  903. <p>“Mas.. Mas.. jangan..” Aku nggak peduli, terus kugesekkan penisku ke vaginanya, lama-kelamaan aku mencoba untuk memasukkan penisku ke vaginanya. Slep..<br />
  904. Novi menjerit, “Ahk.. Mas.. jangan..”</p>
  905. <p>Aku tetap saja meneruskan makin kusodok dan slep.. bles.. Novi menggeliat-geliat keenakan, “Mas.. Mas.. Geliii.. Mas.. jangan..” Lalu Novi menangis, “Mas.. jangan dong..” Aku sudah nggak mempedulikan lagi, sudah telanjur masuk penisku itu.<br />
  906. Lantas aku mulai menggerakkan penisku maju mundur.</p>
  907. <p>“Ah.. Mas.. ah.. Mas..” Rupanya Novi sudah merasakan nikmat dan meringis-ringis kesenangan.<br />
  908. “Mas..” Aku terus dengan cepatnya menggenjot penisku maju mundur.<br />
  909. “Mas.. Mas..” Dan aku merasakan vagina Novi mengeluarkan cairan. Rupanya dia sudah klimaks, tapi aku belum.</p>
  910. <p>Aku mempercepat genjotanku. “Terus Mas.. terus Mas.. lebih cepat lagi..” pinta Novi. Tak lama aku merasakan penisku hampir mengeluarkan mani, aku cabut penisku (takut hamil sih) dan aku suruh untuk Novi mengisapnya. Novi mengulum lagi dan terus mengulum ke atas ke bawah.</p>
  911. <p>“Hem.. hem.. nikmat.. Mas..” Aku bilang, “Terus Nov.. aku mau keluar nich..” Novi mempercepat kulumnya dan.. cret.. cret.. maniku muncrat ke mulut Novi. Novi segera mencabut penisku dari mulutnya dan maniku menyemprot ke pipi dan rambutnya.</p>
  912. <p>“Ah.. ah.. Novi.. maafkan Mas.. yach.. aku khilaf Nov.. maaf.. yach!” “Nggak apa-apa Mas.. semuanya sudah telanjur kok Mas..” Lantas Novi bersandar di pangkuanku. Kuciumi lagi Novi dengan penuh kesayangan hingga akhirnya aku dan Novi pulang dan setelah itu aku pun masih menanam cinta diam-diam dengan Novi kalau istriku pas tidak ada di rumah.</p>
  913. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/dengan-rasa-malu-padaku-adik-iparku-yang-bohay-selalu-minta-kerokan/">Dengan Rasa Malu Padaku Adik Iparku Yang Bohay Selalu Minta Kerokan</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  914. ]]></content:encoded>
  915. <wfw:commentRss>https://massamcrypto.com/dengan-rasa-malu-padaku-adik-iparku-yang-bohay-selalu-minta-kerokan/feed/</wfw:commentRss>
  916. <slash:comments>0</slash:comments>
  917. </item>
  918. <item>
  919. <title>Mertua Kesepian Menikmati Hasratnya Ketika Aku Sedang Berpura-Pura Tertidur</title>
  920. <link>https://massamcrypto.com/mertua-kesepian-menikmati-hasratnya-ketika-aku-sedang-berpura-pura-tertidur/</link>
  921. <comments>https://massamcrypto.com/mertua-kesepian-menikmati-hasratnya-ketika-aku-sedang-berpura-pura-tertidur/#respond</comments>
  922. <dc:creator><![CDATA[daza08313@gmail.com]]></dc:creator>
  923. <pubDate>Mon, 21 Jul 2025 07:49:11 +0000</pubDate>
  924. <category><![CDATA[artikel]]></category>
  925. <category><![CDATA[backlink profil]]></category>
  926. <category><![CDATA[berita]]></category>
  927. <category><![CDATA[blog]]></category>
  928. <category><![CDATA[cerita dewasa]]></category>
  929. <category><![CDATA[colmek video]]></category>
  930. <category><![CDATA[cuan128]]></category>
  931. <category><![CDATA[Uncategorized]]></category>
  932. <category><![CDATA[backlink profile]]></category>
  933. <category><![CDATA[cara menulis artikel]]></category>
  934. <guid isPermaLink="false">https://massamcrypto.com/?p=3397</guid>
  935.  
  936. <description><![CDATA[<p>Aku berusia 30 tahun, sebut saja namaku Pento, Indri istriku Berusia 29 Tahun. Kami baru dikaruniai seorang anak lelaki yang&#160;[&#8230;]</p>
  937. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/mertua-kesepian-menikmati-hasratnya-ketika-aku-sedang-berpura-pura-tertidur/">Mertua Kesepian Menikmati Hasratnya Ketika Aku Sedang Berpura-Pura Tertidur</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  938. ]]></description>
  939. <content:encoded><![CDATA[<p><a href="https://massamcrypto.com/"><img loading="lazy" decoding="async" class="alignnone wp-image-3398 size-full" src="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Mesum-Mama-Mertua-Ketika-Menantu-Dalam-Keadaan-Berpura-Pura-Tertidur.png" alt="" width="690" height="945" /></a></p>
  940. <p>Aku berusia 30 tahun, sebut saja namaku Pento, Indri istriku Berusia 29 Tahun. Kami baru dikaruniai seorang anak lelaki yang lucu yang ku beri nama Piko, berusia 2,5 tahun. Pada hari yang sudah kami tentukan aku sekeluarga berangkat ke Kota S.</p>
  941. <p>Penumpang kereta Argo Lawu tidak terlalu penuh! Mungkin, dikarenakan hari libur masih beberapa hari lagi, jadi aku istri dan anakku lebih leluasa beristirahat selama dalam perjalanan.Jam 5:30 pagi kereta tiba di stasiun kota S, Kami di jemput Ibu mertuaku dan pakde Man sopir keluarga Mertuaku.</p>
  942. <p>Ibu mertuaku begitu bahagianya dengan kedatangan kami, anak kami Piko pun langsung dipeluk dan diciumi, maklum anak kami Piko cucu lelaki pertama bagi keluarga bapak dan Ibu mertuaku.</p>
  943. <p>Akhirnya, kami sampai juga di desa GL tempat tinggal mertuaku, suasana desa yang cukup tenang langsung terasa, ditambah lagi rumah mertuaku yang begitu besar, hanya dihuni oleh Bapak dan Ibu mertuaku saja.</p>
  944. <p>kelima anak bapak dan Ibu mertuaku semuanya perempuan, dan sudah pada menikah semua! kecuali Adik iparku yang paling bungsu saja yang belum menikah! dan saat ini sedang menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi negri di kota Y.</p>
  945. <p>“Bapak mana Bu? Tanya Indri istriku”.<br />
  946. “Bapakmu lagi kerumah Bupati, Biasalah paling-paling ngomongin proyek!”, Jawab Ibu mertuaku.<br />
  947. Ibu mertuaku bernama Lastri seorang wanita yang berumur kurang lebih 41 tahun, kulitnya putih bersih.</p>
  948. <p>Bapak dan Ibu mertuaku menikah disaat usia mereka masih remaja, namun begitu, Ibu mertuaku masih tetap terlihat cantik walaupun usianya hampir memasuki kepala lima. Istriku sendiri anak kedua dari 5 bersaudara.</p>
  949. <p>Setelah mandi dan beristirahat kamipun makan pagi bersama. Kami bercerita kesana kemari sambil melepas lelah dan rasa rindu kami, tanpa terasa haripun sudah menjelang sore .</p>
  950. <p>Selepas mahgrib bapak mertuaku kembali dari rumah bupati, kami pun kembali bertukar cerita, semakin malam semakin sepi padahal baru jam 8 malam. Maklumlah didesa!<br />
  951. “Ini minum wedang buatan Ibu! Biar kalian segar saat bangun pagi harinya”.</p>
  952. <p>Aku, istriku dan bapak mertuaku pun langsung memimum wedang buatan Ibu mertuaku.<br />
  953. “Enak sekali Bu! apa ini Tanya Indri istriku “.<br />
  954. “Itu wedang ramuan Ibu sendiri! Gimana, seger kan?”.</p>
  955. <p>Kamipun melanjutkan obrolan kami kembali, kurang lebih setengah jam kami ngobrol, rasanya mata ini kok berat sekali. Istiku pamit menyusul anak kami yang sudah duluan tertidur. Aku mencoba bertahan dari rasa ngatuk! dan melanjutkan cerita kami, namun apa daya! rasa ngantuk ini sudah terlalu berat.</p>
  956. <p>Akupun pamit tidur pada bapak dan Ibu mertuaku. Sambil menguap aku berjalan menuju kamar tidur kami yang cukup besar, kulihat istri dan anakku sudah tertidur dengan nyenyaknya. Tumben dia nggak nungguin aku? Akupun langsung merebahkan diri karena rasa ngantuk yang begitu berat. Tak lama aku pun langsung tertidur.</p>
  957. <p>Entah sudah berapa lama aku tertidur, aku merasakan seperti ada yang menciumku, membelaiku, aku mencoba untuk membuka mataku, namun aku tetap tidak sanggup untuk membuka mataku ini. Rasanya seperti ada yang mengganjal dimataku, yang membuat aku terus tertidur.</p>
  958. <p>Aku juga merasakan nikmat saat berejakulasi. Dan Aku berangapan bahwa semua ini hanya mimpi basah saja. Ketika pagi harinya aku terbangun, kulihat istri dan anakku masih lelap tertidur, aku ke kamar mandi untuk kencing!</p>
  959. <p>Begitu aku melihat kemaluanku, ada bekas sperma kering? Kupegang kemaluanku dan jembutku kok lengket? ketika kucium, aku mengenal betul bau yang begitu kas, bau dari lendir kemaluan perempuan.</p>
  960. <p>Aku berpikir kok mimpi basah ada bau lendir perempuannya?, apa semalam aku diperkosa setan? Saat kami semua sarapan pagi, aku hendak menceritakan peristiwa yang kualami semalam, tapi aku malu, takut ditertawakan, jadi aku diamkan saja peristiwa semalam.</p>
  961. <p>Hari kedua disana, aku, istri dan anakku tamasya ke daerah wisata, kami pulang sudah malam. Seperti hari kemarin, setelah ngobrol-ngobrol dan istirahat Ibu mertuaku memberi kami wedang buatannya, aku dan istrikupun langsung meminumnya.</p>
  962. <p>Herannya kurang lebih 30 menit setelah aku menghabiskan wedang buatan Ibu mertuaku, rasa ngantuk kembali menyerang aku dan istriku. Karena sudah tidak sanggup lagi menahan rasa ngantuk yang begitu sangat, kami berdua pamit hendak tidur, untungnya anak kami sudah tertidur dalam perjalanan pulang.</p>
  963. <p>“Mas aku ngantuk! selamat tidur ya Mas!”.<br />
  964. Langsung istriku merebahkan badan dan tertidur dengan pulasnya. Akupun ikut tertidur. Apa yang kemarin malam terjadi, malam ini terulang kembali.</p>
  965. <p>Pagi harinya setelah aku melihat bekas sperma dan bekas lendir perempuan yang sudah mengering dan membuat kusut jembutku, aku bertanya tanya dalam hatiku?, apa yang sebenarnya terjadi?</p>
  966. <p>Hari ketiga, aku tidak ikut pergi jalan jalan!, hanya istri anak serta Ibu mertuaku saja yang pelesir ke tempat sanak pamily keluarga istriku. Aku hanya rebahan ditempat tidur sambil melamun dan mengingat kejadian yang kualami selama 2 malam ini.</p>
  967. <p>Apa ada mahluk halus yang memperkosaku disaat aku tidur? Kenapa setiap habis meminum wedang, aku jadi ngantuk? apa karena suasana desa yang sepi? Padahal aku biasanya kuat begadang, atau karena wedang?</p>
  968. <p>Nanti malam aku coba untuk tidak meminum wedang buatan Ibu, batinku. Berbagai pertanyaan muncul dalam benakku, karena lelah akhirnya akupun tertidur. Saat malam menjelang, kami sekeluarga berkumpul dan berbincang bincang. Seperti hari kemarin-kemarin pula, Ibu mertuaku memberi kami wedang buatannya.</p>
  969. <p>Istri dan bapak mertuakupun sudah menghabiskan minumannya, sementara aku belum meminumnya.<br />
  970. “Kok nggak diminum Mas wedangnya”, tanya Ibu mertuaku?</p>
  971. <p>Aku memang mencoba untuk tidak meminum wedang tersebut, walaupun badan segar saat bangun tidur! namun aku berniat untuk tetap tidak memimumnya. Karena aku penasaran dengan apa sudah aku alami beberapa hari ini.</p>
  972. <p>Saat aku hendak meminumnya aku berpura pura sakit perut, sambil membawa wedang yang seolah olah sedang kuminum aku berjalan kearah dapaur menuju toilet. Padahal sesampainya dikamar mandi, aku langsung membuang wedang tersebut.</p>
  973. <p>Aku berkumpul kembali ke ruang keluarga, kurang lebih tiga puluh menit! kulihat istiku dan bapak mertuaku sudah mengantuk dan berniat untuk tidur. Namun hal itu tidak terjadi denganku, apa karena aku tidak meminum wedang tersebut? Aku masih segar dan belum mengantuk.</p>
  974. <p>Aku pun berpura-pura seperti orang mengantuk, kami berdua pamit dan masuk kekamar, istrikupun mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur yang cukup nyaman dimata.</p>
  975. <p>“Mas aku ngantuk sekali! Kamu nggak kepengen kan? Besok aja ya Mas! aku ngantuk sekali Mas”<br />
  976. Kukecup kening istriku dan dia pun langsung tertidur.</p>
  977. <p>Aku masih melamun, kenapa hari ini aku tidak mengantuk seperti biasanya? Apa karena aku tidak meminum wedang buatan Ibu? Hampir setengah jam setelah istriku terlelap, tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki menghampiri kearah kamarku! Langsung aku pura-pura tertidur.</p>
  978. <p>Kulihat ada yang membuka pintu kamarku, saat kubuka sedikit kelopak mataku ternyata Ibu mertuaku! Mau apa beliau? Aku terus pura-pura tertidur. Untung lampu tidur dikamar kami remang-remang jadi ketika aku sedikit membuka kelopak mataku tidak terlihat oleh Ibu mertuaku.</p>
  979. <p>Deg.. jantungku berdebar saat Ibu mertuaku menghampiriku, langsung mengelus elus burungku yang masih terbungkus celana pendek. Aku hendak menegurnya, namun rasa penasaran dengan apa yang terjadi 2 hari ini dan apa yang akan dilakukan Ibu mertuaku membuat aku terus berpura-pura tertidur.</p>
  980. <p>Ibu mertuaku pun langsung menurunkan celana pendek serta celana dalamku tanpa rasa canggung atau takut kalau aku dan istri ku terbangun, atau mungkin juga mertuaku sudah yakin kalau kami sudah sangat nyenyak sekali.<br />
  981. Blass lepas sudah celanaku!</p>
  982. <p>Aku telanjang, jantungkupun makin berdebar, aku terus berpura-pura terdidur dengan rasa penasaran atas perbuatan Ibu mertuaku. Aku menahan napas saat Ibu mertuaku mulai menjilati dan mengulum kemaluanku, hampir aku mendesih, aku mencoba terus bertahan agar tidak mendesis dan membiarkan Ibu mertuaku terus melanjutkan aksinya.</p>
  983. <p>Kemaluanku sudah berdiri dengan tegaknya, Ibu mertuaku dengan asiknya terus mengulum kemaluanku tanpa tahu bahwa aku tidak tertidur. Jujur aku akui, bahwa aku juga sebenarnya sudah sangat terangsang sekali. Ingin rasanya saat itu juga, aku bangun, langsung menerkam, mencumbu dan menyetubuhi Ibu mertuaku.</p>
  984. <p>Kutahan semua gejolak birahiku, dan ku biarkan Ibu mertuaku terus melanjutkan aksinya. Tiba-tiba Ibu mertuaku melepas kulumannya dan bangkit berdiri, aku terus memperhatikannya, dan bless.. mertuaku melepas dasternya, ternyata dibalik daster tersebut mertuaku sudah tidak memakai BH dan celana dalam lagi.</p>
  985. <p>Aku sangat berdebar, dag.. dig.. dug suara jantungku saat menyaksikan tubuh telanjang Ibu mertuaku, apalagi ketika Ibu mertuaku mulai naik ketempat tidur, langsung mengangkangiku tepat diatas burungku, makin tak karuan detak jantungku.<br />
  986. Digemgamnya kemaluanku, diremas halus sambil dikocok-kocok perlahan, kemudian di gesek-gesekan ke kemaluan Ibu mertuaku.</p>
  987. <p>Aku sudah tidak tahan lagi! Ingin rasanya langsung kumasukan kontolku! Sambil berjongkok, burungkupun diarahkannya kelubang surga Ibu mertuaku! perlahan-lahan sekali beliau menurunkan pantatnya memasukan burungku ke memeknya! sambil memejamkan mata menikmati mili demi mili masuknya burungku ke sarangnya.</p>
  988. <p>“Ahh.. ahh nikmat”, jerit mertuaku, saat semua burungku telah amblas masuk tertelan memek Ibu mertuaku.<br />
  989. Sambil terus berpura-pura tertidur aku menahan gejolak birahiku yang sudah memuncak.</p>
  990. <p>“Ahh.. Ibu mertuaku menjerit tertahan saat beliau mulai naik turun bergoyang menikmati rasa nikmat yang beliau rasakan.<br />
  991. Ibu mertuaku terus menjerit, mendesah, tanpa takut aku, istri dan anakku atau bapak mertuaku terbangun.</p>
  992. <p>Ibu mertuaku terus bergoyang naik turun. Belum beberapa lama menaik turunkan pantatnya, tubuh Ibu mertuaku mengejang.<br />
  993. “Ahh nikkmatt”, jerit panjang Ibu mertuaku.<br />
  994. Rupanya Ibu mertuaku baru saja mendapatkan orgasmenya.</p>
  995. <p>Ibu mertuaku langung rebah menindih tubuhku mencium bibirku membelai kepalaku seperti, seorang istri yang baru saja selesai bersetubuh dengan suaminya, aku langsung membuka mataku.<br />
  996. “Jadi selama ini aku tidak bermimpi! dan tidak pula tidur dengan mahluk halus!”.</p>
  997. <p>Ibu mertuaku bangkit karena kaget<br />
  998. “Mass ka.. mu ndak ti.. dur? kamu nggak meminum wedang yang Ibu bikin?”.<br />
  999. “Tidak Bu! aku tidak meminumnya”, Ibu mertuaku salah tingkah dan serba salah! mukanya memerah tanda beliau mengalami malu yang sangat luar biasa.</p>
  1000. <p>Aku bangkit dan duduk ditepi ranjang,<br />
  1001. “Mass..”, Ibu mertuaku menangis sambil duduk dan memeluk kakiku.<br />
  1002. “Ammpuni Ibu, Mass”.</p>
  1003. <p>Aku merasa kasihan melihat Ibu mertuaku seperti itu, karena aku sendiripun sudah sangat terangsang akibat permainan Ibu mertuaku tadi.<br />
  1004. “Bu aku belum tuntas!”, aku angkat mertuaku, aku peluk, kucium bibirnya.<br />
  1005. “Sudah Bu, jangan menangis!, aku juga menikmatinya kok Bu!”.</p>
  1006. <p>Kulepas bajuku, kami berdua sudah telanjang bulat, kupeluk Ibu mertuaku dan kamipun berciuman dengan buasnya.<br />
  1007. “Ahh Mas.. nikmat.. Mas..”, saat kuhisap dan kuremas tetek mertuaku yang sudah kendur..<br />
  1008. “Ah.. Mas nikmat..”, kutelusuri seluruh tubuhnya, dari teteknya, terus kuciumi perutnya yang agak gendut.<br />
  1009. “Ahh Mass”, jeritnya, saat kuhisap kemaluannya, kujilati itilnya sambil ku gigit gigit kecil.</p>
  1010. <p>Dua jarikupun terbenam di dalam memek ibu mertuaku, jeritan mertuaku makin tak terkendali, apalagi disaat dua jariku mengocok dan menari-nari dilubang memeknya dan lidahku menari nari di itilnya.</p>
  1011. <p>“Ahh.. Mass Ibu mau keluar lagi.. ahh! Ibu keluarr!, aarrgghh”, jerit ibu mertuaku.<br />
  1012. Tanpa sadar kaki mertuaku menjepit kepalaku! Sampai sampai aku tidak bisa bernapas.<br />
  1013. “Enak Bu?”</p>
  1014. <p>“Enak sekali Mas”. Kucium kembali mertuaku.<br />
  1015. “Bu.. apa Indri nanti nggak bangun?”<br />
  1016. “Tenang Mas! Wedang itu merupakan obat tidur buatan Ibu yang paling ampuh!”</p>
  1017. <p>“Tidak berbahaya Bu?”<br />
  1018. “Tidak Mas”<br />
  1019. Kugeluti kembali mertuaku.. kucium.. kuhisap teteknya. Kucolok-colok memeknya dengan dua jari saktiku.<br />
  1020. “Oohh Mass masukin Mass Ibu sudah nggak tahan lagi.. Mas”.</p>
  1021. <p>Dengan gaya konvensional langsung kuarahkan kontolku ke lubang surga Ibu mertuaku, dan akhirnya masuk sudah.<br />
  1022. “Oh.. Mas nikmat sekali..”.<br />
  1023. “Iya Bu.. aku juga nikmat.. memek Ibu nikmat sekali.., goyang terus Bu..”.</p>
  1024. <p>Kamipun terus berpacu dalam nikmatnya lautan birahi. Aku mendayung naik turun dan Ibu mertuaku bergoyang seirama dengan bunyi kecipak-kecipak dari pertemuan dua alat kelamin kami.<br />
  1025. “Ohh Mas.. Ibu mau keluar lagi..”.</p>
  1026. <p>Rupanya Ibu mertuaku orang yang gampang meraih orgasme dan gampang kembali pulihnya, aku pun tak mau kehilangan moment.<br />
  1027. “Tahan Buu!, sedikit lagi akuu juga keluarr..”, sambil kupercepat goyangan keluar masuk kontolku.<br />
  1028. “Akk Mass, Ibu sudah nggak kuatt”.</p>
  1029. <p>Dan serr serr aku merasakan kemaluanku seperti di siram air yang hangat rasanya. Akupun sudah tak kuat lagi menahan ejakulasiku!<br />
  1030. “Ibuu aacchh, cret.. cret.. cret..”, akupun rubuh memeluk Ibu mertuaku.</p>
  1031. <p>“Bu!, jadi yang yang kemarin-kemarin itu Ibu yang melakukannya?”<br />
  1032. “Iya Mas, maafin Ibu! Ibu jatuh cinta sama Mas pento sejak pertama kali Ibu melihat Mas. Apalagi Bapak sudah lama terserang impotensi”.</p>
  1033. <p>“Kenapa harus seperti pencuri Bu?”.<br />
  1034. “Ibu takut ditolak Mas! lagi pula Ibu malu, sudah tua kok gatel”.<br />
  1035. “Apa semua mantu Ibu, Ibu perlakukan seperti ini?”.</p>
  1036. <p>Sambil melotot Ibu mertuaku berkata, “Tidak Mas! Mas pento adalah lelaki kedua setelah bapak, Mas lah yang Ibu sayangi”. Kucium kembali mertuaku, kupeluk.</p>
  1037. <p>“Mulai besok Ibu jangan pakai wedang lagi, untuk Ibu, aku siap melayani, kapanpun Ibu mau”.<br />
  1038. Kamipun bersetubuh kembali, tanpa mempedulikan bahwa di sampingku, istri dan anakku tertidur dengan pulasnya. Tanpa istriku tahu! didekatnya aku dan ibunya sedang menjerit jerit mereguk nikmatnya persetubuhan kami.</p>
  1039. <p>Saat ayam berkokok dan jam menunjukan pukul 3:30 kami menyudahi pertarungan yang begitu nikmat, lalu Ibu mertuaku dengan santai berjalan keluar dari kamar kami sambil berkata, “Mas Pento terima kasih!”.</p>
  1040. <p>Yah.. itulah awal hubungan sexku dengan Ibu mertuaku, walaupun ada rasa sesal, namun rasa sesal itu lenyap tertelan nikmat yang kudapat, dan akupun jadi tahu bahwa wanita seusia Ibu mertuaku sangat nikmat untuk di setubuhi. Nanti akan aku ceritakan kembali kisah persetubuhanku dengan mertuaku selama aku liburan di desa GL.</p>
  1041. <p>Pagi Harinya, saat aku terbangun waktu sudah menunjukan pukul 10:15, kulihat disampingku, istri dan anakku sudah tidak ada lagi. Ahh.., akupun termenung mengingat kejadian semalam, aku masih tidak menyangka. Ibu mertuaku, orang yang sangat aku hormati, dan sangat aku kagumi kecantikannya, dengan suka rela menyerahkan tubuhnya kepadaku.</p>
  1042. <p>Malah ibu mertuaku juga yang memulai awal perselingkuhan kami.<br />
  1043. “Selamat pagi Ma”, sapaku saat kulihat di dapur istriku sedang membuatkan kopi untukku,<br />
  1044. “Kok sepi pada kemana mah?”</p>
  1045. <p>“Kamu sih bangunnya kesiangan, Bapak pergi ke Wonogiri, Ibu pergi ke pasar sama Piko”.<br />
  1046. Kupandangi wajah istriku, tiba-tiba saja terlintas bayangan wajah Ibu mertuaku, akupun jadi terangsang, karena peristiwa semalam masih membekas dalam ingatanku.</p>
  1047. <p>“Ihh.. apa-apaan sih Mas.. jangan disini dong Mas..”, protes istriku saat kutarik lengannya, langsung kupeluk dan kulumat bibirnya..<br />
  1048. “Mas.. malu.. ahh, nanti kalau Ibu datang bagaimana?”</p>
  1049. <p>Aku yang sudah benar benar terbakar birahi, sudah tidak perduli lagi akan protes istriku, kuremas teteknya, ku lumat bibirnya, yang aku bayangkan saat itu adalah Ibu mertuaku. Kubalik tubuh istriku, dalam posisi agak membungkuk, kusingkap ke atas dasternya kuturunkan celana dalamnya dan,</p>
  1050. <p>“Uhh Mas pelan pelan dong.”<br />
  1051. Aku tak perduli, kuturunkan celanaku sebatas lutut, langsung kuarahkan burungku yang sudah tegak berdiri kelobang memek istriku.</p>
  1052. <p>“Mass.. pelan pelan.. dong.. sakit.. Mas.”<br />
  1053. Semakin istriku berteriak, gairahkupun semakin meninggi, aku terus memaksa memasukan kontolku ke lubang memek istriku, yang belum basah benar.</p>
  1054. <p>“Ahh..”, jeritku, saat burungku amblas tertelan memek istriku.<br />
  1055. Entahlah, saat itu aku merasakan gairahku begitu tinggi, langsung ku kugoyang maju mundur pantatku.<br />
  1056. “Ahh nikmat Ndri..”, kugoyang dengan keras keluar masuk kontolku.<br />
  1057. “Mas.. enak mass.”</p>
  1058. <p>Terus kugoyang maju mundur, mungkin karena terlalu bernafsu, baru beberapa menit saja, rasanya ejakulasiku sudah semakin dekat, denyutan di kontolku semakin membuat aku mempercepat kocokan kontolku di lubang memek istriku.<br />
  1059. “Ndri .. aku mau keluarr nihh.”</p>
  1060. <p>“Tahann mass, jangan dulu.., tahan sayang”, pinta istriku.<br />
  1061. Namun, semua permintaan istriku itu sia-sia, aku sudah tidak sanggup lagi menahan bobolnya benteng pertahananku, sedetik kemudian aahh, seluruh syaraf tubuhku menegang dan cret.. cret.. crett.. uhh.. aku menjerit tertahan sambil dengan erat kupeluk tubuh istriku dari belakang.</p>
  1062. <p>Kulihat, raut wajah kekecewaan diwajah Indri istriku,<br />
  1063. “Maaf.. ya.. sayang. aku sudah ngak tahan, aku terlalu bernafsu, habis kamu sexy sekali hari ini”, rayuku.<br />
  1064. “Ndak apa-apa Mass..”, kukecup keningnya.</p>
  1065. <p>“Kamu aneh deh Mas?, ngak biasanya kamu kasar kayak tadi?”, tanya istriku sambil berlalu menuju kamar mandi.<br />
  1066. Kasihan istriku. padahal saat bersetubuh dengannya, aku membayangkan, yang sedang kusetubuhi adalah ibu mertuaku.</p>
  1067. <p>Saat siang menjelang, setalah makan siang, istriku dijemput oleh teman-teman genknya waktu di SMA dulu, rupanya istriku sudah janjian untuk bertemu dengan teman-teman sekolahnya dulu, kebetulan salah satu sahabat karib istriku yang sekarang ini tinggal dilampung, saat ini sedang pulang kampung juga.</p>
  1068. <p>“Pada mau kemana nih?” Tanyaku<br />
  1069. “Mumpung kita lapi pada kumpul nih Mas, kita mau jalan- jalan aja Mas. Ya.. Paling-paling ke kota S makan Soto gading”, Jawab mereka.</p>
  1070. <p>Setelah berbasa basi, mereka pamit padaku dan ibu mertuaku.<br />
  1071. “Da.. da piko jagain mamah ya..”, kukecup anakku.<br />
  1072. “Bu aku pergi dulu ya”, pamit istriku.</p>
  1073. <p>“Mas aku jalan jalan dulu yahh, bye Mas”<br />
  1074. Saat aku masuk kedalam rumah aku lihat Ibu mertuaku sedang mengunci pintu gerbang.<br />
  1075. “Kok digembok bu?</p>
  1076. <p>“Biar aman”, katanya, sambil berjalan dan masuk ledalam rumah, dan klik.. Pintu rumah pun di kunci oleh Ibu mertuaku.<br />
  1077. Aku dan Ibu Mertuaku saling berpandangan, seperti sepasang kekasih yang lama sekali tidak berjumpa dan saling merindukan, entah siapa yang memulai aku dan Ibu mertuaku sudah saling berpelukan dengan mesranya, Kukecup keningnya, dan kuremas remas bongkahan pantatnya.</p>
  1078. <p>“Mas Pento, Saat-saat seperti inilah yang paling ibu tunggu-tunggu”<br />
  1079. kupandangi wajah ibu mertuaku, sunguh cantik sekali, kucecup kening mertuaku, kulumat bibirnya, kami berciuman dengan buasnya, saling sedot, saling hisap, kuangkat dan kulepas daster yang dipakai ibu mertuaku.</p>
  1080. <p>Terbuka sudah, ternyata ibu mertuaku sudah tidak memakai Bh dan celana dalam lagi, kuhisap teteknya, kujilati inhci demi inchi seluruh tubuh Ibu mertuaku.<br />
  1081. “Ahh Mass, terus Mas.. sshh enak sayang..”</p>
  1082. <p>Kuajak Ibu mertuaku pindah ke sofa.<br />
  1083. “Kamu duduk Mas..”, dilepasnya kaos dan celanaku, aku dan ibu mertuaku sudah polos tanpa sehelai benangpun yang menempel ditubuh kami berdua.<br />
  1084. “Ahh.. nikmat bu.., ohh hisap terus bu, hisap kontolku bu.. ahh”</p>
  1085. <p>Nikmat sekali kuluman ibu mertuaku, kami berdua sudah lupa diri, saling merangsang saling meremas.<br />
  1086. “Ohh.. bu.., akupun bangkit untuk merubah posisi, kurebahkan ibu mertuaku dilantai, kakinya mengangkang, kupandangi memeknya, yang telah melahirkan istriku, kuhisap, kukecup dengan lembut memek ibu mertuaku, kujilati dengan penuh perasaan, kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang sorga Ibu mertuaku</p>
  1087. <p>“Ohh.. Mas.. jangan siksa Ibu sayang.., Mass, Pentoo.., masukin sekarang Mas.., Ibu sudah mau keluar sayang”<br />
  1088. Langsung kuarahkan batang kontolku kelubang surga ibu mertuaku. yang sudah pasrah dan siap untuk di sodok-sodok kontolku.</p>
  1089. <p>Kugesek-gesek perlahan kontolku di itil Ibu mertuaku yang sudah mengeras dan.. belss.. uhh, rintih Ibu mertuaku saat kepala kontolku menerobos memasuki lubang nikmatnya.<br />
  1090. “Ohh.., Mas masukin semuanya sayang.. jangan siksa ibu.. sayang..”</p>
  1091. <p>Lalu kuhentak dengan kasar.. ahh.. jerit mertuaku saat seluruh batang kontolku amblas meluncur dengan indahnya terbenam dijepit memek Ibu mertuaku, yang rasanya membuat aku jadi ketagihan mengentoti ibu mertuaku. Kupeluk ibu mertuaku, kamipun saling melumat, kuangkat perlahan-lahan kontolku kuhujam kembali dengan keras.</p>
  1092. <p>“Aahh..”, jerit ibu mertuaku.<br />
  1093. “Mas.. Pento.. entotin Ibu Mass.. entotin Ibu.. Mas .. ohh mass. puasin Ibu.. sayang.., uhh ahh.”<br />
  1094. Akupun semakin terangang dan bersemangat mendengar rintihan dan jeritan-jeritan jorok yang keluar dari mulut Ibu mertuaku.</p>
  1095. <p>Kunaik turunkan pantatku dengan tempo yang cepat dan kasar.<br />
  1096. “Ahh.. ahh .. Ibu.., jeritku, aku mau keluar.. buu.”<br />
  1097. “Iyaa.. sayang ibu juga mau keluarr.”</p>
  1098. <p>Kupercepat kocokan keluar masuk kontol ku, plak.. plak.. plak..<br />
  1099. “Mass.. ayo Mass.. keluar.. bareng.. sayang. Ahh..”<br />
  1100. Tubuh ibu mertuaku pun mengejang, kakinya menjepit pinggangku.<br />
  1101. “Mass ahh ahh”</p>
  1102. <p>“Ibuu, arrgg”, jerit kami bersamaan saat nikmat itu datang seperti ombak yang bergulung gulung.<br />
  1103. “Cret.. crett.. crett..”, kusirami rahim ibu mertuaku dengan spermaku.<br />
  1104. Aku dan Ibu mertuaku terus berpelukan menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang begitu dahsyat yang kami raih secara bersamaan,</p>
  1105. <p>“Bu..” kulihat ibu mertuaku masih memejamkan matanya, dengan nafas terengah-engah.<br />
  1106. “Iya Mas..”<br />
  1107. “Rasanya aku jatuh cinta sama ibu..”, kulihat ibu mertuaku tersenyum. manis sekali..<br />
  1108. “Ibu maukan jadi kekasihku bu”.</p>
  1109. <p>Ibu mertuakupun hanya tersenyum dan mengecup keningku dengan mesranya, sambil berkata, “Mas ini nikmat sekali..”, dikecup kembali keningku.</p>
  1110. <p>Hari itu sampai magrib menjelang kami berdua terus berbugil ria, aku dan ibu mertuaku seperti layaknya pengantin baru, yang terus menerus melakukan persetubuhan tanpa merasa bosan, tanpa lelah kami terus menumpahkan cairan nikmat kami, di dapur, dikamar tidur ibu mertuaku dan di kamar mandi.</p>
  1111. <p>Yang paling dasyat, setelah aku dan ibu mertuaku, meminum jamu buatan ibu mertuaku. Badanku segar sekali, dan kontolku begitu keras dan kokoh.., kukocok kontolku dilubang surga Ibu mertuaku, sampai banjir memek Ibu mertuaku danIibu mertuaku memohon kepadaku agar aku memasukan kontolku di lubang anusnya.</p>
  1112. <p>Nikamat sekali .. saat kutembakan spermaku didalam liang anus Ibu mertuaku.<br />
  1113. Saat istriku kembali selepas isya, kusambut istriku dan teman temannya, setelah ber bincang bincang sebentar teman teman istriku pamit pulang. Istrikupun masuk menuju kamar hendak menaruh anak kami yang sudah lelap tertidur ke pembaringan.</p>
  1114. <p>“Mas aku taruh Piko di kamar dulu ya..”, kulirik Ibu mertuaku dan kuhampiri beliau sambil berbisik.<br />
  1115. “Bu.., Indri adalah istri pertamaku, dan Ibu istri keduaku”, ujarku.<br />
  1116. Ibu mertuaku pun tersenyum dengan manisnya, sambil mencubit pinggangku. Hari itu benar benar dahsyat. Dua lubang, lubang memek dan lubang anus Ibu mertuaku sudah aku rasakan.</p>
  1117. <p>Pada hari keenam liburan kami di desa Gl, aku dan istriku terpaksa harus pulang ke Jakarta, karena dikantor istriku ada keperluan mendadak dan membutuhkan kehadiran Istriku. Mau tidak mau aku dan Istriku membatalkan semua acara liburan kami di kota S.</p>
  1118. <p>Kulihat Ibu mertuaku tampak sedih dan murung, beliau bilang sama Bapak mertuaku kalau beliau masih kangen sama kami, dan kalau menunggu hari raya nanti, rasanya terlalu lama buat beliau. Padahal itu adalah alasan Ibu mertuaku, Ibu mertuaku masih belum mau berpisah denganku,</p>
  1119. <p>Kurayu istriku agar membujuk Bapak mertuaku, berkat bujukan istriku akhirnya Bapak mertuaku membolehkan ibu mertuaku ikut kami ke Jakarta. Ibu mertuaku sangat gembira sekali dan kulihat sekilas matanya melirik kearahku.</p>
  1120. <p>Besoknya Aku memesan tiket kereta Argo Dwipangga, karena hari itu hari kerja, maka Akupun dengan mudah memperoleh tiket, Aku membeli empat tiket dan sedikit oleh-oleh untuk teman teman kami. Sesampainya aku dirumah, kami pun langsung berkemas kemas merapikan barang bawaan kami.,</p>
  1121. <p>Jam sudah menunjukan pukul 6:30 sore. Saat aku hendak menuju kekamar mandi aku berpapasan dengan Ibu mertuaku yang hari itu tampak cantik sekali, kubisikan kepadanya, agar Ibu mertuaku tidak usah memakai celana dalam, ibu mertuakupun tersenyum penuh arti.</p>
  1122. <p>Dengan diantar Pakde Man dan Bapak mertuaku Jam 8:30 malam kami tiba di stasiun Balapan, setelah menunggu sekitar kurang lebih setengah jam keretapun berangkat. Kuputar bangku tempat duduk kami, biar kami bisA saling berhadapan. Istriku duduk bersama anakku yang sudah teridur dipangkuan istriku sementara aku duduk bersama ibumertuaku.</p>
  1123. <p>Setelah lewat stasiun yogyakarta, kulihat bangku disamping tempat duduk lami kosong. Berarti sudah tidak ada penumpang.., akupun pindah tempat duduk di sebelah kami, ternyata penumpang kereta hari ini tidak begitu penuh.<br />
  1124. Dinginnya AC di kereta membuat banyak penumpang yang menarik selimut dan tertidur dengan lelapnya.</p>
  1125. <p>Kulihat istri dan ibu mertuaku pun sudah tertidur. Jam 2 pagi aku terbangun kulihat istri dan anakku masih tertidur, aku bangkit dengan perlahan lahan kucolek Ibu mertuaku, beliau membuka matanya, sstt, akupun memberi kode kepada Ibu mertuaku. perlahan lahan Ibu mertuaku bangkit, kulihat istri dan anakku masih tertidur.</p>
  1126. <p>“Bu.. aku kepengen.. bisikku..”, Ibu mertuakupun tersenyum, kami berjalan ke arah belakang melewati penumpang lain yang masih lelap tertidur.</p>
  1127. <p>Sesampainya kami di gerbong belakang, tepat dibelakang gerbong kami, ternyata hanya ada beberapa penumpang yang sedang terlelap dan masih banyak kursi yang kosong. Setelah mendapat tempat duduk yang kurasa aman kuputar bangku didepan biar aman dan lega bagian tengahnya.</p>
  1128. <p>Langsung kupeluk Ibu mertuaku, kamipun saling berpagutan, kuremas tetek Ibu mertuaku, dengan perasaan yang sangat berdebar, kubuka celanaku sampai sebatas lutut, kontolku sudah tegak dengan sempurna, kuangkat rok panjang Ibu mertuaku.. woww ternyata Ibu mertuaku sudah tidak memakai celana dalam lagi.</p>
  1129. <p>“Kamu yang suruh.. katanya”, sambil memencet hidungku.<br />
  1130. Aku duduk di lantai kereta, badanku bersandarkan tempat duduk, Ibu mertuakupun bangkit mengangkangiku, perlahan-lahan di arahkan memeknya ke burungku yang sudah tidak sabar menerima sarangnya.</p>
  1131. <p>Diturunkan perlahan lahan dan bless.. amblas semua kontolku masuk kedalam tertelan lobang nikmat Ibu mertuaku yag sudah sangat basah sekali.<br />
  1132. “Ahh rintih kami bersamaan..”</p>
  1133. <p>Goncangan kereta api dan goyangan naik turun pantat Ibu mertuaku menambah nikmatnya persetubuhan kami.<br />
  1134. Dengan cepat Ibu mertuaku menaik turunkan pantatnya, kami berdua bersetubuh dengan rintihan perlahan. takut kalau-kalau ada penumpang yang terbangun dan melihat perbuatan kami.</p>
  1135. <p>Hanya beberapa menit saja.., “Aahh, hh.. Ibuu aku.. aku.. mau keluarr..”.<br />
  1136. “Cret.. cret.. crett..”</p>
  1137. <p>Kuangkat badanku dan kupeluk dengan erat tubuh Ibu mertuaku, tanpa sadar Ibu mertuakupun mengigit pundakku saat ejakulasi dan orgasme bersamaan hadir melanda dua insan manusia yang sedang lupa diri dan dilanda asmara.<br />
  1138. “Deg-deg-deg-deg”, suara jantungku, untungnya tidak ada seorangpun yang lewat.. modar mandir.</p>
  1139. <p>Buru buru Aku dan Ibu mertuaku merapikan pakaian kami dan bergegas kembali kegerbong kami, kulihat anak dan istriku masih lelap tertidur, Aku dan Ibu mertuaku kembali keposisi kami masing-masing dan tertidur dengan senyum penuh kepuasan.</p>
  1140. <div class="idblog-social-share"></div>
  1141. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/mertua-kesepian-menikmati-hasratnya-ketika-aku-sedang-berpura-pura-tertidur/">Mertua Kesepian Menikmati Hasratnya Ketika Aku Sedang Berpura-Pura Tertidur</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  1142. ]]></content:encoded>
  1143. <wfw:commentRss>https://massamcrypto.com/mertua-kesepian-menikmati-hasratnya-ketika-aku-sedang-berpura-pura-tertidur/feed/</wfw:commentRss>
  1144. <slash:comments>0</slash:comments>
  1145. </item>
  1146. <item>
  1147. <title>Kisah Fara Part 1 Kamar Dengan Sengaja Kubuka Agar Mertua Bisa Bebas Melihatku Ganti Pakaian</title>
  1148. <link>https://massamcrypto.com/kisah-fara-part-1-kamar-dengan-sengaja-kubuka-agar-mertua-bisa-bebas-melihatku-ganti-pakaian/</link>
  1149. <comments>https://massamcrypto.com/kisah-fara-part-1-kamar-dengan-sengaja-kubuka-agar-mertua-bisa-bebas-melihatku-ganti-pakaian/#respond</comments>
  1150. <dc:creator><![CDATA[daza08313@gmail.com]]></dc:creator>
  1151. <pubDate>Mon, 21 Jul 2025 07:46:45 +0000</pubDate>
  1152. <category><![CDATA[artikel]]></category>
  1153. <category><![CDATA[backlink profil]]></category>
  1154. <category><![CDATA[berita]]></category>
  1155. <category><![CDATA[blog]]></category>
  1156. <category><![CDATA[cerita dewasa]]></category>
  1157. <category><![CDATA[colmek video]]></category>
  1158. <category><![CDATA[Uncategorized]]></category>
  1159. <category><![CDATA[backlink profile]]></category>
  1160. <category><![CDATA[cara menulis artikel]]></category>
  1161. <category><![CDATA[kartu prakerja]]></category>
  1162. <category><![CDATA[pbn website]]></category>
  1163. <category><![CDATA[unlock subs]]></category>
  1164. <guid isPermaLink="false">https://massamcrypto.com/?p=3393</guid>
  1165.  
  1166. <description><![CDATA[<p>Namaku Fara, usiaku baru saja menginjak 26 tahun. Aku telah menikah dengan mas Budi (nama suamiku) selama lebih dari 5&#160;[&#8230;]</p>
  1167. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/kisah-fara-part-1-kamar-dengan-sengaja-kubuka-agar-mertua-bisa-bebas-melihatku-ganti-pakaian/">Kisah Fara Part 1 Kamar Dengan Sengaja Kubuka Agar Mertua Bisa Bebas Melihatku Ganti Pakaian</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  1168. ]]></description>
  1169. <content:encoded><![CDATA[<p><a href="https://massamcrypto.com/"><img loading="lazy" decoding="async" class="alignnone wp-image-3394 size-full" src="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Kisah-Fara-Part-1-Kamar-Yang-Kubuka-Supaya-Mertuaku-Dengan-Gairah-Melihatku-Ganti-Baju.png" alt="" width="692" height="938" /></a></p>
  1170. <p>Namaku Fara, usiaku baru saja menginjak 26 tahun. Aku telah menikah dengan mas Budi (nama suamiku) selama lebih dari 5 tahun. Pernikahan kami dapat terbilang langgeng, tentram tanpa adanya gangguan ataupun masalah yang berarti. Begitupun dengan hubungan birahi kami, semua berjalan lancar seperti pasangan-pasangan lainnya.</p>
  1171. <p>Bertahun-tahun aku dan suamiku memiliki kehidupan seks yang bagus, Berbagai macam literature kami baca dan pelajari guna mendapatkan ide serta masukan baru guna mempererat tali birahi kami. Mulai dari koran, majalah, novel stensilan, hingga internet, mengisi keseharian kami berdua.</p>
  1172. <p>Khusus untuk literature terakhir, internet, yang mana diera seperti sekarang ini, informasi apa saja bisa didapatkan di internet. Terlebih informasi yang berbau akan hal-hal yang bertema seksual, dapat dengan mudah diperoleh darinya.</p>
  1173. <p>Hampir tiap malam, kami selalu mencari referensi dari berbagai macam situs porno, namun entah siapa yang memulai terlebih dahulu, akhir-akhir ini, aku dan suamiku lebih suka membaca ataupun menonton situs porno yang bertemakan “perselingkuhan’ atau “seorang istri yang ingin bercinta dengan lelaki lain”</p>
  1174. <p>Jujur, aku dan suamiku sangatlah terangsang setelah membaca ataupun menonton situs porno jenis itu. Yang jika diteruskan dengan acara bercinta, kami bisa berulang kali mencapai kepuasan birahi. Dan setelahnya, kami mulai berbicara mengenai apa yang bakal didapat jika hal-hal itu bisa benar-benar diwujudkan dalam kehidupan pribadi kami.</p>
  1175. <p>Pembicaraan tentang bercinta dengan lelaki lain ini selalu saja suamiku lontarkan setiap saat, sehingga secara tak langsung, ‘ide aneh’ ini menjadi salah satu penyebab tumbuhnya imajinasi liarku. Imajinasi untuk benar-benar bisa bercinta dengan lelaki lain selain lelaki yang aku nikahi ini.</p>
  1176. <p>Hingga detik ini aku dan suamiku masih tinggal dengan orangtuanya, Pak Bakri dan Bu Murni. Pak Bakri, 52 tahun, adalah seorang pegawai negeri biasa. Sedangkan Bu Murni, bekerja sebagai pengusaha rumah makan.</p>
  1177. <p>Pak Bakri, yang walau telah mencapai usia setengah abad, adalah seseorang yang rajin dan ceria. Ia mempunyai banyak sekali bahan banyolan yang selalu bisa membuat siapa saja yang berada di dekatnya untuk tertawa.</p>
  1178. <p>Pak Bakri, memiliki postur tubuh standar dengan tinggi 165 cm, berambut cepak yang sudah dihiasi uban, berkulit sawo matang, berwajah tegas yang selalu dihiasi oleh senyuman. Membuatnya selalu terlihat lebih muda.</p>
  1179. <p>Pak Bakri, itulah lelaki yang selalu masuk ke dalam imajinasi liarku. Seperti yang telah aku jelaskan tadi, jika aku dan suamiku sedang berbincang mesum, sosok ayah mertuaku itulah yang selalu aku bayangkan untuk bisa meniduriku. Awalnya aku selalu mencoba untuk mengalihkan segala pikiran mesumku dari beliau, tapi apa daya, aku sama sekali tak bisa.</p>
  1180. <p>Bahkan terkadang, ketika aku dan suamiku sedang heboh-hebohnya bercinta, aku sengaja memejamkan mata dan membayangkan jika orang yang menyetubuhiku saat itu adalah Pak Bakri, ayah kandung suamiku. Dan dari membayangkan hal itu saja, mampu membuatku orgasme berkali-kali.</p>
  1181. <p>Aku tak pernah mengatakan hal ini kepada mas Budi, sehingga apa yang aku rasakan setiap kali bercinta dengannya, adalah merupakan rahasiaku sendiri.</p>
  1182. <p>“Astaga, apakah yang aku lakukan ini salah…?”<br />
  1183. “Bagaimana cara menghilangkan pikiran mesumku tentang ayah mertuaku…?”<br />
  1184. “Apakah aku adalah seorang menantu yang mesum…?”</p>
  1185. <p>Aku yakin jika hingga detik ini, pak Bakri masih aktif melakukan hubungan seksual dengan bu Mirna, meskipun aku belum pernah sama sekali melihat atau mendengar aktifitas bercinta mereka. Hingga pada akhirnya, aku putuskan untuk memulai bermain api dengan ayah mertuaku.</p>
  1186. <p>Aku memutuskan untuk merayunya dengan cara apapun. Dengan postur tubuh 160 cm, kulit kuning langsat, berambut hitam lurus sepanjang punggung, payudara 36D, dan pantat yang membulat, aku yakin jika asetku ini dapat menaklukan ayah mertuaku.</p>
  1187. <p>Untuk menunjang ide mesum ini, ketika aku berada dirumah, aku sengaja untuk mengenakan daster pendek berbahan katun tipis dengan bukaan leher yang lebar guna memperlihatkan kemontokan daging payudaraku. Terkadang aku juga sering mengenakan celana pendek plus tanktop guna memperlihatkan lekuk pinggang dan perut rampingku.</p>
  1188. <p>Aku sadar, jika didalam rumah yang aku tempati ini masih ada ibu mertua dan suamiku, sehingga untuk melakukan niatan mesum kepada ayahku ini, aku harus lebih berhati-hati. Sangat berhati-hati.</p>
  1189. <p>Secara rutin, dikarenakan jarak antara rumah tempat kami tinggal dan lokasi kerja suamiku cukup jauh, Mas Budi selalu meninggalkan rumah sekitar pukul 7.30 pagi di setiap harinya. Ibu bertuaku, berangkat setelah suamiku beranjak ke kantor, sekitar 15-20 menit kemudian.</p>
  1190. <p>Dan, ayah mertuaku dikarenakan kantor tempatnya bekerja cukup dekat, ia selalu berangkat pukul 10 kurang 15 menit.<br />
  1191. Melihat jam kerja orang-orang yang tinggal di rumah ini, aku memiliki waktu di pagi hari sekitar 2 jam-an untuk dapat melakukan rencana penaklukan kepada ayah mertuaku.</p>
  1192. <p>Terlebih karena aku tak bekerja, aku memiliki waktu yang cukup leluasa untuk menggoda ayag mertuaku sebelum beliau berangkat kerja. Biasanya, setelah suami dan ibu mertuaku berangkat kerja, aku yang semula menggunakan daster panjang, langsung mengganti pakaianku dengan daster jelek berukuran mini.</p>
  1193. <p>“Adek malas jika harus beraktifitas dengan mengenakan daster bagus mas…” alasan yang selalu aku lontarkan kepada mas Budi setiap kali ia merasa bertanya padaku. “Terlebih… di rumah sudah nggak ada siapa-siapa lagi…” tambahku.<br />
  1194. “Tapi khan masih ada bapak dek…”. “Ya ampun mas…. Memangnya kenapa? Toh adek sudah menganggap bapak mas sebagai ayah adek sendiri…”</p>
  1195. <p>Seumur pernikahanku, mas Budi tak pernah menang jika berdebat tentang pakaian denganku. Ia selalu memaklumi semua alasanku. Padahal, jika ia tahu maksudku yang sebenarnya, mungkin ia tak akan pernah membiarkan istri tercintanya ini memamerkan aurat tubuhnya dengan leluasa.</p>
  1196. <p>Ada banyak cara yang bisa aku lakukan untuk dapat menarik perhatian ayah mertuaku. Seperti ketika aku menyapu, aku lebih sering membungkuk untuk membersihkan kolong furniture, tujuannya tak lain adalah, supaya aku bisa memperlihatkan gelantungan daging payudaraku ketika aku menunduk.</p>
  1197. <p>Ketika mengepel lantai, aku lebih sering berjongkok guna memperlihatkan pada dalam dan CD miniku. Ketika aku mencuci bajupun, aku sangat sering untuk membasahi atasan dasterku guna memperlihatkan lekuk bentuk payudaraku, dan ketika aku menjemur baju, aku sengaja memilih lokasi yang terkena banyak sinar matahari, guna memamerkan siluet indah tubuhku.</p>
  1198. <p>Semua aku lakukan demi satu tujuan, mendapat perhatian dari ayah mertuaku. Setiap kali aku melakukan pekerjaan rumah (dengan cara seksi tentunya), seringkali aku lihat ayah mertuaku secara malu-malu mengintip. Namun begitu aku memandang ke arahnya, ia buru-buru mengalihkan pandangannya sambil tersenyum simpul.</p>
  1199. <p>Melihat senyum ayah mertuaku, entah kenapa selalu yang selalu membuatku mabuk kepayang. Dan melihat senyum simpulnya, aku semakin yakin jika selama ini beliau menikmati pameran aurat yang aku lakukan selama ini. Karena setelah aku tak lagi melihat ke arahnya, aku tahu jika ia buru-buru menatap tajam ke arah tubuh mulus ini.</p>
  1200. <p>Dengan cara ini, aku mendapat banyak sekali kesenangan. Dan anehnya, hanya dengan melihat senyum dan lirikan mata ayah mertuaku ketika beliau menatap tajam kearahku, vaginaku bisa saja langsung membecek basah. Dan ujung-ujungnya, aku bisa merasakan orgasme hebat dengan cara bermasturbasi dengan hanya membayangkan ayah mertuaku.</p>
  1201. <p>“Aku harus melakukan sesuatu yang jauh lebih binal lagi… Aku harus bisa membuatnya tertarik padaku… Aku harus mendapatkan kehangatan tubuh ayah mertuaku… Aku harus bisa membawanya masuk ke dalam dekapanku dan aku harus bisa membuat beliau meniduriku…”</p>
  1202. <p>Perlahan tapi pasti, aku menyadari jika ada sedikit perubahan dari sikap dan perhatian pak Bakri padaku. Lirikan mata yang semula hanya mencuri-curi pandang kea rah tubuh mulusku, sekarang sudah berani menatap dengan tajam. Senyum yang semula hanya tergurat tipis di wajahnya, sekarang sudah lebih sering terlihat lagi.</p>
  1203. <p>Sepertinya, pak Bakri mencoba untuk bisa ‘berkomunikasi’ dengan cara yang lebih intim lagi kepadaku. Bahkan tak jarang, ayah suamiku itu dengan sengaja menepuk atau mengusap tubuhku selagi ia berbicara denganku. Sengaja membuat chemistry yang ada diantara kami berdua menjadi lebih dekat.</p>
  1204. <p>Hingga suatu hari, aku memutuskan untuk menunjukkan hal yang lebih kepada ayah mertuaku. Hal yang membuat ayah mertuaku tahu apa tujuanku kepadanya selama ini. Dengan cara memamerkan ketelanjangan tubuhku. Rumah kami adalah rumah petak dengan 2 kamar tidur yang saling berdampingan.</p>
  1205. <p>Disebelah kamar tidur, terdapat ruang tengah ber-TV, yang diletakkan tepat di depan kamar tidurku. Di ruang tengah terdapat sofa yang menghadap kamar tidurku, dan jika ada seseorang yang menonton TV disitu, dia bisa saja melihat melihat semua kegiatan yang terjadi di dalam kamar melalui pintu kamar tidurku.</p>
  1206. <p>Inilah kunci utama yang bisa membuat rencana mesumku berhasil. Hari itu, di suatu pagi yang cerah, setelah mas Budi dan bu Murni berangkat kerja, pak Bakri sedang menonton acara kegemarannya di TV. Mengetahui jika ayah mertuaku sedang asyik-asyiknya menonton TV, aku segaja lewat di hadapannya dan segera masuk ke dalam kamar tidurku.</p>
  1207. <p>Aku biarkan pintu kamar tidurku sedikit terbuka, berharap ayah mertuaku bisa melihat aktifitasku di dalam kamar. Setelah berada di dalam kamar, aku kembali mondar-mandir didalam kamar, dengan tujuan supaya ayah mertuaku tahu kesibukanku di dalam kamar. Dan setelah ayah mertuaku sadar akan kesibukanku, inilah waktunya aku melakukan pertunjukan perdanaku.</p>
  1208. <p>Pada awalnya, dengan posisi tubuh yang membelakangi pintu kamar tidurku yang masih sedikit terbuka, aku sengaja membuka daster pendekku yang basah karena air sisa cucian. Kuangkat perlahan ujung bawah daster basah itu dan kuangkat naik ke atas kepalaku. Semua aku lakukan dengan gerakan lamabat dan sedikit menggoyang-goyangkan pinggangku.</p>
  1209. <p>Dan setelah daster basah itu melewati kepalaku, aku tak langsung meletakkan daster itu ke tempat cucian kotor yang ada di sudut kamar, melainkan berdiam diri sejenak sambil memamerkan belakang tubuhku yang hanya tinggal mengenakan CD dan bra.</p>
  1210. <p>“Pak Bakri… Silakan lihat tubuh setengah telanjang menantumu ini pak…” kataku dalam hari. Beberapa kali, aku kembali mondar-madir di dalam kamar, dengan tujuan supaya ayah mertuaku bisa melihat keseksian tubuhku.</p>
  1211. <p>Aku tahu pasti, jika saat itu ayah mertuaku sudah tak lagi konsentrasi dengan acara yang ada di TV. Karena kulihat dari ekor mataku, pak Bakri berulang kali menatap tajam kearah pintu kamar tidurku yang tak tertutup itu. Dan aku pasti, beliau sangat memperhatikan semua gerak gerikku di dalam kamar ini.</p>
  1212. <p>ASTAGA….<br />
  1213. Seluruh tubuhku gemetar dengan penuh kegembiraan. Detak jantungku berdebar dengan kencang, mukaku terasa memanas dan seluruh bulu kudukku seketikamerinding. YUP, itu adalah tanda kegembiraan dan gairah seksualku yang mulai meninggi.</p>
  1214. <p>Setelah beberapa kali mondar-mandir di dalam kamar dengan hanya mengenakan bra dan CD saja, aku pikir, sekaranglah saatnya aku melucuti semua pakaian dan mempertontonkan ketelanjangan tubuhku yang sebenarnya kepada ayah mertuaku. Jika tadi aku melepas daster basahku dengan posisi tubuh membelakangi pak Bakri, sekarang aku berbuat yang sebaliknya.</p>
  1215. <p>Aku ingin memperlihatkan keseksian tubuhku dari arah depan. Kembali aku memposisikan tempat berdiriku di depan pintu kamar tidurku yang terbuka. Kutekuk kedua tanganku kebelakang punggungku guna membuka klip bra, dan membiarkan mangkok pakaian dalamku jatuh bebas ke lantai.</p>
  1216. <p>“Pak Bakri…. Lihatlah payudara menantumu ini….” batinku lagi seiring menelungkupkan payudaraku dengan kedua tanganku. Bra-ku meluncur jatuh dengan cepat, dan payudaraku pun ikut-ikutan terbebas, melompat dengan indahnya ke arah pusar.<br />
  1217. Aku melakukan semua hal itu dengan gaya lambat, supaya pak Bakri bisa menikmati ketelanjangan tubuh menantu putrinya ini dengan lebih seksama.</p>
  1218. <p>Jantungku berdetak semakin cepat, dan wajahku terasa makin memanas. Mendadak, aku merasa hembusan angin dari AC yang ada dikamar tidurku begitu dingin. Karena merasa kedinginan bercampur horny, bulu kudukku kembali berdiri, putung payudaraku mencuat, dan yang pasti vaginaku makin basah.</p>
  1219. <p>Dari sudut mataku, aku sedikit melirik ke arah ruang tengah untuk memperhatikan ayah mertuaku.<br />
  1220. “Dia tidak lagi menonton TV…. Dia lebih mengawasi diriku yang sedang ada di kamar ini…” batinku.</p>
  1221. <p>Dengan berpura-pura tak menyadari tatapan tajam pak Bakri, ayah mertuaku, beberapa kali aku melepas tangkupan tangan pada payudaraku, membiarkan payudaraku bergoyang kesana kemari sambil berdiri menghadap kearahnya ayah mertuaku.</p>
  1222. <p>“Hhhhhh… leganya….” Ucapku pelan sembari berlagak melakukan kebiasaan. Dengan sengaja, aku memelintirkan pinggangku ke kanan dan kekiri guna melepas pegal. Padahal tujuannya sudah jelas, aku ingin membiarkan pak Bakri melihat daging payudaraku terlempar kekanan dan kekiri seiring putaran tubuhku.</p>
  1223. <p>Puas memperlihatkan gerakan payudaraku, aku lalu membungkukkan punggungku untuk mengambil daster dan bra-ku yang ada ditelapak kakiku. Saat aku membungkuk, aku tahu jika gumpalan daging yang ada di dadaku itu lagi-lagi bergoyang dan bergelayutan jatuh karena gravitasi.</p>
  1224. <p>Dan seiring aku berjongkok, kembali aku melihat ayah mertuaku yang hanya terbengong-bengong menatap ketelanjangan tubuh indahku. Kulempar daster dan bra kotorku ke dalam keranjang cuci yang ada di sudut kamar, dan kemudian aku mulai menurunkan CDku.</p>
  1225. <p>“Pak Bakri…. Inilah sajian utama dari menantu liarmu ini…” kataku dalam hati sambil mulai menyelipkan kedua ibu jariku ke karet celana. CD ini menempel erat di pinggang dan pantatku, dan aku harus menggoyangkan pantatku guna bisa melepas celana ini dengan cepat.</p>
  1226. <p>Sekilas, aku merasa seperti sedang berdansa ketika menyambut ketelanjanganku. Dan melihat ayah mertuaku yang masih tak percaya akan apa yang dilihat oleh kedua bola matanya, aku sengaja memutar tubuhku dan membungkukkan punggungku lagi. Kali ini aku memposisikan tubuhku dengan pantat yang menghadap kearah ruang tengah. Tujuanku hanyalah supaya ayah mertuaku bisa melihat betapa becek dan basahnya vaginaku saati ini.</p>
  1227. <p>“YA TUHAAANNN…. Apa yang sedang aku lakukan..?” tanyaku dalam hati,<br />
  1228. Mendadak aku mendengar langkah kaki. Dan seiring dengan suara itu, tiba-tiba aku merasa sangat bergairah.</p>
  1229. <p>Aku berbaring di tempat tidur dengan keadaan tubuh telanjang, berharap ayah mertuaku mendekat dan memasuki kamar tidurku. Dan entah darimana, aku tiba-tiba berinisiatif untuk segera meraba selangkangan, menyentil clitoris dan membenamkan kedua jemari lentikku dalam-dalam kelubang kewanitaanku. Segera saja, aku mulai bermasturbasi.</p>
  1230. <p>Karena birahiku yang sudah begitu tinggi, aku seolah tak peduli jika saat itu ada lelaki lain yang sedang melihat ketelanjangan diriku. Aku benar-benar tak mampu menahan lagi rasa gatal yang menggelitik vaginaku. Aku ingin sesegera mungkin menggaruk dan memuaskan keinginan birahiku.</p>
  1231. <p>Dan segera saja, kedua jemariku mulai membawa kenikmatan seiring kocokan tajamnya pada vaginaku. Hingga akhirnya, ada semburan panas yang menyeruak ganas pada rongga rahim, dinding vagina dan bibir kewanitaanku.“OOOooooouuuugggghhhh….” Aku orgasme. Vaginaku mengejang. Memijit, meremas dan menghisap kedua jariku dengan kuat. Ini adalah orgasme masturbasi terkuat yang pernah aku rasakan.</p>
  1232. <p>Mendadak pandanganku gelap, otot-ototku melemas, dan pikiranku terasa bebas. Nafsuku menghilang dan tubuhku terasa begitu ringan,Sejenak, setelah mengatur nafas sehabis orgasme, aku tiba-tiba sadar, jika aku baru saja melakukan masturbasi di hadapan pak Bakri, ayah mertuaku.</p>
  1233. <p>Kuberanjak dari tempat tidur dan segera mengambil handuk di yang menggantung di balik pintu kamar tidurku. Kulilitkan handuk itu di tubuhku dan mengintip kearah ruang tengah. Dengan jantung yang masih berdebar-debar, aku memberanikan diri untuk mengintip keluar dari kamar tidurku berharap pak Bakri masih ada disitu.</p>
  1234. <p>Namun harapanku ternyata sia-sia, karena ruang tengah tempat ayah mertuaku tadi berada sekarang kosong. Yang ada hanyalah suara TV yang masih menyiarkan acaranya.<br />
  1235. “Kemana pak Bakri berada?”</p>
  1236. <p>Entah mendapat pemikiran darimana, aku tiba-tiba ingin memeriksa area kamar mandi dekat dapur. Dan ternyata benar, ayah mertuaku berada di dalam kamar mandi itu.<br />
  1237. “Sedang apa ya kira-kira ayah mertuaku di dalam kamar mandi…? Apakah ia sedang onani…?” tanyaku dalam hati.</p>
  1238. <p>Dengan hati-hati aku mendekat kearah pintu kamar mandi dan menempelkan telingaku ke pintu. Aku bisa mendengarnya terengah-engah dan kemudian, aku terkejut saat dia mengatakan…..<br />
  1239. “Ohh… Fara… kenapa kamu menggodaku nduk…?” ucap ayah mertuaku sambil mendesah-desah keenakan.</p>
  1240. <p>“Pak Bakri pasti sedang onani….” Ujarku dalam hati. “Iiya… Pasti pak Bakri sedang mengocok penis besarnya…”<br />
  1241. Mendadak, rasa penasaran pada diriku muncul seiring dugaan-dugaan yang ada pada otakku. Mendadak aku ingin melihat, seperti apa bentuk batang kejantanan pak Bakri ini. Mendadak aku ingin tahu, seperti apa penis yang kelak bakal mengaduk-aduk liang senggamaku.</p>
  1242. <p>“Lubang kunci…” Ucap otakku yang dengan cepat memerintahkan mataku untuk mengintip kedalam kamar mandi. Dan segera saja, aku berjongkok dan mulai memeriksa keadaan yang sedang terjadi di dalam sana.<br />
  1243. “WOOOOWWWWWW……” pekikku kegirangan.</p>
  1244. <p>Melihat ada yang ada di dalam kamar mandi, aku merasa begitu senang. Sesenang ketika seorang wanita menemukan barang idaman ketika obral besar, akupun merasa seperti itu ketika mengetahui seperti apa barang kebanggaan ayah mertuaku. Benar-benar jauh lebih menakjubkan daripada yang selama ini aku bayangkan.</p>
  1245. <p>“Ya Tuhan…. Penis pak Bakri begitu besar… Jauh lebih besar daripada penis mas Budi…” girangku sambil terus menatap segala aktifitas yang terjadi di dalam kamar mandi.</p>
  1246. <p>Dengan brutal, pak Bakri mengocok batang penis besarnya. Beliau mencekik dan menarik-narik daging yang ada di selangkangannya seolah besok tak ada kesempatan untuk dapat beronani lagi. Kepala penisnya sangat besar dan berwarna sangat merah, batang penisnya hitam dengan urat-urat yang menonjol disekujur batangnya.</p>
  1247. <p>“Fara… Kau membuatku begitu bernafsu… Andai saja kamu bukan menantuku… Pasti sudah aku lumat tetek montokmu… Pasti sudah aku nikmati tubuh seksimu nduk… Shhhh….” Desah pak Bakri dari dalam kamar mandi.</p>
  1248. <p>“Fara… jika saja kamu bukan istri anakku… Sudah aku hajar memek becekmu ndukk… Kusodok dengan kontol besarku… Aku pengen menidurimu kamu ndukkk… Aku pengen ngentotin kamu nduuukkkk….. Ooouugghh….Ssshhhh….”</p>
  1249. <p>OH MY GOD…<br />
  1250. “Apa yang telah aku lakukan…?”<br />
  1251. “Aku telah membuat ayah mertuaku ini terangsang secara seksual… “<br />
  1252. “Aku telah menyebabkan ayah suamiku ini bermasturbasi dengan membayangkanku.”<br />
  1253. Mendadak aku merasa begitu bersalah.</p>
  1254. <p>“Seharusnya… Aku tak pantas berbuat seperti ini… Aku adalah istri dari anak kandungnya… Aku adalah wanita yang seharusnya tak memamerkan tubuhku kepada orang lain… Aku juga seharusnya tak sepatutnya bermasturbasi dengan membayangkan ayah mertuaku…”</p>
  1255. <p>Namun di satu sisi aku merasa sangat terangsang. Mendengar desahan ayah mertuaku yang sedang bermasturbasi dengan membayangkan diriku, aku menjadi benar-benar tersanjung. Nafsuku kembali muncul, sehingga aku kembali bergegas ke kamar tidurku dan langsung berbaring di atasnya. Jemari tanganku kembali menyelinap masuk ke dalam celah sempit vaginaku yang masih basah dan aku mulai mengocoknya sambil membayangkan penis ayah mertuaku mengaduk-aduk vagina sempitku.</p>
  1256. <p>Aku tutup mata dan mulai mendesah-desah. Masturbasi keduaku pun mulai mendekat, dan tak beberapa lama, aku kembali merasakan nikmat pada pangkal kakiku. Merasakan orgasme yang dahsyat itu membuat tubuhku menggeliat-geliat, hingga pada akhirnya aku merasa lemas, ngantuk dan tertidur pulas dengan pintu kamar yang masih terbuka lebar.</p>
  1257. <p>Biarkan saja pintu kamar tidurku itu menjadi saksi bisu tentang kemesuman yang bakal terjadi di rumah ini.<br />
  1258. Tak lama, aku mengantuk. Dan aku tertidur Dalam kondisi terlentang tanpa selembar pakaian pun.</p>
  1259. <p>Sore itu, aku sedang menunggu kepulangan mas Budi, suamiku, dan aku benar-benar tak sabar untuk dapat segera bercinta dengannya. Begitu ia pulang, tanpa basa-basi, aku segera mencium dan mengajaknya masuk ke kamar tidur. Kami berdua langsung bercinta habis-habisan.</p>
  1260. <p>Berulang kali aku memejamkan mata setiap kali mas Budi menusukkan batang penisnya ke vaginaku. Sambil tersenyum-senyum aku membayangkan jika penis yang menusukku adalah penis Pak Bakri, penis besar ayah mertuaku.</p>
  1261. <p>Dengan membayangkan sosok ayah mertuaku, aku merasakan jika ia benar-benar nyata. Aku sama sekali lupa jika saat itu, lelaki yang meniduriku adalah suamiku sendiri.<br />
  1262. “Kamu keliatannya sange banget dek malam ini…” Tanya suamiku keheranan.</p>
  1263. <p>Sebuah kalimat yang amat teramat susah buat aku jawab. Apa jadinya aku jika menjawab pertanyaan suamiku “Iya mas… adek sange karena tadi siang adek masturbasi didepan bapak…”</p>
  1264. <p>Aku hanya bisa mendesah-desah sambil memintanya untuk semakin mempercepat tusukannya. Hingga sebuah gelombang orgasme datang menggulung tubuhku untuk tenggelam bersamanya.</p>
  1265. <p>“Maaasss…. Terus mas… adek mau keluar… maaasssss….” Jeritku sambil terus meminta suamiku supaya semakin mempercepat sodokan penisnya.</p>
  1266. <p>Seumur hidupku, aku hampir sama sekali tak pernah merasakan kenikmatan orgasme sedahsyat itu.<br />
  1267. “Baru membayangkannya saja, aku sudah orgasme sedahsyat ini…” Aku jadi merinding sendiri, membayangkan bagaimana nikmatnya jika persetubuhan yang aku lakukan saat ini adalah persetubuhan dengan ayah mertuaku.</p>
  1268. <p>“Aku mau keluar dek…” pekik suamiku yang ternyata belum orgasme.<br />
  1269. Karena keasyikan menikmati lamunan dengan ayah mertuaku, aku benar-benar lupa, jika dalam persetubuhan ini, masih ada seseorang yang belum mendapatkan puncak kepuasannya.</p>
  1270. <p>Suamiku dengan susah payah mendaki gunung kenikmatan seorang diri.<br />
  1271. “Oooouuuugghhtt… terus mas… terus…” desahku pura-pura.<br />
  1272. “Aku keluarin di dalam ya dek….?”<br />
  1273. “Iya mas… keluarin di memek adek aja…” jawabku sekenanya.<br />
  1274. Entah apa yang terjadi dengan diriku saat ini.</p>
  1275. <p>Setelah aku orgasme karena membayangkan persetubuhan dengan penis besar pak Bakri, aku menjadi sama sekali kurang tertarik lagi untuk melakukan persetubuhan dengan suamiku. Yang walau aku cukup menikmatinya, aku menjadi kurang bernafsu akan penis kecil suamiku.</p>
  1276. <p>Hingga akhirnya, kami berdua sama-sama kelelahan dan ketiduran dalam kondisi tubuh bergelimang keringat</p>
  1277. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/kisah-fara-part-1-kamar-dengan-sengaja-kubuka-agar-mertua-bisa-bebas-melihatku-ganti-pakaian/">Kisah Fara Part 1 Kamar Dengan Sengaja Kubuka Agar Mertua Bisa Bebas Melihatku Ganti Pakaian</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  1278. ]]></content:encoded>
  1279. <wfw:commentRss>https://massamcrypto.com/kisah-fara-part-1-kamar-dengan-sengaja-kubuka-agar-mertua-bisa-bebas-melihatku-ganti-pakaian/feed/</wfw:commentRss>
  1280. <slash:comments>0</slash:comments>
  1281. </item>
  1282. <item>
  1283. <title>Hubungan Mesum Wanita Malam Bersama Sang Perjaka Pemalu</title>
  1284. <link>https://massamcrypto.com/hubungan-mesum-wanita-malam-bersama-sang-perjaka-pemalu/</link>
  1285. <comments>https://massamcrypto.com/hubungan-mesum-wanita-malam-bersama-sang-perjaka-pemalu/#respond</comments>
  1286. <dc:creator><![CDATA[daza08313@gmail.com]]></dc:creator>
  1287. <pubDate>Mon, 21 Jul 2025 07:42:31 +0000</pubDate>
  1288. <category><![CDATA[artikel]]></category>
  1289. <category><![CDATA[backlink profil]]></category>
  1290. <category><![CDATA[berita]]></category>
  1291. <category><![CDATA[blog]]></category>
  1292. <category><![CDATA[cerita dewasa]]></category>
  1293. <category><![CDATA[colmek video]]></category>
  1294. <category><![CDATA[Uncategorized]]></category>
  1295. <category><![CDATA[backlink profile]]></category>
  1296. <category><![CDATA[kartu prakerja]]></category>
  1297. <category><![CDATA[sewa mobil belitung]]></category>
  1298. <guid isPermaLink="false">https://massamcrypto.com/?p=3390</guid>
  1299.  
  1300. <description><![CDATA[<p>Beberapa tahun kebelakang, rumahku memang tergolong bebas untuk siapa saja. Mereka bebas datang kapanpun dan dengan siapapun. Khususnya abege-abege yang&#160;[&#8230;]</p>
  1301. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/hubungan-mesum-wanita-malam-bersama-sang-perjaka-pemalu/">Hubungan Mesum Wanita Malam Bersama Sang Perjaka Pemalu</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  1302. ]]></description>
  1303. <content:encoded><![CDATA[<p><a href="https://massamcrypto.com/"><img loading="lazy" decoding="async" class="alignnone wp-image-3391 size-full" src="https://massamcrypto.com/wp-content/uploads/2025/07/Cerita-Sekeluarga-Yang-Menikmati-Percintaan-Nafsu-Sesaat.png" alt="" width="618" height="1008" /></a></p>
  1304. <p>Beberapa tahun kebelakang, rumahku memang tergolong bebas untuk siapa saja. Mereka bebas datang kapanpun dan dengan siapapun. Khususnya abege-abege yang broken home. Mau cewek atau cowok. Kadang aku berfikir, kenapa ortu ku mengijinkan ya? Apa mereka ga takut barang-barang ada yang hilang? Terbukti salah 1 hp dari mreka pernah hilang digondol teman-teman mreka2 juga.</p>
  1305. <p>Tapi lama kelamaan aku makin terbiasa dengan kehadiran mereka. Kata ortuku, kasian mereka yang jauh dari orang tuanya. Aku jarang sekali keluar kamar, meski mereka datang, aku selalu diam didalam kamar. Untuk apa keluar? Di kamar sudah ada tv, dan kamar mandi. Mau makan cukup kedapur yang posisinya dekat dengan kamarku.</p>
  1306. <p>Segala yang aku perlukan tinggal aku minta belikan pada mreka siapa saja yang ada dirumah. Suatu hari, tiba-tiba aku mendengar suara laki-laki yang menyanyi-nyanyi diluar kamarku. Aku merasa baru dengar suara itu. Penasaran, aku keluar menuju dapur yang bedekatan dengan ruang tengah yang biasa dipakai kumpul oleh mreka.</p>
  1307. <p>Diam didekat pintu dapur sambil lirik sana sini, basa-basi menyapa mereka, mungkin hari itu sekitar kurang lebih 15 orang yang sedang berada dirumahku. Bisa lebih dari 20 orang kalau dimalam minggu. Mereka biasa ketawa-ketawa, beemain gitar, minum-minum alkohol, kalau aku sedang mood, aku suka ikut sebentar hanya untuk minum.</p>
  1308. <p>Saat itu, tatapanku akhirnya berakhir pada seorang laki-laki berperawakan tinggi, dengan tubuh tegap dan kulit putih. Sial! Cowok ini langsung bikin aku tertarik. Gumamku dalam hati. Lalu dengan terlihat dingin, laki-laki itupun menatapku balik. Dengan acuh nya akupun memalingkan muka dan kembali ke dalam kamar.</p>
  1309. <p>Didalam kamar aku langsung terduduk diatas kasur. Bayangan sosok laki-laki yang sedang berada didepan kamarku terus saja ada dikepalaku. Aku harus mendapatkannya. Hari terus berlalu, laki-laki itu belum kembali kerumahku. Aku fikir dia bukan seperti anak-anak yang lainnya. Yang tidur dirumahku. Emm, mungkin dia bukan anak broken home juga.</p>
  1310. <p>Paling iseng-iseng maen. Tapi, aku ga boleh nyerah buat dapetin dia. Siang itu, aku melihat ada Farel, salah 1 anak paling lama yang suka tinggal dirumahku sedang menaiki tangga sambil membawa ember jemuran pakaiannya. Aku lalu mengikutinya untuk ketempat jemuran.</p>
  1311. <p>Sembari menjemur, farel masih tidak sadar kalau ada aku disampingnya. Hahaha, dasar cowok, pandangan mata nya hanya bisa melihat lurus kedepan. Tidak sperti wanita yang bisa melihat samping kanan kiri walau dia sedang menatap lurus kedepan.<br />
  1312. Kucolek pinggangnya.</p>
  1313. <p>“Wadaw teteh, kirain siapa!” Kata Farel, terlihat dia sangat kaget.<br />
  1314. “Hahahahhaa, serius amat sih ngejemurnya.” Kataku sambil tertawa terbahak-bahak. Lalu aku duduk disalah 1 bangku yang memang disediakan di atas untuk nongkrong anak-anak.</p>
  1315. <p>Farel melanjutkan menjemur pakaiannya.<br />
  1316. “Rel, kemaren-kemaren ada cwo yang pake jaket coklat siapa?” Tanyaku.<br />
  1317. “Yang mana teh?” Tanya nya balik.<br />
  1318. “Itu yang rambutnya cepak pinggir-pinggirnya.” Jawabku.</p>
  1319. <p>Farel terlihat berfikir dan mengingat-ingat. Dia menjemur pakaian terakhirnya.<br />
  1320. “Oohhh itu. Itu si Budi. Deket kok rumahnya teh. Tapi dia tinggal sendiri, ortunya jadi TKW.” Kata Farel sambil menghampiriku dan duduk disampingku.</p>
  1321. <p>“Kenapa? Tumben sih teteh tanya-tanya orang yang datang kerumah, biasanya juga cuex.” Lanjutnya sambil cengengesan.<br />
  1322. “Ya pingin aja atuh, namanya juga penasaran.” Jawabku.<br />
  1323. “Cieeee penasaran, pasti ada maunya.” Goda Farel.</p>
  1324. <p>Dia melihat Hp nya yang tiba-tiba berdering. Aku cuma mesem-mesem digoda sperti itu. “Tapi teh, dia juga nanyain teteh lho. Aku bilang aja jangan macem-macem ke teteh, karna teteh yang punya ini rumah. Dia nanya ke aku, katanya kok teteh pake pakaiannya sexy.</p>
  1325. <p>Aku bilang aja, kalo emang kelakuan teteh tuh ga ada malunya, aurat diliat-liat. Hahahahahaaa.” Farel tertawa terbahak-bahak. Aku gak memperdulikan ucapan Farel soal pakaianku, yang ku fikir hanya bagaimana bisa dekat dengan Budi.</p>
  1326. <p>“Kapan Budi kesini lagi?” Tanyaku.<br />
  1327. “Lah kayanya dia ada dibawah deh sekarang. Tadi kan yang sms dia. Katanya dah ada dirumah ini.” Jawaban Farel membuat aku kaget dan senang.<br />
  1328. “Serius Rel? Yuk ah ke bawah” kataku sambil berdiri dan berjalan cepat menuju tangga untuk kebawah tanpa memperdulikan jawaban Farel.</p>
  1329. <p>Dibawah, diteras rumah, aku melihat Budi sedang duduk didepan jendela kamarku. Menunggu Farel mungkin. Kepalanya yang tadi menunduk melihat hp nya, sekarang menengadah melihatku. Dengan tanpa basa-basi aku mendekatinya lalu tersenyum.<br />
  1330. “Hey, Budi ya? Boleh minta no hp nya?” Kataku. Aku memang wanita yang malas berbasa-basi, kalau ada maunya, langsung bicara saja. Itu lebih enak menurutku.</p>
  1331. <p>“Eh teteh, boleh.” Jawab nya terlihat sedikit kaget mendengar todonganku, lalu dia mengotak atik hp nya lalu menyerahkan padaku. Disana kulihat sebaris nomber hp. Kucatat di hp ku.<br />
  1332. “Makasih ya.” Kataku sambil berlalu dan masuk kerumah lalu ke kamarku.</p>
  1333. <p>Gilak, aku seneng banget dapet no hp nya. Pelan-pelan tapi pasti, aku kudu ngerasain ngentod ama dia. Akhirnya setiap hari, kami sms an. Bahkan saat dia ada dirumahkupun aku masih sms dia. Aku tetap malas keluar kamar. Hingga suatu hari, pembicaraan kami mengarah pada selangkangan.</p>
  1334. <p>Dia dengan polosnya bilang, kalau belum pernah ML. WTF, berarti dapet perjaka lagi nih, fikirku. Aku terus saja memancingnya sampai dia tertarik ingin melakukannya. Dan pancinganku gak sia-sia. Umpan nya dimakan ikan. Dia pun mau.</p>
  1335. <p>Saat dia sedang berada dirumahku, aku bilang, nanti malam dia kudu tidur dirumah ku bersama yang lainnya. Tengah malam dia keluar kamar dan tungguin aku didapur. Semuanya berjalan sesuai rencana. Tengah malam itu kami sudah berdua didapur yang remang-remang.</p>
  1336. <p>Aku duduk diatas meja dapur, dia berdiri didepanku. Dengan lahapnya dia mencium bibirku dan tangannya meremas-remas payudaraku. Dia lalu memintaku mengikutinya kekamar mandi tamu yang memang dekat dengan dapur. Tanpa basa basi lagi, dia dengan agak kasar menyuruhku menungging dengan bertumpuan tangan dan lututku diatas toilet duduk.</p>
  1337. <p>Aku menurutinya. Aku yang hanya memakai baju tidur dengan model tengtop longgar dan terusan rok pendek, tanpa beha dan tanpa celana dalam akan memudahkan kami untuk ngentod. Dengan keadaan kamar mandi gelap, dia sepertinya kewalahan, susah mencari mana lubang yang benar.</p>
  1338. <p>Akhirnya aku tuntun kontolnya menuju lubang memekku. Dan Blesssss, kontolnya masuk kedalam memekku. Aku mendesah kecil, takut terdengar orang serumah. Dia mengocok kontolnya dengan cepat. Desahannya terdengar agak memburu. Dan crooottt, crooottt..</p>
  1339. <p>Ada rasa cairan hangat menyirami memekku, mungkin cuma 2menit goyangannya dan dia sudah mengeluarkan spermanya didalam memekku. Aghhhh, padahal aku belum apa-apa. Tapi aku maklumi sih. Namanya perjaka. Kebanyakan belum bisa mengatur nafsunya.</p>
  1340. <p>“Aghhh teteh maaf.” Katanya sambil membalikan tubuhku. Dia jongkok dihadapanku yang terduduk di atas toilet. Aku tersenyum dan mengelus wajahnya.<br />
  1341. “Gak papa Bud, kan nanti bisa lagi.” Kataku.<br />
  1342. “Oh jadi boleh lagi? Sekarang yuk, di meja dapur.” Katanya sambil menarikku keluar kamar mandi menuju dapur kembali.</p>
  1343. <p>Dengan masih terburu-buru, dia menciumi wajahku, bibirku dan memainkan bibirnya didaerah payudaraku. Ughhh rasanya ingin mendesah, tapi ga bisa karna takut membangunkan ortuku atau orang yang ada dirumah. Masih dengan tidak sabarnya, dia membuat pahaku mengangkang, dan dia menusukkan 1 jaringa kedalam lobang memekku. Ughhhh aku mendesah pelan.</p>
  1344. <p>Budi mencium bibirku, agar tidak keluar desahan yang lebih hebat saat dia mengocok keluar masuk jari nya didalam memekku. Aku terhentak agak keras dengan tangan bertumpu kebelakang saat Budi menusukkan dalam-dalam jarinya kedalam memekku, lalu dia menggoyang-goyangkannya didalam tanpa dia maju mundurkan.</p>
  1345. <p>Siaaallll, itu tepat banget didaerah g-spotku. Ingin rasanya aku teriak menikmati kenikmatan itu. Tapi sayangnya gak bisa. Dengan sedikit kasar, Budi menarik tubuhku agar bisa mencium bibirku. Mungkin dia khawatir aku beneran teriak. Aku melepaskan ciumannya dan memohon untuk dia memasukkan kontolnya kedalam memekku.</p>
  1346. <p>“Masukin dong sayang, udah gak kuat.” Kataku dengan mata sayu menatapnya.<br />
  1347. Cahaya remang-remang yang masuk ke dapur dari ruang keluarga, membantu ku melihat kontolnya yang lumayan besar dan putih.</p>
  1348. <p>Aku pegang kontolnya dan dengan perlahan mengarahkan ke memekku dengam posisi aku mengangkang lebar diatas meja dapur. Dan sekali lagi, blesssss… Kontol yang nikmat itu masuk kedalam memekku. Aghhh, shiitttt nikmatnyaaa… Budi membiarkan beberapa detik kontolnya didalam memekku.</p>
  1349. <p>Lalu dengan ritme perlahan, dia menarik dan memasukkan kembali kontolnya kedalam memekku. Dengan tubuh menyender ke tembok dan kaki mengangkang lebar, aku bisa melihat kontolnya yang keluar masuk didalam memekku. Aghh, rasanya benar-benar nikmat.</p>
  1350. <p>Sialnya aku gak bisa mendesah dan teriak. Dengan terus mengocok, Budi menciumi leherku, aku benar-benar nyerah kalau sudah diciumi bagian kuping dan leher. Tanpa lama-lama lagi, aku memeluknya erat dan sedikit menggigit pundaknya agar tidak teriak. Ya, saat itu aku orgasme. Orgasme yang sangat nikmat. Nafasku memburu.</p>
  1351. <p>Terdengar pula nafas Budi ikut menjadi cepat. Dan genjotannya pun sangat menghentak-hentakkan tubuhku. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang didalam dekapanku. Ternyata dia orgasme lagi. Lama-lama tubuhnya melemah dan aku melepaskan pelukanku. “Kenapa?” Tanyaku. Budi tersenyum dan mencium keningku. “Enak, makasih ya teh.” Katanya. Aku ikut tersenyum. Kami berciuman sebentar.</p>
  1352. <p>Dan tanpa banyak bicara lagi, aku membereskan bajuku. Terburu-buru masuk ke kamar tidurku dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan memekku drei sisa-sisa spermanya. Sepertinya, Budi juga menuju kamar mandi tamu. Dia ga berani ke kamar mandi kamar yang dia tempati. Ahhahaaa mungkin takut membangunkan anak-anak yang sedang lelap tertidur.</p>
  1353. <p>Setelah malam itu, kami jadi semakin dekat dan sering ngentod. Dirumahku atau pun lebih bebas dirumahnya yang memang dia tempati sendirian. Bahkan kami pernah melakukan disiang bolong, ditempat umum. Ya tempat olah raga yang disana terdapat panggung kecil. Disisi panggung itulah aku menungging merasakan genjotan kontol nya yang benar-benar bikin aku ketagihan.</p>
  1354. <p>The post <a href="https://massamcrypto.com/hubungan-mesum-wanita-malam-bersama-sang-perjaka-pemalu/">Hubungan Mesum Wanita Malam Bersama Sang Perjaka Pemalu</a> appeared first on <a href="https://massamcrypto.com">Berita Harian Sexs Terbaru</a>.</p>
  1355. ]]></content:encoded>
  1356. <wfw:commentRss>https://massamcrypto.com/hubungan-mesum-wanita-malam-bersama-sang-perjaka-pemalu/feed/</wfw:commentRss>
  1357. <slash:comments>0</slash:comments>
  1358. </item>
  1359. </channel>
  1360. </rss>
  1361.  

If you would like to create a banner that links to this page (i.e. this validation result), do the following:

  1. Download the "valid RSS" banner.

  2. Upload the image to your own server. (This step is important. Please do not link directly to the image on this server.)

  3. Add this HTML to your page (change the image src attribute if necessary):

If you would like to create a text link instead, here is the URL you can use:

http://www.feedvalidator.org/check.cgi?url=https%3A//massamcrypto.com/feed/

Copyright © 2002-9 Sam Ruby, Mark Pilgrim, Joseph Walton, and Phil Ringnalda