Congratulations!

[Valid RSS] This is a valid RSS feed.

Recommendations

This feed is valid, but interoperability with the widest range of feed readers could be improved by implementing the following recommendations.

Source: https://populicenter.org/feed/

  1. <?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?><rss version="2.0"
  2. xmlns:content="http://purl.org/rss/1.0/modules/content/"
  3. xmlns:wfw="http://wellformedweb.org/CommentAPI/"
  4. xmlns:dc="http://purl.org/dc/elements/1.1/"
  5. xmlns:atom="http://www.w3.org/2005/Atom"
  6. xmlns:sy="http://purl.org/rss/1.0/modules/syndication/"
  7. xmlns:slash="http://purl.org/rss/1.0/modules/slash/"
  8. >
  9.  
  10. <channel>
  11. <title>populicenter.org</title>
  12. <atom:link href="https://populicenter.org/feed/" rel="self" type="application/rss+xml" />
  13. <link>https://populicenter.org/</link>
  14. <description>Public Opinion &#38; Policy Research</description>
  15. <lastBuildDate>Wed, 14 Feb 2024 15:30:18 +0000</lastBuildDate>
  16. <language>id</language>
  17. <sy:updatePeriod>
  18. hourly </sy:updatePeriod>
  19. <sy:updateFrequency>
  20. 1 </sy:updateFrequency>
  21. <generator>https://wordpress.org/?v=6.0.8</generator>
  22.  
  23. <image>
  24. <url>https://populicenter.org/wp-content/uploads/2021/10/cropped-Logo-POPULI-32x32.png</url>
  25. <title>populicenter.org</title>
  26. <link>https://populicenter.org/</link>
  27. <width>32</width>
  28. <height>32</height>
  29. </image>
  30. <item>
  31. <title>Rilis Media: Hasil Quick Count Pilpres 2024</title>
  32. <link>https://populicenter.org/2024/02/14/rilis-media-hasil-quick-count-pilpres-2024/</link>
  33. <dc:creator><![CDATA[PopuliCenter]]></dc:creator>
  34. <pubDate>Wed, 14 Feb 2024 15:29:41 +0000</pubDate>
  35. <category><![CDATA[Quick Count]]></category>
  36. <category><![CDATA[Survei]]></category>
  37. <guid isPermaLink="false">https://populicenter.org/?p=7684</guid>
  38.  
  39. <description><![CDATA[<p>Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah berakhir. Populi Center sebagai lembaga nirlaba untuk  pengkajian opini publik dan kebijakan publik, ikut berpartisipasi dalam menyelenggarakan penghitungan cepat atau quick count (QC) pada pemilihan Presiden-Wakil Presiden (Pilpres). Penghitungan cepat dilakukan di 2500 TPS yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia. Proses penghitungan suara Pilpres dimulai pukul 13.00 di masing-masing [&#8230;]</p>
  40. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2024/02/14/rilis-media-hasil-quick-count-pilpres-2024/">Rilis Media: Hasil Quick Count Pilpres 2024</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  41. ]]></description>
  42. <content:encoded><![CDATA[<p>Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah berakhir. Populi Center sebagai lembaga nirlaba untuk  pengkajian opini publik dan kebijakan publik, ikut berpartisipasi dalam menyelenggarakan penghitungan cepat atau <em>quick count</em> (QC) pada pemilihan Presiden-Wakil Presiden (Pilpres). Penghitungan cepat dilakukan di 2500 TPS yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia. Proses penghitungan suara Pilpres dimulai pukul 13.00 di masing-masing zona waktu (WIB/WITA/WIT). Dengan mempertimbangkan pergerakan suara yang tidak mengalami pergeseran yang cukup signifikan, maka data <em>quick count</em> diakhiri pada pukul 21.42 WIB dengan data masuk sebesar 95,92 persen, atau sebanyak 2398 TPS dari target 2500 TPS.</p>
  43. <p>Hasil dari hitung cepat menunjukkan bahwa pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dengan perolehan suara sebesar 59,20 persen. Di urutan kedua adalah pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan jumlah suara 25,16 persen, serta di urutan ketiga adalah pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan jumlah suara 15,64 persen.</p>
  44. <p>Berikut adalah tangkapan layar pada <em>dashboard</em> data masuk <em>quick count </em>Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024.</p>
  45. <p>&nbsp;</p>
  46. <p><img loading="lazy" class="wp-image-7686 aligncenter" src="http://populicenter.org/wp-content/uploads/2024/02/Picture1-300x108.png" alt="" width="694" height="250" srcset="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2024/02/Picture1-300x108.png 300w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2024/02/Picture1-1024x368.png 1024w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2024/02/Picture1-768x276.png 768w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2024/02/Picture1-18x6.png 18w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2024/02/Picture1.png 1240w" sizes="(max-width: 694px) 100vw, 694px" /></p>
  47. <p>&nbsp;</p>
  48. <p>Meski demikian, penghitungan cepat ini bukanlah hasil resmi pemilu. Hasil resmi hanya dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).</p>
  49. <p>&nbsp;</p>
  50. <p><strong>NARAHUBUNG</strong>:</p>
  51. <p>Hartanto Rosojati &#8211; Peneliti Populi Center</p>
  52. <p><a href="https://api.whatsapp.com/send/?phone=6281228599876&amp;text&amp;type=phone_number&amp;app_absent=0">(081228599876)</a></p>
  53. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2024/02/14/rilis-media-hasil-quick-count-pilpres-2024/">Rilis Media: Hasil Quick Count Pilpres 2024</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  54. ]]></content:encoded>
  55. </item>
  56. <item>
  57. <title>Survei Nasional: Road to 2024 Elections: Peluang Pemilu Satu Putaran</title>
  58. <link>https://populicenter.org/2024/02/07/survei-nasional-road-to-2024-elections-peluang-pemilu-satu-putaran/</link>
  59. <dc:creator><![CDATA[PopuliCenter]]></dc:creator>
  60. <pubDate>Wed, 07 Feb 2024 02:55:33 +0000</pubDate>
  61. <category><![CDATA[Survei]]></category>
  62. <guid isPermaLink="false">https://populicenter.org/?p=7679</guid>
  63.  
  64. <description><![CDATA[<p>Populi Center, lembaga penelitian kebijakan dan opini publik yang bersifat non-profit, menyelenggarakan Survei Nasional, mulai tanggal 27 Januari hingga 3 Februari 2024. Sampel responden tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia, termasuk di 4 (empat) Daerah Otonomi Baru di wilayah Papua. Metode pengambilan data dalam survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to [&#8230;]</p>
  65. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2024/02/07/survei-nasional-road-to-2024-elections-peluang-pemilu-satu-putaran/">Survei Nasional: Road to 2024 Elections: Peluang Pemilu Satu Putaran</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  66. ]]></description>
  67. <content:encoded><![CDATA[<p>Populi Center, lembaga penelitian kebijakan dan opini publik yang bersifat non-profit, menyelenggarakan Survei Nasional, mulai tanggal 27 Januari hingga 3 Februari 2024. <strong>Sampel responden tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia</strong>, termasuk di 4 (empat) Daerah Otonomi Baru di wilayah Papua. Metode pengambilan data dalam survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka (<em>face to face interview</em>) dilakukan dengan menggunakan aplikasi survei Populi Center kepada 1.500 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat (<em>multistage random sampling</em>). <em>Margin of Error</em> (MoE) diperkirakan ± 2,53 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan dengan menggunakan pendanaan internal.</p>
  68. <p>Tujuan survei untuk mengetahui dukungan pemilih kepada tiga pasang kandidat capres-cawapres setelah melewati tahapan kampanye terbuka dan debat kandidat, preferensi pilihan partai politik, serta kepuasan masyarakat atas kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo, serta evaluasi lembaga-lembaga negara.</p>
  69. <p><strong>PREFERENSI PEMILIH </strong></p>
  70. <p>Dari enam orang capres dan cawapres yang menjadi kontestan dalam Pilpres, <strong>Prabowo Subianto menjadi tokoh yang paling banyak </strong><strong>dikenal/populer dengan 9</strong><strong>6,5</strong><strong> persen</strong>, disusul Gibran Rakabuming Raka (91,1 persen), Ganjar Pranowo (89,9 persen), Anies Baswedan (88,9 persen), Mahfud MD (84,8 persen), dan Muhaimin Iskandar (81,7 persen). Kemudian, <strong>Prabowo Subianto juga menjadi tokoh yang paling banyak disukai dengan 83,1 persen</strong>, diikuti Gibran Rakabuming Raka (75,5 persen), Ganjar Pranowo (70,5 persen), Anies Baswedan (65,2 persen), Mahfud MD (75,1 persen), dan Muhaimin Iskandar (67,8 persen).</p>
  71. <p>Pada pertanyaan terbuka <em>(top of mind)</em> pilihan presiden, Prabowo Subianto menjadi tokoh yang paling banyak dipilih sebagai presiden apabila pemilihan presiden dilakukan hari ini dengan 50,9 persen, sementara yang memilih Anies Baswedan sebesar 20,5 persen, dan Ganjar Pranowo  sebesar 15,7 persen. Adapun nama-nama lain mendapatkan persentase di bawah 1 persen. Kemudian pada pertanyaan terbuka pilihan wakil presiden, Gibran Rakabuming Raka (47,8 persen) menjadi nama yang paling banyak dipilih untuk menjadi wakil presiden, disusul Mahfud MD (18,4 persen), dan Muhaimin Iskandar (17,1 persen). Adapun tokoh-tokoh lain mendapatkan persentase di bawah 1 persen.</p>
  72. <p>Pada simulasi tiga pasangan capres-cawapres, <strong>pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh keterpilihan terbanyak, yaitu sebesar 52,5 persen</strong> .Sementara pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapatkan dukungan sebesar 22,1 persen, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebesar 16,9 persen. Saat ditanya lebih lanjut mengenai dukungan masyarakat kepada pasangan calon yang akan mereka pilih, sebanyak 79,8 persen mengaku telah mantap dengan pilihannya tersebut. Adapun yang menjawab masih mungkin berubah sebesar 19,4 persen.</p>
  73. <p>Data menunjukkan terdapat tren kenaikan jumlah masyarakat yang menginginkan pemilihan presiden berlangsung 1 (satu) putaran. Pada survei kali ini, saat ditanya berapa putaran Pilpres yang disukai, sebesar 79,9 persen menjawab 1 putaran, sementara yang menjawab 2 putaran sebesar 16,6 persen, dan sisanya tidak mempermasalahkan jumlah putaran (2,3 persen), serta tidak menjawab (1,2 persen). Adapun alasan lebih menyukai pilpres 1 putaran ialah karena lebih cepat ada kepastian terkait siapa yang menjadi presiden selanjutnya (41,2 persen), kemudian agar menghemat biaya (29,2 persen), agar pemerintahan dan layanan publik kembali normal (13,6 persen), mengurangi ketegangan di masyarakat (12,1 persen). Sisanya menjawab karena alasan lainnya, dan tidak menjawab. Mayoritas masyarakat (70,3 persen) juga menjawab yakin bahwa pilpres akan selesai dalam 1 putaran, sementara sebesar 25,3 persen lainnya menjawab tidak yakin, dan 4,4 persen tidak menjawab.</p>
  74. <p>Terkait pemilihan legislatif, data menunjukkan bahwa apabila pemilihan legislatif dilakukan pada hari ini, PDIP menjadi partai yang paling banyak dipilih dengan 17,4 persen, diikuti Gerindra (16 persen), Golkar (11,7 persen), PKB (9,5 persen), PKS (6,9 persen), Demokrat (6,4 persen), PAN (6,3 persen), Nasdem (5,1 persen), dan PPP (2,3 persen). Sisanya memberikan dukungan untuk partai non parlemen, dan menolak menjawab.</p>
  75. <p><strong>EVALUASI PEMERINTAHAN DAN LEMBAGA NEGARA</strong></p>
  76. <p>Survei kali ini juga menunjukkan adanya tren positif terkait <em>approval rating</em> kinerja pemerintahan Joko Widodo. Data menunjukkan bahwa sebesar 80 persen masyarakat menyatakan puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo. Sementara yang menjawab tidak puas sebesar 18,4 persen, dan sisanya tidak menjawab. Tren positif juga terlihat dari penilaian masyarakat terhadap pelaksanaan demokrasi di Indonesia, di mana terdapat 75,1 persen masyarakat yang memberikan penilaian sangat baik dan baik terkait jalannya demokrasi saat ini. Hal ini menjadi modal sosial yang sangat baik bagi Indonesia mengingat pelaksanaan pemilu sudah semakin dekat.</p>
  77. <p>Kemudian, ketika masyarakat diminta penilaiannya terhadap tingkat kepercayaan terhadap beberapa lembaga negara, TNI (85,8 persen) dan Presiden (77,1 persen) merupakan dua lembaga negara dengan tingkat kepercayaan paling tinggi. Urutan selanjutnya ialah Bawaslu (76,3 persen), KPU (76,1 persen), Polri (73,1 persen), BPK (70,7 persen), Kejaksaan Agung (67,7 persen), MA (67,6 persen), KPK (65,1 persen), MK (63,7 persen), Partai Politik (63,2 persen), DPR RI / DPRD (61 persen), dan DPD RI (57,7 persen). <strong> </strong></p>
  78. <p><strong> </strong></p>
  79. <p><strong>Direktur Eksekutif Populi Center,</strong></p>
  80. <p><strong>Afrimadona, Ph.D</strong></p>
  81. <p><strong> </strong></p>
  82. <p><a href="http://populicenter.org/wp-content/uploads/2024/02/Rilis-Survei-Nasional-Populi-Center-Feb-2024.pdf">Unduh Rilis Survei Nasional Populi Center Februari 2024</a></p>
  83. <p><a href="http://populicenter.org/wp-content/uploads/2024/02/Rilis-Media-Surnas-Februari-2024.pdf">Unduh Rilis Media Survei Nasional Populi Center Februari 2024</a></p>
  84. <p><strong> </strong></p>
  85. <p><strong>Narahubung:</strong></p>
  86. <p><strong>Dimas Ramadhan</strong> <strong>(Peneliti, Populi Center)</strong></p>
  87. <p><a href="https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285721277487&amp;text&amp;type=phone_number&amp;app_absent=0"><strong>08</strong><strong>57 </strong><strong>2</strong><strong>127 </strong><strong>7</strong><strong>487</strong></a></p>
  88. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2024/02/07/survei-nasional-road-to-2024-elections-peluang-pemilu-satu-putaran/">Survei Nasional: Road to 2024 Elections: Peluang Pemilu Satu Putaran</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  89. ]]></content:encoded>
  90. </item>
  91. <item>
  92. <title>Survei Nasional: Road to 2024 Elections: Dinamika Politik Jelang Debat Kandidat</title>
  93. <link>https://populicenter.org/2023/12/11/survei-nasional-road-to-2024-elections-dinamika-politik-jelang-debat-kandidat/</link>
  94. <dc:creator><![CDATA[PopuliCenter]]></dc:creator>
  95. <pubDate>Mon, 11 Dec 2023 09:42:09 +0000</pubDate>
  96. <category><![CDATA[Forum Populi]]></category>
  97. <category><![CDATA[Survei]]></category>
  98. <guid isPermaLink="false">https://populicenter.org/?p=7667</guid>
  99.  
  100. <description><![CDATA[<p>Populi Center, lembaga penelitan kebijakan dan opini publik yang bersifat non-profit, menyelenggarakan Survei Nasional mulai tanggal 28 November hingga 5 Desember 2023. Sampel responden tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia, termasuk di 4 (empat) Daerah Otonomi Baru yaitu Papua Tengah, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Tujuan survei untuk mengetahui persepsi [&#8230;]</p>
  101. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2023/12/11/survei-nasional-road-to-2024-elections-dinamika-politik-jelang-debat-kandidat/">Survei Nasional: Road to 2024 Elections: Dinamika Politik Jelang Debat Kandidat</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  102. ]]></description>
  103. <content:encoded><![CDATA[<p>Populi Center, lembaga penelitan kebijakan dan opini publik yang bersifat non-profit, menyelenggarakan Survei Nasional mulai tanggal 28 November hingga 5 Desember 2023. Sampel responden tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia, termasuk di 4 (empat) Daerah Otonomi Baru yaitu Papua Tengah, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Tujuan survei untuk mengetahui persepsi masyarakat terutama terkait isu-isu nasional yang sedang berkembang, kinerja pemerintah, dan posisi elektoral serta dinamika politik menjelang pemilihan umum 2024. Survei ini dilakukan dengan menggunakan pendanaan internal.</p>
  104. <p>&nbsp;</p>
  105. <p>Metode pengambilan data dalam survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka (<em>face to face interview</em>) dengan menggunakan aplikasi survei Populi Center kepada 1.200 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat (<em>multistage random sampling</em>). Margin of Error (MoE) diperkirakan ± 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.</p>
  106. <h3></h3>
  107. <h4>EVALUASI PEMERINTAHAN JOKO WIDODO</h4>
  108. <p>Data menunjukkan bahwa sebesar 76 persen (sangat puas 10,9 persen, puas 65,1 persen) masyarakat menyatakan <strong>puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo</strong>. Sementara sebesar 22,6 persen (tidak puas 20,8 persen, sangat tidak puas 1,8 persen) menyatakan tidak puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo. Temuan tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo ini mengalami peningkatan dari survei bulan November yang mendapat 71,6 persen.</p>
  109. <p>&nbsp;</p>
  110. <p>Salah satu program pemerintah yang mendapatkan dukungan tinggi adalah <strong>pembangunan Ibukota negara di Kalimantan Timur</strong>. Data menunjukkan bahwa sebesar 63,7 persen (sangat mendukung 9,5 persen, 54,2 persen mendukung) mendukung langkah pemerintah terhadap program pembangunan ibukota negara tersebut. Sementara yang tidak mendukung sebesar 30,1 persen (tidak mendukung 26,8 persen, sangat tidak mendukung 3,3 persen).</p>
  111. <p>&nbsp;</p>
  112. <p>Dari 13 (tiga belas) <strong>lembaga negara </strong>yang disebutkan, <strong>tingkat kepercayaan </strong>publik tertinggi diraih oleh TNI (85,8 persen), disusul Presiden (77,1 persen), KPU (73,1 persen), Bawaslu (73,8), MA (63,4 persen),</p>
  113. <p>BPK (62,8 persen), Polri (65,2 persen), Kejaksaan Agung (59,7 persen), KPK (61,8 persen), MK (57,3 persen), DPR RI / DPRD (58,8 persen), DPD RI (55,8 persen), dan Partai Politik (55,6 persen).</p>
  114. <p>&nbsp;</p>
  115. <h4>DINAMIKA POLITIK MENUJU PEMILU 2024</h4>
  116. <p>Berbagai variasi manuver kampanye capres-cawapres sudah dilakukan oleh para pasangan calon setelah jadwal kampanye dibuka secara resmi sejak 28 November 2023. Dari 17 (tujuh belas) tokoh yang ditanyakan, <strong>Prabowo Subianto </strong>menjadi tokoh yang paling banyak dikenal dengan 97,6 persen, disusul <strong>Megawati Soekarnoputri </strong>(97,4 persen), <strong>Ganjar Pranowo </strong>(92 persen), <strong>Anies Baswedan </strong>(89,9 persen), <strong>Gibran Rakabuming Raka </strong>(87,8 persen), <strong>Kaesang Pangarep </strong>(76,3 persen), <strong>Mahfud MD </strong>(75,4 persen), <strong>Agus Harimurti Yudhoyono </strong>(68,1 persen), <strong>Surya Paloh </strong>(67,5 persen), dan <strong>Muhaimin Iskandar </strong>(64,0 persen). Adapun tokoh lain mendapat popularitas di bawah 50 persen.</p>
  117. <p>&nbsp;</p>
  118. <p>Kemudian, dari 3 (tiga) pasangan calon yang akan berkontestasi pada pemilu mendatang, apabila dilihat dari <strong>tingkat akseptabilitas </strong>dari beberapa kategori, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendominasi 11 (sebelas) kategori akseptabilitas yang ditanyakan, mulai dari <strong>mampu menjaga stabilitas keamanan, mampu diterima kaum muda (millennial, gen z), mampu memerintah, mampu memberantas korupsi, mampu menyelesaikan Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), berkomitmen kepada perjuangan Palestina, mampu memajukan perekonomian Indonesia, mampu menurunkan kemiskinan, mampu menciptakan lapangan pekerjaan, mampu mengendalikan harga-harga, dan mampu menjaga toleransi.</strong></p>
  119. <p><strong> </strong></p>
  120. <p><strong>Pada pertanyaan terbuka (<em>top of mind</em>) capres, </strong>nama Prabowo Subianto mendapatkan tingkat keterpilihan tertinggi dengan 40,7 persen. Di urutan kedua terdapat nama Ganjar Pranowo dengan 19,3 persen, dan di urutan ketiga adalah Anies Baswedan dengan 18,5 persen. Adapun nama-nama lain mendapat tingkat keterpilihan di bawah 2 persen. Sementara untuk <strong><em>top of mind </em>cawapres</strong>, nama Gibran Rakabuming Raka mendapat tingkat keterpilihan tertinggi dengan 31,8 persen, disusul Mahfud MD dengan 18,4 persen, dan Muhaimin Iskandar dengan 12,6 persen. Sementara nama-nama tokoh lain mendapat angka di bawah 2 persen.</p>
  121. <p>&nbsp;</p>
  122. <p>Temuan pada pertanyaan terbuka untuk capres dan cawapres beirisan dengan perolehan suara <strong>elektabilitas pasangan calon </strong>saat ini. Data menunjukkan bahwa pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendapat elektabilitas tertinggi dengan 46,7 persen. Di urutan selanjutnya pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD serta Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapat angka yang sama, yakni sebesar 21,7 persen.</p>
  123. <p>&nbsp;</p>
  124. <p>Terhadap pelaksanaan pemilu ke depan, sebesar 70,3 persen masyarakat menginginkan <strong>Pilpres dilaksanakan dalam satu putaran</strong>. Sementara sebesar 21,8 persen menginginkan Pilpres dua putaran, dan 4,3 persen menjawab tidak masalah satu atau dua putaran. Sisanya sebesar 3,6 persen menjawab tidak tahu atau tidak menjawab pertanyaan ini.</p>
  125. <p>&nbsp;</p>
  126. <p>Terkait pelaksanaan <strong>pemilu legislatif</strong>, apabila pemilihan untuk memilih anggota DPR RI dilakukan hari ini, PDIP menjadi partai yang paling banyak dipilih dengan 17,1 persen. Pada urutan selanjutnya adalah Gerindra (16,3 persen), Golkar (12,3 persen), PKB (10,6 persen), PKS (7,4 persen), Demokrat (5 persen), Nasdem (4,6 persen), PAN (4,3 persen), PPP (3,6 persen), Partai Perindo (1,4 persen). Diikuti dengan PSI (1,3 persen), Partai Hanura (0,9 persen), PBB (0,5 persen), Partai Buruh (0,3 persen), PKN (0,1 persen) Partai Ummat (0,1 persen). Pada survei kali ini, tidak ada yang memilih Partai Gelora dan PKN Partai Garuda.</p>
  127. <p>&nbsp;</p>
  128. <p>Secara umum, temuan survei kali menunjukkan bahwa ada kenaikan tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo. Dukungan ini juga terlihat dari temuan survei bahwa sebesar 72,2 persen masyarakat akan memilik pasangan capres-cawapres yang akan meneruskan program-progam dari Presiden Joko Widodo.</p>
  129. <p>&nbsp;</p>
  130. <p>Kemudian, posisi elektoral saat ini menunjukkan belum ada pasangan yang mendapatkan elektabilitas di angka 50 persen lebih, meski publik terpotret menginginkan bahwa pemilu ke depan berlangsung satu putaran pemilihan. Masih ada waktu bagi masing-masing pasangan calon untuk terus meningkatkan keterpilihannya, terutama mengingat tidak lama lagi tahapan debat kandidat oleh KPU akan berlangsung tidak lama lagi.</p>
  131. <p><a href="http://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/12/Rilis-Survei-Nasional-Populi-Center-111223.pdf">Hasil Rilis Survei Nasional Desember 2023</a></p>
  132. <p><a href="http://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/12/Rilis-Media-Populi-Center-111223.pdf">Rilis Media Survei Nasional Desember 2023</a></p>
  133. <h4>Narahubung:</h4>
  134. <p>Dimas Ramadhan (Peneliti/Manajer Riset, Populi Center)</p>
  135. <p><a href="https://api.whatsapp.com/send/?phone=6285721277487&amp;text&amp;type=phone_number&amp;app_absent=0">0857-2127-7487</a></p>
  136. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2023/12/11/survei-nasional-road-to-2024-elections-dinamika-politik-jelang-debat-kandidat/">Survei Nasional: Road to 2024 Elections: Dinamika Politik Jelang Debat Kandidat</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  137. ]]></content:encoded>
  138. </item>
  139. <item>
  140. <title>Survei Nasional: Road to 2024 Elections: Starting Point: Posisi Elektoral Jelang Kampanye Pemilu 2024</title>
  141. <link>https://populicenter.org/2023/11/09/survei-nasional-road-to-2024-elections-starting-point-posisi-elektoral-jelang-kampanye-pemilu-2024/</link>
  142. <dc:creator><![CDATA[PopuliCenter]]></dc:creator>
  143. <pubDate>Thu, 09 Nov 2023 13:30:25 +0000</pubDate>
  144. <category><![CDATA[Forum Populi]]></category>
  145. <category><![CDATA[Survei]]></category>
  146. <guid isPermaLink="false">https://populicenter.org/?p=7657</guid>
  147.  
  148. <description><![CDATA[<p>Populi Center, lembaga penelitian kebijakan dan opini publik yang bersifat non-profit, menyelenggarakan diskusi membahas temuan Survei Nasional yang dilakukan pada 29 Oktober hingga 5 November 2023. Sampel responden tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia, termasuk di 4 (empat) Daerah Otonomi Baru yaitu Papua Tengah, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Tujuan [&#8230;]</p>
  149. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2023/11/09/survei-nasional-road-to-2024-elections-starting-point-posisi-elektoral-jelang-kampanye-pemilu-2024/">Survei Nasional: Road to 2024 Elections: Starting Point: Posisi Elektoral Jelang Kampanye Pemilu 2024</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  150. ]]></description>
  151. <content:encoded><![CDATA[<p>Populi Center, lembaga penelitian kebijakan dan opini publik yang bersifat non-profit, menyelenggarakan diskusi membahas temuan Survei Nasional yang dilakukan pada 29 Oktober hingga 5 November 2023. Sampel responden tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia, termasuk di 4 (empat) Daerah Otonomi Baru yaitu Papua Tengah, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Tujuan survei untuk mengetahui persepsi masyarakat terutama terkait evaluasi kinerja Pemerintah, evaluasi, isu nasional yang sedang menjadi perbincangan, serta dinamika jelang pemilihan umum tahun 2024.</p>
  152. <p>Diskusi kali ini bertema Starting Point: Posisi Elektoral Jelang Kampanye Pemilu 2024 dihadiri oleh beberapa narasumber yaitu Andi Sinulingga (Jubir Anies Baswedan, Timnas Pemenangan Anies-Muhaimin), Eko Kunthadi (Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud), Rahayu Saraswati (Wakil Komandan Pemilih Muda Tim Kampanye Prabowo-Gibran), Afrimadona (Direktur eksekutif Populi Center), dan dipandu oleh Hartanto Rosojati (Peneliti Populi Center).</p>
  153. <p>Acara diawali dengan pemaparan hasil survei Populi Center bulan November 2023. Saat publik ditanya mengenai seberapa berpengaruh cawapres dalam memilih pasangan yang akan berpentas pada pemilu 2024, jawaban publik adalah 26,4 persen sangat penting, penting 63,3 persen, tidak penting 8,0 persen, dan 0,3 persen sangat tidak penting.</p>
  154. <p>Publik umumnya mengkhawatirkan politik uang sebesar 37,2 persen saat Pemilu 2024 berlangsung, diurutan kedua ada bentrok antara pendukung calon 19,8 persen, dan berita bohong/hoaks 11,9 persen. Selanjutnya bagaimana publik mempersepsi capres dan cawapres melalui beberapa pertanyaan seperti pasangan capres cawapres mana yang paling mampu menjaga stabilitas keamanan yaitu  Prabowo-Gibran 58,4 persen dan pasangan lain mendapatkan di bawah 20 persen, yang mampu diterima milenial-gen z Prabowo-Gibran 45,9 persen dan yang lainnya di bawah 30 persen, kemudian yang mampu memerintah Prabowo-Gibran 45,0 persen dan yang lainnya di bawah 30 persen, dan yang mampu memajukan ekonomi Prabowo-Gibran 39,0 persen dan yang lainnya di bawah 30 persen.</p>
  155. <p>Saat publik ditanyakan pertanyaan terbuka mengenai elektabilitas capres, tiga teratas jawaban publik adalah Prabowo Subianto 35,1 persen, Anies Baswedan 18,2 persen, dan Ganjar Pranowo 18,0 persen. Sedangkan untuk pertanyaan terbuka cawapres tiga teratas jawaban publik adalah Gibran Rakabuming Raka sebesar 25,9 persen hasil ini sangat melonjak jauh dari survei sebelumnya yaitu 1,5 persen. Posisi berikutnya adalah Mahfud MD 16,3 persen, hasil ini juga melonjak dari 3,6 persen dari survei sebelumnya. Posisi ketiga adalah Muhaimin Iskandar 12,3 persen hasil ini juga melonjak dari 4,7 persen dari survei sebelumnya.</p>
  156. <p>Tanggapan dari Andi Sinulingga, mengenai hasil survei kedepannya akan menjadi gambaran untuk tim sukses mereka. Kedua, hasil tersebut dapat memetakan posisi untuk kedepannya, “Saya senang melihat trend Anies Baswedan meningkat, ini tidak bisa dipungkiri karena hasil kinerja-kinerjanya”.</p>
  157. <p>Tanggapan kedua  datang dari Eko Kunthadi yang menurutnya ketika hasil survei berbeda seharusnya tetap dapat menggambarkan apa yang telah dicapai karena hasil survei seharusnya memiliki pola yang sama. “Saya sering membaca hasil survei dari berbagai lembaga oleh karena itu kita sering melihat pola-polanya”, ungkap Eko.</p>
  158. <p>Selanjutnya, Rahayu Saraswati memahami bahwa sampel 1.200 pada survei mungkin bukan dijadikan pegangan, melainkan sebagai gambaran untuk kerja berikutnya supaya lebih baik. Bagi Saraswati, generasi milenial sepertinya sudah terbiasa dengan pemilu sejak era reformasi.</p>
  159. <p>Terakhir, Afrimadona, Direktur Eksekutif Populi Center, menekankan tanggapannya pada metode pelaksanaan survei. Ia menjelaskan bahwa survei dilaksanakan menggunakan metode <em>probability sampling</em>. Pada <em>probability sampling</em> tiap pemilih memiliki peluang yang sama untuk dijadikan responden. Sejalan dengan hal tersebut, Afrimadona pun mengutarakan bahwa hasil survei memotret apa yang terjadi ketika periode survei dilakukan. Bila survei dilakukan bulan berikutnya, hasilnya akan sangat mungkin mengalami perubahan mengikuti dinamika yang terjadi. Populi Center sebagai lembaga penelitian kebijakan dan opini publik selalu ingin mencari jawaban dari masyarakat mengenai fenomena yang sedang terjadi.</p>
  160. <p>&nbsp;</p>
  161. <p><a href="http://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/11/Rilis-Surnas-Populi-Center-Nov-2023.pdf">Unduh Rilis Survei Nasional November 2023</a></p>
  162. <p>Narahubung:<br />
  163. Hartanto Rosojati (Peneliti, Populi Center)<br />
  164. <a href="https://api.whatsapp.com/send/?phone=6281228599876&amp;text&amp;type=phone_number&amp;app_absent=0">62 812-2859-9876</a></p>
  165. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2023/11/09/survei-nasional-road-to-2024-elections-starting-point-posisi-elektoral-jelang-kampanye-pemilu-2024/">Survei Nasional: Road to 2024 Elections: Starting Point: Posisi Elektoral Jelang Kampanye Pemilu 2024</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  166. ]]></content:encoded>
  167. </item>
  168. <item>
  169. <title>Viktimologi Visual:  Melihat Penderitaan dalam Foto dan Gambar</title>
  170. <link>https://populicenter.org/2023/07/20/viktimologi-visual-melihat-penderitaan-dalam-foto-dan-gambar/</link>
  171. <dc:creator><![CDATA[M Sbastian Rai]]></dc:creator>
  172. <pubDate>Thu, 20 Jul 2023 04:54:43 +0000</pubDate>
  173. <category><![CDATA[Opini]]></category>
  174. <guid isPermaLink="false">https://populicenter.org/?p=7454</guid>
  175.  
  176. <description><![CDATA[<p>Penggunaan materi visual, seperti gambar atau foto menjadi sebuah metode analisis yang sedari awal sudah digunakan dalam studi kriminologi. Bahkan, metode pengumpulan foto dan analisis sistematis menjadi cara utama Lombroso untuk mengidentifikasi pelaku kriminal dari ciri fisik yang dapat diamati, yakni dengan mengambil foto, membuat gambar dan diagram yang dapat menunjukkan hubungan tersebut (Wheeldon, 2022, [&#8230;]</p>
  177. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2023/07/20/viktimologi-visual-melihat-penderitaan-dalam-foto-dan-gambar/">Viktimologi Visual:  Melihat Penderitaan dalam Foto dan Gambar</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  178. ]]></description>
  179. <content:encoded><![CDATA[<p>Penggunaan materi visual, seperti gambar atau foto menjadi sebuah metode analisis yang sedari awal sudah digunakan dalam studi kriminologi. Bahkan, metode pengumpulan foto dan analisis sistematis menjadi cara utama Lombroso untuk mengidentifikasi pelaku kriminal dari ciri fisik yang dapat diamati, yakni dengan mengambil foto, membuat gambar dan diagram yang dapat menunjukkan hubungan tersebut (Wheeldon, 2022, p. 32). Akan tetapi, pada perkembangannya, gambar mengenai kejahatan semakin tersebar luas, mudah direproduksi, dan memantik narasi-narasi yang mungkin berbahaya bagi persepsi publik. Gambar-gambar tentang kejahatan, kekerasan, dan trauma menjadi fitur dan wajah dari kultur media kontemporer. Untuk itu, menjadi sebuah urgensi agar kriminologi dapat terlibat dalam kekuatan-kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi representasi visual dalam masyarakat (Brown &amp; Carrabine, 2017, p. 1).</p>
  180. <p>Kriminologi visual pun berkembang menempati posisi puncak dalam studi media, kekerasan, dan relevansinya. Dalam melihat sebuah materi visual, maka pencarian makna yang dibagikan (<em>shared meaning</em>) dalam sebuah representasi itu diperlukan (Walklate, 2017, p. 168). Sebuah representasi dapat menginformasikan realitas terhadap kejahatan maupun kontrol kekuasaan yang pada gilirannya dapat memengaruhi tindakan sosial dan formulasi kebijakan kriminal (Brown &amp; Carrabine, 2017, p. 2). Realitas itu tidak hanya ditangkap dari apa yang ditampilkan atau siapa yang menampilkan sebuah materi visual, tetapi juga didapat dengan menghubungkan konteks sosial yang bersinggungan (Walklate, 2017, p. 168).  Dengan kata lain, kriminologi visual menekankan makna dan kontekstualitas dari sebuah gambar.</p>
  181. <p><strong><em>Representasi Penderitaan dalam Gambar</em></strong></p>
  182. <p>Sebagai sebuah metode dan teknik analisis, kriminologi visual mendorong perlunya inkorporasi dengan berbagai perspektif dan teori-teori dalam kriminologi. Viktimologi, kemudian menjadi salah satu perspektif yang turut mengembangkan penggunaan visual. Kehadiran visualisasi dapat memberikan artikulasi yang kuat bagaimana konsep tentang korban (<em>victimhood</em>) dikontstruksi, dipahami, dan ditanggapi. Sandra Walklate (2017), dalam <em>Mediated Suffering</em> pada buku <em>Routledge International Handbook of Visual Criminology, </em>menguraikan manifestasi perspektif viktimologi dalam melihat gambar-gambar korban kejahatan. Dalam tulisannya, Ia mengonseptualisasikan tiga dimensi utama yang menjadi perhatian dalam viktimologi mengenai korban (<em>victimhood</em>), yakni dimensi rasa sakit (<em>pain</em>), kengerian (<em>horror</em>), dan resiliensi (<em>resiliency</em>).</p>
  183. <p>Ketiga dimensi ini dilihat dari tiga foto berbeda dari tiga kejadian yang berbeda pula. Pada dimensi rasa sakit (<em>pain</em>), Walklate menggunakan foto seorang perempuan muda, Helen Fisher, yang membawa seikat kecil bunga berlari menuju iring-iringan pemakaman di Royal Wootton Bassett (<em>Gambar 1</em>). Dalam iring-iringan tersebut terdapat jenazah sepupunya yang berusia 20 tahun sebagai korban perang di Afghanistan. Foto ini memperlihatkan rasa sakit dan kepedihan yang dialami oleh Helen, sebagai sebuah duka personal. Akan tetapi, konteks peristiwa di dalam foto tersebut menginformasikan pula bahwa momen tersebut adalah momen kolektif, kedukaan yang dibagikan akibat pengorbanan-pengorbanan atas perang. (Walklate, 2017, p. 169)</p>
  184. <p>&nbsp;</p>
  185. <p><img loading="lazy" class="size-medium wp-image-7457 aligncenter" src="http://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Picture1-300x191.png" alt="" width="300" height="191" srcset="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Picture1-300x191.png 300w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Picture1-18x12.png 18w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Picture1.png 445w" sizes="(max-width: 300px) 100vw, 300px" /></p>
  186. <p style="text-align: center;"><span style="font-size: 10pt;">Gambar 1. Helen Fisher, Wootton Bassett Repatriation, 4 Juli 2010</span></p>
  187. <p style="text-align: center;"><span style="font-size: 10pt;">Sumber: Matt Cardy/Getty Images.</span></p>
  188. <p>&nbsp;</p>
  189. <p>Pada dimensi kengerian (<em>horror</em>), Walklate menggunakan foto Sissel Wilsgaard, seorang perempuan dewasa yang wajah dan lengannya berlumuran darah, sambil menatap ke kejauhan (<em>Gambar 2</em>). Foto ini terekam saat kejadian penyerangan dan pemboman oleh Anders Breivik pada 22 Juli 2011 di Norwegia. Kondisi yang dialami oleh Wilsgaard ini telah menunjukkan sendiri penderitaan fisik maupun psikis dan kehororan peristiwa pemboman itu. Tidak hanya itu, Breivik sebagai pelaku yang tidak umum dari wacana teroris, dan berasal dari masyarakat kaya yang terkenal dengan nobel perdamaiannya. Hal ini memberikan kebingungan dan menambah kengerian dari peristiwa dalam foto tersebut (Walklate, 2017, p. 172).</p>
  190. <p>&nbsp;</p>
  191. <p><img loading="lazy" class="size-medium wp-image-7459 aligncenter" src="http://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Picture2-195x300.png" alt="" width="195" height="300" srcset="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Picture2-195x300.png 195w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Picture2-8x12.png 8w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Picture2.png 259w" sizes="(max-width: 195px) 100vw, 195px" /></p>
  192. <p style="text-align: center;"><span style="font-size: 10pt;">Gambar 2. Sissel Wilsgaard, 22 Juli 2011</span></p>
  193. <p style="text-align: center;"><span style="font-size: 10pt;">Sumber: Allover Norway/Rex.</span></p>
  194. <p>&nbsp;</p>
  195. <p>Terakhir, pada dimensi resiliensi, Walklate menggunakan foto dari demonstrasi dan pawai di Paris pada bulan Januari 2015 pasca peristiwa-peristiwa penyerangan dan pembunuhan terhadap kartunis majalah satir, Charlie Hebdo. Dalam gambar tersebut (<em>Gambar 3</em>), Walklate menyoroti pembentukan resiliensi atau ketangguhan yang dibentuk berdasarkan solidaritas bersama. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan pernyataan “<em>Not Afraid</em> (Tidak Takut)” yang dapat menunjukkan keyakinan utama di jantung Republik Prancis; kebebasan (<em>liberty</em>), kesetaraan (<em>equality</em>), dan persaudaraan (<em>fraternity</em>). Keyakinan ini yang ditentang oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya. Dengan demikian, respon kolektif yang terekam dalam gambar ini menunjukkan respon budaya yang tertanam kuat, terhadap apa yang dikonstruksikan sebagai viktimisasi kolektif (Walklate, 2017, p. 173).</p>
  196. <p>&nbsp;</p>
  197. <p><img loading="lazy" class="alignnone size-medium wp-image-7458 aligncenter" src="http://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Picture3-300x203.png" alt="" width="300" height="203" srcset="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Picture3-300x203.png 300w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Picture3-18x12.png 18w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Picture3.png 587w" sizes="(max-width: 300px) 100vw, 300px" /></p>
  198. <p style="text-align: center;"><span style="font-size: 10pt;">Gambar 3. Demonstrasi di Paris, 11 Janurai 2015</span></p>
  199. <p style="text-align: center;"><span style="font-size: 10pt;">Sumber: European Photopress.</span></p>
  200. <p>&nbsp;</p>
  201. <p><strong><em>Menjadi Saksi atas Penderitaan Korban</em></strong></p>
  202. <p>Mengamati visual dari penderitaan yang dialami korban dan viktimisasi menjadi tanggung jawab yang harus dipikul oleh ilmuwan sosial dan kriminologi yang tertarik pada bahaya dan viktimisasi. Terdapat tuntutan etis terhadap mereka untuk menjadi saksi dalam menyoroti bahaya, ketidakadilan, dan penderitaan. Analisis visual menjadi salah satu upaya untuk memberi ruang dan suara bagi isu-isu yang dibungkam. Selain itu, secara teoritis, analisis visual ini tidak hanya menampilkan korban, tetapi juga mendorong pembentukan kembali, komodifikasi, dan pengemasan sebuah penderitaan korban kepada publik.</p>
  203. <p>Mengingat kembali dengan perkembangan media dan postmodernism, maka analisis visual akan menjadi sangat kritis untuk mengonstruksikan, memediasi, dan mendekonstruksikan makna representasi visual yang ada, yang merupakan respon sosial, kultural, dan politis dari sebuah konteks kejahatan, viktimisasi, dan penderitaan korban. Berbagai visual mungkin mengerikan atau tidak layak dimediasi, tetapi pengabaian terhadap visualisasi dari sebuah fenomena yang ada dapat berisiko pula absen dari penglihatan dan pikiran (Walkate, 2017, p.175).</p>
  204. <p>&nbsp;</p>
  205. <p><strong>Referensi:</strong></p>
  206. <p>Brown, M., &amp; Carrabine, E. (Eds.). (2017). <em>Routledge International Handbook of Visual Criminology</em>. Routledge, Taylor &amp; Francis Group.</p>
  207. <p>Walklate, S. (2017). Mediated Suffering. In M. Brown &amp; E. Carrabine (Eds.), <em>Routledge International Handbook of Visual Criminology</em> (pp. 166-176). Routledge, Taylor &amp; Francis Group.</p>
  208. <p>Wheeldon, J. (Ed.). (2021). <em>Visual criminology: From history and methods to critique and policy translation</em>. Routledge.</p>
  209. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2023/07/20/viktimologi-visual-melihat-penderitaan-dalam-foto-dan-gambar/">Viktimologi Visual:  Melihat Penderitaan dalam Foto dan Gambar</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  210. ]]></content:encoded>
  211. </item>
  212. <item>
  213. <title>Persoalan Ketenagakerjaan di Indonesia</title>
  214. <link>https://populicenter.org/2023/07/18/persoalan-ketenagakerjaan-di-indonesia/</link>
  215. <dc:creator><![CDATA[Ratri Istania]]></dc:creator>
  216. <pubDate>Tue, 18 Jul 2023 07:26:29 +0000</pubDate>
  217. <category><![CDATA[Opini]]></category>
  218. <guid isPermaLink="false">https://populicenter.org/?p=7441</guid>
  219.  
  220. <description><![CDATA[<p>Iklim ketenagakerjaan di Indonesia mengalami periode cobaan cukup berat akibat pandemi COVID-19 dan sedikit banyaknya terdampak perubahan situasi global akibat krisis peperangan di Ukraina akibat invasi Rusia. Di tengah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait inkonstitusionalnya Undang-undang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) yang diterbitkan oleh Pemerintahan Joko Widodo di tahun 2020. Ragam reaksi terutama dari tenaga [&#8230;]</p>
  221. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2023/07/18/persoalan-ketenagakerjaan-di-indonesia/">Persoalan Ketenagakerjaan di Indonesia</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  222. ]]></description>
  223. <content:encoded><![CDATA[<p>Iklim ketenagakerjaan di Indonesia mengalami periode cobaan cukup berat akibat pandemi COVID-19 dan sedikit banyaknya terdampak perubahan situasi global akibat krisis peperangan di Ukraina akibat invasi Rusia. Di tengah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait inkonstitusionalnya Undang-undang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) yang diterbitkan oleh Pemerintahan Joko Widodo di tahun 2020. Ragam reaksi terutama dari tenaga kerja ataupun buruh tidak henti terjadi mengatakan bahwa UU berikut Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang diterbitkan di tahun 2023 masih tidak berpihak pada nasib para pekerja.</p>
  224. <p>Secara umum, kondisi ketenagakerjaan Indonesia sudah berubah jauh sebelum krisis global terjadi. Di tahun 2022, total keseluruhan tenaga kerja Indonesia berjumlah 80,24 juta orang dari 275,77 total jumlah penduduk Indonesia (BPS, 2022). Dari segi pendidikan sendiri, jumlah angkatan kerja dengan ijasah Diploma, Akademi, dan Universitas meliputi 70,01 persen dengan usia berkisar antara 30-59 tahun, diikuti dengan 26,15 persen usia 15-29, dan 3,84 persen usian di atas 60 tahun (BPS, 2022). Ketimpangan terjadi bila melihat komposisi penyusun angkatan kerja di perkotaan yaitu 73,76 persen dibandingkan dengan mereka yang hidup di perdesaan, yaitu 26,24 persen. Komposisi angkatan kerja berpendidikan tinggi dari sisi jenis kelamin tidak berbeda terlampau jauh, yaitu 51,37 persen laki-laki berbanding 48,63 persen perempuan.</p>
  225. <p>Dari data jumlah tenaga kerja sebelum pandemi dan setelahnya menunjukkan tren ke arah pergerakan dari sektor formal ke sektor informal (Kemnaker 2021). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2022), prosentase pekerja informal di Indonesia mencakup lebih dari 50 persen (59,31%) dari jumlah total tenaga kerja Indonesia yaitu sekitar 80.24 juta orang. Walaupun angka tersebut menurun dari sebelumnya di tahun 2021 sejumlah 59,45% atau sejumlah 78,14 juta orang, jumlah tersebut naik dari tahun 2020.</p>
  226. <p>Faktor-faktor penting mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan secara global adalah: Pertama, terjadinya revolusi teknologi yang dibarengi oleh digitalisasi, meningkatnya penggunaan <em>Artificial Intelligence </em>(AI) atau kecerdasan buatan, pengoptimalan biometrik menggantikan identifikasi konvensional, proses otomasi mengganti tenaga kerja manusia ke mekanik, tranformasi peralatan teknologi konvensional ke arah robot, dan penggunaan <em>big data </em>dalam penentuan keputusan berdampak pada kesejahteraan publik. Kedua, terdapatnya revolusi keahlian dimana terjadi perubahan teknologi yang berujung pada timbulnya gap atau <em>mismatch </em>antara kebutuhan tenaga kerja dengan kompetensi yang ada.</p>
  227. <p>Ketiga, perubahan budaya yang salah satunya diakibatkan oleh derasnya pertukaran informasi melalui kanal media sosial mengubah gaya hidup para pekerja dan calon pekerja yang memiliki tanggung jawab, persepsi terhadap keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan, pandangan terhadap nilai-nilai kepatutan sosial, dan penilaian kebutuhan organisasi masa depan menjadi sangat berbeda. Keempat, perubahan demografi seiring dengan meningkatnya kualitas hidup manusia, gaya hidup yang cenderung menunda usia perkawinan, menurunnya populasi penduduk di negara maju dan meningkatnya jumlah populasi penduduk di negara berkembang mendorong bertambahnya <em>ageing population </em>atau populasi penduduk berusia renta, perpindahan penduduk berupa migrasi dan urbanisasi, berujung pada tekanan besar pada pasar kerja dan kebutuhan tinggi pada perlindungan sosial. Terakhir adalah perubahan iklim telah mengancam sektor pekerjaan pertanian dan industri berbasis sumber daya alam untuk sesegera mungkin menyikapi dampak buruk penambahan suhu global dengan transisi menuju ekonomi hijau, kebijakan industri rendah karbon, dan penggunaan energi alternatif sebagai mode produksi ramah lingkungan (Kemnaker 2022).</p>
  228. <p>Tantangan global <em>megatrend </em>tersebut sangat mendesak untuk pemerintah Indonesia sikapi terutama bila kesejahteraan seluruh penduduk Indonesia merupakan tujuan bersama. Semangat inklusi terutama bagi para pekerja disabilitas, perempuan, dan kaum muda perlu mendapat perhatian bersama. Bonus demografi atau <em>demography dividen</em> yang sedianya terjadi di tahun 2045 akan memberikan kontribusi pekerja usia produktif sekitar 203,97 juta orang. Bila pemerintah Indonesia tidak melakukan tindakan berarti, tentu Indonesia akan mengalami goncangan dari segi sosial ekonomi yang dapat mengancam kualitas ketenagakerjaan Indonesia untuk bersaing di kancah global.</p>
  229. <p>Populi Center melalui survei nasional periode 27 Maret sampai 3 April 2023 mencoba menangkap animo masyarakat, salah satunya terkait isu ketenagakerjaan Indonesia. Terlepas dari polemik UU Cipta Kerja, dari keseluruhan pendapat responden, tingkat kepuasaan terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo – K.H. Ma’ruf Amin dalam penciptaan lapangan kerja ternyata masih menduduki level kepuasan rata-rata cukup tinggi yaitu total 65,8 persen menunjukkan sangat puas (6,7 persen) dan puas (59.1 persen).</p>
  230. <p>&nbsp;</p>
  231. <p><img loading="lazy" class="wp-image-7464  aligncenter" src="http://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Grafis-Tulisan-Mbak-Ratri-300x200.jpg" alt="" width="568" height="378" srcset="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Grafis-Tulisan-Mbak-Ratri-300x200.jpg 300w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Grafis-Tulisan-Mbak-Ratri-1024x681.jpg 1024w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Grafis-Tulisan-Mbak-Ratri-768x511.jpg 768w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Grafis-Tulisan-Mbak-Ratri-1536x1022.jpg 1536w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Grafis-Tulisan-Mbak-Ratri-2048x1362.jpg 2048w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/07/Grafis-Tulisan-Mbak-Ratri-18x12.jpg 18w" sizes="(max-width: 568px) 100vw, 568px" /></p>
  232. <p style="text-align: center;"><span style="font-size: 10pt;">Gambar 1. Persoalan Mendesak Ketenagakerjaan Indonesia</span></p>
  233. <p>&nbsp;</p>
  234. <p>Dari hasil suvei tersebut, 18,9 persen responden memandang bahwa isu mendesak ketenagakerjaan Indonesia ada pada masalah perlindungan tenaga kerja Indonesia. Kemudian, 17.2 persen lainnya mengatakan bahwa pemberian jaminan kesehatan merupakan isu mendesak yang perlu pemerintah perhatikan.</p>
  235. <p>Mengingat tantangan sedemikian rupa mengancam pekerja di sektor formal, Indonesia Presidensi G20 di dalam kelompok ketenagakerjaan mendorong pembahasan isu penting ketenagakerjaan, antara lain tentang kebutuhan pelatihan untuk mendorong jiwa kewirausahaan dengan melalui peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui balai latihan kerja <em>(vocational training</em>) dan perlindungan dan jaminan kerja terutama pada kaum marjinal, perempuan.  Dari hasil survey, rata-rata responden (77,1 persen) mengatakan bahwa mereka berminat untuk mengikuti pelatihan wirausaha di Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di sekitar lingkungan mereka. Sementara itu, kepuasan responden terhadap kebijakan pemberian perlindungan dan jaminan atas hak-hak pekerja perempuan, seperti cuti haid, cuti hamil, dan lainnya menunjukan rata-rata kepuasan sebesar 67,7 persen.</p>
  236. <p>Dengan demikian, paska keputusan Mahkamah Agung tentang Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang UU Cipta Kerja yang dinyatakan cacat secara formil, pemerintah meresponsnya dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Cipta Kerja mengisi kekosongan hukum selama berproses di DPR-RI. Data survei, ternyata memperlihatkan bahwa tingkat kepuasan responden terhadap kebijakan semisal penyediaan lapangan kerja masih cukup tinggi. Namun demikian, pemerintah tentu perlu terus memperbaiki kinerja mereka terutama dalam merespons kebutuhan mendesak ketenagakerjaan dalam hal pemberian perlindungan tenaga kerja, jaminan kesehatan, dan perhatian kepada nasib tenaga honorer.</p>
  237. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2023/07/18/persoalan-ketenagakerjaan-di-indonesia/">Persoalan Ketenagakerjaan di Indonesia</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  238. ]]></content:encoded>
  239. </item>
  240. <item>
  241. <title>Rilis Survei Nasional: Road to 2024 Elections: Masa Depan Pembangunan dan Demokrasi: Menakar Komitmen Capres 2024</title>
  242. <link>https://populicenter.org/2023/06/26/rilis-survei-nasional-road-to-2024-elections-masa-depan-pembangunan-dan-demokrasi-menakar-komitmen-capres-2024/</link>
  243. <dc:creator><![CDATA[PopuliCenter]]></dc:creator>
  244. <pubDate>Mon, 26 Jun 2023 12:52:34 +0000</pubDate>
  245. <category><![CDATA[Forum Populi]]></category>
  246. <category><![CDATA[Survei]]></category>
  247. <guid isPermaLink="false">https://populicenter.org/?p=7397</guid>
  248.  
  249. <description><![CDATA[<p>Populi Center, lembaga penelitian kebijakan dan opini publik yang bersifat non-profit, menyelenggarakan Survei Nasional mulai tanggal 5 hingga 12 Juni 2023. Sampel responden tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia, termasuk di 4 (empat) Daerah Otonomi Baru yaitu Papua Tengah, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Tujuan survei untuk mengetahui persepsi masyarakat [&#8230;]</p>
  250. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2023/06/26/rilis-survei-nasional-road-to-2024-elections-masa-depan-pembangunan-dan-demokrasi-menakar-komitmen-capres-2024/">Rilis Survei Nasional: Road to 2024 Elections: Masa Depan Pembangunan dan Demokrasi: Menakar Komitmen Capres 2024</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  251. ]]></description>
  252. <content:encoded><![CDATA[<p>Populi Center, lembaga penelitian kebijakan dan opini publik yang bersifat non-profit, menyelenggarakan Survei Nasional mulai tanggal 5 hingga 12 Juni 2023. Sampel responden tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia, termasuk di 4 (empat) Daerah Otonomi Baru yaitu Papua Tengah, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Tujuan survei untuk mengetahui persepsi masyarakat terutama terkait kinerja Pemerintah, kinerja Kepolisian, dinamika jelang pemilihan umum tahun 2024, serta isu nasional yang sedang menjadi perbincangan. Selain itu, dalam survei ini juga terdapat topik mengenai kesetaraan gender dari sudut pandang masyarakat. Survei dilakukan dengan menggunakan pendanaan internal.</p>
  253. <p>Metode pengambilan data dalam survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka (<em>face to face interview</em>) dilakukan dengan menggunakan aplikasi survei Populi Center kepada 1.200 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat. <em>Margin of Error</em> (MoE) diperkirakan ± 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.</p>
  254. <p>Acara diawali dengan pemaparan hasil temuan dari survei nasional Populi Center oleh peneliti Populi Center Hartanto Rosojati. Paparan dibagi ke dalam beberapa bagian. <em>Pertama</em>, terdapat peningkatan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). <em>Kedua</em>, sebagian besar masyarakat percaya bahwa Polri akan bertindak netral dan tidak memihak salah satu calon presiden dalam Pemilu 2024. <em>Ketiga</em>, data menunjukkan meskipun kekerasan terhadap perempuan dan anak masih mengkhawatirkan, publik masih cukup puas dengan kemampuan pemerintah dalam menghadirkan rasa aman bagi perempuan dan anak. <em>Keempat</em>, terkait dengan dinamika menjelang Pemilihan Presiden tahun 2024, dukungan masyarakat mengerucut pada tiga nama, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Dalam pertanyaan terbuka maupun pertanyaan simulasi 3 tokoh, Ganjar Pranowo mengungguli Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Sementara terkait pemilihan legislatif, PDI-P menjadi partai yang paling banyak dipilih apabila pemilu dilakukan hari ini.</p>
  255. <p>Usai paparan temuan survei, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama para narasumber yang hadir. Pada kesempatan pertama, Peneliti Senior Populi Center Ratri Istania menyatakan, dibalik kondisi semakin mengkhawatirkannya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia, terdapat persoalan keterwakilan politik perempuan yang kurang menggembirakan sebagai imbas dari sistem pemilihan yang berlaku saat ini. Sehingga agenda untuk memperbaiki kondisi perempuan tidak pernah maksimal.</p>
  256. <p>Menyikapi temuan survei, Ketua DPP Gerindra Dahnil Azhar Simanjuntak menyoroti bahwa ‘bahan dasar’ atau komposisi masyarakat Indonesia berdasarkan tingkat pendidikan hari ini sesuai dengan sampel survei Populi. Partai Gerindra menyadari hal tersebut, dan karenanya Prabowo Subianto, yang merupakan calon presiden dari Partai Gerindra, memberikan perhatian khusus untuk memperbaiki kondisi pendidikan Indonesia, terutama mengingat tantangan persaingan global di masa mendatang yang menekankan mutu sumber daya manusia.</p>
  257. <p>Bagi narasumber dari Partai Perindo, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, konteks cawe-cawe Presiden Jokowi pada pemilu mendatang perlu dilihat sebagai upaya menghadirkan kontinuitas pembangunan yang menjadi <em>legacy</em>-nya, terutama pembangunan infrastruktur dan Ibu Kota Negara. Ia juga memberikan catatan yang perlu diperhatikan, terutama soal program bantuan sosial sebagai program yang paling perlu diteruskan oleh pemerintahan selanjutnya. Wakil Ketua Umum Perindo tersebut berharap ke depannya bantuan sosial yang diberikan tidak berujung pada terciptanya relasi ketergantungan oleh masyarakat kepada pemerintah. Hal ini perlu diantisipasi mengingat ke depan Indonesia akan mengalami bonus demografi, sehingga jangan sampai mengalami <em>middle income trap</em>. Terkait dengan posisi Perindo saat ini, dirinya cukup optimis partainya dapat meraih dukungan yang cukup di sisa waktu yang ada, sebab <em>undecided</em> dan <em>swing voters</em> masih cukup besar.</p>
  258. <p>Anggota Fraksi PKB, Syaiful Huda, mengomentari soal kondisi demokrasi  di Indonesia. Terlepas dari penilaian baik mengenai jalannya demokrasi sebagaimana temuan survei Populi Center, ia melihat saat ini kelompok-kelompok masyarakat sipil sebagai elemen penting dalam hal kontrol terhadap pemerintah sedang dalam kondisi yang lemah. Oleh sebab itu, saat ini partainya sedang memikirkan skema dana abadi demokrasi yang dapat diarahkan pada penguatan masyarakat sipil. Terkait dengan dinamika capres, ia melihat persaingan masih bersifat dinamis sebab di antara tiga tokoh yang ada, belum satupun yang mendapat dukungan dominan hingga 40 persen. Sehingga berbagai kemungkinan masih bisa terjadi. Begitu juga dengan posisi partainya, ia cukup optimis PKB masih bisa lebih baik lagi apabila Muhaimin Iskandar telah resmi menjadi capres atau cawapres. Sebab dalam beberapa kali perhelatan pemilu, Jawa Timur menjadi provinsi penentu, dan Cak Imin memiliki modal basis pemilih yang besar di sana.</p>
  259. <p>Di sesi akhir, masing-masing narasumber memberikan pernyataan penutupnya. Bagi Ratri Istania, yang juga merupakan pengajar STIA LAN Jakarta, kaum perempuan merupakan penerima program bantuan sosial, dan karenanya tidak mengherankan kepuasan terhadap Pemerintahan Jokowi tinggi, dan kepuasan terhadap demokrasi cukup baik. Oleh karena itu, pemilu mendatang menjadi penentu jumlah anggota legislatif perempuan. Sementara bagi Dahnil Simanjuntak, capres Prabowo Subianto berkomitmen memastikan kebijakan Presiden Jokowi dapat berlanjut. Terlebih Prabowo merupakan bagian dari pemerintahan saat ini, dan telah menyatakan akan terus mengawal paruh kedua pemerintahan Presiden Jokowi hingga akhir. Narasumber dari Perindo Ferry Kurnia menegaskan komitmen partainya untuk menjadikan pemilu sebagai kompetisi yang sehat, dengan mengusung tema politik riang-gembira. Baginya, capres yang ada perlu mengedepankan dialog yang sehat berupa adu program sehingga masyarakat dapat terhindar dari politik kebencian yang memecah-belah. Terakhir, Syaiful Huda dari PKB menyebut, capres atau cawapres yang akan diusung partainya ialah sosok yang akan menjaga kesinambungan. Ketua Komisi X DPR RI tersebut juga berharap dalam pemilu nanti terdapat lebih dari dua pasang calon demi menjaga kesehatan demokrasi.</p>
  260. <p>&nbsp;</p>
  261. <p>Narahubung:<br />
  262. Hartanto Rosojati (Peneliti, Populi Center)<br />
  263. 0812-2859-9876</p>
  264. <p><a href="http://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/06/Final_Rilis-Media-26-Juni-2023.pdf">Unduh Rilis Media Survei Nasional Juni 2023</a></p>
  265. <p><a href="http://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/06/Final_Rilis-Media_Survei-Nasional-Juni-2023.pdf">Unduh Rilis Media</a></p>
  266. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2023/06/26/rilis-survei-nasional-road-to-2024-elections-masa-depan-pembangunan-dan-demokrasi-menakar-komitmen-capres-2024/">Rilis Survei Nasional: Road to 2024 Elections: Masa Depan Pembangunan dan Demokrasi: Menakar Komitmen Capres 2024</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  267. ]]></content:encoded>
  268. </item>
  269. <item>
  270. <title>Forum Populi: Road to 2024 Elections: Siapa Menangkap “Jokowi Effect”?</title>
  271. <link>https://populicenter.org/2023/05/29/forum-populi-road-to-2024-elections-siapa-menangkap-jokowi-effect/</link>
  272. <dc:creator><![CDATA[PopuliCenter]]></dc:creator>
  273. <pubDate>Mon, 29 May 2023 09:45:02 +0000</pubDate>
  274. <category><![CDATA[Forum Populi]]></category>
  275. <category><![CDATA[Survei]]></category>
  276. <guid isPermaLink="false">https://populicenter.org/?p=7390</guid>
  277.  
  278. <description><![CDATA[<p>Populi Center, lembaga penelitian kebijakan dan opini publik yang bersifat non-profit, menyelenggarakan Survei Nasional mulai tanggal 4 Mei hingga 12 Mei 2023. Sampel responden tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia, termasuk di 4 (empat) Daerah Otonomi Baru yaitu Papua Tengah, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Tujuan survei untuk mengetahui persepsi [&#8230;]</p>
  279. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2023/05/29/forum-populi-road-to-2024-elections-siapa-menangkap-jokowi-effect/">Forum Populi: Road to 2024 Elections: Siapa Menangkap “Jokowi Effect”?</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  280. ]]></description>
  281. <content:encoded><![CDATA[<p>Populi Center, lembaga penelitian kebijakan dan opini publik yang bersifat non-profit, menyelenggarakan Survei Nasional mulai tanggal 4 Mei hingga 12 Mei 2023. Sampel responden tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia, termasuk di 4 (empat) Daerah Otonomi Baru yaitu Papua Tengah, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Tujuan survei untuk mengetahui persepsi masyarakat terutama terkait evaluasi kinerja Pemerintah, isu nasional yang sedang menjadi perbincangan, serta dinamika jelang pemilihan umum tahun 2024.</p>
  282. <p>Survei dilakukan dengan menggunakan pendanaan internal. Metode pengambilan data dalam survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka (<em>face to face interview</em>) dengan 1.200 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat (<em>multistage random sampling</em>) dengan <em>Margin of Error</em> (MoE) ± 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Proses wawancara tatap muka dilakukan dengan menggunakan aplikasi survei Populi Center.</p>
  283. <p>Diskusi diawali dengan pemaparan hasil temuan dari survei nasional oleh Rafif Pemenang Imawan, Deputi Direktur Eksekutif Populi Center. Rafif menjelaskan demografi responden, kemudian survei dilakukan dengan wawancara tatap muka. Jumlah responden pada survei yang dilakukan 4 Mei sampai 12 Mei 2023 sejumlah 1200 responden dari 38 provinsi. Pada diskusi kali ini juga dijelaskan kelebihan dan kekurangan survei dari survei tatap muka, <em>by phone</em>, dan daerah pemilihan (dapil). Menurut Rafif survei yang paling baik adalah survei tatap muka karena validitas dan verifikasinya dapat dilihat dan dibuktikan.</p>
  284. <p>Setelah menjelaskan kelebihan dan kekurangan survei, Rafif melanjutkan paparannya mengenai Penilaian kinerja Jokowi dan evaluasi lembaga negara pada empat bulan terakhir dari bulan Februari hingga Mei, secara umum demokrasi pada bulan Mei mengalami penurunan. Kemudian Pencasila dan Isu Nasional selama empat bulan terakhir dari Februari hingga Mei 2023, dari data yang dipaparkan Sila  dalam Pancasila yang belum diamalkan yaitu sila kelima yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Kemudian saat responden ditanya tentang keberadaan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) secara umum responden belum mengetahui lembaga BPIP. Pemaparan survei diakhiri dengan dinamika politik menuju Pemilu 2024, menariknya terdapat nama baru yaitu Gibran Rakabuming Raka pada elektabilitas cawapres. Pada elektabilitas partai terdapat kenaikian yang tajam pada PDIP dan Partai Gerindra.</p>
  285. <p>Menanggapi hasil survei dari Populi Center, Faldo Maldini (Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara) menyatakan bahwa hasil survei yang dilakukan oleh Populi Center merupakan bentuk dari tanggapan masyarakat. Angka yang dipaparkan patut disyukuri karena ini merupakan hasil kerja dari presiden. Menurutnya pada survei ini kepercayaan masyarakat pada badan yang menangani Pemilu masih baik. Faldo berharap lembaga Pemilu ini bisa bekerja maksimal dan Independen.</p>
  286. <p>Jika ada Capres ingin meneruskan program presiden Jokowi dipersilahkan karena data yang dipaparkan sudah baik jadi tetap harus dilanjutkan oleh capres atau suksesor yang nanti berlaga di Pemilu 2024 karena data yang dipaparkan terlihat baik. Saat ditanya mengenai Anies tentang narasi perubahan di pemerintah, capres harus memperhatikan bagaimana cara melakukan perubahan tersebut.</p>
  287. <p>Pada kesempatan yang sama, Afrimadona (Direktur eksekutif Populi Center) menyatakan bahwa secara umum bila melihat Jokowi Effect ada dua indikator, pertama endorsment. Dimana keterpilihan Jokowi termasuk tinggi yaitu persentasenya sebesar 50 persen. Kedua, top of mind elektabilitas, karena masih ada responden yang memilih Jokowi yaitu persentasenya sebesar 7 persen. Selanjutnya masyarakat yang menyatakan ingin program Jokowi dilanjutkan sebanyak 60 persen dan representasi dari ini adalah Ganjar Pranowo. Selain itu masyarakat juga melihat Prabowo Subianto dapat melanjutkan program Jokowi. Menurutnya persepsi positif dari Jokowi dapat berpengaruh pada Ganjar dan Prabowo, namun Anies mendapatkan pengaruh negatif. Jika diperhatikan ada capres yang mau melanjutkan program Jokowi maka elaktibiltasnya bisa naik.</p>
  288. <p>Sebagai penutup, Viva Yoga Mauladi (Wakil ketua umum Partai Amanat Nasional) menanggapi hasil survei Populi bahwa soal Jokowi Effect ini ada, buktinya masih banyak masyarakat yang puas dengan kinerja Jokowi. Menurutnya kepuasaan terhadap pemerintah reltif tinggi dibanding kepuasaan pemerintahan era SBY. Jokowi effect ini terbentuk dari kinerja menterinya, relawan, dan mesin partai Jokowi. Menurutnya yang akan menangkap Jokowi Effect adalah capres yang tidak antitesa dengan Jokowi.</p>
  289. <p>&nbsp;</p>
  290. <pre>Narahubung:
  291. <strong>Rafif Pamenang Imawan (Peneliti, Populi Center)</strong>
  292. +62 8135727778</pre>
  293. <p>&nbsp;</p>
  294. <p>Unduh: <a href="http://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/05/Rilis-Survei-Survei-Nasional-Mei-2023.pdf">Rilis Survei Nasional Mei 2023</a></p>
  295. <p>Unduh: <a href="http://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/05/Rilis-Media-Survei-Nasional-Mei-2023.pdf">Rilis Media Survei Nasional Mei 2023</a></p>
  296. <p>&nbsp;</p>
  297. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2023/05/29/forum-populi-road-to-2024-elections-siapa-menangkap-jokowi-effect/">Forum Populi: Road to 2024 Elections: Siapa Menangkap “Jokowi Effect”?</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  298. ]]></content:encoded>
  299. </item>
  300. <item>
  301. <title>Forum Populi: Fenomena Selebriti Menjadi Politisi pada Pemilu 2024 #Roadto2024Elections</title>
  302. <link>https://populicenter.org/2023/05/26/fenomena-selebriti-menjadi-politisi-pada-pemilu-2024/</link>
  303. <dc:creator><![CDATA[Nurul Fatin Afifah]]></dc:creator>
  304. <pubDate>Fri, 26 May 2023 09:07:53 +0000</pubDate>
  305. <category><![CDATA[Forum Populi]]></category>
  306. <guid isPermaLink="false">https://populicenter.org/?p=7379</guid>
  307.  
  308. <description><![CDATA[<p>Pendaftaran calon anggota legislatif telah rampung dilaksanakan pada tanggal 1-14 Mei 2023, dari hasil pendaftaran tersebut terlihat sejumlah nama anggota legislatif dari kalangan selebritis tanah air. Dari fenomena tersebut timbul pertanyaan, bagaimana kaderisasi yang dilakukan oleh partai sehingga memutuskan untuk mencalonkan  kalangan selebritis menjadi calon anggota legislatif? Bagaimana partai melihat fenomena calon anggota legislatif dari [&#8230;]</p>
  309. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2023/05/26/fenomena-selebriti-menjadi-politisi-pada-pemilu-2024/">Forum Populi: Fenomena Selebriti Menjadi Politisi pada Pemilu 2024 #Roadto2024Elections</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  310. ]]></description>
  311. <content:encoded><![CDATA[<p>Pendaftaran calon anggota legislatif telah rampung dilaksanakan pada tanggal 1-14 Mei 2023, dari hasil pendaftaran tersebut terlihat sejumlah nama anggota legislatif dari kalangan selebritis tanah air. Dari fenomena tersebut timbul pertanyaan, bagaimana kaderisasi yang dilakukan oleh partai sehingga memutuskan untuk mencalonkan  kalangan selebritis menjadi calon anggota legislatif? Bagaimana partai melihat fenomena calon anggota legislatif dari kalangan selebritis pada Pemilu 2024? Apa harapan partai dari calon legislatif dari kalangan selebritis dalam mendulang suara pada Pemilu 2024?</p>
  312. <p>Pertanyaan tersebut dikaji secara mendalam dalam diskusi Forum Populi dengan tajuk “Fenomena Selebriti Menjadi Politisi pada Pemilu 2024” yang dilaksanakan pada hari Kamis (24/5/2023) pukul 13.00 – 15.00 WIB dengan menghadirkan dua narasumber, yaitu Ferry Kurnia Rizkiyansyah (DPP Partai Perindo), Usep S. Ahyar (Peneliti Senior, Populi Center), dan dipandu oleh M. Haidar Allam (Peneliti, Populi Center).</p>
  313. <p>Forum diskusi diawali dengan pemaparan dari Ferry Kurnia Rizkiyansyah yang menjelaskan proses rekrutmen calon anggota legislatif dari Partai Perindo yang dilakukan dengan cara merekrut secara langsung calon yang memenuhi kualifikasi sebagai calon anggota legislatif serta juga terbuka kepada semua kalangan yang berkenan bergabung dengan Partai Perindo dapat mendaftarkan diri secara langsung di melalui DPP. Keterbukaan proses rekrutmen tersebut artinya membuka peluang kepada siapapun, termasuk juga dari kalangan selebritis.</p>
  314. <p>Ferry Kurnia Rizkiyansyah memberikan penjelasan proses kaderisasi PartaI Perindo terhadap calon anggota legislatif merupakan poin penting yang perlu dilakukan untuk menanamkan ideologi kepartaian dan mekanisme kelembagaan dalam membangun kepercayaan publik.</p>
  315. <p>Ferry mengungkapkan fenomena selebritis mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif merupakan bagian dari hak warga negara. Disisi lain karena populeritasnya yang menjadi poin lebih, selebritis tentu memiliki kemampuan-kemampuan yang lain dalam membuat suatu kebijakan, misalnya kebijakan dalam aspek budaya.</p>
  316. <p>Usep Saepul Ahyar menyoroti proses rekrutmen calon anggota partai perlu secara terbuka kepada publik agar masyarakat dapat ikut serta menilai sejak awal terhadap calon-calon yang sesuai dengan kualifikasi menjadi anggota legislatif. Usep menambahkan latar belakang calon anggota legislatif sebenarnya bukan menjadi persoalan, namun yang perlu dipertimbangkan partai politik adalah kualitas dan kapasitas calon anggota legislatif.</p>
  317. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2023/05/26/fenomena-selebriti-menjadi-politisi-pada-pemilu-2024/">Forum Populi: Fenomena Selebriti Menjadi Politisi pada Pemilu 2024 #Roadto2024Elections</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  318. ]]></content:encoded>
  319. </item>
  320. <item>
  321. <title>Cara Pandang Perilaku Informasi Melalui Bounded Rationality Theory</title>
  322. <link>https://populicenter.org/2023/05/22/cara-pandang-perilaku-informasi-melalui-bounded-rationality-theory-2/</link>
  323. <dc:creator><![CDATA[PopuliCenter]]></dc:creator>
  324. <pubDate>Mon, 22 May 2023 03:39:38 +0000</pubDate>
  325. <category><![CDATA[Rana Pustaka]]></category>
  326. <guid isPermaLink="false">https://populicenter.org/?p=7035</guid>
  327.  
  328. <description><![CDATA[<p>Decision and Organization Penulis               : Herbert Simon Judul Chapter     : Theories of Bounded Rationality Judul Buku         : Decision and Organization  &#8211; McGuire, C. B. &#38; Radner, R (ed.) Penerbit             : Amsterdam, North-Holland Pub. Co. Tahun Terbit [&#8230;]</p>
  329. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2023/05/22/cara-pandang-perilaku-informasi-melalui-bounded-rationality-theory-2/">Cara Pandang Perilaku Informasi Melalui Bounded Rationality Theory</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  330. ]]></description>
  331. <content:encoded><![CDATA[ <div data-elementor-type="wp-post" data-elementor-id="7035" class="elementor elementor-7035">
  332. <section data-particle_enable="false" data-particle-mobile-disabled="false" class="elementor-section elementor-top-section elementor-element elementor-element-46a29e02 elementor-reverse-tablet elementor-reverse-mobile elementor-section-stretched elementor-section-height-min-height elementor-section-boxed elementor-section-height-default elementor-section-items-middle" data-id="46a29e02" data-element_type="section" id="stickyheaders" data-settings="{&quot;background_background&quot;:&quot;classic&quot;,&quot;sticky&quot;:&quot;top&quot;,&quot;stretch_section&quot;:&quot;section-stretched&quot;,&quot;sticky_on&quot;:[&quot;desktop&quot;,&quot;tablet&quot;,&quot;mobile&quot;],&quot;sticky_offset&quot;:0,&quot;sticky_effects_offset&quot;:0}">
  333. <div class="elementor-background-overlay"></div>
  334. <div class="elementor-container elementor-column-gap-default">
  335. <div class="elementor-column elementor-col-25 elementor-top-column elementor-element elementor-element-7dc91e0" data-id="7dc91e0" data-element_type="column">
  336. <div class="elementor-widget-wrap elementor-element-populated">
  337. <div class="elementor-element elementor-element-55150c29 elementor-hidden-tablet elementor-hidden-mobile elementor-widget elementor-widget-image" data-id="55150c29" data-element_type="widget" data-widget_type="image.default">
  338. <div class="elementor-widget-container">
  339. <style>/*! elementor - v3.6.8 - 27-07-2022 */
  340. .elementor-widget-image{text-align:center}.elementor-widget-image a{display:inline-block}.elementor-widget-image a img[src$=".svg"]{width:48px}.elementor-widget-image img{vertical-align:middle;display:inline-block}</style> <a href="https://populicenter.org">
  341. <img width="654" height="279" src="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2022/06/cropped-Populi-Center-Baru-Ok-1.jpg" class="elementor-animation-grow attachment-2048x2048 size-2048x2048" alt="" loading="lazy" srcset="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2022/06/cropped-Populi-Center-Baru-Ok-1.jpg 654w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2022/06/cropped-Populi-Center-Baru-Ok-1-300x128.jpg 300w" sizes="(max-width: 654px) 100vw, 654px" /> </a>
  342. </div>
  343. </div>
  344. </div>
  345. </div>
  346. <div class="elementor-column elementor-col-25 elementor-top-column elementor-element elementor-element-5824b529" data-id="5824b529" data-element_type="column">
  347. <div class="elementor-widget-wrap elementor-element-populated">
  348. <div class="elementor-element elementor-element-66643a5c elementor-widget elementor-widget-html" data-id="66643a5c" data-element_type="widget" data-widget_type="html.default">
  349. <div class="elementor-widget-container">
  350. <script>
  351. jQuery(document).ready(function($){
  352. var mywindow = $(window);
  353. var mypos = mywindow.scrollTop();
  354. mywindow.scroll(function() {
  355. if (mypos > 40) {
  356. if(mywindow.scrollTop() > mypos)
  357. {
  358. $('#stickyheaders').addClass('headerup');
  359. }
  360. else
  361. {
  362. $('#stickyheaders').removeClass('headerup');
  363. }
  364. }
  365. mypos = mywindow.scrollTop();
  366. });
  367. });
  368. </script>
  369. <style>
  370. #stickyheaders{
  371. -webkit-transition: transform 0.34s ease;
  372. transition : transform 0.34s ease;
  373. }
  374. .headerup{
  375. transform: translateY(-110px); /*adjust this value to the height of your header*/
  376. }
  377. </style> </div>
  378. </div>
  379. </div>
  380. </div>
  381. <div class="elementor-column elementor-col-25 elementor-top-column elementor-element elementor-element-4b0213f" data-id="4b0213f" data-element_type="column" data-settings="{&quot;background_background&quot;:&quot;classic&quot;,&quot;background_motion_fx_motion_fx_mouse&quot;:&quot;yes&quot;}">
  382. <div class="elementor-widget-wrap elementor-element-populated">
  383. <div class="elementor-element elementor-element-6f3f0dcb elementor-nav-menu__align-right elementor-nav-menu--stretch elementor-nav-menu--dropdown-tablet elementor-nav-menu__text-align-aside elementor-nav-menu--toggle elementor-nav-menu--burger elementor-widget elementor-widget-nav-menu" data-id="6f3f0dcb" data-element_type="widget" data-settings="{&quot;full_width&quot;:&quot;stretch&quot;,&quot;submenu_icon&quot;:{&quot;value&quot;:&quot;&lt;i class=\&quot;\&quot;&gt;&lt;\/i&gt;&quot;,&quot;library&quot;:&quot;&quot;},&quot;layout&quot;:&quot;horizontal&quot;,&quot;toggle&quot;:&quot;burger&quot;}" data-widget_type="nav-menu.default">
  384. <div class="elementor-widget-container">
  385. <link rel="stylesheet" href="https://populicenter.org/wp-content/plugins/elementor-pro 3.7.2/assets/css/widget-nav-menu.min.css"> <nav migration_allowed="1" migrated="0" role="navigation" class="elementor-nav-menu--main elementor-nav-menu__container elementor-nav-menu--layout-horizontal e--pointer-text e--animation-grow">
  386. <ul id="menu-1-6f3f0dcb" class="elementor-nav-menu"><li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-home menu-item-138"><a href="https://populicenter.org/" class="elementor-item">Beranda</a></li>
  387. <li class="menu-item menu-item-type-custom menu-item-object-custom menu-item-has-children menu-item-1228"><a href="#" class="elementor-item elementor-item-anchor">Tentang Kami</a>
  388. <ul class="sub-menu elementor-nav-menu--dropdown">
  389. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-150"><a href="https://populicenter.org/profil/" class="elementor-sub-item">Profil</a></li>
  390. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-151"><a href="https://populicenter.org/tim-kerja/" class="elementor-sub-item">Tim Kerja</a></li>
  391. </ul>
  392. </li>
  393. <li class="menu-item menu-item-type-custom menu-item-object-custom menu-item-has-children menu-item-1230"><a href="#" class="elementor-item elementor-item-anchor">Program</a>
  394. <ul class="sub-menu elementor-nav-menu--dropdown">
  395. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-781"><a href="https://populicenter.org/riset-indonesia-timur-tenggara/" class="elementor-sub-item">Riset Indonesia Timur-Tenggara</a></li>
  396. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-780"><a href="https://populicenter.org/menulis-dki-jakarta/" class="elementor-sub-item">Riset Menulis DKI Jakarta</a></li>
  397. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-779"><a href="https://populicenter.org/jawa-barat-banten/" class="elementor-sub-item">Riset Jawa Barat &#038; Banten</a></li>
  398. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-778"><a href="https://populicenter.org/parlemen/" class="elementor-sub-item">Riset Parlemen</a></li>
  399. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-777"><a href="https://populicenter.org/post-covid-governance-initiative-ppcgi/" class="elementor-sub-item">Populi Post COVID-19 Governance Initiative (PPCGI)</a></li>
  400. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-776"><a href="https://populicenter.org/ibukota-negara/" class="elementor-sub-item">Riset Ibukota Negara</a></li>
  401. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-775"><a href="https://populicenter.org/forum-populi/" class="elementor-sub-item">Forum Populi</a></li>
  402. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-610"><a href="https://populicenter.org/rana-pustaka/" class="elementor-sub-item">Rana Pustaka</a></li>
  403. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-5465"><a href="https://populicenter.org/beasiswa-populi-center/" class="elementor-sub-item">Beasiswa Populi Center</a></li>
  404. </ul>
  405. </li>
  406. <li class="menu-item menu-item-type-custom menu-item-object-custom menu-item-has-children menu-item-1232"><a href="#" class="elementor-item elementor-item-anchor">Publikasi</a>
  407. <ul class="sub-menu elementor-nav-menu--dropdown">
  408. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-6057"><a href="https://populicenter.org/rilis-survei/" class="elementor-sub-item">Rilis Survei</a></li>
  409. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-873"><a href="https://populicenter.org/rilis-buku/" class="elementor-sub-item">Rilis Buku</a></li>
  410. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-785"><a href="https://populicenter.org/annual-report/" class="elementor-sub-item">Annual Report</a></li>
  411. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-6803"><a href="https://populicenter.org/laporan-keuangan/" class="elementor-sub-item">Laporan Keuangan</a></li>
  412. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-805"><a href="https://populicenter.org/policy-brief/" class="elementor-sub-item">Policy Brief</a></li>
  413. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-786"><a href="https://populicenter.org/policy-paper/" class="elementor-sub-item">Policy Paper</a></li>
  414. </ul>
  415. </li>
  416. </ul> </nav>
  417. <div class="elementor-menu-toggle" role="button" tabindex="0" aria-label="Menu Toggle" aria-expanded="false">
  418. <i aria-hidden="true" role="presentation" class="elementor-menu-toggle__icon--open eicon-menu-bar"></i><i aria-hidden="true" role="presentation" class="elementor-menu-toggle__icon--close eicon-close"></i> <span class="elementor-screen-only">Menu</span>
  419. </div>
  420. <nav class="elementor-nav-menu--dropdown elementor-nav-menu__container" role="navigation" aria-hidden="true">
  421. <ul id="menu-2-6f3f0dcb" class="elementor-nav-menu"><li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-home menu-item-138"><a href="https://populicenter.org/" class="elementor-item" tabindex="-1">Beranda</a></li>
  422. <li class="menu-item menu-item-type-custom menu-item-object-custom menu-item-has-children menu-item-1228"><a href="#" class="elementor-item elementor-item-anchor" tabindex="-1">Tentang Kami</a>
  423. <ul class="sub-menu elementor-nav-menu--dropdown">
  424. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-150"><a href="https://populicenter.org/profil/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Profil</a></li>
  425. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-151"><a href="https://populicenter.org/tim-kerja/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Tim Kerja</a></li>
  426. </ul>
  427. </li>
  428. <li class="menu-item menu-item-type-custom menu-item-object-custom menu-item-has-children menu-item-1230"><a href="#" class="elementor-item elementor-item-anchor" tabindex="-1">Program</a>
  429. <ul class="sub-menu elementor-nav-menu--dropdown">
  430. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-781"><a href="https://populicenter.org/riset-indonesia-timur-tenggara/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Riset Indonesia Timur-Tenggara</a></li>
  431. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-780"><a href="https://populicenter.org/menulis-dki-jakarta/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Riset Menulis DKI Jakarta</a></li>
  432. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-779"><a href="https://populicenter.org/jawa-barat-banten/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Riset Jawa Barat &#038; Banten</a></li>
  433. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-778"><a href="https://populicenter.org/parlemen/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Riset Parlemen</a></li>
  434. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-777"><a href="https://populicenter.org/post-covid-governance-initiative-ppcgi/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Populi Post COVID-19 Governance Initiative (PPCGI)</a></li>
  435. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-776"><a href="https://populicenter.org/ibukota-negara/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Riset Ibukota Negara</a></li>
  436. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-775"><a href="https://populicenter.org/forum-populi/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Forum Populi</a></li>
  437. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-610"><a href="https://populicenter.org/rana-pustaka/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Rana Pustaka</a></li>
  438. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-5465"><a href="https://populicenter.org/beasiswa-populi-center/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Beasiswa Populi Center</a></li>
  439. </ul>
  440. </li>
  441. <li class="menu-item menu-item-type-custom menu-item-object-custom menu-item-has-children menu-item-1232"><a href="#" class="elementor-item elementor-item-anchor" tabindex="-1">Publikasi</a>
  442. <ul class="sub-menu elementor-nav-menu--dropdown">
  443. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-6057"><a href="https://populicenter.org/rilis-survei/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Rilis Survei</a></li>
  444. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-873"><a href="https://populicenter.org/rilis-buku/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Rilis Buku</a></li>
  445. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-785"><a href="https://populicenter.org/annual-report/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Annual Report</a></li>
  446. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-6803"><a href="https://populicenter.org/laporan-keuangan/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Laporan Keuangan</a></li>
  447. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-805"><a href="https://populicenter.org/policy-brief/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Policy Brief</a></li>
  448. <li class="menu-item menu-item-type-post_type menu-item-object-page menu-item-786"><a href="https://populicenter.org/policy-paper/" class="elementor-sub-item" tabindex="-1">Policy Paper</a></li>
  449. </ul>
  450. </li>
  451. </ul> </nav>
  452. </div>
  453. </div>
  454. </div>
  455. </div>
  456. <div class="elementor-column elementor-col-25 elementor-top-column elementor-element elementor-element-68e58d56" data-id="68e58d56" data-element_type="column">
  457. <div class="elementor-widget-wrap elementor-element-populated">
  458. <div class="elementor-element elementor-element-15018ae9 elementor-hidden-desktop elementor-widget elementor-widget-image" data-id="15018ae9" data-element_type="widget" data-widget_type="image.default">
  459. <div class="elementor-widget-container">
  460. <a href="https://populicenter.org">
  461. <img src="http://localhost/populicenter/wp-content/uploads/2021/10/cropped-logo.png" title="" alt="" class="elementor-animation-grow" /> </a>
  462. </div>
  463. </div>
  464. </div>
  465. </div>
  466. </div>
  467. </section>
  468. <section data-particle_enable="false" data-particle-mobile-disabled="false" class="elementor-section elementor-top-section elementor-element elementor-element-6fa3b4ee elementor-section-height-min-height elementor-section-items-stretch elementor-section-boxed elementor-section-height-default" data-id="6fa3b4ee" data-element_type="section" data-settings="{&quot;background_background&quot;:&quot;classic&quot;}">
  469. <div class="elementor-container elementor-column-gap-default">
  470. <div class="elementor-column elementor-col-50 elementor-top-column elementor-element elementor-element-228e13cf" data-id="228e13cf" data-element_type="column">
  471. <div class="elementor-widget-wrap elementor-element-populated">
  472. <div class="elementor-element elementor-element-ff23d1b elementor-tablet-align-center elementor-widget elementor-widget-post-info" data-id="ff23d1b" data-element_type="widget" data-widget_type="post-info.default">
  473. <div class="elementor-widget-container">
  474. <link rel="stylesheet" href="http://populicenter.org/wp-content/plugins/elementor/assets/css/widget-icon-list.min.css"><link rel="stylesheet" href="https://populicenter.org/wp-content/plugins/elementor-pro 3.7.2/assets/css/widget-theme-elements.min.css"> <ul class="elementor-inline-items elementor-icon-list-items elementor-post-info">
  475. <li class="elementor-icon-list-item elementor-repeater-item-07d5219 elementor-inline-item" itemprop="datePublished">
  476. <a href="https://populicenter.org/2023/05/22/">
  477. <span class="elementor-icon-list-icon">
  478. <i aria-hidden="true" class="fas fa-calendar"></i> </span>
  479. <span class="elementor-icon-list-text elementor-post-info__item elementor-post-info__item--type-date">
  480. 22 Mei 2023 </span>
  481. </a>
  482. </li>
  483. </ul>
  484. </div>
  485. </div>
  486. <div class="elementor-element elementor-element-676e522a elementor-widget elementor-widget-theme-post-title elementor-page-title elementor-widget-heading" data-id="676e522a" data-element_type="widget" data-widget_type="theme-post-title.default">
  487. <div class="elementor-widget-container">
  488. <style>/*! elementor - v3.6.8 - 27-07-2022 */
  489. .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px}</style><h1 class="elementor-heading-title elementor-size-default">Cara Pandang Perilaku Informasi Melalui Bounded Rationality Theory</h1> </div>
  490. </div>
  491. </div>
  492. </div>
  493. <div class="elementor-column elementor-col-50 elementor-top-column elementor-element elementor-element-33589c7a" data-id="33589c7a" data-element_type="column">
  494. <div class="elementor-widget-wrap elementor-element-populated">
  495. <div class="elementor-element elementor-element-1baf4ec5 elementor-author-box--layout-image-left elementor-author-box--align-center elementor-widget elementor-widget-author-box" data-id="1baf4ec5" data-element_type="widget" data-widget_type="author-box.default">
  496. <div class="elementor-widget-container">
  497. <div class="elementor-author-box">
  498. <div  class="elementor-author-box__avatar">
  499. <img src="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/05/Fitri.png" alt="Fitriana Arsita">
  500. </div>
  501. <div class="elementor-author-box__text">
  502. <div >
  503. <h4 class="elementor-author-box__name">
  504. Fitriana Arsita </h4>
  505. </div>
  506. </div>
  507. </div>
  508. </div>
  509. </div>
  510. </div>
  511. </div>
  512. </div>
  513. </section>
  514. <section data-particle_enable="false" data-particle-mobile-disabled="false" class="elementor-section elementor-top-section elementor-element elementor-element-6635360c elementor-section-boxed elementor-section-height-default elementor-section-height-default" data-id="6635360c" data-element_type="section">
  515. <div class="elementor-container elementor-column-gap-default">
  516. <div class="elementor-column elementor-col-100 elementor-top-column elementor-element elementor-element-627997d2" data-id="627997d2" data-element_type="column">
  517. <div class="elementor-widget-wrap elementor-element-populated">
  518. <section data-particle_enable="false" data-particle-mobile-disabled="false" class="elementor-section elementor-inner-section elementor-element elementor-element-de3abd3 elementor-section-boxed elementor-section-height-default elementor-section-height-default" data-id="de3abd3" data-element_type="section">
  519. <div class="elementor-container elementor-column-gap-default">
  520. <div class="elementor-column elementor-col-50 elementor-inner-column elementor-element elementor-element-c2282ae" data-id="c2282ae" data-element_type="column">
  521. <div class="elementor-widget-wrap elementor-element-populated">
  522. <div class="elementor-element elementor-element-d62fa42 elementor-widget elementor-widget-image" data-id="d62fa42" data-element_type="widget" data-widget_type="image.default">
  523. <div class="elementor-widget-container">
  524. <img width="287" height="405" src="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/05/Decision-and-Organization.jpg" class="attachment-large size-large" alt="" loading="lazy" srcset="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/05/Decision-and-Organization.jpg 287w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/05/Decision-and-Organization-213x300.jpg 213w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/05/Decision-and-Organization-9x12.jpg 9w" sizes="(max-width: 287px) 100vw, 287px" /> </div>
  525. </div>
  526. </div>
  527. </div>
  528. <div class="elementor-column elementor-col-50 elementor-inner-column elementor-element elementor-element-c07e563" data-id="c07e563" data-element_type="column">
  529. <div class="elementor-widget-wrap elementor-element-populated">
  530. <div class="elementor-element elementor-element-9292196 elementor-widget elementor-widget-heading" data-id="9292196" data-element_type="widget" data-widget_type="heading.default">
  531. <div class="elementor-widget-container">
  532. <h2 class="elementor-heading-title elementor-size-default">Decision and Organization</h2> </div>
  533. </div>
  534. <div class="elementor-element elementor-element-b8b0099 elementor-widget elementor-widget-text-editor" data-id="b8b0099" data-element_type="widget" data-widget_type="text-editor.default">
  535. <div class="elementor-widget-container">
  536. <style>/*! elementor - v3.6.8 - 27-07-2022 */
  537. .elementor-widget-text-editor.elementor-drop-cap-view-stacked .elementor-drop-cap{background-color:#818a91;color:#fff}.elementor-widget-text-editor.elementor-drop-cap-view-framed .elementor-drop-cap{color:#818a91;border:3px solid;background-color:transparent}.elementor-widget-text-editor:not(.elementor-drop-cap-view-default) .elementor-drop-cap{margin-top:8px}.elementor-widget-text-editor:not(.elementor-drop-cap-view-default) .elementor-drop-cap-letter{width:1em;height:1em}.elementor-widget-text-editor .elementor-drop-cap{float:left;text-align:center;line-height:1;font-size:50px}.elementor-widget-text-editor .elementor-drop-cap-letter{display:inline-block}</style> <p>Penulis               : Herbert Simon</p><p>Judul Chapter     : Theories of Bounded Rationality</p><p>Judul Buku         : Decision and Organization  &#8211; McGuire, C. B. &amp; Radner, R (ed.)</p><p>Penerbit             : Amsterdam, North-Holland Pub. Co.</p><p>Tahun Terbit       :1972</p><p>Jumlah Halaman : 361</p> </div>
  538. </div>
  539. </div>
  540. </div>
  541. </div>
  542. </section>
  543. <div class="elementor-element elementor-element-365a5c5f elementor-widget-divider--view-line_icon elementor-view-default elementor-widget-divider--element-align-center elementor-widget elementor-widget-divider" data-id="365a5c5f" data-element_type="widget" data-widget_type="divider.default">
  544. <div class="elementor-widget-container">
  545. <style>/*! elementor - v3.6.8 - 27-07-2022 */
  546. .elementor-widget-divider{--divider-border-style:none;--divider-border-width:1px;--divider-color:#2c2c2c;--divider-icon-size:20px;--divider-element-spacing:10px;--divider-pattern-height:24px;--divider-pattern-size:20px;--divider-pattern-url:none;--divider-pattern-repeat:repeat-x}.elementor-widget-divider .elementor-divider{display:-webkit-box;display:-ms-flexbox;display:flex}.elementor-widget-divider .elementor-divider__text{font-size:15px;line-height:1;max-width:95%}.elementor-widget-divider .elementor-divider__element{margin:0 var(--divider-element-spacing);-ms-flex-negative:0;flex-shrink:0}.elementor-widget-divider .elementor-icon{font-size:var(--divider-icon-size)}.elementor-widget-divider .elementor-divider-separator{display:-webkit-box;display:-ms-flexbox;display:flex;margin:0;direction:ltr}.elementor-widget-divider--view-line_icon .elementor-divider-separator,.elementor-widget-divider--view-line_text .elementor-divider-separator{-webkit-box-align:center;-ms-flex-align:center;align-items:center}.elementor-widget-divider--view-line_icon .elementor-divider-separator:after,.elementor-widget-divider--view-line_icon .elementor-divider-separator:before,.elementor-widget-divider--view-line_text .elementor-divider-separator:after,.elementor-widget-divider--view-line_text .elementor-divider-separator:before{display:block;content:"";border-bottom:0;-webkit-box-flex:1;-ms-flex-positive:1;flex-grow:1;border-top:var(--divider-border-width) var(--divider-border-style) var(--divider-color)}.elementor-widget-divider--element-align-left .elementor-divider .elementor-divider-separator>.elementor-divider__svg:first-of-type{-webkit-box-flex:0;-ms-flex-positive:0;flex-grow:0;-ms-flex-negative:100;flex-shrink:100}.elementor-widget-divider--element-align-left .elementor-divider-separator:before{content:none}.elementor-widget-divider--element-align-left .elementor-divider__element{margin-left:0}.elementor-widget-divider--element-align-right .elementor-divider .elementor-divider-separator>.elementor-divider__svg:last-of-type{-webkit-box-flex:0;-ms-flex-positive:0;flex-grow:0;-ms-flex-negative:100;flex-shrink:100}.elementor-widget-divider--element-align-right .elementor-divider-separator:after{content:none}.elementor-widget-divider--element-align-right .elementor-divider__element{margin-right:0}.elementor-widget-divider:not(.elementor-widget-divider--view-line_text):not(.elementor-widget-divider--view-line_icon) .elementor-divider-separator{border-top:var(--divider-border-width) var(--divider-border-style) var(--divider-color)}.elementor-widget-divider--separator-type-pattern{--divider-border-style:none}.elementor-widget-divider--separator-type-pattern.elementor-widget-divider--view-line .elementor-divider-separator,.elementor-widget-divider--separator-type-pattern:not(.elementor-widget-divider--view-line) .elementor-divider-separator:after,.elementor-widget-divider--separator-type-pattern:not(.elementor-widget-divider--view-line) .elementor-divider-separator:before,.elementor-widget-divider--separator-type-pattern:not([class*=elementor-widget-divider--view]) .elementor-divider-separator{width:100%;min-height:var(--divider-pattern-height);-webkit-mask-size:var(--divider-pattern-size) 100%;mask-size:var(--divider-pattern-size) 100%;-webkit-mask-repeat:var(--divider-pattern-repeat);mask-repeat:var(--divider-pattern-repeat);background-color:var(--divider-color);-webkit-mask-image:var(--divider-pattern-url);mask-image:var(--divider-pattern-url)}.elementor-widget-divider--no-spacing{--divider-pattern-size:auto}.elementor-widget-divider--bg-round{--divider-pattern-repeat:round}.rtl .elementor-widget-divider .elementor-divider__text{direction:rtl}.e-container>.elementor-widget-divider{width:var(--container-widget-width,100%);-webkit-box-flex:1;-ms-flex-positive:1;flex-grow:1}</style> <div class="elementor-divider">
  547. <span class="elementor-divider-separator">
  548. <div class="elementor-icon elementor-divider__element">
  549. <i aria-hidden="true" class="far fa-bookmark"></i></div>
  550. </span>
  551. </div>
  552. </div>
  553. </div>
  554. <div class="elementor-element elementor-element-2d5e1e0 elementor-widget elementor-widget-text-editor" data-id="2d5e1e0" data-element_type="widget" data-widget_type="text-editor.default">
  555. <div class="elementor-widget-container">
  556. <p style="text-align: left;">Informasi merupakan hasil dari pengolahan data yang memiliki peran penting bagi manusia, karena tidak dapat dimungkiri manusia setiap harinya membutuhkan informasi untuk membuat keputusan dalam segala aspek kehidupan baik dalam aspek ekonomi, sosial, politik, dan aspek lainnya. Kebutuhan informasi manusia semakin mudah terpenuhi berkat adanya teknologi. Perkembangan teknologi semakin memungkinkan manusia dapat mengakses informasi secara cepat dan praktis. Dampak lain dari perkembangan teknologi, setiap orang dapat dengan mudah mengunggah ataupun menyebarluaskan informasi yang berdampak pada arus informasi dari masa ke masa yang semakin deras. Informasi dikatakan berkualitas apabila bersifat efisien, yang artinya informasi harus dapat tepat guna bagi pemakainya dan dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan. Namun, banyaknya informasi yang beredar pada saat ini apakah secara keseluruhan bisa diterima oleh manusia? Jika iya, bagaimana banyaknya informasi tersebut dapat menjelaskan tindakan yang kemudian diambil seseorang?</p><p style="text-align: left;">Dalam karya klasik <em>The Theory of Games and Economic </em><em>Behavior</em>, J. V Neumann &amp; Oskar Morgenstern (1944) menyebut bahwa manusia bertindak secara rasional ketika dihadapkan dengan situasi yang tidak pasti dengan tujuan menghasilkan keputusan sebaik mungkin. Karya yang dibuat oleh matematikawan dan ekomom tersebut kemudian melahirkan apa yang disebut dengan <em>Expected Utility Theory</em> (selanjutnya akan disebut dengan Utilitas yang Diharapkan). Melalui teori ini, dapat dipahami bahwa  pada dasarnya manusia mengelola informasi dengan tujuan menghasilkan keputusan yang terbaik, dengan mempertimbangkan kemungkinan keuntungan ataupun kerugian atas keputusan yang akan dipilihnya.  </p><p style="text-align: left;">Secara praktis, teori Utilitas yang Diharapkan banyak digunakan dalam kajian-kajian ekonomi, antara lain misalnya dalam menganalisis perilaku seorang investor dalam mengelola informasi dalam menentukan keputusan investasinya. Saat orang tersebut berada dalam situasi yang membingungkan, ia  akan melakukan pencarian informasi dan memproses informasi sebagai dasar untuk mempertimbangkan tindakan mempertahankan (<em>hold</em>) atau menjual saham (<em>cut loss</em>).</p><p style="text-align: left;">Pemanfaatan Utilitas yang Diharapkan kemudian meluas ke berbagai bidang, termasuk dalam riset-riset di bidang politik. Ketika mendekati masa pemilihan umum misalnya, teori Utilitas yang Diharapkan akan memperkirakan bahwa pemilik suara bertindak secara rasional dengan menerima semua informasi mengenai semua kandidat dalam rangka mempertimbangkan kandidat mana yang akan dipilihnya.</p><p style="text-align: left;">Pada perkembangannya, teori Utilitas yang Diharapkan kemudian banyak mendapat kritikan. Salah satu argumennya ialah bahwa tidak ada orang yang bisa mendapatkan ‘keseluruhan informasi’, sebab informasi itu sendiri tidak memiliki batas. Bagi Herbert Alexander Simon (1972) manusia tidak sepenuhnya melakukan tindakan secara rasional, sebab rasionalitas manusia dibatasi oleh proses kognitif. Oleh sebab itu Simon mengajukan teori alternatif yang disebutnya dengan <em>Bounded Rationality Theory</em> (selanjutnya disebut dengan Rasionalitas Berbatas)<em>.</em> Simon sepakat bahwa secara alamiah manusia akan membuat keputusan yang menurutnya terbaik, namun pada kenyataannya tindakan yang kemudian diambil tidak sepenuhnya rasional, melainkan seringkali melibatkan faktor emosi dan kondisi psikologisnya, yang menyebabkan keputusannya justru bersifat tidak rasional (irasional).        </p><p style="text-align: left;">Melalui teori Realitas Berbatas, Simon menekankan bahwa manusia memiliki keterbatasan kognisi sehingga tidak mampu mengelola banyaknya alternatif informasi yang berbeda-beda, bertolakbelakang satu sama lain, atau bahkan simpang siur, yang pada akhirnya menyebabkan sulit untuk diproses secara kognitif. Oleh karena itulah manusia cenderung membuat keputusan berdasarkan informasi yang ada dan dipilih mana yang terbaik baginya berdasarkan kebiasaan dan keyakinan yang telah dimiliki sebelumnya.</p><p style="text-align: left;">Hal yang tidak kalah penting dari teori Rasional Berbatas ialah bahwa seringkali seseorang dihadapkan pada ketimpangan atau gap, antara harapan dengan realitas. Sebabnya sederhana, bahwa manusia tidak hidup dalam dunia yang berjalan dengan sempurna. Saat dihadapkan dengan situasi demikian, tindakan yang dilakukan seseorang bukan hasil dari kalkulasi atas berbagai informasi yang ada, melainkan sebuah respon yang kemudian menghasilkan kepuasan hati (<em>satisfaction</em>). Saat dihadapkan pada begitu banyak informasi, manusia justru lebih nyaman membatasi rasionalitasnya. Tindakan atau sikap yang kemudian dipilih mungkin tidak mendatangkan hasil yang optimal, namun dapat memberikan rasa puas.</p><p style="text-align: left;">Secara sederhana, perbedaan antara teori Utilitas yang Diharapkan dengan teori Rasional Berbatas terletak pada peran psikologis manusia dalam pengambilan keputusan. Dalam Utilitas yang Diharapkan, saat seseorang dihadapkan pada situasi yang tidak pasti, secara kognitif ia akan mempertimbangkan segala informasi yang ada. Sedangkan dalam Rasionalitas Berbatas, kognisi manusia dipengaruhi oleh kondisi psikologi sehingga perilaku informasi yang dilakukan hanyalah memilah dan memilih informasi yang menurutnya sesuai dengan apa yang diyakini dan informasi apa yang menurutnya tidak berisiko menimbulkan gejolak emosi dari dirinya.  </p><p style="text-align: left;">Di bidang ekonomi, teori Rasional Berbatas dapat dilihat dari bagaimana kecenderungan seseorang untuk menghindari informasi mengenai bayang-bayang krisis ekonomi demi menghindari rasa stres. Sementara di bidang politik, Rasionalitas Berbatas menjadi relevan terutama di kala arus informasi begitu besar, terutama di era sosial media seperti sekarang. Saat disuguhkan berita atau konten yang menginformasikan citra baik dari salah satu kandidat yang tidak didukungnya, maka tindakan yang dilakukan ialah tidak melewatkan informasi tersebut untuk menjaga keyakinannya terhadap tokoh yang didukungnya. Konsep Rasional Berbatas bukan tanpa kekurangan. Bagi sebagian kalangan, konsep ini dianggap serupa dengan teori<em> information avoidance,</em> namun dalam teori tersebut perilaku penghindaran informasi dilakukan ketika seseorang merasa kelebihan dalam memproses informasi (<em>information overload</em>).</p><p style="text-align: left;">Meskipun demikian, teori Realitas Berbatas bisa menjadi pengingat, bahwa meskipun terdapat suatu program yang telah disusun secara sebaik mungkin dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas masyarakat, seperti adanya program peningkatan melek finansial yang diberikan oleh pemerintah,namun program tersebut belum tentu berjalan sesuai dengan tujuan awal, sebab terdapat faktor  lain berupa berupa perilaku manusia yang menghindari memproses informasi yang tidak sesuai dengan apa yang diyakini.</p><p style="text-align: left;">Dalam lapangan yang berbeda, fenomena merebaknya buzzer atau pendengung di sosial media dapat dipertanyakan efektifitasnya dengan menggunakan teori ini. Pendengung yang memberikan informasi tentang citra baik salah satu kandidat dengan tujuan mengubah sudut pandang publik berpotensi tidak efektif dalam mempengaruhi pendirian seseorang. Sebab, ketika seseorang dihadapkan dengan informasi yang berbeda dengan yang diyakini, justru tindakan yang dilakukan adalah menghindari informasi yang diberikan pendengung tersebut. Hal yang sama tentu juga berlaku bagi mereka yang mengkampanyekan opini miring terhadap suatu pihak, tidak serta merta kemudian akan diterima begitu saja oleh khalayak, terutama orang-orang yang telah memiliki sikap positif terhadap pihak yang menjadi subjek informasi.</p><p style="text-align: left;">Teori Rasional Berbatas juga dapat digunakan sebagai masukan kepada media penyedia informasi untuk menyajikan informasi kepada masyarakat tanpa melebihi atau mengurangi isi dari informasi. Sebab informasi yang ditampilkan secara berlebihan akan berdampak pada tindakan penghindaran informasi.</p><p style="text-align: left;"><strong> </strong></p><p style="text-align: left;"><strong>REFERENSI</strong></p><ol style="text-align: left;"><li>Von Neumann, &amp; Morgenstern, O. (1944). <em>Theory of Games and Economic Behavior</em>. Princeton University Press.</li></ol><p style="text-align: left;">Simon, H. A., Theories of Bounded Rationality, on McGuire, C. B. &amp; Radner, R (ed.), (1972), Decision and Organization, Amsterdam: North Holland Publishing Company</p> </div>
  557. </div>
  558. <section data-particle_enable="false" data-particle-mobile-disabled="false" class="elementor-section elementor-inner-section elementor-element elementor-element-10340aeb elementor-section-boxed elementor-section-height-default elementor-section-height-default" data-id="10340aeb" data-element_type="section">
  559. <div class="elementor-container elementor-column-gap-default">
  560. <div class="elementor-column elementor-col-100 elementor-inner-column elementor-element elementor-element-48eee35d" data-id="48eee35d" data-element_type="column">
  561. <div class="elementor-widget-wrap elementor-element-populated">
  562. <div class="elementor-element elementor-element-4c68e738 elementor-widget elementor-widget-heading" data-id="4c68e738" data-element_type="widget" data-widget_type="heading.default">
  563. <div class="elementor-widget-container">
  564. <h3 class="elementor-heading-title elementor-size-default">Bagikan Postingan:</h3> </div>
  565. </div>
  566. <div class="elementor-element elementor-element-2c4bc85 elementor-share-buttons--view-icon elementor-share-buttons--shape-circle elementor-share-buttons--align-left elementor-share-buttons--skin-gradient elementor-grid-0 elementor-share-buttons--color-official elementor-widget elementor-widget-share-buttons" data-id="2c4bc85" data-element_type="widget" data-widget_type="share-buttons.default">
  567. <div class="elementor-widget-container">
  568. <link rel="stylesheet" href="https://populicenter.org/wp-content/plugins/elementor-pro 3.7.2/assets/css/widget-share-buttons.min.css"> <div class="elementor-grid">
  569. <div class="elementor-grid-item">
  570. <div class="elementor-share-btn elementor-share-btn_facebook" tabindex="0" aria-label="Share on facebook">
  571. <span class="elementor-share-btn__icon">
  572. <i class="fab fa-facebook" aria-hidden="true"></i> </span>
  573. </div>
  574. </div>
  575. <div class="elementor-grid-item">
  576. <div class="elementor-share-btn elementor-share-btn_twitter" tabindex="0" aria-label="Share on twitter">
  577. <span class="elementor-share-btn__icon">
  578. <i class="fab fa-twitter" aria-hidden="true"></i> </span>
  579. </div>
  580. </div>
  581. <div class="elementor-grid-item">
  582. <div class="elementor-share-btn elementor-share-btn_whatsapp" tabindex="0" aria-label="Share on whatsapp">
  583. <span class="elementor-share-btn__icon">
  584. <i class="fab fa-whatsapp" aria-hidden="true"></i> </span>
  585. </div>
  586. </div>
  587. <div class="elementor-grid-item">
  588. <div class="elementor-share-btn elementor-share-btn_print" tabindex="0" aria-label="Share on print">
  589. <span class="elementor-share-btn__icon">
  590. <i class="fas fa-print" aria-hidden="true"></i> </span>
  591. </div>
  592. </div>
  593. </div>
  594. </div>
  595. </div>
  596. </div>
  597. </div>
  598. </div>
  599. </section>
  600. </div>
  601. </div>
  602. </div>
  603. </section>
  604. <section data-particle_enable="false" data-particle-mobile-disabled="false" class="elementor-section elementor-top-section elementor-element elementor-element-34d641cc elementor-section-boxed elementor-section-height-default elementor-section-height-default" data-id="34d641cc" data-element_type="section">
  605. <div class="elementor-container elementor-column-gap-default">
  606. <div class="elementor-column elementor-col-100 elementor-top-column elementor-element elementor-element-1ef757af" data-id="1ef757af" data-element_type="column">
  607. <div class="elementor-widget-wrap elementor-element-populated">
  608. <div class="elementor-element elementor-element-523b86ad elementor-widget-divider--view-line elementor-widget elementor-widget-divider" data-id="523b86ad" data-element_type="widget" data-widget_type="divider.default">
  609. <div class="elementor-widget-container">
  610. <div class="elementor-divider">
  611. <span class="elementor-divider-separator">
  612. </span>
  613. </div>
  614. </div>
  615. </div>
  616. </div>
  617. </div>
  618. </div>
  619. </section>
  620. <section data-particle_enable="false" data-particle-mobile-disabled="false" class="elementor-section elementor-top-section elementor-element elementor-element-13138e86 elementor-section-boxed elementor-section-height-default elementor-section-height-default" data-id="13138e86" data-element_type="section">
  621. <div class="elementor-container elementor-column-gap-default">
  622. <div class="elementor-column elementor-col-100 elementor-top-column elementor-element elementor-element-47716d3f" data-id="47716d3f" data-element_type="column">
  623. <div class="elementor-widget-wrap elementor-element-populated">
  624. <section data-particle_enable="false" data-particle-mobile-disabled="false" class="elementor-section elementor-inner-section elementor-element elementor-element-61ddfe75 elementor-section-boxed elementor-section-height-default elementor-section-height-default" data-id="61ddfe75" data-element_type="section">
  625. <div class="elementor-container elementor-column-gap-default">
  626. <div class="elementor-column elementor-col-100 elementor-inner-column elementor-element elementor-element-3cc08a36" data-id="3cc08a36" data-element_type="column">
  627. <div class="elementor-widget-wrap elementor-element-populated">
  628. <div class="elementor-element elementor-element-72fd4f55 elementor-widget elementor-widget-heading" data-id="72fd4f55" data-element_type="widget" data-widget_type="heading.default">
  629. <div class="elementor-widget-container">
  630. <h3 class="elementor-heading-title elementor-size-default">Ikuti Info Rana Pustaka
  631. </h3> </div>
  632. </div>
  633. <div class="elementor-element elementor-element-a6d294e elementor-widget elementor-widget-heading" data-id="a6d294e" data-element_type="widget" data-widget_type="heading.default">
  634. <div class="elementor-widget-container">
  635. <h2 class="elementor-heading-title elementor-size-default">Terbaru</h2> </div>
  636. </div>
  637. </div>
  638. </div>
  639. </div>
  640. </section>
  641. <section data-particle_enable="false" data-particle-mobile-disabled="false" class="elementor-section elementor-inner-section elementor-element elementor-element-41248170 elementor-section-boxed elementor-section-height-default elementor-section-height-default" data-id="41248170" data-element_type="section">
  642. <div class="elementor-container elementor-column-gap-default">
  643. <div class="elementor-column elementor-col-100 elementor-inner-column elementor-element elementor-element-7020f008" data-id="7020f008" data-element_type="column">
  644. <div class="elementor-widget-wrap elementor-element-populated">
  645. <div class="elementor-element elementor-element-1578d54 elementor-posts__hover-none elementor-grid-4 elementor-grid-tablet-2 elementor-grid-mobile-1 elementor-posts--thumbnail-top elementor-widget elementor-widget-posts" data-id="1578d54" data-element_type="widget" data-settings="{&quot;pagination_type&quot;:&quot;prev_next&quot;,&quot;cards_columns&quot;:&quot;4&quot;,&quot;cards_columns_tablet&quot;:&quot;2&quot;,&quot;cards_columns_mobile&quot;:&quot;1&quot;,&quot;cards_row_gap&quot;:{&quot;unit&quot;:&quot;px&quot;,&quot;size&quot;:35,&quot;sizes&quot;:[]},&quot;cards_row_gap_tablet&quot;:{&quot;unit&quot;:&quot;px&quot;,&quot;size&quot;:&quot;&quot;,&quot;sizes&quot;:[]},&quot;cards_row_gap_mobile&quot;:{&quot;unit&quot;:&quot;px&quot;,&quot;size&quot;:&quot;&quot;,&quot;sizes&quot;:[]}}" data-widget_type="posts.cards">
  646. <div class="elementor-widget-container">
  647. <link rel="stylesheet" href="https://populicenter.org/wp-content/plugins/elementor-pro 3.7.2/assets/css/widget-posts.min.css"> <div class="elementor-posts-container elementor-posts elementor-posts--skin-cards elementor-grid">
  648. <article class="elementor-post elementor-grid-item post-7035 post type-post status-publish format-standard has-post-thumbnail hentry category-rana-pustaka">
  649. <div class="elementor-post__card">
  650. <a class="elementor-post__thumbnail__link" href="https://populicenter.org/2023/05/22/cara-pandang-perilaku-informasi-melalui-bounded-rationality-theory-2/" target="_blank"><div class="elementor-post__thumbnail"><img width="800" height="532" src="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/05/Tulisan-10-1024x681.jpg" class="attachment-large size-large" alt="" loading="lazy" srcset="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/05/Tulisan-10-1024x681.jpg 1024w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/05/Tulisan-10-300x200.jpg 300w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/05/Tulisan-10-768x511.jpg 768w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/05/Tulisan-10-1536x1022.jpg 1536w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/05/Tulisan-10-2048x1362.jpg 2048w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2023/05/Tulisan-10-18x12.jpg 18w" sizes="(max-width: 800px) 100vw, 800px" /></div></a>
  651. <div class="elementor-post__text">
  652. </div>
  653. </div>
  654. </article>
  655. <article class="elementor-post elementor-grid-item post-2781 post type-post status-publish format-standard has-post-thumbnail hentry category-rana-pustaka">
  656. <div class="elementor-post__card">
  657. <a class="elementor-post__thumbnail__link" href="https://populicenter.org/2021/05/24/the-last-samurai/" target="_blank"><div class="elementor-post__thumbnail"><img width="200" height="296" src="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2021/12/The-Last-Samurai_thumbnail.jpg" class="attachment-large size-large" alt="" loading="lazy" /></div></a>
  658. <div class="elementor-post__text">
  659. </div>
  660. </div>
  661. </article>
  662. <article class="elementor-post elementor-grid-item post-2775 post type-post status-publish format-standard has-post-thumbnail hentry category-rana-pustaka">
  663. <div class="elementor-post__card">
  664. <a class="elementor-post__thumbnail__link" href="https://populicenter.org/2021/05/19/politik-kartel-berlawanan-dengan-sistem-kepartaian-yang-kompetitif/" target="_blank"><div class="elementor-post__thumbnail"><img width="540" height="800" src="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2021/12/Cover-Buku-Politik-Kartel.jpeg" class="attachment-large size-large" alt="" loading="lazy" srcset="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2021/12/Cover-Buku-Politik-Kartel.jpeg 540w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2021/12/Cover-Buku-Politik-Kartel-203x300.jpeg 203w" sizes="(max-width: 540px) 100vw, 540px" /></div></a>
  665. <div class="elementor-post__text">
  666. </div>
  667. </div>
  668. </article>
  669. <article class="elementor-post elementor-grid-item post-2766 post type-post status-publish format-standard has-post-thumbnail hentry category-rana-pustaka">
  670. <div class="elementor-post__card">
  671. <a class="elementor-post__thumbnail__link" href="https://populicenter.org/2021/05/05/merawat-ingatan-memelihara-kenangan/" target="_blank"><div class="elementor-post__thumbnail"><img width="328" height="481" src="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2021/12/The-Memory-Police-Polisi-Kenangan.png" class="attachment-large size-large" alt="" loading="lazy" srcset="https://populicenter.org/wp-content/uploads/2021/12/The-Memory-Police-Polisi-Kenangan.png 328w, https://populicenter.org/wp-content/uploads/2021/12/The-Memory-Police-Polisi-Kenangan-205x300.png 205w" sizes="(max-width: 328px) 100vw, 328px" /></div></a>
  672. <div class="elementor-post__text">
  673. </div>
  674. </div>
  675. </article>
  676. </div>
  677.  
  678.  
  679. <div class="e-load-more-anchor" data-page="1" data-max-page="12" data-next-page="https://populicenter.org/feed/page/2/"></div>
  680. <nav class="elementor-pagination" role="navigation" aria-label="Pagination">
  681. <span class="page-numbers prev">&laquo; Sebelumnya</span>
  682. <a class="page-numbers next" href="https://populicenter.org/feed/page/2/">Selanjutnya &raquo;</a> </nav>
  683. </div>
  684. </div>
  685. </div>
  686. </div>
  687. </div>
  688. </section>
  689. </div>
  690. </div>
  691. </div>
  692. </section>
  693. <section data-particle_enable="false" data-particle-mobile-disabled="false" class="elementor-section elementor-top-section elementor-element elementor-element-44ff5e8 elementor-section-content-middle elementor-section-stretched elementor-section-boxed elementor-section-height-default elementor-section-height-default" data-id="44ff5e8" data-element_type="section" data-settings="{&quot;background_background&quot;:&quot;classic&quot;,&quot;stretch_section&quot;:&quot;section-stretched&quot;}">
  694. <div class="elementor-container elementor-column-gap-no">
  695. <div class="elementor-column elementor-col-100 elementor-top-column elementor-element elementor-element-40bc08b" data-id="40bc08b" data-element_type="column">
  696. <div class="elementor-widget-wrap elementor-element-populated">
  697. <div class="elementor-element elementor-element-38011f6 elementor-shape-square elementor-grid-0 e-grid-align-center elementor-widget elementor-widget-social-icons" data-id="38011f6" data-element_type="widget" data-widget_type="social-icons.default">
  698. <div class="elementor-widget-container">
  699. <style>/*! elementor - v3.6.8 - 27-07-2022 */
  700. .elementor-widget-social-icons.elementor-grid-0 .elementor-widget-container,.elementor-widget-social-icons.elementor-grid-mobile-0 .elementor-widget-container,.elementor-widget-social-icons.elementor-grid-tablet-0 .elementor-widget-container{line-height:1;font-size:0}.elementor-widget-social-icons:not(.elementor-grid-0):not(.elementor-grid-tablet-0):not(.elementor-grid-mobile-0) .elementor-grid{display:inline-grid}.elementor-widget-social-icons .elementor-grid{grid-column-gap:var(--grid-column-gap,5px);grid-row-gap:var(--grid-row-gap,5px);grid-template-columns:var(--grid-template-columns);-webkit-box-pack:var(--justify-content,center);-ms-flex-pack:var(--justify-content,center);justify-content:var(--justify-content,center);justify-items:var(--justify-content,center)}.elementor-icon.elementor-social-icon{font-size:var(--icon-size,25px);line-height:var(--icon-size,25px);width:calc(var(--icon-size, 25px) + (2 * var(--icon-padding, .5em)));height:calc(var(--icon-size, 25px) + (2 * var(--icon-padding, .5em)))}.elementor-social-icon{--e-social-icon-icon-color:#fff;display:-webkit-inline-box;display:-ms-inline-flexbox;display:inline-flex;background-color:#818a91;-webkit-box-align:center;-ms-flex-align:center;align-items:center;-webkit-box-pack:center;-ms-flex-pack:center;justify-content:center;text-align:center;cursor:pointer}.elementor-social-icon i{color:var(--e-social-icon-icon-color)}.elementor-social-icon svg{fill:var(--e-social-icon-icon-color)}.elementor-social-icon:last-child{margin:0}.elementor-social-icon:hover{opacity:.9;color:#fff}.elementor-social-icon-android{background-color:#a4c639}.elementor-social-icon-apple{background-color:#999}.elementor-social-icon-behance{background-color:#1769ff}.elementor-social-icon-bitbucket{background-color:#205081}.elementor-social-icon-codepen{background-color:#000}.elementor-social-icon-delicious{background-color:#39f}.elementor-social-icon-deviantart{background-color:#05cc47}.elementor-social-icon-digg{background-color:#005be2}.elementor-social-icon-dribbble{background-color:#ea4c89}.elementor-social-icon-elementor{background-color:#d30c5c}.elementor-social-icon-envelope{background-color:#ea4335}.elementor-social-icon-facebook,.elementor-social-icon-facebook-f{background-color:#3b5998}.elementor-social-icon-flickr{background-color:#0063dc}.elementor-social-icon-foursquare{background-color:#2d5be3}.elementor-social-icon-free-code-camp,.elementor-social-icon-freecodecamp{background-color:#006400}.elementor-social-icon-github{background-color:#333}.elementor-social-icon-gitlab{background-color:#e24329}.elementor-social-icon-globe{background-color:#818a91}.elementor-social-icon-google-plus,.elementor-social-icon-google-plus-g{background-color:#dd4b39}.elementor-social-icon-houzz{background-color:#7ac142}.elementor-social-icon-instagram{background-color:#262626}.elementor-social-icon-jsfiddle{background-color:#487aa2}.elementor-social-icon-link{background-color:#818a91}.elementor-social-icon-linkedin,.elementor-social-icon-linkedin-in{background-color:#0077b5}.elementor-social-icon-medium{background-color:#00ab6b}.elementor-social-icon-meetup{background-color:#ec1c40}.elementor-social-icon-mixcloud{background-color:#273a4b}.elementor-social-icon-odnoklassniki{background-color:#f4731c}.elementor-social-icon-pinterest{background-color:#bd081c}.elementor-social-icon-product-hunt{background-color:#da552f}.elementor-social-icon-reddit{background-color:#ff4500}.elementor-social-icon-rss{background-color:#f26522}.elementor-social-icon-shopping-cart{background-color:#4caf50}.elementor-social-icon-skype{background-color:#00aff0}.elementor-social-icon-slideshare{background-color:#0077b5}.elementor-social-icon-snapchat{background-color:#fffc00}.elementor-social-icon-soundcloud{background-color:#f80}.elementor-social-icon-spotify{background-color:#2ebd59}.elementor-social-icon-stack-overflow{background-color:#fe7a15}.elementor-social-icon-steam{background-color:#00adee}.elementor-social-icon-stumbleupon{background-color:#eb4924}.elementor-social-icon-telegram{background-color:#2ca5e0}.elementor-social-icon-thumb-tack{background-color:#1aa1d8}.elementor-social-icon-tripadvisor{background-color:#589442}.elementor-social-icon-tumblr{background-color:#35465c}.elementor-social-icon-twitch{background-color:#6441a5}.elementor-social-icon-twitter{background-color:#1da1f2}.elementor-social-icon-viber{background-color:#665cac}.elementor-social-icon-vimeo{background-color:#1ab7ea}.elementor-social-icon-vk{background-color:#45668e}.elementor-social-icon-weibo{background-color:#dd2430}.elementor-social-icon-weixin{background-color:#31a918}.elementor-social-icon-whatsapp{background-color:#25d366}.elementor-social-icon-wordpress{background-color:#21759b}.elementor-social-icon-xing{background-color:#026466}.elementor-social-icon-yelp{background-color:#af0606}.elementor-social-icon-youtube{background-color:#cd201f}.elementor-social-icon-500px{background-color:#0099e5}.elementor-shape-rounded .elementor-icon.elementor-social-icon{border-radius:10%}.elementor-shape-circle .elementor-icon.elementor-social-icon{border-radius:50%}</style> <div class="elementor-social-icons-wrapper elementor-grid">
  701. <span class="elementor-grid-item">
  702. <a class="elementor-icon elementor-social-icon elementor-social-icon-facebook-f elementor-animation-pop elementor-repeater-item-993ef04" href="https://www.facebook.com/PopuliCenter" target="_blank">
  703. <span class="elementor-screen-only">Facebook-f</span>
  704. <i class="fab fa-facebook-f"></i> </a>
  705. </span>
  706. <span class="elementor-grid-item">
  707. <a class="elementor-icon elementor-social-icon elementor-social-icon-twitter elementor-animation-pop elementor-repeater-item-a229ff5" href="https://twitter.com/populi_center" target="_blank">
  708. <span class="elementor-screen-only">Twitter</span>
  709. <i class="fab fa-twitter"></i> </a>
  710. </span>
  711. <span class="elementor-grid-item">
  712. <a class="elementor-icon elementor-social-icon elementor-social-icon-instagram elementor-animation-pop elementor-repeater-item-f4f16ac" href="https://www.instagram.com/populicenter/" target="_blank">
  713. <span class="elementor-screen-only">Instagram</span>
  714. <i class="fab fa-instagram"></i> </a>
  715. </span>
  716. </div>
  717. </div>
  718. </div>
  719. <div class="elementor-element elementor-element-57eae52 elementor-widget-divider--view-line elementor-widget elementor-widget-divider" data-id="57eae52" data-element_type="widget" data-widget_type="divider.default">
  720. <div class="elementor-widget-container">
  721. <div class="elementor-divider">
  722. <span class="elementor-divider-separator">
  723. </span>
  724. </div>
  725. </div>
  726. </div>
  727. <div class="elementor-element elementor-element-9c7ac3d elementor-widget elementor-widget-heading" data-id="9c7ac3d" data-element_type="widget" data-widget_type="heading.default">
  728. <div class="elementor-widget-container">
  729. <h6 class="elementor-heading-title elementor-size-default">Copyright @ Populi Center</h6> </div>
  730. </div>
  731. </div>
  732. </div>
  733. </div>
  734. </section>
  735. </div>
  736. <p>The post <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org/2023/05/22/cara-pandang-perilaku-informasi-melalui-bounded-rationality-theory-2/">Cara Pandang Perilaku Informasi Melalui Bounded Rationality Theory</a> appeared first on <a rel="nofollow" href="https://populicenter.org">populicenter.org</a>.</p>
  737. ]]></content:encoded>
  738. </item>
  739. </channel>
  740. </rss>
  741.  

If you would like to create a banner that links to this page (i.e. this validation result), do the following:

  1. Download the "valid RSS" banner.

  2. Upload the image to your own server. (This step is important. Please do not link directly to the image on this server.)

  3. Add this HTML to your page (change the image src attribute if necessary):

If you would like to create a text link instead, here is the URL you can use:

http://www.feedvalidator.org/check.cgi?url=https%3A//populicenter.org/feed/

Copyright © 2002-9 Sam Ruby, Mark Pilgrim, Joseph Walton, and Phil Ringnalda