This is a valid RSS feed.
This feed is valid, but interoperability with the widest range of feed readers could be improved by implementing the following recommendations.
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?><rss version="2.0"
xmlns:content="http://purl.org/rss/1.0/modules/content/"
xmlns:wfw="http://wellformedweb.org/CommentAPI/"
xmlns:dc="http://purl.org/dc/elements/1.1/"
xmlns:atom="http://www.w3.org/2005/Atom"
xmlns:sy="http://purl.org/rss/1.0/modules/syndication/"
xmlns:slash="http://purl.org/rss/1.0/modules/slash/"
xmlns:media="http://search.yahoo.com/mrss/" >
<channel>
<title>Raymond Kelvin Nando</title>
<atom:link href="https://raymondkelvinnando.com/feed/" rel="self" type="application/rss+xml" />
<link>https://raymondkelvinnando.com</link>
<description>Connecting minds with ideas that inspire</description>
<lastBuildDate>Wed, 01 Oct 2025 17:07:22 +0000</lastBuildDate>
<language>en-US</language>
<sy:updatePeriod>
hourly </sy:updatePeriod>
<sy:updateFrequency>
1 </sy:updateFrequency>
<generator>https://wordpress.org/?v=6.8.3</generator>
<image>
<url>https://raymondkelvinnando.com/wp-content/uploads/2025/09/cropped-favicon-16x16-1-32x32.png</url>
<title>Raymond Kelvin Nando</title>
<link>https://raymondkelvinnando.com</link>
<width>32</width>
<height>32</height>
</image>
<item>
<title>Louis Althusser – Ideologi dan Aparatus Ideologi Negara [Download PDF]</title>
<link>https://raymondkelvinnando.com/louis-althusser-ideologi-dan-aparatus-ideologi-negara-download-pdf/</link>
<dc:creator><![CDATA[Raymond Kelvin Nando]]></dc:creator>
<pubDate>Wed, 01 Oct 2025 17:07:18 +0000</pubDate>
<category><![CDATA[Ebooks]]></category>
<category><![CDATA[Ebooks Ideologi dan Aparatus Ideologi Negara Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Ideologi dan Aparatus Ideologi Negara Ebook]]></category>
<category><![CDATA[Ideologi dan Aparatus Ideologi Negara Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Louis Althusser - Ideologi dan Aparatus Ideologi Negara Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Louis Althusser Ebook]]></category>
<category><![CDATA[Louis Althusser Ebook Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Louis Althusser Ebooks Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Louis Althusser Ideologi dan Aparatus Ideologi Negara Ebook Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Marxisme Strukturalis Pdf]]></category>
<guid isPermaLink="false">https://raymondkelvinnando.com/?p=1325</guid>
<description><![CDATA[Raymond Kelvin Nando — Buku Ideologi dan Aparatus Ideologi Negara karya Louis Althusser merupakan salah satu teks paling berpengaruh dalam tradisi Marxisme strukturalis abad ke-20. Pertama kali dipublikasikan pada akhir 1960-an, karya ini menyajikan analisis tajam tentang bagaimana kekuasaan kapitalisme dan negara mempertahankan dominasinya, bukan hanya melalui kekuatan represif, tetapi juga lewat mekanisme ideologis yang […]]]></description>
<content:encoded><![CDATA[
<p><a href="https://raymondkelvinnando.com/" target="_blank" rel="noreferrer noopener"><strong>Raymond Kelvin Nando</strong> </a>— Buku <em>Ideologi dan Aparatus Ideologi Negara</em> karya Louis Althusser merupakan salah satu teks paling berpengaruh dalam tradisi Marxisme strukturalis abad ke-20. Pertama kali dipublikasikan pada akhir 1960-an, karya ini menyajikan analisis tajam tentang bagaimana kekuasaan kapitalisme dan negara mempertahankan dominasinya, bukan hanya melalui kekuatan represif, tetapi juga lewat mekanisme ideologis yang lebih halus dan tersembunyi. Althusser menekankan bahwa untuk memahami kelanggengan sistem kapitalis, kita tidak cukup hanya melihat hubungan ekonomi, melainkan juga harus meneliti bagaimana ideologi bekerja dalam kehidupan sehari-hari.</p>
<p>Dalam teks ini, Althusser memperkenalkan dua konsep utama: Aparatus Represif Negara (RSA) dan Aparatus Ideologi Negara (ISA). RSA mencakup lembaga-lembaga seperti polisi, militer, pengadilan, dan sistem hukum, yang menggunakan kekerasan atau paksaan untuk menegakkan ketertiban. Sebaliknya, ISA meliputi lembaga-lembaga seperti keluarga, sekolah, media, agama, budaya, dan bahkan bahasa, yang berfungsi menanamkan nilai-nilai ideologis agar individu secara sukarela menerima tatanan kapitalis. Dengan membedakan kedua aparatus ini, Althusser memperlihatkan bahwa dominasi kelas tidak hanya dipertahankan melalui kekuatan fisik, tetapi juga melalui internalisasi ideologi dalam kesadaran individu.</p>
<p>Salah satu gagasan paling terkenal dari Althusser adalah konsep “interpelasi ideologis.” Ia menjelaskan bahwa individu menjadi subjek melalui proses pemanggilan oleh ideologi. Misalnya, ketika seseorang dipanggil oleh otoritas dengan sebutan “hey, you!”, individu tersebut secara spontan mengakui dirinya sebagai subjek dalam kerangka tatanan sosial. Proses sederhana ini menunjukkan bagaimana ideologi bekerja secara halus, membuat individu seolah-olah memilih dengan bebas, padahal sebenarnya ia sedang ditundukkan oleh struktur sosial.</p>
<p>Althusser juga menekankan peran penting lembaga pendidikan sebagai aparatus ideologi negara yang paling dominan di era modern. Sekolah, menurutnya, tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan disiplin, kepatuhan, dan nilai-nilai yang sesuai dengan kebutuhan kapitalisme. Dengan demikian, pendidikan berfungsi mereproduksi kondisi-kondisi yang memungkinkan kapitalisme bertahan dari generasi ke generasi.</p>
<p>Kekuatan karya ini terletak pada kemampuannya menggeser fokus analisis Marxian dari semata-mata hubungan ekonomi menuju pemahaman yang lebih luas tentang struktur sosial. Althusser membantu menjelaskan mengapa kapitalisme mampu bertahan meskipun penuh kontradiksi dan eksploitasi. Sistem ini bertahan bukan hanya karena dominasi kelas melalui ekonomi atau kekerasan, tetapi juga karena keberhasilan ideologi dalam membentuk kesadaran manusia.</p>
<p>Hingga kini, <em>Ideologi dan Aparatus Ideologi Negara</em> tetap menjadi bacaan penting, terutama bagi mereka yang tertarik pada studi kritis tentang negara, budaya, media, dan pendidikan. Pemikiran Althusser memberi dasar bagi berbagai teori kritis di bidang ilmu sosial, politik, hingga kajian budaya. Dalam era modern yang ditandai dengan dominasi media massa dan teknologi digital, gagasan Althusser mengenai bagaimana ideologi bekerja bahkan terasa semakin relevan.</p>
<p>Secara keseluruhan, buku ini bukan sekadar karya teoretis tentang negara, melainkan juga panduan untuk memahami bagaimana kekuasaan bekerja di balik layar kehidupan sehari-hari. Dengan membaca Althusser, kita diajak untuk menyadari bahwa kebebasan individu sering kali dibentuk oleh struktur ideologis yang lebih besar, dan bahwa perjuangan melawan ketidakadilan sosial juga harus mencakup perjuangan melawan ideologi yang menindas.</p>
<p><strong><a href="https://ia601706.us.archive.org/32/items/ideologi-dan-aparatus-ideologi-negara/Ideologi%20dan%20Aparatus%20Ideologi%20Negara.pdf" target="_blank" data-type="link" data-id="https://ia601706.us.archive.org/32/items/ideologi-dan-aparatus-ideologi-negara/Ideologi%20dan%20Aparatus%20Ideologi%20Negara.pdf" rel="noreferrer noopener nofollow">Ideologi dan Aparatus Ideologi Negara — Download PDF</a></strong></p>
<p><strong>Download Koleksi Ebooks Lainnya <a href="https://raymondkelvinnando.com/ebooks/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">disini</a></strong></p>
]]></content:encoded>
<media:content url="https://i.ibb.co.com/B56knqLZ/fyutyrte.webp" medium="image"></media:content>
</item>
<item>
<title>Karl Marx – Kemiskinan Filsafat [Download PDF]</title>
<link>https://raymondkelvinnando.com/karl-marx-kemiskinan-filsafat-download-pdf/</link>
<dc:creator><![CDATA[Raymond Kelvin Nando]]></dc:creator>
<pubDate>Wed, 01 Oct 2025 17:01:25 +0000</pubDate>
<category><![CDATA[Ebooks]]></category>
<category><![CDATA[Ebooks Kemiskinan Filsafat Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Karl Marx - Kemiskinan Filsafat Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Karl Marx Ebook]]></category>
<category><![CDATA[Karl Marx Ebook Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Karl Marx Ebooks Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Karl Marx Kemiskinan Filsafat Ebook Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Kemiskinan Filsafat Ebook]]></category>
<category><![CDATA[Kemiskinan Filsafat Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Sosialisme Ilmiah Pdf]]></category>
<guid isPermaLink="false">https://raymondkelvinnando.com/?p=1323</guid>
<description><![CDATA[Raymond Kelvin Nando — Buku Kemiskinan Filsafat karya Karl Marx diterbitkan pertama kali pada tahun 1847 sebagai tanggapan terhadap karya ekonom dan filsuf Prancis, Pierre-Joseph Proudhon, yang berjudul Filsafat Kemiskinan. Dalam teks ini, Marx secara tajam mengkritik pandangan Proudhon mengenai ekonomi politik dan sosialisme. Ia menilai bahwa teori Proudhon penuh kontradiksi, tidak ilmiah, dan gagal […]]]></description>
<content:encoded><![CDATA[
<p><strong><a href="https://raymondkelvinnando.com/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Raymond Kelvin Nando</a></strong> — Buku <em>Kemiskinan Filsafat</em> karya Karl Marx diterbitkan pertama kali pada tahun 1847 sebagai tanggapan terhadap karya ekonom dan filsuf Prancis, Pierre-Joseph Proudhon, yang berjudul <em>Filsafat Kemiskinan</em>. Dalam teks ini, Marx secara tajam mengkritik pandangan Proudhon mengenai ekonomi politik dan sosialisme. Ia menilai bahwa teori Proudhon penuh kontradiksi, tidak ilmiah, dan gagal menjelaskan hakikat sebenarnya dari kapitalisme serta perjuangan kelas. <em>Kemiskinan Filsafat</em> sekaligus menandai salah satu karya awal Marx yang memperlihatkan dengan jelas metode materialisme historis dan kritiknya terhadap pemikiran utopis.</p>
<p>Marx menilai Proudhon mencoba menawarkan solusi moral terhadap masalah sosial tanpa memahami hukum-hukum ekonomi yang nyata. Proudhon, menurut Marx, melihat kemiskinan sebagai akibat dari penyimpangan tertentu dalam sistem, sementara Marx menunjukkan bahwa kemiskinan adalah konsekuensi struktural dari cara produksi kapitalis itu sendiri. Dengan kata lain, kapitalisme tidak bisa direformasi hanya dengan gagasan moral atau keadilan distributif, melainkan harus dipahami melalui analisis ilmiah tentang hubungan produksi dan konflik kelas.</p>
<p>Dalam <em>Kemiskinan Filsafat</em>, Marx juga menyoroti peran kelas pekerja dalam sejarah. Ia menolak anggapan Proudhon bahwa kelas-kelas sosial dapat didamaikan dengan hukum “harmoni”. Sebaliknya, Marx menekankan bahwa pertentangan kelas adalah motor penggerak perubahan sejarah. Kaum proletar, melalui perjuangan kolektif, akan menjadi agen utama dalam menggulingkan sistem kapitalis dan membangun masyarakat baru yang bebas dari eksploitasi.</p>
<p>Salah satu kekuatan teks ini adalah gaya polemiknya yang tajam. Marx tidak hanya mengkritik argumen Proudhon secara teoritis, tetapi juga menunjukkan kelemahan logis dan kontradiksi dalam tulisannya. Hal ini membuat <em>Kemiskinan Filsafat</em> menjadi bacaan yang penuh energi intelektual, sekaligus refleksi awal dari kedewasaan pemikiran Marx sebelum menulis karya monumentalnya, <em>Das Kapital</em>.</p>
<p>Selain sebagai kritik terhadap Proudhon, buku ini juga memberikan pemahaman mendalam tentang perbedaan antara sosialisme utopis dan sosialisme ilmiah. Marx berpendapat bahwa sosialisme sejati harus berangkat dari analisis material tentang kondisi ekonomi dan sosial, bukan dari ide-ide moral abstrak. Pandangan ini kemudian menjadi fondasi bagi perkembangan teori sosialisme ilmiah yang membedakan pemikiran Marx dari para pemikir sosialis lainnya pada abad ke-19.</p>
<p>Relevansi <em>Kemiskinan Filsafat</em> tetap terasa hingga kini. Banyak gagasan utopis atau reformis modern masih mencoba mencari solusi moral bagi krisis kapitalisme tanpa menyentuh akar strukturalnya. Dengan membaca karya ini, pembaca dapat memahami mengapa Marx menekankan pentingnya analisis materialis dalam memahami dinamika sosial, serta mengapa perjuangan kelas tetap menjadi kunci untuk membongkar ketidakadilan sistem kapitalis.</p>
<p>Secara keseluruhan, <em>Kemiskinan Filsafat</em> bukan hanya sebuah kritik terhadap Proudhon, tetapi juga karya penting yang memperlihatkan arah pemikiran Marx di awal karier intelektualnya. Ia memperlihatkan kejelasan, ketegasan, dan militansi intelektual Marx dalam melawan pandangan yang dianggapnya menyesatkan gerakan buruh. Bagi pembaca yang ingin memahami perbedaan fundamental antara sosialisme utopis dan sosialisme ilmiah, karya ini adalah salah satu bacaan utama yang tidak boleh dilewatkan.</p>
<p><strong><a href="https://dn721905.ca.archive.org/0/items/karl-marx-asal-usul-kapitalis-industri/karl-marx-kemiskinan-filsafat.pdf" target="_blank" data-type="link" data-id="https://dn721905.ca.archive.org/0/items/karl-marx-asal-usul-kapitalis-industri/karl-marx-kemiskinan-filsafat.pdf" rel="noreferrer noopener nofollow">Kemiskinan Filsafat — Download PDF</a></strong></p>
<p><strong>Download Koleksi Ebooks Lainnya <a href="https://raymondkelvinnando.com/ebooks/" target="_blank" data-type="link" data-id="https://raymondkelvinnando.com/ebooks/" rel="noreferrer noopener">disini</a></strong></p>
]]></content:encoded>
<media:content url="https://i.ibb.co.com/gLbSN7Ny/bhv.webp" medium="image"></media:content>
</item>
<item>
<title>Karl Marx – Upah, Harga, dan Laba [Download PDF]</title>
<link>https://raymondkelvinnando.com/karl-marx-upah-harga-dan-laba-download-pdf/</link>
<dc:creator><![CDATA[Raymond Kelvin Nando]]></dc:creator>
<pubDate>Wed, 01 Oct 2025 16:53:02 +0000</pubDate>
<category><![CDATA[Ebooks]]></category>
<category><![CDATA[Ebooks Upah Harga dan Laba Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Ekonomi Politik Marx Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Karl Marx - Upah Harga dan Laba Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Karl Marx Ebook]]></category>
<category><![CDATA[Karl Marx Ebook Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Karl Marx Ebooks Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Karl Marx Upah Harga dan Laba Ebook Pdf]]></category>
<category><![CDATA[Upah Harga dan Laba Ebook]]></category>
<category><![CDATA[Upah Harga dan Laba Pdf]]></category>
<guid isPermaLink="false">https://raymondkelvinnando.com/?p=1319</guid>
<description><![CDATA[Raymond Kelvin Nando— Buku Upah, Harga, dan Laba karya Karl Marx merupakan salah satu teks penting yang ditulis pada tahun 1865 sebagai tanggapan atas perdebatan dalam Dewan Umum Asosiasi Buruh Internasional (International Workingmen’s Association). Dalam pidato yang kemudian diterbitkan ini, Marx berusaha menjelaskan hubungan fundamental antara upah, harga komoditas, dan laba kapitalis. Karya ini sangat […]]]></description>
<content:encoded><![CDATA[
<p><strong>Raymond Kelvin Nando</strong>— Buku <em>Upah, Harga, dan Laba</em> karya Karl Marx merupakan salah satu teks penting yang ditulis pada tahun 1865 sebagai tanggapan atas perdebatan dalam Dewan Umum Asosiasi Buruh Internasional (International Workingmen’s Association). Dalam pidato yang kemudian diterbitkan ini, Marx berusaha menjelaskan hubungan fundamental antara upah, harga komoditas, dan laba kapitalis. Karya ini sangat penting karena menyajikan gagasan inti Marx tentang bagaimana eksploitasi tenaga kerja menjadi sumber nilai lebih, meskipun disampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas dan populer dibandingkan <em>Das Kapital</em>.</p>
<p>Dalam teks ini, Marx membantah pandangan salah satu anggota asosiasi, John Weston, yang berpendapat bahwa perjuangan buruh untuk menaikkan upah tidak ada gunanya. Weston berargumen bahwa peningkatan upah hanya akan menyebabkan kenaikan harga barang sehingga kondisi buruh tidak akan berubah. Marx menolak pandangan ini dan menunjukkan bahwa hubungan antara upah dan harga tidak sesederhana itu. Menurut Marx, harga komoditas ditentukan oleh nilai kerja sosial rata-rata yang dibutuhkan untuk memproduksinya, bukan oleh tingkat upah semata.</p>
<p>Marx menjelaskan bahwa upah adalah harga tenaga kerja, sementara laba merupakan bentuk nilai lebih yang diambil kapitalis dari kerja buruh. Dengan kata lain, buruh menciptakan nilai lebih besar daripada yang ia terima dalam bentuk upah, dan selisih inilah yang menjadi sumber keuntungan kapitalis. Dengan demikian, perjuangan buruh untuk memperjuangkan upah lebih tinggi bukan hanya sah, tetapi juga merupakan bagian dari perjuangan kelas yang lebih luas.</p>
<p>Salah satu poin penting dari <em>Upah, Harga, dan Laba</em> adalah penegasan Marx bahwa meskipun perjuangan upah bersifat defensif dan terbatas, ia tetap penting karena meningkatkan kesadaran kelas buruh terhadap eksploitasi kapitalisme. Namun, Marx juga menekankan bahwa perjuangan sejati tidak boleh berhenti pada tuntutan upah yang lebih tinggi. Tujuan akhirnya haruslah penghapusan sistem kerja upahan itu sendiri, karena sistem itulah yang menjadi dasar dari penindasan dan eksploitasi kapitalis.</p>
<p>Dengan bahasa yang lebih sederhana dibandingkan <em>Das Kapital</em>, karya ini berhasil memperkenalkan konsep-konsep mendasar seperti nilai kerja, nilai lebih, dan kontradiksi antara buruh dan kapitalis kepada khalayak luas. Tidak heran jika <em>Upah, Harga, dan Laba</em> sering dijadikan teks pengantar untuk memahami pemikiran ekonomi Marx, sekaligus alat propaganda bagi gerakan buruh internasional.</p>
<p>Selain relevan pada masanya, gagasan yang dituangkan Marx dalam buku ini juga tetap penting di era kontemporer. Diskusi mengenai upah minimum, ketidakadilan distribusi pendapatan, dan kesenjangan ekonomi global masih mencerminkan inti permasalahan yang diuraikan Marx lebih dari satu setengah abad lalu. Bagi para aktivis, akademisi, maupun pekerja yang ingin memahami akar ketidakadilan dalam sistem kapitalis, buku ini tetap menjadi bacaan yang sangat berharga.</p>
<p>Secara keseluruhan, <em>Upah, Harga, dan Laba</em> merupakan karya yang singkat namun padat makna. Ia tidak hanya membongkar mekanisme dasar ekonomi kapitalis, tetapi juga mengobarkan semangat perjuangan kelas untuk melampaui batas-batas tuntutan ekonomi sehari-hari menuju transformasi sosial yang lebih radikal.</p>
<p><strong><a href="https://dn721905.ca.archive.org/0/items/karl-marx-asal-usul-kapitalis-industri/karl-marx-upah-harga-dan-laba.pdf" target="_blank" data-type="link" data-id="https://dn721905.ca.archive.org/0/items/karl-marx-asal-usul-kapitalis-industri/karl-marx-upah-harga-dan-laba.pdf" rel="noreferrer noopener nofollow">Upah, Harga, dan Laba — Download PDF</a></strong></p>
<p><strong>Download Koleksi Ebooks Lainnya <a href="https://raymondkelvinnando.com/ebooks/" target="_blank" data-type="link" data-id="https://raymondkelvinnando.com/ebooks/" rel="noreferrer noopener">disini</a></strong></p>
]]></content:encoded>
<media:content url="https://i.ibb.co.com/whdjjrjH/ghjk.webp" medium="image"></media:content>
</item>
<item>
<title>John Locke</title>
<link>https://raymondkelvinnando.com/john-locke/</link>
<dc:creator><![CDATA[Raymond Kelvin Nando]]></dc:creator>
<pubDate>Wed, 01 Oct 2025 16:37:13 +0000</pubDate>
<category><![CDATA[Filsuf]]></category>
<category><![CDATA[Epistemologi dan Ilmu Pengetahuan]]></category>
<category><![CDATA[filsafat politik]]></category>
<category><![CDATA[filsuf Inggris]]></category>
<category><![CDATA[Hak Alamiah]]></category>
<category><![CDATA[John Locke]]></category>
<category><![CDATA[Kontrak Sosial]]></category>
<category><![CDATA[Lembaran Kosong]]></category>
<category><![CDATA[Natural Rights]]></category>
<category><![CDATA[Social Contract]]></category>
<category><![CDATA[Tabula Rasa]]></category>
<guid isPermaLink="false">https://raymondkelvinnando.com/?p=1666</guid>
<description><![CDATA[Raymond Kelvin Nando — John Locke adalah seorang filsuf asal Inggris yang dikenal sebagai bapak empirisme modern dan salah satu pemikir utama Pencerahan. Ia juga berperan penting dalam pengembangan teori politik liberal, filsafat pengetahuan, dan gagasan tentang kontrak sosial. Biografi John Locke John Locke lahir pada 29 Agustus 1632 di Wrington, Somerset, Inggris. Ia berasal […]]]></description>
<content:encoded><![CDATA[
<p><strong><a href="https://raymondkelvinnando.com/" target="_blank" data-type="link" data-id="https://raymondkelvinnando.com/" rel="noreferrer noopener">Raymond Kelvin Nando</a></strong> — John Locke adalah seorang filsuf asal Inggris yang dikenal sebagai <strong>bapak empirisme modern</strong> dan salah satu pemikir utama Pencerahan. Ia juga berperan penting dalam pengembangan teori politik liberal, filsafat pengetahuan, dan gagasan tentang kontrak sosial.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Biografi John Locke</h2>
<p>John Locke lahir pada 29 Agustus 1632 di Wrington, Somerset, Inggris. Ia berasal dari keluarga kelas menengah yang dekat dengan kalangan Puritan. Ayahnya adalah seorang pengacara dan perwira yang mendukung Parlemen dalam Perang Saudara Inggris.</p>
<p>Locke menempuh pendidikan di Westminster School, kemudian melanjutkan ke Christ Church, Oxford. Meskipun kurikulum saat itu masih sarat dengan skolastisisme, Locke lebih tertarik pada ilmu alam dan filsafat modern. Ia dipengaruhi oleh pemikiran Francis Bacon, René Descartes, dan karya ilmuwan seperti Robert Boyle.</p>
<p>Pada 1660-an, Locke terlibat dalam lingkaran intelektual eksperimental Royal Society. Ia juga berhubungan erat dengan Anthony Ashley Cooper, Earl of Shaftesbury, seorang tokoh politik yang berpengaruh. Dari hubungan inilah Locke mulai mengembangkan pemikiran politiknya.</p>
<p>Locke menghabiskan sebagian hidupnya di pengasingan di Belanda karena keterlibatan politik. Selama periode ini ia menulis karya-karya besar yang kelak menjadi dasar filsafat modern, seperti <em>An Essay Concerning Human Understanding</em> (1689) dan <em>Two Treatises of Government</em> (1689).</p>
<p>Locke wafat pada 28 Oktober 1704 di Oates, Essex, Inggris. Ia dikenang sebagai filsuf yang menghubungkan empirisme dengan teori politik liberal modern.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Konsep-Konsep Utama</h2>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Tabula Rasa</em> (Lembaran Kosong)</h3>
<p>Dalam filsafat pengetahuan, Locke menolak gagasan bahwa manusia memiliki ide bawaan (<em>innate ideas</em>). Ia menulis:</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“Let us then suppose the mind to be, as we say, white paper, void of all characters, without any ideas.” — “Mari kita anggap pikiran itu, sebagaimana kita katakan, kertas putih, kosong dari semua tanda, tanpa ide apapun.” (<em>An Essay Concerning Human Understanding</em>, 1689, hlm. 104)</p>
</blockquote>
<p>Menurut Locke, semua pengetahuan berasal dari pengalaman, baik melalui sensasi maupun refleksi. Pandangan ini menegaskan prinsip <strong>empirisme</strong>, yang menjadi landasan bagi filsafat modern.</p>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Natural Rights</em> (Hak Alamiah)</h3>
<p>Locke menekankan bahwa setiap manusia memiliki hak alamiah yang tidak dapat dicabut, yaitu <strong>hak atas hidup, kebebasan, dan kepemilikan</strong>.</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“Every man has a property in his own person. This nobody has any right to but himself.” — “Setiap orang memiliki kepemilikan atas dirinya sendiri. Tidak ada seorang pun yang berhak atasnya selain dirinya sendiri.” (<em>Two Treatises of Government</em>, 1689, hlm. 287)</p>
</blockquote>
<p>Gagasan ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan teori politik liberal, serta menjadi dasar bagi dokumen politik penting seperti <em>Declaration of Independence</em> Amerika Serikat.</p>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Social Contract</em> (Kontrak Sosial)</h3>
<p>Locke menolak absolutisme monarki dan menekankan bahwa legitimasi pemerintahan berasal dari <strong>persetujuan rakyat</strong>. Jika pemerintah melanggar hak dasar warganya, maka rakyat memiliki hak untuk menggantinya.</p>
<p>Pandangan ini menegaskan bahwa negara dibangun atas kontrak sosial, di mana tujuan utamanya adalah menjaga hak-hak alamiah.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Dalam Konteks Lain</h2>
<h3 class="wp-block-heading">Filsafat Politik</h3>
<p>Pemikiran Locke tentang hak alamiah, kontrak sosial, dan kebebasan individu menjadi dasar liberalisme klasik. Ia menolak kekuasaan absolut dan menekankan pentingnya <strong>rule of law</strong>, pemisahan kekuasaan, dan toleransi beragama.</p>
<h3 class="wp-block-heading">Epistemologi dan Ilmu Pengetahuan</h3>
<p>Dalam epistemologi, Locke membedakan antara <strong>primary qualities</strong> (kualitas primer) yang objektif, seperti bentuk dan gerak, dengan <strong>secondary qualities</strong> (kualitas sekunder) yang subjektif, seperti warna dan rasa. Pandangan ini berpengaruh besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Kesimpulan</h2>
<p>John Locke adalah filsuf besar Inggris yang menggabungkan empirisme dengan teori politik liberal. Dengan gagasan <em>tabula rasa</em>, hak alamiah, dan kontrak sosial, ia memberikan dasar bagi teori pengetahuan modern serta politik demokratis. Warisannya terus hidup dalam filsafat, hukum, dan demokrasi kontemporer.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Frequently Asked Questions (FAQ)</h2>
<div id="rank-math-faq" class="rank-math-block">
<div class="rank-math-list ">
<div id="faq-question-1759336440714" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Apa arti tabula rasa menurut Locke?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p>Bahwa pikiran manusia pada awalnya kosong, dan semua pengetahuan diperoleh melalui pengalaman.</p>
</div>
</div>
<div id="faq-question-1759336474762" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Apa saja hak alamiah menurut Locke?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p>Hak hidup, kebebasan, dan kepemilikan.</p>
</div>
</div>
<div id="faq-question-1759336489531" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Mengapa Locke penting dalam teori politik?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p>Karena ia meletakkan dasar bagi liberalisme klasik dan menegaskan pentingnya persetujuan rakyat dalam legitimasi pemerintahan.</p>
</div>
</div>
</div>
</div>
<h2 class="wp-block-heading">Referensi</h2>
<ul class="wp-block-list">
<li>Locke, J. (1689). <em>An Essay Concerning Human Understanding</em>. London: Thomas Basset.</li>
<li>Locke, J. (1689). <em>Two Treatises of Government</em>. London: Awnsham Churchill.</li>
<li>Ashcraft, R. (1986). <em>Revolutionary Politics and Locke’s Two Treatises of Government</em>. Princeton: Princeton University Press.</li>
<li>Dunn, J. (1969). <em>The Political Thought of John Locke: An Historical Account of the Argument of the Two Treatises of Government</em>. Cambridge: Cambridge University Press.</li>
<li>Yolton, J. W. (1993). <em>Locke: An Introduction</em>. Oxford: Blackwell.</li>
<li>Tully, J. (1993). <em>An Approach to Political Philosophy: Locke in Contexts</em>. Cambridge: Cambridge University Press.</li>
</ul>
]]></content:encoded>
<media:content url="https://i.ibb.co.com/6057ZV7y/John-Locke-jpg.webp" medium="image"></media:content>
</item>
<item>
<title>John Dewey</title>
<link>https://raymondkelvinnando.com/john-dewey/</link>
<dc:creator><![CDATA[Raymond Kelvin Nando]]></dc:creator>
<pubDate>Wed, 01 Oct 2025 16:01:21 +0000</pubDate>
<category><![CDATA[Filsuf]]></category>
<category><![CDATA[Etika dan Estetika]]></category>
<category><![CDATA[Experience and Nature]]></category>
<category><![CDATA[Filsafat Sosial dan Demokrasi]]></category>
<category><![CDATA[filsuf Amerika Serikat]]></category>
<category><![CDATA[Instrumentalism]]></category>
<category><![CDATA[Instrumentalisme]]></category>
<category><![CDATA[John Dewey]]></category>
<category><![CDATA[Pendidikan Progresif]]></category>
<category><![CDATA[Pengalaman dan Alam]]></category>
<category><![CDATA[Progressive Education]]></category>
<guid isPermaLink="false">https://raymondkelvinnando.com/?p=1656</guid>
<description><![CDATA[Raymond Kelvin Nando — John Dewey adalah seorang filsuf, psikolog, dan reformis pendidikan asal Amerika Serikat. Ia dikenal sebagai tokoh utama dalam aliran pragmatisme dan pengembang filsafat instrumentalisme. Selain itu, Dewey berperan penting dalam pembaruan pendidikan melalui pendekatan progressive education yang menekankan pengalaman langsung dan demokrasi dalam pembelajaran. Biografi John Dewey John Dewey lahir pada […]]]></description>
<content:encoded><![CDATA[
<p><strong><a href="https://raymondkelvinnando.com/" target="_blank" data-type="link" data-id="https://raymondkelvinnando.com/" rel="noreferrer noopener">Raymond Kelvin Nando</a></strong> — John Dewey adalah seorang filsuf, psikolog, dan reformis pendidikan asal Amerika Serikat. Ia dikenal sebagai tokoh utama dalam aliran <strong>pragmatisme</strong> dan pengembang filsafat <strong>instrumentalisme</strong>. Selain itu, Dewey berperan penting dalam pembaruan pendidikan melalui pendekatan <strong>progressive education</strong> yang menekankan pengalaman langsung dan demokrasi dalam pembelajaran.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Biografi John Dewey</h2>
<p>John Dewey lahir pada 20 Oktober 1859 di Burlington, Vermont, Amerika Serikat. Ia berasal dari keluarga kelas menengah dan tumbuh di lingkungan yang sederhana. Minatnya pada filsafat muncul ketika ia belajar di University of Vermont, tempat ia banyak membaca karya-karya filsuf modern.</p>
<p>Setelah lulus, Dewey mengajar sambil menulis artikel di bidang filsafat. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Johns Hopkins University, di mana ia meraih gelar doktor filsafat pada tahun 1884. Di sana, ia dipengaruhi oleh George Sylvester Morris dan G. Stanley Hall, yang memperkenalkannya pada filsafat Hegelian dan psikologi eksperimental.</p>
<p>Karier akademiknya dimulai di University of Michigan, sebelum akhirnya ia pindah ke University of Chicago pada 1894. Di Chicago, Dewey mengembangkan ide-ide pentingnya tentang pendidikan progresif dan mendirikan <strong>Laboratory School</strong>, sebuah eksperimen pendidikan yang inovatif.</p>
<p>Pada 1904, Dewey pindah ke Columbia University, tempat ia mengajar hingga pensiun. Di sana, ia semakin dikenal sebagai filsuf publik yang aktif menulis tentang demokrasi, masyarakat, dan pendidikan.</p>
<p>John Dewey wafat pada 1 Juni 1952 di New York. Ia dikenang sebagai salah satu filsuf Amerika paling berpengaruh, dengan karya-karya yang menjembatani filsafat, pendidikan, dan demokrasi.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Konsep-Konsep Utama</h2>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Instrumentalism</em> (Instrumentalisme)</h3>
<p>Dewey menekankan bahwa ide dan konsep bukanlah representasi statis dari kenyataan, melainkan <strong>alat (instrument)</strong> untuk memecahkan masalah dalam pengalaman manusia.</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“Ideas are not fixed and immutable; they are tools by which we direct our activities.” — “Ide bukanlah sesuatu yang tetap dan tak berubah; ia adalah alat yang kita gunakan untuk mengarahkan aktivitas kita.” (<em>Democracy and Education</em>, 1916, hlm. 146)</p>
</blockquote>
<p>Dengan demikian, kebenaran bersifat pragmatis: suatu gagasan dianggap benar sejauh ia efektif dalam memecahkan masalah.</p>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Experience and Nature</em> (Pengalaman dan Alam)</h3>
<p>Dalam karyanya, Dewey menekankan pentingnya pengalaman sebagai dasar bagi filsafat dan ilmu pengetahuan.</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“Experience is not a veil that shuts man off from nature; it is rather the means by which he penetrates continually deeper into nature.” — “Pengalaman bukanlah tabir yang memisahkan manusia dari alam; melainkan sarana bagi manusia untuk menembus lebih dalam ke alam.” (<em>Experience and Nature</em>, 1925, hlm. 4)</p>
</blockquote>
<p>Bagi Dewey, pengalaman adalah proses interaktif antara manusia dan lingkungannya, yang terus membentuk pengetahuan dan tindakan.</p>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Progressive Education</em> (Pendidikan Progresif)</h3>
<p>Dewey adalah pelopor pendidikan progresif, yang menolak metode hafalan mekanis dan menekankan pembelajaran aktif berbasis pengalaman.</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“Education is not preparation for life; education is life itself.” — “Pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup; pendidikan adalah hidup itu sendiri.” (<em>Democracy and Education</em>, 1916, hlm. 239)</p>
</blockquote>
<p>Dengan demikian, pendidikan harus demokratis, partisipatif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Dalam Konteks Lain</h2>
<h3 class="wp-block-heading">Filsafat Sosial dan Demokrasi</h3>
<p>Dewey menegaskan bahwa demokrasi bukan sekadar bentuk pemerintahan, melainkan <strong>cara hidup</strong> yang menuntut partisipasi aktif warganya. Demokrasi harus dihidupi dalam institusi sosial, termasuk pendidikan, agar dapat membentuk warga negara yang kritis dan bertanggung jawab.</p>
<h3 class="wp-block-heading">Etika dan Estetika</h3>
<p>Dalam etika, Dewey menolak moralitas absolut. Ia melihat nilai moral sebagai hasil dari proses sosial yang dinamis. Dalam estetika, khususnya dalam <em>Art as Experience</em> (1934), ia menekankan seni sebagai bentuk pengalaman yang memperkaya kehidupan manusia, bukan sekadar objek pasif untuk dinikmati.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Kesimpulan</h2>
<p>John Dewey adalah filsuf pragmatis Amerika yang menghubungkan filsafat dengan kehidupan praktis. Dengan gagasan <em>instrumentalism</em>, konsep pengalaman, dan pendidikan progresif, ia menekankan bahwa filsafat harus relevan dengan masalah sosial dan pendidikan. Dewey meletakkan dasar bagi teori pendidikan modern dan memperluas makna demokrasi sebagai praktik hidup bersama.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Frequently Asked Questions (FAQ)</h2>
<div id="rank-math-faq" class="rank-math-block">
<div class="rank-math-list ">
<div id="faq-question-1759334216704" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Apa itu <em>instrumentalisme</em> menurut Dewey?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p>Instrumentalisme adalah pandangan bahwa ide dan konsep adalah alat untuk memecahkan masalah, bukan representasi tetap dari kenyataan.</p>
</div>
</div>
<div id="faq-question-1759334241088" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Bagaimana pandangan Dewey tentang pendidikan?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p>Pendidikan harus progresif, berbasis pengalaman, dan dipahami sebagai kehidupan itu sendiri, bukan sekadar persiapan untuk masa depan.</p>
</div>
</div>
<div id="faq-question-1759334263936" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Mengapa Dewey penting dalam filsafat demokrasi?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p>Karena ia menekankan demokrasi sebagai cara hidup yang menuntut partisipasi aktif, bukan hanya sistem politik formal.</p>
</div>
</div>
</div>
</div>
<h2 class="wp-block-heading">Referensi</h2>
<ul class="wp-block-list">
<li>Dewey, J. (1916). <em>Democracy and Education</em>. New York: Macmillan.</li>
<li>Dewey, J. (1925). <em>Experience and Nature</em>. Chicago: Open Court.</li>
<li>Dewey, J. (1934). <em>Art as Experience</em>. New York: Minton, Balch & Company.</li>
<li>Hickman, L. A. (1990). <em>John Dewey’s Pragmatic Technology</em>. Bloomington: Indiana University Press.</li>
<li>Ryan, A. (1995). <em>John Dewey and the High Tide of American Liberalism</em>. New York: W.W. Norton.</li>
<li>Garrison, J., Neubert, S., & Reich, K. (2016). <em>John Dewey’s Philosophy of Education: An Introduction and Recontextualization for Our Times</em>. New York: Palgrave Macmillan.</li>
</ul>
]]></content:encoded>
<media:content url="https://i.ibb.co.com/YBNGkSG1/250px-John-Dewey-cph-3a51565.webp" medium="image"></media:content>
</item>
<item>
<title>Johann Gottfried Herder</title>
<link>https://raymondkelvinnando.com/johann-gottfried-herder/</link>
<dc:creator><![CDATA[Raymond Kelvin Nando]]></dc:creator>
<pubDate>Wed, 01 Oct 2025 15:45:49 +0000</pubDate>
<category><![CDATA[Filsuf]]></category>
<category><![CDATA[Bahasa sebagai Organ Pemikiran]]></category>
<category><![CDATA[filsafat sejarah]]></category>
<category><![CDATA[filsuf Jerman]]></category>
<category><![CDATA[Hermeneutika dan Kritik Sastra]]></category>
<category><![CDATA[Humanität]]></category>
<category><![CDATA[Johann Gottfried Herder]]></category>
<category><![CDATA[Kemanusiaan]]></category>
<category><![CDATA[Roh Bangsa]]></category>
<category><![CDATA[Sprache als Organ des Denkens]]></category>
<category><![CDATA[Volksgeist]]></category>
<guid isPermaLink="false">https://raymondkelvinnando.com/?p=1531</guid>
<description><![CDATA[Raymond Kelvin Nando — Johann Gottfried Herder adalah seorang filsuf, teolog, kritikus sastra, dan sejarawan asal Jerman yang berperan besar dalam kelahiran Romantisisme awal serta gerakan Sturm und Drang. Ia dikenal sebagai tokoh yang menekankan pentingnya bahasa, budaya, dan sejarah dalam memahami manusia, serta sebagai perintis hermeneutika modern. Biografi Johann Gottfried Herder Johann Gottfried Herder […]]]></description>
<content:encoded><![CDATA[
<p><strong><a href="https://raymondkelvinnando.com/" target="_blank" data-type="link" data-id="https://raymondkelvinnando.com/" rel="noreferrer noopener">Raymond Kelvin Nando</a></strong> — Johann Gottfried Herder adalah seorang filsuf, teolog, kritikus sastra, dan sejarawan asal Jerman yang berperan besar dalam kelahiran <strong>Romantisisme awal</strong> serta gerakan <strong>Sturm und Drang</strong>. Ia dikenal sebagai tokoh yang menekankan pentingnya bahasa, budaya, dan sejarah dalam memahami manusia, serta sebagai perintis hermeneutika modern.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Biografi Johann Gottfried Herder</h2>
<p>Johann Gottfried Herder lahir pada 25 Agustus 1744 di Mohrungen, Prusia Timur (kini Morąg, Polandia). Ia berasal dari keluarga sederhana, anak seorang penyanyi gereja, namun sejak kecil memiliki minat besar pada studi teologi, sastra, dan filsafat.</p>
<p>Herder menempuh pendidikan di Universitas Königsberg, di mana ia menjadi murid Immanuel Kant. Walaupun sempat dipengaruhi oleh pemikiran Kant, ia kemudian mengembangkan pendekatan yang berbeda: lebih historis, kontekstual, dan kultural, menolak universalitas abstrak dalam filsafat.</p>
<p>Pada 1760-an, Herder bekerja sebagai pendeta dan guru, sambil aktif menulis tentang bahasa, sastra, dan estetika. Ia bertemu dengan tokoh besar seperti Johann Wolfgang von Goethe, dan bersama-sama mereka menjadi bagian penting dari gerakan <strong>Sturm und Drang</strong>, yang menekankan kebebasan kreatif, ekspresi emosi, dan keaslian budaya.</p>
<p>Herder kemudian menjabat sebagai pengawas sekolah dan tokoh gereja di Weimar. Selama periode ini, ia menulis karya-karya penting, termasuk <em>Abhandlung über den Ursprung der Sprache</em> (1772), <em>Auch eine Philosophie der Geschichte zur Bildung der Menschheit</em> (1774), dan <em>Ideen zur Philosophie der Geschichte der Menschheit</em> (1784–1791).</p>
<p>Ia wafat pada 18 Desember 1803 di Weimar. Warisannya tetap hidup melalui pengaruh besar pada hermeneutika, teori bahasa, antropologi, dan nasionalisme kultural.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Konsep-Konsep Utama</h2>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Volksgeist</em> (Roh Bangsa)</h3>
<p>Dalam karya sejarahnya, Herder menulis:</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“Jedes Volk hat seinen Mittelpunkt der Glückseligkeit in sich wie jede Kugel ihren Schwerpunkt.” — “Setiap bangsa memiliki pusat kebahagiaannya sendiri sebagaimana setiap bola memiliki pusat gravitasinya.” (<em>Ideen zur Philosophie der Geschichte der Menschheit</em>, 1784, hlm. 24)</p>
</blockquote>
<p>Konsep <strong>Volksgeist</strong> menekankan bahwa setiap bangsa memiliki roh atau semangat khas yang membentuk identitasnya. Tidak ada standar universal untuk menilai kebudayaan, sebab setiap bangsa harus dipahami dari sudut pandang sejarah dan tradisinya sendiri.</p>
<p>Gagasan ini sangat berpengaruh dalam perkembangan teori kebudayaan, antropologi, serta pemikiran nasionalisme romantik di Eropa.</p>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Sprache als Organ des Denkens</em> (Bahasa sebagai Organ Pemikiran)</h3>
<p>Herder menulis dalam risalahnya tentang bahasa:</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“Die Sprache ist das Organ des Denkens.” — “Bahasa adalah organ pemikiran.” (<em>Abhandlung über den Ursprung der Sprache</em>, 1772, hlm. 56)</p>
</blockquote>
<p>Menurut Herder, bahasa tidak hanya alat komunikasi, melainkan <strong>kerangka berpikir</strong> yang membentuk pandangan dunia suatu bangsa. Oleh karena itu, setiap bahasa membawa identitas budaya tersendiri, dan memahami bahasa berarti juga memahami cara berpikir suatu masyarakat.</p>
<p>Pemikiran ini menjadi dasar bagi filsafat bahasa modern, hermeneutika, dan antropologi linguistik.</p>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Humanität</em> (Kemanusiaan)</h3>
<p>Herder juga menekankan cita-cita <em>Humanität</em>, yakni pengembangan potensi manusia secara penuh dalam kerangka kemanusiaan universal. Walaupun ia menolak universalisme abstrak, ia menegaskan bahwa semua budaya berkontribusi pada perkembangan kemanusiaan secara kolektif.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Dalam Konteks Lain</h2>
<h3 class="wp-block-heading">Filsafat Sejarah</h3>
<p>Herder mengembangkan filsafat sejarah yang menolak gagasan linear dan teleologis. Ia berpendapat bahwa sejarah adalah <strong>proses organik</strong> yang berkembang sesuai kondisi sosial dan budaya masing-masing bangsa. Setiap zaman memiliki nilai dan martabat tersendiri, bukan sekadar tahapan menuju tujuan tunggal.</p>
<h3 class="wp-block-heading">Hermeneutika dan Kritik Sastra</h3>
<p>Sebagai salah satu perintis hermeneutika modern, Herder menekankan pentingnya memahami teks berdasarkan konteks historis, budaya, dan bahasa pengarangnya. Pemikiran ini kelak menjadi fondasi bagi Wilhelm Dilthey dan Hans-Georg Gadamer.</p>
<p>Selain itu, sebagai kritikus sastra, Herder berperan penting dalam memperkenalkan puisi rakyat dan tradisi lokal sebagai sumber estetika yang sah.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Kesimpulan</h2>
<p>Johann Gottfried Herder adalah filsuf yang menegaskan <strong>keunikan budaya, peran fundamental bahasa, dan sifat historis manusia</strong>. Dengan gagasan <em>Volksgeist</em>, teori bahasa, dan pandangan sejarahnya, ia meletakkan dasar bagi studi kebudayaan, hermeneutika, serta nasionalisme romantik yang berpengaruh luas pada pemikiran Eropa modern.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Frequently Asked Questions (FAQ)</h2>
<h3 class="wp-block-heading">Apa arti konsep <em>Volksgeist</em> menurut Herder?</h3>
<p>Bahwa setiap bangsa memiliki roh atau identitas unik yang membentuk pandangan hidupnya.</p>
<h3 class="wp-block-heading">Bagaimana Herder memandang bahasa?</h3>
<p>Bahasa dianggap sebagai organ pemikiran yang menentukan cara manusia memahami dunia.</p>
<h3 class="wp-block-heading">Mengapa Herder dianggap penting dalam hermeneutika?</h3>
<p>Karena ia menekankan pentingnya konteks historis dan kultural dalam memahami teks.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Referensi</h2>
<ul class="wp-block-list">
<li>Herder, J. G. (1772). <em>Abhandlung über den Ursprung der Sprache</em>. Berlin: Christian Friedrich Voß.</li>
<li>Herder, J. G. (1774). <em>Auch eine Philosophie der Geschichte zur Bildung der Menschheit</em>. Riga: Hartknoch.</li>
<li>Herder, J. G. (1784–1791). <em>Ideen zur Philosophie der Geschichte der Menschheit</em>. Riga: Hartknoch.</li>
<li>Barnard, F. M. (1965). <em>Herder’s Social and Political Thought: From Enlightenment to Nationalism</em>. Oxford: Clarendon Press.</li>
<li>Forster, M. N. (2010). <em>After Herder: Philosophy of Language in the German Tradition</em>. Oxford: Oxford University Press.</li>
<li>Norton, R. E. (1991). <em>Herder’s Aesthetics and the European Enlightenment</em>. Ithaca: Cornell University Press.</li>
</ul>
]]></content:encoded>
<media:content url="https://i.ibb.co.com/qLPrssrk/960px-Johann-Gottfried-Herder-2.webp" medium="image"></media:content>
</item>
<item>
<title>Johann Wolfgang von Goethe</title>
<link>https://raymondkelvinnando.com/johann-wolfgang-von-goethe/</link>
<dc:creator><![CDATA[Raymond Kelvin Nando]]></dc:creator>
<pubDate>Wed, 01 Oct 2025 15:30:10 +0000</pubDate>
<category><![CDATA[Filsuf]]></category>
<category><![CDATA[Bildung]]></category>
<category><![CDATA[Estetika dan Filsafat Seni]]></category>
<category><![CDATA[Farbenlehre]]></category>
<category><![CDATA[filsuf Jerman]]></category>
<category><![CDATA[Ilmu Pengetahuan Alam]]></category>
<category><![CDATA[Johann Wolfgang von Goethe]]></category>
<category><![CDATA[Pembentukan Diri]]></category>
<category><![CDATA[Sastra Dunia]]></category>
<category><![CDATA[Teori Warna]]></category>
<category><![CDATA[Weltliteratur]]></category>
<guid isPermaLink="false">https://raymondkelvinnando.com/?p=1645</guid>
<description><![CDATA[Raymond Kelvin Nando — Johann Wolfgang von Goethe adalah seorang penyair, dramawan, novelis, ilmuwan alam, sekaligus filsuf asal Jerman. Ia dianggap sebagai tokoh utama Weimarer Klassik dan salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah intelektual Eropa. Walaupun masyhur sebagai sastrawan, Goethe memberikan sumbangan besar dalam filsafat, estetika, dan ilmu pengetahuan. Biografi Johann Wolfgang von Goethe […]]]></description>
<content:encoded><![CDATA[
<p><strong><a href="https://raymondkelvinnando.com/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Raymond Kelvin Nando</a></strong> — Johann Wolfgang von Goethe adalah seorang penyair, dramawan, novelis, ilmuwan alam, sekaligus filsuf asal Jerman. Ia dianggap sebagai tokoh utama <em>Weimarer Klassik</em> dan salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah intelektual Eropa. Walaupun masyhur sebagai sastrawan, Goethe memberikan sumbangan besar dalam filsafat, estetika, dan ilmu pengetahuan.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Biografi Johann Wolfgang von Goethe</h2>
<p>Johann Wolfgang von Goethe lahir pada 28 Agustus 1749 di Frankfurt am Main, Kekaisaran Romawi Suci. Ia dibesarkan dalam keluarga borjuis terdidik; ayahnya adalah seorang pejabat hukum, sedangkan ibunya memiliki kecenderungan kuat pada seni. Sejak kecil, Goethe mendapat pendidikan yang luas mencakup bahasa, sastra, seni, dan filsafat.</p>
<p>Pada tahun 1765, Goethe menempuh pendidikan hukum di Universitas Leipzig. Di sana ia memperdalam ketertarikan pada puisi dan seni. Karya awalnya, <em>Götz von Berlichingen</em> (1773), menjadi tonggak gerakan <strong>Sturm und Drang</strong>, yang menekankan kebebasan kreatif dan emosi individual.</p>
<p>Pertemuan dengan Johann Gottfried Herder pada awal 1770-an memperdalam pemahaman Goethe akan bahasa, sejarah, dan filsafat kebudayaan. Persahabatannya dengan Friedrich Schiller di Weimar kemudian mengokohkan gaya klasik yang menekankan harmoni, rasionalitas, dan estetika yang luhur.</p>
<p>Selain karya sastra monumental seperti <em>Faust</em> dan <em>Wilhelm Meisters Lehrjahre</em>, Goethe juga mendalami ilmu pengetahuan alam, khususnya botani, morfologi, dan teori warna. Dalam kedudukannya sebagai pejabat di Weimar, ia juga terlibat dalam reformasi pendidikan dan kebudayaan.</p>
<p>Goethe wafat pada 22 Maret 1832 di Weimar. Warisannya menjangkau lintas disiplin: sastra, filsafat, estetika, dan ilmu pengetahuan.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Konsep-Konsep Utama</h2>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Bildung</em> (Pembentukan Diri)</h3>
<p>Goethe memandang <em>Bildung</em> sebagai proses pembentukan kepribadian yang dinamis melalui pengalaman, pendidikan, dan interaksi budaya.</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“Der Mensch erkennt sich nur im Menschen, nur das Leben lehret jeden, was er sei.” — “Manusia hanya mengenali dirinya dalam manusia lain, hanya kehidupan yang mengajarkan kepada setiap orang apa dirinya.” (<em>Wilhelm Meisters Lehrjahre</em>, 1795–1796, hlm. 112)</p>
</blockquote>
<p>Konsep ini menegaskan bahwa manusia tidak pernah selesai; ia selalu berada dalam perjalanan menuju realisasi diri. Pandangan Goethe mengenai <em>Bildung</em> sangat memengaruhi filsafat pendidikan modern.</p>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Weltliteratur</em> (Sastra Dunia)</h3>
<p>Goethe meyakini bahwa sastra harus dipahami sebagai milik bersama umat manusia.</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“National-Literatur will jetzt nicht viel sagen, die Epoche der Welt-Literatur ist an der Zeit.” — “Sastra nasional kini tidak banyak berarti; zaman sastra dunia telah tiba.” (<em>Gespräche mit Eckermann</em>, 1827, hlm. 94)</p>
</blockquote>
<p>Dengan konsep <em>Weltliteratur</em>, Goethe mendorong pertukaran budaya lintas bangsa dan melihat karya sastra sebagai sarana universal untuk memahami kondisi manusia.</p>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Farbenlehre</em> (Teori Warna)</h3>
<p>Dalam bidang ilmu pengetahuan, Goethe menolak reduksionisme optik Newton dan mengajukan pendekatan fenomenologis.</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“Die Farben sind Taten des Lichts, Taten und Leiden.” — “Warna adalah perbuatan cahaya, perbuatan sekaligus penderitaannya.” (<em>Zur Farbenlehre</em>, 1810, hlm. 12)</p>
</blockquote>
<p>Goethe memahami warna sebagai pengalaman subjektif yang berhubungan dengan persepsi manusia. Hal ini menjadikan teorinya penting bagi estetika, psikologi, dan seni visual.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Dalam Konteks Lain</h2>
<h3 class="wp-block-heading">Estetika dan Filsafat Seni</h3>
<p>Goethe menegaskan bahwa seni adalah sarana pembentukan kepribadian dan jalan menuju harmoni batin. Karya seni berfungsi sebagai medium untuk memahami diri sekaligus realitas. Dalam hal ini, ia memandang seni sebagai bagian integral dari <em>Bildung</em>.</p>
<h3 class="wp-block-heading">Ilmu Pengetahuan Alam</h3>
<p>Sebagai ilmuwan, Goethe menyumbangkan gagasan tentang morfologi tumbuhan dan embrio teori evolusi. Baginya, alam adalah organisme hidup yang berkembang dalam keteraturan organik. Pandangan ini menentang mekanisisme Cartesian dan mendekati filsafat alam Romantisisme.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Kesimpulan</h2>
<p>Johann Wolfgang von Goethe adalah tokoh universal yang melampaui batas disiplin. Dengan konsep <em>Bildung</em>, <em>Weltliteratur</em>, dan <em>Farbenlehre</em>, ia menekankan pentingnya pengembangan diri, keterbukaan budaya, dan pengalaman fenomenologis dalam memahami manusia dan alam. Goethe meletakkan dasar bagi pemikiran modern yang menyatukan seni, filsafat, dan ilmu.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Frequently Asked Questions (FAQ)</h2>
<div id="rank-math-faq" class="rank-math-block">
<div class="rank-math-list ">
<div id="faq-question-1759325385930" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Apa yang dimaksud dengan <em>Bildung</em> menurut Goethe?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p><em>Bildung</em> adalah proses pembentukan diri yang berlangsung terus-menerus melalui pengalaman hidup dan budaya.</p>
</div>
</div>
<div id="faq-question-1759325392377" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Apa arti gagasan <em>Weltliteratur</em>?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p><em>Weltliteratur</em> berarti sastra dunia sebagai warisan bersama umat manusia, melampaui batas nasional.</p>
</div>
</div>
<div id="faq-question-1759325400135" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Apa kontribusi Goethe dalam ilmu pengetahuan?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p>Ia mengembangkan teori warna (<em>Farbenlehre</em>) dan morfologi tumbuhan dengan pendekatan fenomenologis.</p>
</div>
</div>
</div>
</div>
<h2 class="wp-block-heading">Referensi</h2>
<ul class="wp-block-list">
<li>Goethe, J. W. von. (1795–1796). <em>Wilhelm Meisters Lehrjahre</em>. Berlin: Unger.</li>
<li>Goethe, J. W. von. (1810). <em>Zur Farbenlehre</em>. Tübingen: Cotta.</li>
<li>Goethe, J. W. von. (1827). <em>Gespräche mit Eckermann</em>. Stuttgart: Cotta.</li>
<li>Boyle, N. (2000). <em>Goethe: The Poet and the Age</em>. Vol. II. Oxford: Clarendon Press.</li>
<li>Richards, R. J. (2002). <em>The Romantic Conception of Life: Science and Philosophy in the Age of Goethe</em>. Chicago: University of Chicago Press.</li>
<li>Wellbery, D. E. (2010). <em>Goethe and the Poetics of Science</em>. Ithaca: Cornell University Press.</li>
</ul>
<h2 class="wp-block-heading">Tags</h2>
<p>Johann Wolfgang von Goethe, Bildung, Pembentukan Diri, Weltliteratur, Sastra Dunia, Farbenlehre, Teori Warna, Estetika dan Filsafat Seni, Ilmu Pengetahuan Alam, filsuf Jerman,</p>
]]></content:encoded>
<media:content url="https://i.ibb.co.com/Z9PbLFc/Goethe-Stieler-1828.webp" medium="image"></media:content>
</item>
<item>
<title>Johann Gottlieb Fichte</title>
<link>https://raymondkelvinnando.com/johann-gottlieb-fichte/</link>
<dc:creator><![CDATA[Raymond Kelvin Nando]]></dc:creator>
<pubDate>Wed, 01 Oct 2025 04:13:07 +0000</pubDate>
<category><![CDATA[Filsuf]]></category>
<category><![CDATA[Ajaran Pengetahuan]]></category>
<category><![CDATA[Aku dan Non-Aku]]></category>
<category><![CDATA[Das Ich und das Nicht-Ich]]></category>
<category><![CDATA[Filsafat Moral dan Kebebasan]]></category>
<category><![CDATA[filsafat politik]]></category>
<category><![CDATA[filsuf Jerman]]></category>
<category><![CDATA[Johann Gottlieb Fichte]]></category>
<category><![CDATA[Pidato kepada Bangsa Jerman]]></category>
<category><![CDATA[Reden an die deutsche Nation]]></category>
<category><![CDATA[Wissenschaftslehre]]></category>
<guid isPermaLink="false">https://raymondkelvinnando.com/?p=1525</guid>
<description><![CDATA[Raymond Kelvin Nando — Johann Gottlieb Fichte adalah seorang filsuf Jerman yang dikenal sebagai penerus sekaligus pengembang tradisi idealismenya Immanuel Kant. Ia menjadi figur penting dalam membentuk aliran German Idealism (Idealism Jerman), yang kelak memengaruhi Schelling dan Hegel. Fichte menekankan kebebasan, kesadaran-diri, serta peran aktif subjek dalam membentuk realitas. Biografi Johann Gottlieb Fichte Johann Gottlieb […]]]></description>
<content:encoded><![CDATA[
<p><strong><a href="https://raymondkelvinnando.com/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Raymond Kelvin Nando</a></strong> — Johann Gottlieb Fichte adalah seorang filsuf Jerman yang dikenal sebagai penerus sekaligus pengembang tradisi <strong>idealismenya Immanuel Kant</strong>. Ia menjadi figur penting dalam membentuk aliran <strong>German Idealism</strong> (Idealism Jerman), yang kelak memengaruhi Schelling dan Hegel. Fichte menekankan kebebasan, kesadaran-diri, serta peran aktif subjek dalam membentuk realitas.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Biografi Johann Gottlieb Fichte</h2>
<p>Johann Gottlieb Fichte lahir pada 19 Mei 1762 di desa Rammenau, Saxony, Jerman. Ia berasal dari keluarga sederhana, putra seorang penenun, tetapi sejak kecil menunjukkan kecerdasan luar biasa. Karena bakatnya, seorang dermawan membiayai pendidikannya.</p>
<p>Fichte menempuh studi teologi di Universitas Jena dan Leipzig, tetapi kemudian tertarik pada filsafat, terutama setelah membaca karya Immanuel Kant. Ia menulis <em>Versuch einer Kritik aller Offenbarung</em> (1792), yang sempat dianggap sebagai karya Kant sendiri karena kesamaan gaya argumentasi.</p>
<p>Pada tahun 1794, Fichte diangkat menjadi profesor filsafat di Universitas Jena. Ia menjadi figur karismatik yang menginspirasi mahasiswa dengan gagasan kebebasan, moralitas, dan tanggung jawab etis. Namun, pandangan radikalnya tentang agama menimbulkan kontroversi dan membuatnya dipecat.</p>
<p>Pada awal abad ke-19, Fichte semakin terlibat dalam politik. Ia menyampaikan <em>Reden an die deutsche Nation</em> (1808) di Berlin, menyerukan kebangkitan nasional Jerman melawan dominasi Napoleon. Pidato ini menjadikannya salah satu tokoh nasionalisme Jerman.</p>
<p>Fichte wafat pada 29 Januari 1814 di Berlin akibat penyakit yang ditularkan dari istrinya, yang merawat tentara sakit selama peperangan. Ia dikenang sebagai filsuf kebebasan, idealisme, dan dedikasi moral.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Konsep-Konsep Utama</h2>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Wissenschaftslehre</em> (Ajaran Pengetahuan)</h3>
<p>Dalam karya monumentalnya, Fichte menulis:</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“Das Ich setzt schlechthin sein eigenes Sein.” — “Aku menegakkan keberadaannya sendiri secara mutlak.” (<em>Grundlage der gesamten Wissenschaftslehre</em>, 1794, hlm. 98)</p>
</blockquote>
<p>Bagi Fichte, <strong>subjek (Aku)</strong> adalah pusat dari seluruh filsafat. Realitas bukanlah sesuatu yang ada secara independen, melainkan hasil aktivitas kesadaran-diri. Dengan demikian, dunia dipahami sebagai sesuatu yang dibentuk oleh tindakan <em>Aku</em> dalam menghadapi <em>Non-Aku</em>.</p>
<p>Konsep ini mengembangkan kritik Kant dan meletakkan dasar bagi idealisme transendental. Fichte menekankan <strong>tindakan aktif kesadaran</strong> ketimbang sekadar penerimaan pasif terhadap pengalaman.</p>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Das Ich und das Nicht-Ich</em> (Aku dan Non-Aku)</h3>
<p>Fichte membedakan antara <em>Ich</em> (kesadaran-diri) dan <em>Nicht-Ich</em> (yang lain atau dunia luar).</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“Alles Bewusstsein beruht auf dem Gegensatz des Ich und des Nicht-Ich.” — “Segala kesadaran berakar pada pertentangan antara Aku dan Non-Aku.” (<em>Grundlage der gesamten Wissenschaftslehre</em>, 1794, hlm. 142)</p>
</blockquote>
<p>Pertentangan ini bukanlah dualisme mutlak, melainkan dinamika dialektis. Dunia luar (<em>Non-Aku</em>) diperlukan sebagai batas agar <em>Aku</em> dapat menyadari kebebasan dan bertindak. Dengan kata lain, kesadaran adalah proses aktif yang terus-menerus membentuk diri dalam relasi dengan yang lain.</p>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Reden an die deutsche Nation</em> (Pidato kepada Bangsa Jerman)</h3>
<p>Dalam pidatonya yang terkenal, Fichte menulis:</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“Die Erziehung des Volkes ist die wichtigste Aufgabe der Zukunft.” — “Pendidikan rakyat adalah tugas terpenting bagi masa depan.” (<em>Reden an die deutsche Nation</em>, 1808, hlm. 37)</p>
</blockquote>
<p>Pidato ini menegaskan peran pendidikan dalam membangun identitas nasional. Fichte percaya bahwa pembaruan moral dan intelektual bangsa Jerman hanya mungkin melalui sistem pendidikan yang membentuk kebebasan dan kesadaran kolektif.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Dalam Konteks Lain</h2>
<h3 class="wp-block-heading">Filsafat Moral dan Kebebasan</h3>
<p>Fichte menekankan bahwa manusia adalah makhluk bebas yang memiliki tanggung jawab moral absolut. Kebebasan bukan sekadar pilihan, melainkan <strong>tugas etis untuk bertindak sesuai akal budi dan kebaikan universal</strong>.</p>
<p>Dalam hal ini, Fichte melanjutkan warisan Kantian tentang otonomi moral, tetapi lebih menekankan aspek praktis dan dinamis.</p>
<h3 class="wp-block-heading">Filsafat Politik</h3>
<p>Fichte mengembangkan gagasan tentang negara sebagai perwujudan kebebasan kolektif. Negara bukan sekadar penjaga ketertiban, tetapi instrumen pendidikan moral rakyat. Pandangan ini menjadi cikal bakal pemikiran politik modern di Jerman dan memengaruhi tradisi nasionalisme Eropa.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Kesimpulan</h2>
<p>Johann Gottlieb Fichte adalah pemikir penting dalam tradisi <strong>German Idealism</strong> yang menempatkan subjek sebagai pusat realitas. Dengan <em>Wissenschaftslehre</em>, gagasan tentang <em>Aku dan Non-Aku</em>, serta pidatonya tentang bangsa, Fichte merumuskan filsafat kebebasan yang memiliki dampak besar pada etika, politik, dan nasionalisme modern.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Frequently Asked Questions (FAQ)</h2>
<div id="rank-math-faq" class="rank-math-block">
<div class="rank-math-list ">
<div id="faq-question-1759239022828" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Apa inti dari <em>Wissenschaftslehre</em> Fichte?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p>Bahwa seluruh realitas berakar pada tindakan kesadaran <em>Aku</em> yang menegakkan dirinya sendiri.</p>
</div>
</div>
<div id="faq-question-1759239102281" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Mengapa Fichte dianggap bapak nasionalisme Jerman?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p>Karena melalui <em>Reden an die deutsche Nation</em>, ia menekankan pendidikan dan moralitas sebagai dasar kebangkitan bangsa Jerman.</p>
</div>
</div>
<div id="faq-question-1759239111957" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Apa perbedaan utama Fichte dengan Kant?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p>Fichte lebih menekankan peran aktif subjek dalam membentuk realitas, sementara Kant menekankan struktur apriori pengalaman.</p>
</div>
</div>
</div>
</div>
<h2 class="wp-block-heading">Referensi</h2>
<ul class="wp-block-list">
<li>Fichte, J. G. (1794). <em>Grundlage der gesamten Wissenschaftslehre</em>. Leipzig: Johann Gottlob Teubner.</li>
<li>Fichte, J. G. (1808). <em>Reden an die deutsche Nation</em>. Berlin: Realschulbuchhandlung.</li>
<li>Breazeale, D. (1998). <em>Thinking Through the Wissenschaftslehre: Themes from Fichte’s Early Philosophy</em>. Oxford: Oxford University Press.</li>
<li>Neuhouser, F. (1990). <em>Fichte’s Theory of Subjectivity</em>. Cambridge: Cambridge University Press.</li>
<li>Rockmore, T. (1995). <em>Fichte, Marx, and the German Philosophical Tradition</em>. Carbondale: Southern Illinois University Press.</li>
<li>Zöller, G. (1998). <em>Fichte’s Transcendental Philosophy: The Original Duplicity of Intelligence and Will</em>. Cambridge: Cambridge University Press.</li>
</ul>
]]></content:encoded>
<media:content url="https://i.ibb.co.com/rfzm9XzP/Johann-Gottlieb-Fichte-4-A.webp" medium="image"></media:content>
</item>
<item>
<title>Joan Baptista Van Helmont</title>
<link>https://raymondkelvinnando.com/joan-baptista-van-helmont/</link>
<dc:creator><![CDATA[Raymond Kelvin Nando]]></dc:creator>
<pubDate>Wed, 01 Oct 2025 03:34:47 +0000</pubDate>
<category><![CDATA[Ebooks]]></category>
<category><![CDATA[Archeus]]></category>
<category><![CDATA[Eksperimen Pohon Willow]]></category>
<category><![CDATA[filsafat alam]]></category>
<category><![CDATA[filsuf Belgia]]></category>
<category><![CDATA[Gas]]></category>
<category><![CDATA[Joan Baptista Van Helmont]]></category>
<category><![CDATA[Kedokteran dan Kimia]]></category>
<category><![CDATA[Konsep Awal Gas]]></category>
<category><![CDATA[Prinsip Vital]]></category>
<guid isPermaLink="false">https://raymondkelvinnando.com/?p=1518</guid>
<description><![CDATA[Raymond Kelvin Nando — Joan Baptista Van Helmont adalah seorang filsuf alam, dokter, dan kimiawan asal Belgia yang hidup pada abad ke-16 hingga ke-17. Ia dikenal sebagai salah satu perintis kimia modern sekaligus tokoh filsafat alam yang menggabungkan pengamatan empiris dengan spekulasi metafisis. Pemikirannya menandai transisi dari alkimia tradisional menuju sains modern. Biografi Joan Baptista […]]]></description>
<content:encoded><![CDATA[
<p><strong><a href="https://raymondkelvinnando.com/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Raymond Kelvin Nando</a></strong> — Joan Baptista Van Helmont adalah seorang filsuf alam, dokter, dan kimiawan asal Belgia yang hidup pada abad ke-16 hingga ke-17. Ia dikenal sebagai salah satu perintis <strong>kimia modern</strong> sekaligus tokoh filsafat alam yang menggabungkan pengamatan empiris dengan spekulasi metafisis. Pemikirannya menandai transisi dari alkimia tradisional menuju sains modern.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Biografi Joan Baptista Van Helmont</h2>
<p>Joan Baptista Van Helmont lahir pada 12 Januari 1580 di Brussel, wilayah yang saat itu berada di bawah kekuasaan Spanyol. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang cukup terpandang. Pendidikan awalnya ditempuh di Universitas Leuven, di mana ia belajar filsafat skolastik, bahasa klasik, serta ilmu-ilmu alam.</p>
<p>Pada awal karier akademiknya, Van Helmont sempat tertarik pada teologi dan filsafat spekulatif. Namun kemudian ia beralih pada kedokteran, di mana ia mengkritik metode pengobatan tradisional yang sangat bergantung pada teori humoral Galenus. Ia mencari pendekatan baru berbasis eksperimen.</p>
<p>Sebagai seorang dokter, Van Helmont dikenal progresif. Ia menolak praktik pengobatan kuno yang dianggapnya tidak ilmiah, dan menekankan pentingnya observasi serta eksperimen. Ia juga sering berhadapan dengan otoritas medis dan gerejawi karena pandangan-pandangannya yang radikal.</p>
<p>Karya utamanya, <em>Ortus Medicinae</em> (1648), diterbitkan setelah kematiannya oleh putranya, Franciscus Mercurius Van Helmont. Buku ini memuat teori-teori tentang kimia, fisiologi, serta metafisika yang kemudian banyak memengaruhi sains Eropa.</p>
<p>Van Helmont wafat pada 30 Desember 1644 di Vilvoorde, dekat Brussel. Meskipun sebagian besar idenya diperdebatkan, ia dikenang sebagai tokoh peralihan dari alkimia ke kimia ilmiah.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Konsep-Konsep Utama</h2>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Gas</em> (Konsep Awal Gas)</h3>
<p>Van Helmont memperkenalkan istilah <em>gas</em> ke dalam ilmu pengetahuan. Ia menulis:</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“Gas sylvestre, quod neminem ante me audisse memini.” — “Gas liar, yang tak seorang pun pernah saya dengar sebelumnya.” (<em>Ortus Medicinae</em>, 1648, hlm. 59)</p>
</blockquote>
<p>Ia menggunakan istilah ini untuk menyebut substansi tak terlihat yang dihasilkan dari pembakaran dan fermentasi. Meskipun pemahamannya belum modern, konsep <em>gas</em> membuka jalan bagi perkembangan kimia eksperimental.</p>
<p>Penemuan ini menjadikan Van Helmont sebagai salah satu pionir dalam kajian tentang udara, pernapasan, dan reaksi kimia.</p>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Archeus</em> (Prinsip Vital)</h3>
<p>Menurut Van Helmont, tubuh manusia dikendalikan oleh suatu prinsip vital yang ia sebut <em>Archeus</em>.</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“Archeus est instar opificis in corpore humano.” — “Archeus adalah bagaikan seorang pekerja dalam tubuh manusia.” (<em>Ortus Medicinae</em>, 1648, hlm. 112)</p>
</blockquote>
<p>Konsep ini menggabungkan unsur metafisis dengan fisiologi. <em>Archeus</em> dipandang sebagai kekuatan yang mengatur fungsi tubuh, mirip dengan gagasan vitalisme dalam tradisi filsafat alam.</p>
<h3 class="wp-block-heading">Eksperimen Pohon Willow</h3>
<p>Van Helmont melakukan eksperimen terkenal dengan menanam pohon willow dalam pot besar berisi tanah, kemudian menimbang massa tanah dan pohon selama lima tahun. Ia menyimpulkan bahwa pertumbuhan pohon terutama berasal dari air, bukan tanah.</p>
<p>Eksperimen ini, meskipun belum sepenuhnya akurat, merupakan salah satu contoh awal <strong>metode kuantitatif dalam biologi</strong>.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Dalam Konteks Lain</h2>
<h3 class="wp-block-heading">Filsafat Alam</h3>
<p>Van Helmont memandang alam semesta sebagai suatu sistem yang hidup dan dinamis. Ia menolak pandangan mekanistik Aristotelian dan Galenik, lalu mengajukan teori yang lebih berbasis pada pengalaman empiris.</p>
<p>Dalam hal ini, ia sejalan dengan semangat <strong>filsafat alam modern</strong>, yang berusaha menjelaskan fenomena melalui observasi, eksperimen, dan bahasa baru ilmu pengetahuan.</p>
<h3 class="wp-block-heading">Kedokteran dan Kimia</h3>
<p>Dalam kedokteran, Van Helmont menolak praktik pengobatan purgatif (seperti pengeluaran darah) yang umum pada zamannya. Ia lebih menekankan pada pengobatan berbasis kimia, yang kemudian dikenal sebagai <strong>iatrokimia</strong>.</p>
<p>Pemikiran ini sangat berpengaruh pada perkembangan kedokteran modern, khususnya dalam menjelaskan penyakit sebagai gangguan proses kimia tubuh, bukan ketidakseimbangan humoral.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Kesimpulan</h2>
<p>Joan Baptista Van Helmont adalah figur penting dalam sejarah filsafat alam dan ilmu kimia. Dengan memperkenalkan istilah <em>gas</em>, mengembangkan teori <em>Archeus</em>, dan melakukan eksperimen kuantitatif, ia menjadi salah satu penghubung antara alkimia kuno dan kimia modern. Meskipun sebagian idenya bercampur dengan spekulasi metafisis, warisannya tetap berharga dalam perkembangan sains.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Frequently Asked Questions (FAQ)</h2>
<div id="rank-math-faq" class="rank-math-block">
<div class="rank-math-list ">
<div id="faq-question-1759237078520" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Apa kontribusi terbesar Van Helmont dalam kimia?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p>Ia memperkenalkan istilah <em>gas</em> dan melakukan eksperimen awal yang bersifat kuantitatif.</p>
</div>
</div>
<div id="faq-question-1759237100426" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Apa itu konsep Archeus?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p>Prinsip vital dalam tubuh manusia yang dianggap mengatur fungsi fisiologis.</p>
</div>
</div>
<div id="faq-question-1759237111566" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Mengapa eksperimen pohon willow penting?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p>Karena menandai penggunaan metode kuantitatif dalam memahami biologi dan pertumbuhan tanaman.</p>
</div>
</div>
</div>
</div>
<h2 class="wp-block-heading">Referensi</h2>
<ul class="wp-block-list">
<li>Van Helmont, J. B. (1648). <em>Ortus Medicinae</em>. Amsterdam: Elzevir.</li>
<li>Debus, A. G. (1977). <em>The Chemical Philosophy: Paracelsian Science and Medicine in the Sixteenth and Seventeenth Centuries</em>. New York: Science History Publications.</li>
<li>Pagel, W. (1982). <em>Joan Baptista Van Helmont: Reformer of Science and Medicine</em>. Cambridge: Cambridge University Press.</li>
<li>Newman, W. R. (2006). <em>Promethean Ambitions: Alchemy and the Quest to Perfect Nature</em>. Chicago: University of Chicago Press.</li>
<li>Clericuzio, A. (2000). <em>Elements, Principles and Corpuscles: A Study of Atomism and Chemistry in the Seventeenth Century</em>. Dordrecht: Springer.</li>
<li>Wear, A. (1996). <em>Medicine in Early Modern Europe, 1500–1700</em>. Cambridge: Cambridge University Press.</li>
</ul>
]]></content:encoded>
<media:content url="https://raymondkelvinnando.com/wp-content/uploads/2025/10/Jan-Baptist-van-Helmont.jpeg" medium="image"></media:content>
</item>
<item>
<title>Jeremy Bentham</title>
<link>https://raymondkelvinnando.com/jeremy-bentham/</link>
<dc:creator><![CDATA[Raymond Kelvin Nando]]></dc:creator>
<pubDate>Tue, 30 Sep 2025 16:56:21 +0000</pubDate>
<category><![CDATA[Filsuf]]></category>
<category><![CDATA[Ekonomi dan Sosial]]></category>
<category><![CDATA[Filsafat Politik dan Hukum]]></category>
<category><![CDATA[filsuf Inggris]]></category>
<category><![CDATA[Hedonic Calculus]]></category>
<category><![CDATA[Jeremy Bentham]]></category>
<category><![CDATA[Kalkulus Hedonis]]></category>
<category><![CDATA[Model Pengawasan]]></category>
<category><![CDATA[Panopticon]]></category>
<category><![CDATA[Principle of Utility]]></category>
<category><![CDATA[Prinsip Utilitas]]></category>
<guid isPermaLink="false">https://raymondkelvinnando.com/?p=1514</guid>
<description><![CDATA[Raymond Kelvin Nando — Jeremy Bentham adalah seorang filsuf, ahli hukum, dan reformis sosial asal Inggris yang dikenal sebagai perintis utama aliran utilitarianisme. Dengan menekankan prinsip kebahagiaan terbesar bagi jumlah orang terbanyak, Bentham mengembangkan teori moral dan politik yang berpengaruh besar dalam filsafat modern, hukum, dan kebijakan sosial. Biografi Jeremy Bentham Jeremy Bentham lahir pada […]]]></description>
<content:encoded><![CDATA[
<p><strong><a href="https://raymondkelvinnando.com/" target="_blank" data-type="link" data-id="https://raymondkelvinnando.com/" rel="noreferrer noopener">Raymond Kelvin Nando</a></strong> — Jeremy Bentham adalah seorang filsuf, ahli hukum, dan reformis sosial asal Inggris yang dikenal sebagai perintis utama aliran <strong>utilitarianisme</strong>. Dengan menekankan prinsip kebahagiaan terbesar bagi jumlah orang terbanyak, Bentham mengembangkan teori moral dan politik yang berpengaruh besar dalam filsafat modern, hukum, dan kebijakan sosial.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Biografi Jeremy Bentham</h2>
<p>Jeremy Bentham lahir pada 15 Februari 1748 di London, Inggris. Ia berasal dari keluarga makmur, sehingga mendapat pendidikan klasik sejak dini. Bentham dikenal sebagai anak ajaib; pada usia tiga tahun ia sudah membaca karya-karya berbahasa Latin dan Yunani.</p>
<p>Ia kemudian menempuh pendidikan di Queen’s College, Oxford, dan dilatih sebagai pengacara di Lincoln’s Inn. Namun, Bentham merasa hukum Inggris pada masanya penuh kekacauan dan ketidakadilan, sehingga ia memutuskan untuk mendedikasikan hidupnya pada reformasi hukum.</p>
<p>Karya pertamanya, <em>A Fragment on Government</em> (1776), mengkritik doktrin hukum alam dan mendukung hukum positif berdasarkan prinsip utilitas. Tulisan ini menjadi titik awal karier intelektualnya sebagai kritikus sistem hukum tradisional.</p>
<p>Sepanjang hidupnya, Bentham terlibat dalam berbagai proyek reformasi, mulai dari hukum pidana, sistem penjara, hak-hak politik, hingga kebebasan ekonomi. Ia juga merancang konsep <em>Panopticon</em>, sebuah model penjara dengan pengawasan total.</p>
<p>Bentham wafat pada 6 Juni 1832 di London. Sesuai wasiatnya, tubuhnya diawetkan dan dipajang di University College London, yang hingga kini dikenal sebagai <em>auto-icon</em>.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Konsep-Konsep Utama</h2>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Principle of Utility</em> (Prinsip Utilitas)</h3>
<p>Dalam karyanya, Bentham menulis:</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“It is the greatest happiness of the greatest number that is the measure of right and wrong.” — “Kebahagiaan terbesar bagi jumlah terbesar adalah ukuran benar dan salah.” (<em>An Introduction to the Principles of Morals and Legislation</em>, 1789, hlm. 14)</p>
</blockquote>
<p>Prinsip ini menjadi dasar <strong>utilitarianisme</strong>. Bagi Bentham, tindakan dinilai benar atau salah bukan berdasarkan niat, melainkan pada <strong>konsekuensi</strong> yang ditimbulkannya. Tujuan moral adalah memaksimalkan kebahagiaan (pleasure) dan meminimalkan penderitaan (pain).</p>
<p>Dengan kerangka ini, Bentham menolak hukum atau kebijakan yang hanya menguntungkan segelintir orang, karena yang terpenting adalah manfaat kolektif.</p>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Hedonic Calculus</em> (Kalkulus Hedonis)</h3>
<p>Bentham berusaha membuat prinsip utilitas lebih ilmiah dengan mengembangkan <em>hedonic calculus</em>, yaitu metode untuk mengukur kesenangan dan penderitaan. Ia menilai intensitas, durasi, kepastian, dan konsekuensi suatu tindakan dalam menghasilkan kebahagiaan.</p>
<p>Meskipun metode ini kemudian dikritik karena terlalu mekanistik, konsepnya menjadi fondasi bagi analisis rasional dalam etika dan kebijakan publik.</p>
<h3 class="wp-block-heading"><em>Panopticon</em> (Model Pengawasan)</h3>
<p>Dalam proyek reformasi penjaranya, Bentham menulis:</p>
<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow">
<p>“A new mode of obtaining power of mind over mind, in a quantity hitherto without example.” — “Sebuah cara baru untuk memperoleh kekuasaan atas pikiran dengan skala yang belum pernah ada sebelumnya.” (<em>Panopticon Writings</em>, 1791, hlm. 23)</p>
</blockquote>
<p><em>Panopticon</em> adalah rancangan penjara berbentuk lingkaran dengan menara pengawas di tengah, memungkinkan pengawasan total terhadap narapidana. Walau kontroversial, konsep ini menjadi simbol bagi teori pengawasan sosial modern.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Dalam Konteks Lain</h2>
<h3 class="wp-block-heading">Filsafat Politik dan Hukum</h3>
<p>Bentham menolak doktrin <strong>hak kodrati</strong> yang diyakini banyak filsuf pada masanya. Menurutnya, hak hanya sah jika diciptakan oleh hukum positif dan sesuai dengan prinsip utilitas. Dengan demikian, ia dianggap sebagai pelopor <strong>positivisme hukum</strong>.</p>
<p>Pemikirannya tentang reformasi hukum sangat berpengaruh dalam pembentukan sistem hukum modern, termasuk kodifikasi hukum di berbagai negara.</p>
<h3 class="wp-block-heading">Ekonomi dan Sosial</h3>
<p>Bentham juga mendukung kebebasan pasar, kebebasan berbicara, serta reformasi politik seperti perluasan hak pilih. Dalam ekonomi, ia menentang monopoli dan mendukung kebijakan yang menguntungkan kesejahteraan publik secara luas.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Kesimpulan</h2>
<p>Jeremy Bentham adalah pemikir revolusioner yang menggabungkan filsafat moral, hukum, dan politik dalam kerangka <strong>utilitarianisme</strong>. Dengan prinsip kebahagiaan terbesar, kalkulus hedonis, dan gagasan reformisnya, Bentham meninggalkan warisan intelektual yang tetap relevan dalam etika terapan, hukum, dan kebijakan sosial hingga hari ini.</p>
<h2 class="wp-block-heading">Frequently Asked Questions (FAQ)</h2>
<div id="rank-math-faq" class="rank-math-block">
<div class="rank-math-list ">
<div id="faq-question-1759198563043" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Apa prinsip utama utilitarianisme Bentham?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p>Bahwa tindakan benar jika memaksimalkan kebahagiaan terbesar bagi jumlah orang terbanyak.</p>
</div>
</div>
<div id="faq-question-1759198583016" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Apa itu kalkulus hedonis?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p>Sebuah metode yang digunakan Bentham untuk mengukur kesenangan dan penderitaan dari suatu tindakan.</p>
</div>
</div>
<div id="faq-question-1759198635328" class="rank-math-list-item">
<h3 class="rank-math-question ">Mengapa Panopticon penting dalam sejarah filsafat?</h3>
<div class="rank-math-answer ">
<p>Karena ia memperkenalkan model pengawasan sosial yang kemudian menjadi inspirasi dalam teori sosial modern.</p>
</div>
</div>
</div>
</div>
<h2 class="wp-block-heading">Referensi</h2>
<ul class="wp-block-list">
<li>Bentham, J. (1776). <em>A Fragment on Government</em>. London: T. Payne.</li>
<li>Bentham, J. (1789). <em>An Introduction to the Principles of Morals and Legislation</em>. London: T. Payne.</li>
<li>Bentham, J. (1791). <em>Panopticon Writings</em>. London: Thomas Byrne.</li>
<li>Burns, J. H., & Hart, H. L. A. (Eds.). (1982). <em>A Comment on the Commentaries and A Fragment on Government</em>. London: Athlone Press.</li>
<li>Dinwiddy, J. R. (1989). <em>Bentham: Selected Writings of John Dinwiddy</em>. Stanford: Stanford University Press.</li>
<li>Crimmins, J. E. (2011). <em>Utilitarian Philosophy and Politics: Bentham’s Later Years</em>. London: Continuum.</li>
</ul>
]]></content:encoded>
<media:content url="https://i.ibb.co.com/pjjfwrLF/250px-Jeremy-Bentham-by-Henry-William-Pickersgill-detail.webp" medium="image"></media:content>
</item>
</channel>
</rss>
If you would like to create a banner that links to this page (i.e. this validation result), do the following:
Download the "valid RSS" banner.
Upload the image to your own server. (This step is important. Please do not link directly to the image on this server.)
Add this HTML to your page (change the image src
attribute if necessary):
If you would like to create a text link instead, here is the URL you can use:
http://www.feedvalidator.org/check.cgi?url=https%3A//raymondkelvinnando.com/feed/