FEED Validator

for Atom and RSS and KML

Congratulations!

This is a valid Atom 1.0 feed.

Recommendations

This feed is valid, but interoperability with the widest range of feed readers could be improved by implementing the following recommendations.

line 1, column 0: Use of unknown namespace: http://schemas.google.com/blogger/2008 [help]
```
<?xml version='1.0' encoding='UTF-8'?><?xml-stylesheet href="http://www.blog ...
```
line 1, column 0: Unable to validate namespace: http://schemas.google.com/g/2005. See the Google Data specification at https://developers.google.com/gdata/docs/1.0/elements [help]
```
<?xml version='1.0' encoding='UTF-8'?><?xml-stylesheet href="http://www.blog ...
```

line 1, column 928: Self reference doesn't match document location [help]

... eds/2449384549892723718/posts/default'/><link rel='alternate' type='text ...
                                             ^

line 1, column 14721: content should not contain data-original-height attribute (4 occurrences) [help]

... gt;&lt;br /&gt;&lt;/span&gt;&lt;br /&gt;</content><link rel='replies' ty ...
                                             ^

line 1, column 14721: content should not contain data-original-width attribute (4 occurrences) [help]

... gt;&lt;br /&gt;&lt;/span&gt;&lt;br /&gt;</content><link rel='replies' ty ...
                                             ^

line 1, column 14721: style attribute contains potentially dangerous content: font-variant-east-asian (140 occurrences) [help]

... gt;&lt;br /&gt;&lt;/span&gt;&lt;br /&gt;</content><link rel='replies' ty ...
                                             ^

line 1, column 44140: content should not contain imageanchor attribute [help]

... gt;&lt;br /&gt;&lt;/span&gt;&lt;/div&gt;</content><link rel='replies' ty ...
                                             ^

Source: https://www.neenarahma.com/feeds/posts/default

<?xml version='1.0' encoding='UTF-8'?><?xml-stylesheet href="http://www.blogger.com/styles/atom.css" type="text/css"?><feed xmlns='http://www.w3.org/2005/Atom' xmlns:openSearch='http://a9.com/-/spec/opensearchrss/1.0/' xmlns:blogger='http://schemas.google.com/blogger/2008' xmlns:georss='http://www.georss.org/georss' xmlns:gd="http://schemas.google.com/g/2005" xmlns:thr='http://purl.org/syndication/thread/1.0'><id>tag:blogger.com,1999:blog-2449384549892723718</id><updated>2024-09-05T00:11:35.603-07:00</updated><category term="food"/><category term="book review"/><title type='text'>Neena Rahma</title><subtitle type='html'>Eating for Living, Traveling for Loving</subtitle><link rel='http://schemas.google.com/g/2005#feed' type='application/atom+xml' href='https://www.neenarahma.com/feeds/posts/default'/><link rel='self' type='application/atom+xml' href='https://www.blogger.com/feeds/2449384549892723718/posts/default'/><link rel='alternate' type='text/html' href='https://www.neenarahma.com/'/><link rel='hub' href='http://pubsubhubbub.appspot.com/'/><author><name>Neena</name><uri>http://www.blogger.com/profile/02923827932672646197</uri><email>noreply@blogger.com</email><gd:image rel='http://schemas.google.com/g/2005#thumbnail' width='16' height='16' src='https://img1.blogblog.com/img/b16-rounded.gif'/></author><generator version='7.00' uri='http://www.blogger.com'>Blogger</generator><openSearch:totalResults>3</openSearch:totalResults><openSearch:startIndex>1</openSearch:startIndex><openSearch:itemsPerPage>25</openSearch:itemsPerPage><entry><id>tag:blogger.com,1999:blog-2449384549892723718.post-609560986777602795</id><published>2022-07-14T01:19:00.002-07:00</published><updated>2022-07-15T02:13:58.609-07:00</updated><category scheme="http://www.blogger.com/atom/ns#" term="food"/><title type='text'>Berwisata ke Malahayu bersama Ibu</title><content type='html'><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjED3pQQL_x8RtHFxp9-AexUP3cjIappj7IvtVF4L_MODNMXt1htV1NnPUGSxcOqFLYQ_irOqCJTCy3hDKW3L5vr6kfn91OP8-lXlOvhR6OTFidTaB01rStiBAnGL3NQ8M7_EhwK5_vIgGrHiWRGOzjrZc2PsxiRtWU64jCBTiV2aPjFcCRFmlhrkhU/s750/3738113127.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="750" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjED3pQQL_x8RtHFxp9-AexUP3cjIappj7IvtVF4L_MODNMXt1htV1NnPUGSxcOqFLYQ_irOqCJTCy3hDKW3L5vr6kfn91OP8-lXlOvhR6OTFidTaB01rStiBAnGL3NQ8M7_EhwK5_vIgGrHiWRGOzjrZc2PsxiRtWU64jCBTiV2aPjFcCRFmlhrkhU/w640-h426/3738113127.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber foto : tourismnews.com</td></tr></tbody></table> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> &nbsp;Akhir tahun kemarin, sebelum kembali ke Belanda, aku sekeluarga berkunjung terlebih dahulu ke rumah orang tua dan mertua. Menghabiskan waktu sepuasnya sebelum berpisah jauh meninggalkan Indonesia tak puas rasanya jika tanpa jalan-jalan. Saat berkunjung ke rumah ibu, aku punya rencana untuk mengajak ibu jalan-jalan ke Malahayu. Mengajak Ibuku berwisata adalah salah satu wishlist yang sudah lama kubuat. Apalagi setelah Ayah tiada, ibu lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja. Sementara dulu kala Ayah masih hidup, kemana pun ayah pergi, Ibu seringkali ikut menemani.&nbsp; Merencanakan untuk mengunjungi Malahayu bukanlah tanpa alasan. Tempat tersebut cukup dekat dari rumah kami di Brebes dan memiliki kenangan tersendiri buat saya dan Ayah. Malahayu menjadi tempat wisata yang sangat terkenal di daerah saya sewaktu saya kecil. Pokoknya saat liburan tiba atau sekolah mau mengadakan study tour, Malahayu biasanya menjadi tempat wisata pilihan. Selain dekat tentunya murah dan ada banyak hal yang bisa dipelajari juga di sana.&nbsp; Kala saya kecil sayangnya saya tidak diperbolehkan Ayah untuk ikutan study tour. Setiap ada kegiatan wisata dari sekolah, saya seringnya dilarang. Akhirnya sampai saya kuliah, saya belum pernah menginjakkan kaki di Malahayu. Hingga suatu ketika muncul foto waduk Malahayu di instagram story teman. Kata mereka sekarang Malahayu semakin banyak perubahan. Keren banget pemandangannya. Dengan manfaat internet, kemudahan mengakses berbagai tempat wisata pun makin mudah ya. Internetnya Indonesia yang makin meluas memberikan keuntungan buat tempat wisata sendiri biasanya makin viral dan banyak dikunjungi. Seperti saat saya ke sana bersama keluarga kecil saya, ibu, ponakan dan kakak ipar. Meski hari itu adalah weekday dan tempat wisata tersebut sedang dalam perbaikan namun tetap saja ramai pengunjung.&nbsp; Kami benar-benar menghabiskan waktu sepuasnya saat berwisata di sana. Apalagi saya. Karena baru kali itu saya mengunjungi Malahayu, saya ingin puas-puasin menikmati berbagai macam wahana serta kulinernya.<div> </div> Dan untuk pertama kalinya saya melihat ibu saya sangat puas saat kami bersama-sama naik perahu menyusuri waduk. Ibu saya bilang bahwa baru kali ini menyusuri tempat untuk jalan-jalan dengan leluasa. Karena kebetulan ke sana bersama keponakan yang sudah remaja, kami pun banyak mengambil foto bersama lalu membagikan fotonya di grup whatsapp keluarga. Senangnya komunikasi antar keluarga yang terpencar di berbagai kota kini lebih mudah dan akrab dengan menggunakan IndiHome saat di rumah dan Telkom Indonesia saat keluar rumah. Menyusuri waduk yang lumayan luas ini menghabiskan waktu hampir satu jam. Lumayan puas rasanya menikmati pemandangan air yang membiru dengan langit yang cerah membiru juga. Cukup dengan 100 ribu rupiah kami sudah bisa mengelilingi waduk Malahayu yang luasnya sekitar 46 juta m3 Kami sempatkan juga untuk mengobrol dengan pemilik perahunya. Katanya sih belakangan ini lagi mayan sepi. Jadi harga pun diturunkan biaya banyak yang minat. Kasihan ini bapaknya juga sudah sepuh gitu. Di tengah perjalanan mengelilingi waduk, tetiba ada dua pria yang mengayunkan tangannya. Seperti meminta kami untuk mendekat. Mungkin mereka mau ikutan numpang di perahu ini. Benar saja. Pemilik perahu mendekatkan perahunya menuju dua pria tersebut. Ternyata mereka sudah memancing di sana. Banyak juga yang sengaja menyempatkan waktu untuk memancing di sana. Lumayan hasil pancingannya banyak juga. Setelah lelah menyusuri waduk, kami pun menikmati kulineran khas sana, Ikan bakar dengan sambal kacang yang sedap. Kata kakak ipar saya, ini menu makanan paling enak yang ada di waduk Malahayu. Senangnya, Ibu saya langsung bilang kalau beliau yang mau traktir kami semua. Meski pas bayar ibu saya yang jarang banget makan di luar ini kaget dengan harga satu ikan bakar yang hampir seratus ribu. Wkwk. Tapi saat mau saya bayar tetap nggak mau. Sesekali, katanya. <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwk8hY4rhqzyQETw66MY_Hm6MhyimwIAvbbfWLP2J0pGrKZMomiemaWEaSdudnA_ABuP6TcRjkTXDKYkv-F84-0t4brWRhV1i_qyQZpuzhhyKKjciswfi4nhvCUIlGcCwneWDV0JB66XFX2_I0YQjr9v45LBCAlHupOTJ0jh9U1pGACed2vrMKnxOe/s1325/IMG_20211223_150350.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="595" data-original-width="1325" height="288" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwk8hY4rhqzyQETw66MY_Hm6MhyimwIAvbbfWLP2J0pGrKZMomiemaWEaSdudnA_ABuP6TcRjkTXDKYkv-F84-0t4brWRhV1i_qyQZpuzhhyKKjciswfi4nhvCUIlGcCwneWDV0JB66XFX2_I0YQjr9v45LBCAlHupOTJ0jh9U1pGACed2vrMKnxOe/w640-h288/IMG_20211223_150350.jpg" width="640" /></a></div>Alhamdulillah, seharian jalan-jalan di waduk Malahayu akhirnya pulang kami diguyur hujan yang lumayan deras. Puas sekali rasanya jalan-jalan bersama keluarga. Dengan internetnya Indonesia, semoga makin banyak tempat wisata yang dikenal banyak orang tapi tetap terjaga keasrian alamnya. Aamiin.&nbsp;&nbsp;&nbsp; </content><link rel='replies' type='application/atom+xml' href='https://www.neenarahma.com/feeds/609560986777602795/comments/default' title='Posting Komentar'/><link rel='replies' type='text/html' href='https://www.neenarahma.com/2022/07/berwisata-ke-malahayu-bersama-ibu.html#comment-form' title='0 Komentar'/><link rel='edit' type='application/atom+xml' href='https://www.blogger.com/feeds/2449384549892723718/posts/default/609560986777602795'/><link rel='self' type='application/atom+xml' href='https://www.blogger.com/feeds/2449384549892723718/posts/default/609560986777602795'/><link rel='alternate' type='text/html' href='https://www.neenarahma.com/2022/07/berwisata-ke-malahayu-bersama-ibu.html' title='Berwisata ke Malahayu bersama Ibu'/><author><name>Neena</name><uri>http://www.blogger.com/profile/02923827932672646197</uri><email>noreply@blogger.com</email><gd:image rel='http://schemas.google.com/g/2005#thumbnail' width='16' height='16' src='https://img1.blogblog.com/img/b16-rounded.gif'/></author><media:thumbnail xmlns:media="http://search.yahoo.com/mrss/" url="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjED3pQQL_x8RtHFxp9-AexUP3cjIappj7IvtVF4L_MODNMXt1htV1NnPUGSxcOqFLYQ_irOqCJTCy3hDKW3L5vr6kfn91OP8-lXlOvhR6OTFidTaB01rStiBAnGL3NQ8M7_EhwK5_vIgGrHiWRGOzjrZc2PsxiRtWU64jCBTiV2aPjFcCRFmlhrkhU/s72-w640-h426-c/3738113127.jpg" height="72" width="72"/><thr:total>0</thr:total></entry><entry><id>tag:blogger.com,1999:blog-2449384549892723718.post-7990115586812362106</id><published>2022-03-31T03:02:00.007-07:00</published><updated>2022-03-31T03:15:02.929-07:00</updated><category scheme="http://www.blogger.com/atom/ns#" term="book review"/><title type='text'> Kisah Perempuan dalam Review Novel Haniyah dan Ala di Rumah Teteruga</title><content type='html'>Saya membaca novel Haniyah dan Ala di Rumah Teteruga setelah mendengarkan obrolan di podcastnya Leila S Chudori. Sembari memasak, obrolan Leila dengan Lily Yulianti Farid rasanya membuat saya ingin segera mencari buku tersebut. Menggelitik. Bukunya berbicara tentang perempuan, sulawesi, dan bagaimana cengkeh menghidupi mereka.&nbsp; Ssst, ada cuplikan cerita tentang beratnya penjualan cengkeh pada masa orde baru juga, lho. Langsung saja setelah masak usai. Sembari menyiapkan sarapan pagi, saya coba buka store di Gramedia Digital, berharap banget bukunya ada di sana. Daaan, alhamdulillahnya ada. Yeay! <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1oaGMsU5ZMI3dBmW5AM0O9Li8IYAwkhV6W4ABfKfDTf7hfy57rzSB1_3lAj3XEInkRwp-ZpNCPyB5lnmVnptfpv-7riBgUb0V5HlM-KTbaHLRHwqvUdt2CUUX656K2xzk0xXAnptbtEh3eaTEhs9IrT_EHHEe0v9TI1-9LiUHviuoioHSypbVTZ66/s800/review%20buku%20erny%20aladjai%20haniyah%20dan%20ala%20di%20rumah%20teteruga.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="800" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1oaGMsU5ZMI3dBmW5AM0O9Li8IYAwkhV6W4ABfKfDTf7hfy57rzSB1_3lAj3XEInkRwp-ZpNCPyB5lnmVnptfpv-7riBgUb0V5HlM-KTbaHLRHwqvUdt2CUUX656K2xzk0xXAnptbtEh3eaTEhs9IrT_EHHEe0v9TI1-9LiUHviuoioHSypbVTZ66/w640-h400/review%20buku%20erny%20aladjai%20haniyah%20dan%20ala%20di%20rumah%20teteruga.jpg" width="640" /></a></div> <h3 style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left;">Buku karya Erni Aladjai dari Sulawesi</h3> Semenjak bertemu dan kenal lebih dekat dengan teman-teman dari Sulawesi, terutama Makassar, saya merasa ingin lebih akrab dengan kehidupan di sana. Beberapa ceritanya yang masih erat dengan mistis serta makanannya yang banyak cocok dengan lidah saya membuat saya penasaran sekali untuk berkunjung ke sana.&nbsp; Lewat buku karya Erni Aladjai inilah akhirnya saya berkenalan lebih akrab dengan kehidupan Sulawesi di masa lalu. Erni meracik ceritanya dengan sangat detail. Bahkan membuat saya sempat merinding dan takjub saat Erni menuturkan tentang kisah horor di sana. Tapi pesan-pesan tentang penjagaan lingkungan menurut saya masih relate dan perlu sekali untuk kita lestarikan. Tak pelak, buku ini pun mendapatkan penghargaan sebagai pemenang ketiga sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta tahun 2019. Bisa dikatakan, ini merupakan novel etnografis yang erat dengan budaya masyarakat dan permasalahan yang melingkupinya. <h3 style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left;">Kisah tentang Haniah dan Ala di rumah Teteruga</h3> Yup, dilihat dari judulnya saja sudah mengarah pada dua nama itu ya, Haniyah dan Ala. Haniyah adalah ibu dari Ala, anak perempuannya yang tinggal di rumah Teteruga. Ini adalah rumah warisan orangtuanya Haniyah yang bentuknya cukup luas dengan kebun cengkeh di bagian belakangnya. Mereka hanya berdua. Ayahnya Ala sudah meninggal ketika Ala masih kecil. Haniyah pun menghidupi keluarganya dengan warisan pohon cengkeh di kebun yang sangat luas. Kehidupan mereka sangat terpenuhi dari penghasilan cengkeh tersebut. Kehidupan Ala lah yang lebih banyak menjadi pusat cerita dalam buku ini. Dia adalah anak perempuan yang memiliki mata juling dengan masa-masa pubertas yang sulit untuk ia hadapi. Juling dan pubertas menjadi masalah. Dia dikucilkan oleh teman-temannya di sekolah karena juling. Saat menstruasi datang, dia pun semakin merasa takut untuk sekolah. Apalagi, wali kelasnya sangat tidak suportif. Bukannya melindungi dan mendukung, malah makin menyudutkannya. Ala pun jadi benci sekolah. Dalam kemalasannya untuk berangkat ke sekolah, justru ia bertemu dekat dengan sosok bapak yang dijauhi warga sana karena huru-hara masa lalunya. Saat itu pula ia bertemu dengan arwah gentangan bernama Ido. Ia dulunya adalah penghuni rumah teteruga tersebut. Seru sekaligus horor sih kisah mereka berdua ini. Bahkan dari pertemuan Ala dan arwah Ido ini mereka sampai menemukan sebuah kuburan di rumah tersebut. Kuburan siapa coba? Baca aja ya kalau penasaran. Hihi Cengkeh menjadi akrab dengan kehidupan masyarakat di sana. Ala paling senang saat panen, rumah jadi ramai karena banyak orang yang ikut membantu ibunya bekerja. Haniyah mendidiknya Ala dalam diam. Tidak begitu banyak omelan yang dilontarkan. Namun untuk urusan alam, ia sering sekali mengingatkan Ala tentang pentingnya mengurus dan menyayangi alam. <blockquote>'Kau tahu, benda-benda mati, sesungguhnya tidak benar-benar mati. Bubungan, kayu kasau, atap, lantai papan, semuanya 'bernyawa'. Mereka bertahan, sementara kita yang hidup biasanya rapuh dan berakhir... '</blockquote> Ibunya bilang bahwa kita harus menganggap benda mati itu sebagai benda hidup. Artinya, kita tidak boleh memperlakukan mereka semena-mena. Itu juga ajaran dari Ibunya Haniah dulu. Karenanya, sang ibu sering sekali mengingatkannya untuk lebih berhati-hati dalam bersikap dan peduli pada lingkungannya. <h3 style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: left;">Kesan dari Novel Haniyah dan Ala di Rumah Teteruga</h3> Saya sangat terkesima dengan penuturan Erni Aladjai mengisahkan tentang Haniah dan Ala ini. Kehidupan mereka cukup akrab juga dengan kita. Apalagi tentang perundungan yang terjadi pada Ala. Bahkan sekarang pun masih banyak terjadi ya. Pengisahan tentang perempuan mandiri jelas digambarkan dengan detail di sini. Perempuan dan alam pun tak pernah terpisahkan dikisahkan dalam cerita ini. Dari novel ini, saya mendapati beberapa kesan seperti pentingnya menghargai lingkungan, menjadi perempuan mandiri, pentingnya menghargai diri sendiri, serta berani berteman dengan siapa saja.<div> </div><div> </div><div>Ditulis saat hujan salju turun di awal musim semi</div><div> </div><div> Blekerstraat, 31 Maret 2022</div><div> </div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> </div><div>Salam,</div><div> </div><div>Neenarahma</div><div> </div><div> </div><div> </div></content><link rel='replies' type='application/atom+xml' href='https://www.neenarahma.com/feeds/7990115586812362106/comments/default' title='Posting Komentar'/><link rel='replies' type='text/html' href='https://www.neenarahma.com/2022/03/review-novel-haniyah-dan-ala-di-rumah-teteruga.html#comment-form' title='0 Komentar'/><link rel='edit' type='application/atom+xml' href='https://www.blogger.com/feeds/2449384549892723718/posts/default/7990115586812362106'/><link rel='self' type='application/atom+xml' href='https://www.blogger.com/feeds/2449384549892723718/posts/default/7990115586812362106'/><link rel='alternate' type='text/html' href='https://www.neenarahma.com/2022/03/review-novel-haniyah-dan-ala-di-rumah-teteruga.html' title=' Kisah Perempuan dalam Review Novel Haniyah dan Ala di Rumah Teteruga'/><author><name>Neena</name><uri>http://www.blogger.com/profile/02923827932672646197</uri><email>noreply@blogger.com</email><gd:image rel='http://schemas.google.com/g/2005#thumbnail' width='16' height='16' src='https://img1.blogblog.com/img/b16-rounded.gif'/></author><media:thumbnail xmlns:media="http://search.yahoo.com/mrss/" url="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1oaGMsU5ZMI3dBmW5AM0O9Li8IYAwkhV6W4ABfKfDTf7hfy57rzSB1_3lAj3XEInkRwp-ZpNCPyB5lnmVnptfpv-7riBgUb0V5HlM-KTbaHLRHwqvUdt2CUUX656K2xzk0xXAnptbtEh3eaTEhs9IrT_EHHEe0v9TI1-9LiUHviuoioHSypbVTZ66/s72-w640-h400-c/review%20buku%20erny%20aladjai%20haniyah%20dan%20ala%20di%20rumah%20teteruga.jpg" height="72" width="72"/><thr:total>0</thr:total></entry><entry><id>tag:blogger.com,1999:blog-2449384549892723718.post-8183509848739749883</id><published>2022-03-28T03:55:00.003-07:00</published><updated>2022-03-31T03:03:16.121-07:00</updated><category scheme="http://www.blogger.com/atom/ns#" term="food"/><title type='text'>Merindukan Sate Blengong dan Kupat Glabed Khas Brebes</title><content type='html'>&nbsp;Kemarin saat teman saya bikin wa story tentang sate blengong saya tetiba jadi kangen. Kangen untuk menyantapnya bareng sama almarhum Abah. Kangen momen kebersamaan waktu kuliah dulu, di mana saat saya mudik selalu dijemput sama Abah dan kita berhenti dulu di depan alun-alun Masjid Agung Brebes untuk menyantap sate blengong tersebut. Awal dengar sih aneh, kok blengong. Apaan sih artinya? Macam itu satenya? Apa beda dengan satu lainnya? Sebagai warga Brebes, kuliner sate khas brebes jadi daya tarik saat kita berhenti di rest area maupun warung makan yang berjejer sepanjang jalan. Dulu bahkan sebelum ada tol, ada banyak sekali warung sate yang laris manis. Sekarang sayangnya banyak yang sepi. Kecuali mereka yang benar-benar melegenda. Salah satunya adalah sate blengong yang biasanya dipasangkan dengan kupat glabed. Namanya memang terdengar cukup aneh, Blengong dan Glabed. Jadi sate blengong ini adalah sate yang isinya adalah potongan daging mentok yang ukurannya panjang-panjang <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8QNdWCFK7Bt2IKPQ1yRF9EpEJeIVOPigiZQgMcIh0zOf6y-Ed-01FD1deEOXIYJcehx7joKvQ6hw1J3qDdAdSKaYkcMn1lOX_oT_TxwsnEybFXP5sFkaDz8Yd44bzl_PYVxybzYTGaSu2EFdIFoj_-j-BJcgjZ085-nlUTJtp3uYxpmFGvw4ueHtN/s296/sate-blengong1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="170" data-original-width="296" height="170" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8QNdWCFK7Bt2IKPQ1yRF9EpEJeIVOPigiZQgMcIh0zOf6y-Ed-01FD1deEOXIYJcehx7joKvQ6hw1J3qDdAdSKaYkcMn1lOX_oT_TxwsnEybFXP5sFkaDz8Yd44bzl_PYVxybzYTGaSu2EFdIFoj_-j-BJcgjZ085-nlUTJtp3uYxpmFGvw4ueHtN/s1600/sate-blengong1.jpg" width="296" /></a></div> lalu kuahnya itu adalah santan pedas dengan perpaduan saus kacang.&nbsp; Sate blengong ini kurang sah kalau disantap hanya satenya saja. Perlu dibarengi sama kupat glabed. Nah, kalau kupat glabed ini sebenarnya hampir sama saja dengan kupat pada umumnya.&nbsp;Biasanya disajikan dengan kuah kuning dan kerupuk beras serta tentu saja dikasih awuran goreng bawang merah biar makin sedap. Momen saya untuk menyantap sate blengong dan kupat glabed ini pasti seringnya saat mudik liburan kuliah dan bersama Ayah saya. Dulu kan belum ada kereta ya. Jadi mudik itu biasanya&nbsp; saya menggunakan travel langganan dari tegal. Dari situ biasanya&nbsp; sudah dijemput sama Abah. Lalu sembari istirahat dulu karena siangnya Abah juga sudah dari kantor, Abah akan menawarkan untuk isitrahat sejenak di alun-alun kota Brebes yang letaknya tidak jauh dari Masjid Agung Brebes. Ya, biar sekalian sholat gitu. Entah kenapa Abah itu suka banget sama sate ini. Waktu itu malah saya ketagihannya dengan kupat glabednya. Sebagai pecinta opor ayam, saya suka dengan tekstur dan kuah kuningnya yang gurih.&nbsp; Ah, saya tetiba kangen Abah dan kangen momen makan bareng sate blengong dan kupat glabed bareng beliau. Besok kalau balik Brebes wajib banget nyicip sate blengong dan kupat glabed nih. <div> </div></content><link rel='replies' type='application/atom+xml' href='https://www.neenarahma.com/feeds/8183509848739749883/comments/default' title='Posting Komentar'/><link rel='replies' type='text/html' href='https://www.neenarahma.com/2022/03/merindukan-sate-blengong-dan-kupat.html#comment-form' title='2 Komentar'/><link rel='edit' type='application/atom+xml' href='https://www.blogger.com/feeds/2449384549892723718/posts/default/8183509848739749883'/><link rel='self' type='application/atom+xml' href='https://www.blogger.com/feeds/2449384549892723718/posts/default/8183509848739749883'/><link rel='alternate' type='text/html' href='https://www.neenarahma.com/2022/03/merindukan-sate-blengong-dan-kupat.html' title='Merindukan Sate Blengong dan Kupat Glabed Khas Brebes'/><author><name>Neena</name><uri>http://www.blogger.com/profile/02923827932672646197</uri><email>noreply@blogger.com</email><gd:image rel='http://schemas.google.com/g/2005#thumbnail' width='16' height='16' src='https://img1.blogblog.com/img/b16-rounded.gif'/></author><media:thumbnail xmlns:media="http://search.yahoo.com/mrss/" url="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8QNdWCFK7Bt2IKPQ1yRF9EpEJeIVOPigiZQgMcIh0zOf6y-Ed-01FD1deEOXIYJcehx7joKvQ6hw1J3qDdAdSKaYkcMn1lOX_oT_TxwsnEybFXP5sFkaDz8Yd44bzl_PYVxybzYTGaSu2EFdIFoj_-j-BJcgjZ085-nlUTJtp3uYxpmFGvw4ueHtN/s72-c/sate-blengong1.jpg" height="72" width="72"/><thr:total>2</thr:total></entry></feed>

If you would like to create a banner that links to this page (i.e. this validation result), do the following:

Download the "valid Atom 1.0" banner.
Upload the image to your own server. (This step is important. Please do not link directly to the image on this server.)
Add this HTML to your page (change the image src attribute if necessary):

<a href="http://www.feedvalidator.org/check.cgi?url=https%3A//www.neenarahma.com/feeds/posts/default"><img src="valid-atom.png" alt="[Valid Atom 1.0]" title="Validate my Atom 1.0 feed" /></a>

If you would like to create a text link instead, here is the URL you can use:

http://www.feedvalidator.org/check.cgi?url=https%3A//www.neenarahma.com/feeds/posts/default

Home · About · News · Docs · Terms